Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP LURING

Satuan Pendidikan : SMPN 1 TALANG


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B.  Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3. 3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur3.7.1  3.7.2 Peserta didik dapat memahami
pembangun teks puisi yang Pengertian unsur-unsur pembangun
diperdengarkan atau dibaca. puisi
3.7.2  3.7.3 Peserta didik dapat
mengidentifikasi Unsur-unsur
pembangun teks puisi
4.74.7 Menyimpulkan unsur-unsur
pembangun makna puisi yang 4.7.1  .4.1.2 Peserta didik dapat
diperdengarkan atau dibaca menyimpulkan unsur-unsur
pembangun puisi
4.7.2  4.1.3 Peserta didik dapat
menyimpulakan makna  puisi
C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendengarkan atau membaca puisi, peserta didik dapat mengetahui


struktur pembangun puisi:
a. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan bunyi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
b. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan diksi dan suasana dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
c. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
mengungkapkan bahasa kiasan  dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
d. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan citraan dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
e. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan tipografi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Puisi
2. Unsur pembangun puisi

E. Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Penugasan
.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media/Alat :
1. Laptop, LCD
2. LKS/Buku paket
3. Teks puisi
b. Bahan : Teks Puisi dan LKPD
c.  Sumber Belajar
1. Deti. Auliya, Ani. 2016. Bahasa Indonesia  Kelas VIII. Bandung: Yrama Widya
2. Video
3. Internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan ( 10 Menit )


a. Peserta didik menjawab salam, dan berdoa untuk mengawali pembelajaran
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru menanyakan pemahaman materi sebelumnya.
d. Guru membangun konteks dengan mengajak peserta didik bernyanyi yang syairnya
berbentuk puisi
e. Guru mengajak seluruh peserta didik bernyanyi dengan bimbingan lirik lagu dari guru
dengan syair lagu berbentuk puisi
f. Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
g. Membentuk kelompok antara 4-5 Peserta didik, dengan Peserta didik yang pandai
menjadi kelompok dan yang lainnya menjadi anggota.

Kegiatan Inti ( 25 Menit )


a. Peserta didik mengamati contoh-contoh puisi yang disajikan
b. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum diketahui dari contoh-contoh puisi
c. Peserta didik  mengumpulkan informasi tentang unsur unsur yang membangun puisi
d. Peserta didik  berdiskusi tentang (tema,nada, rasa, dan amanat puisi) dengan
menggunakan lembar kerja dari guru.
e. Guru membimbing peserta didik  yang mengalami kesulitan.
f. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan berbagai informasi tentang
unsur pembangun puisi puisi
g. Melaksanakan tes tertulis

Kegiatan Penutup ( 10 Menit )


a. Guru memberikan reviuw hasil pembelajaran
b. Guru memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran.
c. Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan
bimbingan guru.
d. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

H.  Penilaian
A. Teknik Penilaian
a. Sikap (Observasi/jurnal)
b. Pengetahuan
- Tes tertulis
c. Keterampilan
- Produk
- Praktik

B. Remedial dan Pengayaan

Remedial
1. Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
dan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang sudah melampaui
KKM. Remedial terdiri atas dua bagian: remedial karena belum mencapai
KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar.
2. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).

Pengayaa
n
1. Pengayaan diberikan dalam bentuk penugasan menulis pantun secara
individu kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai KKM atau
mencapai Kompetensi Dasar.
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
3. Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang
membutuhkan pengembangan lebih luas.

MATERI PEMBELAJARAN

a. Pengertian Teks Puisi


Yang dimaksud dengan teks puisi ialah sebuah teks monolog yang isinya tidak
merupakan sebuah alur. Selain itu, teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu
(Luxemburg, 1984). Namun, dalam perkembangannya, perbedaan antara bahasa
dan bentuk naratif dan puisi memang tidak selalu tegas. Beberapa pandangan lain
mengenai puisi: a) puisi juga merupakan ekspresi bahasa yang kaya dan penuh
daya pikat (James Reevas). b) puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat
musikal (Thomas Carlye). c) puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo). d)
puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer).

