A. Kompetensi Inti
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk
kompetensi yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap bahasa,
(3) kompetensi pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks puisi, peserta didik diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian puisi
2. Menyimpulkan unsur pembangun puisi berupa unsur batin dan unsur fisik dari teks
puisi yang sudah didengar atau dibaca secara benar, percaya diri, dan tanggung jawab.
Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks puisi, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menentukan dan menafsirkan unsur pembangun puisi dari teks puisi yang
diperdengarkan atau dibaca
2. Mengidentifikasi isi puisi dengan meliputi unsur batin (tema, suasana, dan amanat)
dan unsur fisik (diksi, imaji, rima dan tipografi) secara benar, percaya diri, dan
tanggung jawab.
Pertemuan Ketiga
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks puisi, peserta didik diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis puisi lama dan puisi baru (modern)
2. Menentukan jenis-jenis puisi lama dan puisi baru (modern) secara benar, percaya
diri, dan tanggung jawab.
D. Materi Pembelajaran
Materi
Regular Pengayaan Remedial
Faktual : Pengertian teks puisi Unsur-unsur
contoh puisi Unsur pembentuk puisi pembentuk teks puisi
Simpulan isi, unsur Simpulan isi, unsur
Konsep : pembangun puisi dan pembangun puisi dan
Pengertian teks puisi jenisnya jenisnya
Unsur pembentuk puisi Periodesasi puisi
Simpulan isi (Makna)
Unsur pembangun puisi
- Unsur batin : tema,
suasana, dan amanat
- Unsur fisik : diksi,
imaji, kata konkret,
rima, dan tipografi
Periodesasi puisi
(pengayaan)
Sumber belajar :
Sumber Buku
Kosasih, E. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/ MTs Kelas VIII Edisi
Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/ MTs Kelas VIII Edisi
Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Amari, Putri dan Indah. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII.
Tangerang :Quadra.
Sumber Internet
https://coretan-pena-pemula.blogspot.com/2013/07/unsur-unsur-puisi-
struktur-fisik-dan.html?m=1
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik. 10 menit
2. Ketua kelas memimpin doa untuk memulai
pembelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru mengondisikan kelas untuk siap memulai
pembelajaran.
5. Guru memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam
materi yang akan disampaikan.
6. Guru melakukan kilas balik materi pembelajaran
sebelumnya.
7. Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi
dalam pembelajaran.
Kegiatan inti 1. menyajikan puisi lama dan puisi baru (modern). 100 menit
2. Siswa menanggapi puisi yang telah disajikan.
3. Peserta didik mengamati penjelasan dari guru mengenai
materi pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi lama
dan puisi baru (modern).
4. Peserta didik mengamati contoh-contoh puisi yang di
sajikan.
5. Peserta didik memberi komentar terhadap contoh puisi
yang telah diamati.
6. Peserta didik bertanya jawab tetang materi yang telah
disampaikan.
7. Peserta didik diberi waktu 5 menit untuk membaca
ulang materi yang telah dipelajari.
8. Peserta didik diminta untuk menutup semua buku
Bahasa Indonesia.
9. Peserta didik menyiapkan kertas selembar
10. Guru memberikan soal-soal
11. Peserta didik diberi waktu 15 menit untuk menjawab
soal
12. Kumpulkan soal dan jawaban kepada guru
H. Penilaian
1. teknik penilaian
a. penilaian sikap : observasi/ pengamatan
b. penilaian pengetahuan : tes tulis
c. penilaian keterampilan : tes unjuk kerja
2. bentuk penilaian
a. observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. tes tulis : uraian dan lembar kerja
c. tes unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
3. penilaian remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya
belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui tes mengenai unsur
pembangun teks puisi dan penugasan membuat teks puisi.
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN
FORMAT KISI-KISI
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Cilegon
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
PEDOMAN PENSKORAN
1. Cek daftar skala penilaian
2. Rumus pengelolaan data :
Skor = (jumlah skor diperoleh/ skor maksimal) x 100
Penilaian
No Nama peserta didik Aspek pengamatan
Baik Cukup Kurang
1 1
2
3
2 1
2
3
3 1
2
3
4 1
2
3
5 1
2
3
Pertemuan pertama
Spesifikasi
1. Jenis media : visual
2. Cara penggunaan : penayangan
3. Alat dan bahan pembuatan : proyektor
4. Cara pembuatan : digital
Pertemuan kedua
Spesifikasi
1. Jenis media : visual
2. Cara penggunaan : penayangan
3. Alat dan bahan pembuatan : proyektor
4. Cara pembuatan : digital
Pertemuan ketiga
Spesifikasi
1. Jenis media : visual
2. Cara penggunaan : penayangan
3. Alat dan bahan pembuatan : proyektor
4. Cara pembuatan : digital
INSTRUMEN PENUGASAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SatuanPendidika : SMP Negeri 3 Cilegon
n
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : VII
Pertemuan : Pertama
Materi : Definisi, tema, makna, dan amanat puisi
Tugas
1. Tentukanlah tema, makna dan amanat dari teks puisi yang telah dibaca!
INSTRUMEN PENUGASAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SatuanPendidika : SMP Negeri 3 Cilegon
n
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : VIII
Pertemuan : Kedua
Materi : Unsur pembangun teks puisi
Tugas
1. Tentukan unsur pembangun dari teks puisi yang didapatkan kelompokmu, lalu
presentasikan di depan kelas!
