(RPP)
Sekolah : SMPN 1 Tiro
Mata Pelajaran : B.Indonesia
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Puisi
Sub Materi Pokok : Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Kompetensi Dasar : 3.7 dan 4.7
Alokasi Waktu : 6 JP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning, peserta didik mampu:
Memahami konsep puisi dengan baik
Menganalisis unsur-unsur pembentuk puisi dengan benar
Menyajikan hasil analisis unsur-unsur pembentuk puisi dengan percaya diri
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Keduapuluhlima-Keduapuluhenam
Unsur-unsur Pembentuk Puisi (6 JP)
Peserta didik memberi salam, berdoa.
Peserta didik diperiksa kehadirannya oleh guru
Peserta didik diajak untuk melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan
dengan materi selanjutnya.
Pendahuluan Peserta didik di motivasi dengan menyampaikan manfaat dan
tujuan dari mempelajari materi hari ini
Peserta didik menyimak penyampaian materi tentang Unsur-
unsur Pembentuk Puisi yang disampaikan guru
Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang Unsur-
unsur Pembentuk Puisi pada buku teks
Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Masing-
masing kelompok beranggotakan 5 orang
Pemberian rangsangan Peserta didik mengamati contoh puisi
Identifikasi masalah Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik mengidentifikasikan
berbagai masalah yang ingin diketahuinya tentang unsur-unsur
pembentuk puisi. Pertanyaan yang diharapkan muncul adalah:
Kegiatan Inti
C. Penilaian
1) Teknik penilaian
a) Sikap : observasi
b) Pengetahuan : Tes tulis
c) Keterampilan : kinerja
2) Instrumen Penilaian
a) Sikap : lembar observasi (terlampir)
b) Pengetahuan : soal pilihan ganda (terlampir)
c) Keterampilan : rubrik penilaian diskusi dan penilaian presentasi (terlampir)
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan 4.6.1 Menyajikan hasil analisis unsur-unsur
makna teks puisi yang diperdengarkan atau pembentuk puisi
dibaca
Puisi merupakan suatu teks yang mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan mengutamakan
keindahan dari kata-kata. Isi puisi mengungkapkan berbagai hal yang ada dalam kepala
penulisnya.Tema-tema puisi yang biasa diekspresikan oleh anak-anak SMP antara lain:
Keindahan alam
Pengagungan terhadap Sang Pencipta
Rasa sayang terhadap orangtua
Penghormatan kepada guru
Menyayangi teman
Kegelisahan terhadap sesuatu
A. Unsur-unsur Puisi
Ada beberapa unsur yang terkandung di dalam puisi. Unsur adalah hal-hal atau bagian yang
membentuk puisi sehingga menjadi sebuah teks yang utuh dan indah. Unsur unsur puisi antara lain:
1. Majas dan Irama
Kedua unsur ini adalah faktor yang bisa meningkatkan nilai keindahan dalam puisi. Keberadaannya
bisa membuat puisi menjadi lebih hidup dan memberikan nuansa estetis bagi orang yang membaca
atau menyimaknya.
a) Majas. Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu dalam puisi
bagi orang yang membaca atau menyimaknya.Agar dapat memberikan kesan-kesan, maka
diperlukan gaya bahasa atau majas yang memiliki makna-makan berikut ini:
Perbandingan
Pertentangan
Pengulangan
Perumpamaan
Majas ini ada banyak jenisnya. Namun, dari sekian banyak jenis majas, ada beberapa majas yang
sering muncul. Antara lain:
1) Majas Personifikasi : Yakni majas yang menyerupakan benda mati seolah bisa hidup
layaknya manusia. Misalnya dalam kalimat ‘Hujan turun menyapa bumi’. Dalam kalimat
tersebut, hujan yang benda mati seolah-olah bisa hidup seperti manusia dengan melakukan
sapaan.
2) Majas Hiperbola: Yakni majas yang memberikan perumpamaan secara berlebih-lebihan
sehingga kalimat atau teks cenderung isinya tidak masuk akal. Contohnya kalimat
‘Ucapanmu berhasil menusuk jantungku‘.
b) Irama. Irama adalah alunan bunyi yang berulang-ulang serta teratur. Keberadaannya memberikan
nyawa bagi puisi sehingga lebih hidup dan menancapkan kesan mendalam.