b. Unsur-Unsur Pembangun Puisi


1. Bunyi
Unsur bunyi merupakan salah satu unsur yang menonjol untuk membedakan antara
bahasa puisi dan bahasa prosa. Bahasa puisi cenderung menggunakan unsur
perulangan bunti. Bunyi memiliki peran antara lain adalah agar puisi terdengar
merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi merupakan salah
satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan (Sayuti, 2002).
Sebenarnnya puisi hadir untuk disuarakan daripada dibacakan tanpa suara. Dengan
cara ini, keindahan puisi dapat dirasakan lebih intensif. Hal-hal yang perlu dikaji
berkaitan dengan masalah kepuitisan apa saja yang digunakan, disiasati, dan
didayakan untuk menghasilkan bunyi yang indah. Sarana yang dimaksud antara lain
persajakan, irama, orkestrasi dan fungsi lain. (Nurgiantoro, 2014:154).

2. Diksi 
Unsur diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams, 1981). Setiap
penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang ingin
diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai. Diksi juga sering menjadi ciri khas
seorang penyair atau zaman tertentu. Aspek leksikan sangatlah penting dalam karya
sastra. Aspek leksikal adalah satuan bentuk terkecil dalam konteks struktur sintaksis
dan wacana (Nurgiyantoro, 2014: 172). Aspek leksikal ini sama pengertiannya
dengan diksi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam
penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan (KBBI, 2005: 264). Aspek leksikal dalam karya sastra dapat
berupa penggunaan bahasa lain atau percampuran bahasa, kolokial, munculnya
bentuk baru, makna khusus, ragam kata, kata menyimpang, dan lain sebagainya.

3. Bahasa Kiasan/ figuratif


Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian
bahasa yang biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan
dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu (Abrams, 1981). Bahasa kias memiliki
beberapa jenis yaitu personifikasi, metafora, perumpamaan, simile, metonimia,
sinekdoki, dan alegori (Pradopo, 1978).

a. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan.


Gaya ini biasanya dipakai jika seseorang bermaksud melebihkan sesuatu yang
dimaksudkan dibandingkan keadaan yang sebenarnya dengan maksud untuk
menekankan penuturannya. (Nurgiyantoro, 2014:261).
Contoh hiperbola: Darah mulai mengucur membanjiri lengannya.
b.Ironi adalah pernyataan yang mengandung makna bertentangan dengan apa yang
dinyatakannya. Gaya ini juga menampilkan stile yang bermakna kontras.
Penggunaan gaya ini dimaksudkan untuk menyindir, mengritik, mengecam, atau
sejenisnya. Gaya ironi biasanya tingkat intensitas sindirannya rendah, sedangkan
sindiran yang tajam biasanya memakai gaya sarkasme. (Nurgiyantoro, 2014:270).
Contoh ironi: Sebenarnya aku benci rumah yang memberiku kerinduan untuk
pulang.
c.Ambiguitas adalah pernyataan yang mengandung makna ganda
Contoh ambiguitas: Mayat diloncati oleh kucing hidup.
d. Paradoks merupakan pernyataan yang memiliki makna yang bertentangan
dengan apa yang dinyatakan.
Contoh paradoks: Tidak setiap derita/ jadi luka/ tidak setiap sepi/jadi duri.
e. Litotes adalah pernyataan yang menganggap sesuatu lebih kecil dari realitas yang
ada. Lilotes berkebalikan dengan hiperbola. Apabila gaya hiperbola menekankan
dengan cara melebih-lebihkan, gaya litotes justru dengan cara mengecilkan fakta
dari keadaan sesungguhnya. (Nurgiyantoro, 2014:265).
Contoh litotes: Mampirlah ke gubuku sejenak.
f.Elipsis merupakan pernyataan yang tidak diselesaikan tetapi ditandai dengan .....
(titik-titik).
Contoh elipsis: Wahai angin...sampaikan salamku padanya.

