Caleg : Kan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta. Namun, semuanya bisa kita
lakukan jika bersama sama. Karena …..
Petani : Karena uang sudah di lipat di bawah meja, hingga meja pun tak bisa melihatnya.
Sudah letih menggarap sawah, hasil tak ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut
pejabat yang seperti …..
Maling : Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang tangan dan sebutan indah lainnya.
Nyawa menjadi pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan…..
Petani : Perut pejabat gendut – gandut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani
ada pajak para pedagang kecil… Lihat kami, sengsara merasakan…..
Caleg : Kebahagiaan besar untuk kami, mampu memperjuangkan hak – hak para petani,
hak – hak kaum buruh yang terinjak-injak, hak – hak para anak – anak generasi bangsa,
untuk para koruptor, akan ku …….
Maling : Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak – anakku butuh
sesuap nasi, butuh lembaran bergambar soekarno untuk pendidikan nya, hanya sebatas
ayam tetangga, aku bisa di…….
Caleg : Hukum mati. Hukum mati. Hukum mati. Untuk mereka yang sudah menggelapkan
uang rakyat, mari kita….
Petani : Potong. lalu tinggal di cangkul dan terus seperti itu. Akan tetapi pupuk kain naik
harganya, adakah para pejabat memikirkan nasib kami para petani, di sini kami terseok –
seok diantara tanaman padi di sana mereka….
Maling : Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak – anakku, sebenarnya tak ingin
kucukupkan perut mu, pendidikanmu dengan uang haram. Namun apa daya, pekerjaan
susah ditemukan dan didapatkan, harga yang semakin naik, dan hidup terlalu sulit untuk ku.
Walaupun nanti aku ketahuan dan di bunuh oleh mereka yang……
Puisi Berantai Lucu 3 Orang : Kuli Bangunan, Penjual Burung, dan Pemuja Wanita
Kuli Bangunan : Dalam hamparan tanah yang kosong itu ku buat sebuah bangunan untuk,,,
Penjual Burung : Burungku dia lucu sekali setiap pagi pagi aku kasih makan dan tiap pagi juga aku
masukan,,,
Pemuja Wanita : Celana pacar ku ketat sekali seperti satlantaz briptu norman, yang body nya kekar
seperti,,,
Penjual Burung : Sangkar burung ku, dan jelek sekali. akan aku ganti dengan,sehingga dibutuhkan besi
dan seng untuk,,,
Pemuja Wanita : Calon mertua ku. kerjaannya marah – marah saja, tiap pagi minum kopi dan
sarapannya,,,
Kuli Bangunan : Pasir, semen aku campur dgn air,kan aku aduk untuk,,,
Penjual Burung : Memoles burung ku, sangat indah sekali, sehingga semua terpesona padad burung
ku, dan sering kali kau mengelus – elus,,,
Pemuja Wanita : Hidung pacar ku, mancung seperti pinokio, lesung di pipi nya menambah ketampanan
nya, aku berat untuk,,,
Penjual Burung : Burung ku, sangat indah dan lucu itu, akhirnya terlepaz dari,,,
Kuli Bangunan : Besi pondasi, yang aku rangkai amat panjang, sepangang,,,
Penjual Burung : Burung ku, lepas lagi dari sangkar nya, aku sedih sekali ingin aku menangis,,,,
Pemuja Wanita : Bapa ku, org nya bijaksana dia sangat baik pada aku, sehingga dalam ultah nya nanti,
ingin aku beri hadiah,,,
Kuli Bangunan : Dua sax semen, akan aku aduk tapi aku sudah lelah, karena dari pagiku belum makan,,,,
Penjual Burung : Kroto,belalang, ulat itu makanan burung aku dan sedikit aku beri vitamin C agar
cepat,,,
Pemuja Wanita : Mati aku, ketika melihat pacar aku, memakai baju,,,
Kuli Bangunan : Batu bata, kutumpuk samping rumah aku hingga aku lelah mengejar,,
Pemuja Wanita : Pacar ku, aku semakin cinta padanya karna kemarin datang ke rumah membawa oleh –
oleh,,,