Contohnya:
Aku terdiam, di sepinya malam, memaknai alam
Genderang perang, bangkitkan daya juang, menjemput menang
3. Kata-Kata Berlambang
Kata-kata berlambang adalah kata yang menjadi simbol bagi suatu maksud tertentu. Simbol ini bisa
berupa gambar, warna, namun bisa juga berupa kata-kata. Pernahkah kalian melihat warna ‘merah’ di
lampu lalu lintas? Merah di sana memiliki makna berhenti. Nah, dalam puisi, simbolnya biasanya
berupa kata-kata. Misalnya dalam baris berikut ini:
Kau adalah bunga di tengah belukar (Bunga dalam baris tersebut menjadi lambang bagi keindahan,
kecantikan, atau sesuatu yang menarik)
B. Jenis-Jenis Puisi
Terdapat beberapa jenis puisi yang perlu diketahui. Setidaknya ada 3 jenis yang dibahas dalam materi
puisi bahasa Indonesia kelas ini. Antara lain:
1. Puisi Naratif
Puisi naratif merupakan puisi yang isinya berupa ungkapan penyair dalam bentuk cerita atau
penjelasan. Sehingga pembaca atau penyimak puisi seolah-olah sedan menyimak atau membaca
cerita dengan gaya pengemasan puisi. Ada setidaknya dua jenis puisi naratif yang terkenal, yaitu:
Puisi Balada: Puisi balada adalah puisi yang berisi cerita mengenai orang hebat, perkasa, atau
tokoh yang dipuja-puja.
Puisi romansa: Puisi romansa adalah puisi yang berisi kisah percintaan, perkelahian, hingga
petualangan yang disajikan dengan gaya bahasa yang romantik.
2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang isinya berupa ungkapan batin individu penyair yang isinya bisa berupa
gagasan, pengalaman, serta suasana batin yang ada dalam diri dan sekitarnya. Terdapat beberapa
jenis puisi lirik ini. Antara lain:
Puisi Elegi: Puisi elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari penyairnya.
Puisi Serenada: Puisi serenada adalah puisi yang berisi sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
Puisi Ode: Puisi ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap sesuatu hal seseorang, atau suatu
keadaan.
3. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang isinya berupa pemberian kesan penyair terhadap suatu objek yang
ia angkat dalam puisi. Baik itu peristiwa, keadaan, benda, hingga suasana yang menarik.Setidaknya
ada dua jenis puisi deskriptif yang biasanya dibuat. Diantaranya:
Puisi Satire: Puisi satire adalah puisi yang mengungkapkan rasa ketidakpuasan penyair mengenai
suatu keadaan dengan cara menyindir atau menyatakan sesuatu yang sebaliknya.
Puisi Kritik Sosial: Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan rasa tidak senang terhadap
seseorang atau keadaan degan cara membeberkan hal yang rusak pada objek yang di angkat dalam
puisi.
LKPD Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Tiro
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu :
Hari/ Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Baca dan pahami setiap pertanyaan dengan baik. Bila kamu mengalami kesulitan dalam
memahami pertanyaan silahkan bertanya pada guru
2. Bekerjasamalah dengan teman sekelompokmu untuk penyelesaian tugas. Hargai pendapat teman
3. Setiap aktvitas dan keaktifanmu dinilai oleh guru
4. Bekerjalah dengan tertib dan santun
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning, peserta didik mampu:
Menganalisis jenis-jenis puisi dengan benar
Menyimpulkan isi puisi dengan benar
Menyajikan hasil menyimpulkan puisi dengan percaya diri
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Keduapuluhtujuh-Keduapuluhdelapan
Menyimpulkan Isi Puisi (6 JP)
Peserta didik memberi salam, berdoa.
Peserta didik diperiksa kehadirannya oleh guru
Peserta didik diajak untuk melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan
dengan materi selanjutnya.