4. Citraan Puisi
Citraan merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa yang mampu membangkitkan
kesan yang konkret terhadap suatu objek, pemandangan, aksi, tindakan, atau
pernyataan yang dapat membedakannya dengan pernyataan atau ekspositori yang
abstrak dan biasanya ada kaitannya dengan simbolisme (Baldic, via Nurgiyantoro,
2014:276). Unsur ciraan  merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi yang
ditimbulkan melalui kata-kata (Pradopo, 1978). Ada berbagai macam jenis citraan
diantarannya:
a. citraan penglihatan (visual imagery)
Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek yang dapat
dilihat oleh mata, dapat dilihat secara visual. 
b. citraan pendengaran (auditory imagery)
Citraan pendengaran (auditif) adalah pengonkretan objek bunyi yang didengar oleh
telinga. (Nurgiyantoro, 2014:281).
c. citraan rabaan (thermal imagery)
Citraan gerak (kinestetik) adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek
gerak yang dapat dilihat oleh mata. (Nurgiyantoro, 2014:282).
d. citraan pengecapan (tactile imagery)
Citraan rabaan (taktil termal) menunjuk pada pelukisan rabaan secara konkret walau
hanya terjadi di rongga imajinasi pembaca. (Nurgiyantoro, 2014:283).
e. citraan penciuman (olfactory imagery)
Citraan penciuman (olfaktori) menunjuk pada pelukisan penciuman secara konkret
walau hanya terjadi di rongga imajinasi pembaca. (Nurgiyantoro, 2014:283).

5. Bentuk Visual Puisi (tipografi)


Bentuk visual merupakan salah satu unsur yang paling mudah dikenal. Bentuk ini
meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris.
contoh puisi dengan bentuk visual zigzag

TRAGEDI WINKA & SIHKA

kawin
    kawin
        kawin
            kawin
                kawin
                     ka
                    win
               ka
            win
           ka
         win
      ka
   win
ka
    winka
        winka
            sihka
               sihka
                  sihka
                        sih
                     ka
                  sih
               ka
            sih
          ka 
       sih
    ka
  sih
ka
   sih
      sih
         sih
            sih
               sih
                  sih
                     ka
                         Ku

6. Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.


Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup:
Onomatope adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam,
"cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
Bentuk intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata),
dan sebagainya.
Pengulangan kata/ungkapan.
Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian
kesatuan bunyi dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi
rendah nada; ritme
Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku
kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku
kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis

2. Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung
dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

(1) Tema/makna (sense)


Tema adalah pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar
mengarang, menggubah/mengarang sajak, dsb). Media puisi adalah bahasa. Maka
puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.

(2) Rasa (feeling)


Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial
dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-
kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.

(3) Nada (tone),


Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,
menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

(4) Amanat/tujuan/maksud (itention)


Amanat adalah gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan
pengarang kpd pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SMPN 1 TALANG


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3. 3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur3.7.1   3.7.2 Peserta didik dapat
pembangun teks puisi yang memahami Pengertian unsur-unsur
diperdengarkan atau dibaca. pembangun puisi

3.7.2   3.7.3 Peserta didik dapat


mengidentifikasi Unsur-unsur
4.7 pembangun teks puisi

4.7.1 

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan atau membaca puisi, peserta didik dapat mengetahui
struktur pembangun puisi:
a. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan bunyi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
b. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan diksi dan suasana dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
c. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
mengungkapkan bahasa kiasan  dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
d. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan citraan dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
e. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan tipografi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.

D. Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Peserta didik dibagi LKPD.
2. Peserta didik diberikan contoh teks puisi.
3. Peserta didik mengerjakan tugas.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK TEKS PUISI

Tugas!
Nama :
Kelas :

Bacalah teks puisi dibawah ini kermudian kerjakan tugas berikut!

Kehidupan Remaja Zaman Sekarang

Begitu indahnya saat remaja


Masa-masa penuh dengan tawa dan canda..
Beratnya beban kehidupan yang belum terasa
Belumlah nampak kerikil terjal kehidupan dimata..

Indah masa remaja bagaikan pantai yang damai


Yang belum pernah di sapa ombak besar dan badai..
Menikmati keindahan hidup dan terbuai
Dalam tumpulnya kedisiplinan dan kerap terbuai..