No Unsur pembangun jawaban
1. Tema
2. Suasana
3. Amanat
4. Diksi
5. Imaji
6. Rima
7. Tipografi
Keterangan :
1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik
INSTRUMEN PENUGASAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Tugas
1. Tentukanlah jenis puisi sesuai teks puisi yang didapat beserta ciri-cirinya! Kemudian
presentasikan di depan kelas!
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian teks puisi
Puisi adalah jenis karya sastra yang mengungkapkan suatu pikiran dan
perasaan secara imajinatif serta padat bentuk juga maknanya. Penekanan pada segi
estetik suatu bahasa serta penggunaan pengulangan kata, rima, dan irama merupakan
hal yang membedakan puisi dan prosa dalam karya sastra. Perbedaan puisi dan prosa
yang paling terlihat yaitu dari jumlah kata dan kalimatnya. Pada puisi, penggunaan
kata dan kalimatnya dipadatkan, sedangkan pada prosa lebih terperinci karena dalam
bentuk penceritaan secara gamblang.
Terlihat kaku, karena puisi lama sangat terikat dengan aturan di dalamnya
Merupakan karya turun temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya
Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
1. Syair
Syair berasal dari Arab. Ciri khas dari syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu
bait dengan sajak a-a-a-a. Syair biasanya berisi tentang suatu cerita dengan nasihat di
dalamnya.
2. Pantun
Pantun dikenal luas oleh masyarakat. Sampai sekarang pun pantun masih sering
digunakan, baik dalam upacara adat atau untuk komunikasi. Acara pernikahan dalam
adat Betawi masih melestarikan budaya berpantun di dalamnya. Ciri khas dari pantun
adalah:
Bersajak a-b-a-b
1 bait terdiri dari 4 baris,
Setiap 1 baris dapat terdiri dari 8 – 12 suku kata,
2 baris awal merupakan sampiran dan 2 baris berikutnya adalah isi.
3. Seloka
Seloka adalah jenis puisi Melayu. Nama lain seloka adalah pantun berkait, hal ini
karena terdiri lebih dari satu bait yang masih terkait. Seloka berisi tentang sindiran,
ejekan, atau senda gurau yang dinyatakan dalam suatu perumpamaan. Ciri pada
seloka adalah bait kedua dan keempat pada bait pertama dipakai pada baris pertama
dan ketiga pada bait selanjutnya. Ciri khas ini ada pada setiap bait.
4. Gurindam
Puisi lama jenis gurindam berisi tentang suatu nasihat, dengan aturan setiap bait
terdiri dari 2 baris dan bersajak a-a. Puisi ini berasal dari Tamil (India).
5. Karmina
Karmina memiliki nama lain pantun kilat karena mirip dengan pantun tetapi pendek
isinya. Jenis puisi ini identik dengan pola sajak lurus (a-a). Pantun kilat ini biasanya
digunakan untuk menyindir seseorang.
6. Mantra
Jenis-jenis puisi lama yang menarik yaitu mantra, karena mantra sering dikaitkan
dengan hal-hal yang mengandung kekuatan ghaib. Mantra mempunyai rima dan irama
dan terkenal dengan sifatnya yang misterius. Bahasa yang digunakan dalam mantra
biasanya menggunakan majas metafora dan bersifat esoferik. Esoferik merupakan
bahasa khusus yang dipakai antara pembicara dan lawan bicara.
7. Talibun
Hampir mirip dengan pantun, talibun merupakan jenis jenis puisi lama yang juga
mempunyai sampiran dan isi. Hal yang membedakan dengan pantun adalah talibun
memuat lebih banyak baris, yaitu sekitar 6 sampai 20 baris. Jumlah baris pada talibun
harus berjumlah genap. Dalam talibun, setengah isinya merupakan sampiran dan
setengahnya lagi merupakan isi. Misalnya, jika talibun berisi 6 baris maka 3 baris
pertama adalah sampiran dan 3 baris selanjutnya adalah isi, dengan sajak a-b-c-a-b-c.
Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terkait dengan aturan-aturan sehingga lebih bebas
bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, bari, ataupun sajak.
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:
Bentuknya rapi dan simetris.
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain.
Sebagian besar puisi empat seuntai.
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis Puisi Baru
Puisi baru menurut isinya dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu:
1. Balada
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2. Himne
Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang
pahlawan, tanah air atau almamater. Sekarang ini pengertian himne menjadi
berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap
sesuatu yang dihormati (Guru, Pahlawan, Dewa, Tuhan) yang bernafaskan ketuhanan.
3. Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
4. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa
Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke
arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar; atau teladan.
5. Romansa
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa
Perancis romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu
dendam, serta kasih mesra.
6. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
7. Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin satura yang
berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu
golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, korup, zalim, dll.).
8. Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua. Dua
bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang
berarti suara. Jadi soneta secara harfiah berarti puisi yang bersuara. Di Indonesia,
soneta masuk dari Negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan
Roestam Effendi, karena itu mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak
Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta
Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya.
Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
1. Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
2. Terzina
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
3. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
4. Kuint
Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
5. Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
6. Septime
Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
7. Oktaf/Stanza
Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain,
atau puisi delapan seuntai).