Pendahuluan Peserta didik di motivasi dengan menyampaikan manfaat dan
tujuan dari mempelajari materi hari ini
Peserta didik menyimak penyampaian materi tentang
Menyimpulkan Isi Puisi yang disampaikan guru
Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang
Menyimpulkan Isi Puisi pada buku teks
Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Masing-
masing kelompok beranggotakan 5 orang
Pemberian rangsangan Peserta didik mengamati contoh puisi
Kegiatan Inti
C. Penilaian
1) Teknik penilaian
a) Sikap : observasi
b) Pengetahuan : Tes tulis
c) Keterampilan : kinerja
2) Instrumen Penilaian
a) Sikap : lembar observasi (terlampir)
b) Pengetahuan : soal pilihan ganda (terlampir)
c) Keterampilan : rubrik penilaian diskusi dan penilaian presentasi (terlampir)
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan 4.7.2 Menyajikan hasil menyimpulkan puisi
makna teks puisi yang diperdengarkan atau
dibaca
A. Jenis-jenis Puisi
Terdapat beberapa jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, yaitu
puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Kita bahas satu per satu, ya!
1. Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif terbagi
menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Wah, apa tuh bedanya? Nah, balada adalah jenis puisi yang
bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis
oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang Tercinta. Sementara itu, romansa adalah jenis
puisi yang bercerita tentang kisah percintaan, dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya
puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.
2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik dibagi
menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan
perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya Asrul Sani. Selanjutnya, serenada
adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian serenada ini tepat dinyanyikan pada
waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya W.S. Rendra. Terakhir, ode merupakan jenis puisi
yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan.
Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.
3. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap suatu
keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi
menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang
sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku. Sementara itu,
puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap
suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi.
Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.
d) Majas
Personifikasi; “Engkau mengusir kami dari Jalan-jalan, mal, pasar, kantor-kantor, sekolah,
kampus-kampus, bahkan dari rumah ibadah kami.”
e) Rima
Di dalam puisi tersebut di gunakan rima bebas.
f) Ritme
Andante: Kata yang terdiri dari dua vokal, yang menimbulkan irama lambat. (Sejak engkau
datang, kami mengurung diri dalam rumah.)
Alegro: Kata bervokal tiga, menimbulkan irama sedang (Siapakah engkau, Corona?
Motto Alegro: kata yang bervokal empat yang menyebabkan irama cepat (Tapi siapakah
engkau, Corona?).
g) Metrum
Irama yang tetap dalam keseluruhan puisi: yakni dengan menggunakan kalimat tanya yang tidak
mendapat jawaban.
h) Tipografi
Tipografi dalam puisi tersebut adalah tipo wawancara atau dialog antara pengarang dengan virus
corona, tapi corona tidak memberikan jawaban meskipun pertanyaan sudah diuraikan begitu
detailnya. Akan lebih bagus jika kata-kata dalam puisi dibentuk dengan tipografi tanda tanya.
1. Baca dan pahami setiap pertanyaan dengan baik. Bila kamu mengalami kesulitan dalam
memahami pertanyaan silahkan bertanya pada guru
2. Bekerjasamalah dengan teman sekelompokmu untuk penyelesaian tugas. Hargai pendapat teman
3. Setiap aktvitas dan keaktifanmu dinilai oleh guru
4. Bekerjalah dengan tertib dan santun
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning, peserta didik mampu:
Menganalisis unsur-unsur pembangun puisi dengan benar
Menyajikan hasil analisis unsur-unsur pembangun puisi dengan percaya diri
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Keduapuluhsembilan-Ketigapuluh
Unsur-unsur Pembangun Puisi (6 JP)
Peserta didik memberi salam, berdoa.
Peserta didik diperiksa kehadirannya oleh guru
Peserta didik diajak untuk melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan
dengan materi selanjutnya.
Pendahuluan Peserta didik di motivasi dengan menyampaikan manfaat dan
tujuan dari mempelajari materi hari ini
Peserta didik menyimak penyampaian materi tentang Unsur-
unsur Pembangun Puisi yang disampaikan guru
Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang Unsur-
unsur Pembangun Puisi pada buku teks
Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Masing-
masing kelompok beranggotakan 5 orang
Pemberian rangsangan Peserta didik mengamati contoh puisi
Pertemuan Keduapuluhsembilan-Ketigapuluh
Unsur-unsur Pembangun Puisi (6 JP)
Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik mengidentifikasikan
berbagai masalah yang ingin diketahuinya tentang Unsur-unsur
Pembangun Puisi. Pertanyaan yang diharapkan muncul adalah:
a) Apa tema dari kedua puisi tersebut?
b) Pesan apa yang ingin disampaikan penyair melalui puisi
Identifikasi masalah
tersebut?
c) Terdiri dari berapa bait dan lirik puisi tersebut?
d) Bagaimana pernyataan-pernyataan penting yang terdapat
dalam kedua puisi tersebut!
e) Jelaskan makna denotasi dan konotasi berikut ini!
Kegiatan Inti
C. Penilaian
1) Teknik penilaian
a) Sikap : observasi
b) Pengetahuan : Tes tulis
c) Keterampilan : kinerja
2) Instrumen Penilaian
a) Sikap : lembar observasi (terlampir)
b) Pengetahuan : soal pilihan ganda (terlampir)
c) Keterampilan : rubrik penilaian diskusi dan penilaian presentasi (terlampir)
Kegiatan Belajar 15
Unsur-unsur Pembangun Puisi
4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat 4.8.1 Menyajikan hasil analisis unsur-unsur
dalam bentuk teks puisi secara tulis/ lisan pembangun puisi
dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi
Tema kemanusiaan melingkupi puisi tersebut. Penyair dalam puisinya bermaksud menunjukkan
betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembacanya bahwa setiap manusia
memiliki martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan kedudukan seseorang, tidak boleh
menjadi sebab adanya perbedaan perlakukaan terhadap seseorang. Seperti dalam puisi tersebut, penyair
bersikap membela martabat kemanusiaan gadis peminta-minta yang disebutnya sebagai gadis kecil
berkaleng kecil.
Sebagian besar orang boleh menganggap bahwa pengemis kecil yang meminta-minta di pinggir jalan
sebagai sampah masyarakat, sebagai manusia yang tidak berharga. Akan tetapi, penyair mengatakan
dengan tegas bahwa martabat peminta-minta itu sama derajatnya dengan martabat manusia yang lain.
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
(Chairil Anwar)
Makna denotasi dan konotasi dari puisi diatas adalah seperti berikut ini!
LKPD Menyimpulkan Isi Puisi
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Tiro
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu :
Hari/ Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Baca dan pahami setiap pertanyaan dengan baik. Bila kamu mengalami kesulitan dalam
memahami pertanyaan silahkan bertanya pada guru
2. Bekerjasamalah dengan teman sekelompokmu untuk penyelesaian tugas. Hargai pendapat teman
3. Setiap aktvitas dan keaktifanmu dinilai oleh guru
4. Bekerjalah dengan tertib dan santun
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning, peserta didik mampu:
Menulis puisi dengan baik
Menyajikan puisi dengan percaya diri
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ketigapuluhsatu-Ketigapuluhdua
Menulis Puisi (6 JP)
Peserta didik memberi salam, berdoa.
Peserta didik diperiksa kehadirannya oleh guru
Peserta didik diajak untuk melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan
dengan materi selanjutnya.
Pendahuluan Peserta didik di motivasi dengan menyampaikan manfaat dan
tujuan dari mempelajari materi hari ini
Peserta didik menyimak penyampaian materi tentang Menulis
Puisi yang disampaikan guru
Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang Menulis
Puisi pada buku teks
Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Masing-
masing kelompok beranggotakan 5 orang
Peserta didik mengamati berbagai gambar yang bisa dijadikan
Pemberian rangsangan
acuan untuk menulis sebuah puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik mengidentifikasikan
berbagai masalah yang ingin diketahuinya tentang Menulis Puisi.
Identifikasi masalah
Pertanyaan yang diharapkan muncul adalah:
a) Bagaimana langkah-langkah menulis sebuah puisi?
Peserta didik mengumpulkan informasi/data untuk menjawab
Pengumpulan data pertanyaan yang telah dirumuskan dari berbagai sumber, seperti
Kegiatan Inti
C. Penilaian
1) Teknik penilaian
a) Sikap : observasi
b) Pengetahuan : Tes tulis
c) Keterampilan : kinerja
2) Instrumen Penilaian
a) Sikap : lembar observasi (terlampir)
b) Pengetahuan : soal pilihan ganda (terlampir)
c) Keterampilan : rubrik penilaian diskusi dan penilaian presentasi (terlampir)
Kegiatan Belajar 16
Menulis Puisi
Ada beberapa cara yang dapat kamu terapkan untuk memulai menulis puisi, ayuk kita cek? Apa saja
langkah-langkah penulisan puisi.
1. Tentukan Tema dan Judul
Sebelum membuat puisi, penting sekali untuk menentukan tema dan judul sebagai acuan dalam
membuat sebuah puisi. Agar puisimu lebih mudah dipahami oleh pembaca. Setelah menentukan tema,
langkah selanjutnya barulah menentukan judul yang berhubungan dengan tema.
Tema sendiri adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah cerita. Tema berkaitan erat
dengan fokus atau pun dasar yang digunakan oleh penulis untuk mengembangkan sebuah cerita. Setiap
puisi biasanya dibuat dengan berdasarkan tema tertentu dan seluruh aktivitas di dalam puisi kemudian
didasarkan oleh tema tersebut.
3. Tentukan Diksi
Diksi atau pemilihan kata menjadi keunikan sebuah puisi. Banyak puisi bagus yang terdiri dari
pemilihan kata-kata sederhana, dipakai di keseharian dan tidak asing di telinga. Banyak pula puisi bagus
dengan pemilihan kata yang jarang didengar orang.
Sebenarnya, hal ini tergantung dari selera dan minat penuliskan. Tak ada yang wajib, ikuti saja diksi
yang kamu sukai. Jika gaya menulismu sederhana, maka tulislah puisi dengan bahasa yang ringan dan
mudah dipahami. Namun, jika lebih suka menulis dengan kata-kata yang rumit, tidak usah ragu untuk
menuliskannya juga.
4. Gunakan Rima
Rima juga sangat berguna untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Rima menjadi esensial untuk
menambah lantunan saat membaca. Rima tak sekedar pemanis dalam puisi, tapi juga akan mengasah sisi
kreatifmu untuk mencari padanan kata yang memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Rima sendiri
terbagi menjadi dua jenis yaitu:
Rima Baris – Pengulangan kata antara satu baris dengan baris yang lainnya. Rima baris umumnya
terdiri atas 2 baris yang disebut dengan disticond dan 4 baris yang disebut dengan quatrain. Rima baris
mempunyai beberapa pola diantaranya, a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dan a-b-a-b.
Rima Kata -P pengulangan kata pada sebuah baris sajak. Ada 2 bagian rima kata yakni, rima
perulangan dalam suku kata pada sajak dan rima dalam perulangan kata sajak sepenuhnya.
5. Bait
Jangan samakan bait puisi dengan larik puisi, ya. Perbedaan baris dan larik puisi adalah satu kalimat
atau satu baris di dalam bait. Larik atau baris adalah bagian dari bait. Bait sendiri merupakan kumpulan
baris atau larik yang tersusun dengan rapi. Pada puisi lama, biasanya membatasi satu bait yang terdiri
dari empat larik.
Namun, dalam puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi. Kita bisa membuat
bait sesuai keinginan pun mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-
masing dua baris di setiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait),
kuint (lima baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan
tiga baris di masing-masing dua bait terakhir).
6. Kembangkan Puisi
Susunlah kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait yang indah. Kembangkan menjadi satu puisi
utuh dan bermakna. Kamu harus ingat, bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat
untuk puisi haruslah ringkas, padat, dan tentunya indah. Pilihlah kata yang sesuai dan mewakili unsur
keindahan sekaligus makna yang padat.
7. Penutup Puisi
Biasanya, puisi akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’
pembacanya, memungkinkan puisi agar dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan akhir puisi ini menjadi
taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau siapkan yang terbaik
pada bagian akhir.
Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru
tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jikapun tidak memiliki
akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan
ketimpangan yang membuat puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi
diusahakan agar mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan
alur yang sama.
8. Perhatikan Keterbacaan
Puisi harus menyampaikan maksud dan tujuan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Lantaran
karakteristik utama puisi penuh dengan bahasa kiasan, bukan berarti kamu menuliskan puisi yang terlalu
banyak majas dan ungkapan tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang
konsisten dan koheren.
1. Baca dan pahami setiap pertanyaan dengan baik. Bila kamu mengalami kesulitan dalam
memahami pertanyaan silahkan bertanya pada guru
2. Bekerjasamalah dengan teman sekelompokmu untuk penyelesaian tugas. Hargai pendapat teman
A. Amatilah gambar-gambar berikut ini!
1. Gambar 1
2. Gambar 2
__________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________