Tingkah laku remaja cenderung berubah


Seiring budaya zaman yang terus berputar arah..
Menggerogoti tebalnya adat yang kian parah
Tergilas roda mode zaman membuat orang tuapun pasrah..

Dunia terus berputar hidup inipun terus berjalan


Tak ada jeda waktu untuk menahan..
Arus deras dan badai dasyat kan berdatangan
Persiapkanlah diri agar tak terhanyut dalam buaian
kebebasan zaman

1) Sebutkan unsur-unsur pembangun puisi tersebut!


2) Jelaskan pendapatmu tentang unsur-unsur pembangun teks puisi
tersebut!
3) Identifikasilah unsur pembangun teks puisi tersebut!

EVALUASI PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMPN 1 TALANG


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3. 3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur3.7.1   3.7.2 Peserta didik dapat
pembangun teks puisi yang memahami Pengertian unsur-unsur
diperdengarkan atau dibaca. pembangun puisi

3.7.2   3.7.3 Peserta didik dapat


mengidentifikasi Unsur-unsur
4.7 pembangun teks puisi

4.7.1 

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendengarkan atau membaca puisi, peserta didik dapat mengetahui


struktur pembangun puisi:
a. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan bunyi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
b.  Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan diksi dan suasana dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
c.  Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
mengungkapkan bahasa kiasan  dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
d.  Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan citraan dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.
e.   Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan tipografi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Puisi
2. Unsur pembangun puisi

E. Penilaian

a. Sikap (Observasi/jurnal)
b. Pengetahuan
- Tes tertulis
c. Keterampilan
- Produk
- Praktik

A. Instrumen Penilaian Sikap


Penilaian puisi dilakukan dengan mengamati secar langsung sikap peserta
didik selama pembelajaran berlangsung. Berikut contoh instrument dan
lembar pengamatan penilaian sikap.
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Tindakan

Rubik Penilaian Sikap

Rubrik Skor
Menunjukkan perilaku yang selalu sungguh-sungguh dalam melakukan 4
kegiatan pembelajaran.
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 3
pembelajaran.
Mulai menunjukkan kadang-kadang ada usaha sungguh-sungguh perilaku 2
dalam kegiatan pembelajaran.
Sama sekali tidak menunjukkan perilaku yang diamati dalam kegiatan 1
pembelajaran.

B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


Kompetensi Lev Jenis Nom
Dasar Materi IPK Indikator Soal el Soal or
Soal
3.7 Unsur Menyebutkan Sebutkan/ C1 Uraia 1
Mengidentifik Pembang unsur-unsur tuliskan unsur- n
asi unsur- un Teks pembangun unsur
unsur Puisi teks puisi pembangun
pembangun yang teks puisi!
puisi yang didengar atau
diperdengark dibaca
an atau
dibaca
Menjelaskan Jelaskan C2 Uraia 2
unsur-unsur masing-masing n
pembangun unsur-unsur
teks puisi pembangun
yang teks cerpen!
didengar atau
dibaca

Mengidentifik Disajikan teks C3 Uraia 3


asi unsur- puisi yang n
unsur berjudul
pembangun “Kehidupan
teks puisi Remaja Zaman
yang Sekarang”
didengar atau Peserta didik
dibaca. dapat
mengidentifika
si unsur
pembangun
puisi tersebut.

C. Instrumen Penilaian Keterampilan


Penilaian keterampilan dilakukan dengan siswa diminta untuk membuat teks
puisi lalu membacakan didepanteman-temannya.

No. Aspek Skor Diperoleh


1. Penghayatan / ekspresi / penjiwaan
2. Gerak meliputi mimik, gesture dan pantomimik
3.
Artikulasi / pelafalan
4.
Intonasi / penekanan

Kelebihan pendekatan saintifik menggunakan pembelajaran discovery learning


adalah sebagai berikut:

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-


keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
4. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
5. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
bekerjasama denagn yang lainnya.

Adapun kelemahan dari pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, akan mengalami kesulitan.
2. Berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
3. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
5. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan
ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai