Anda di halaman 1dari 10

KOSAKATA BAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN KOSAKATA

Kosa kata atau perbendaharaan kata dari hari ke hari terus berkembang sejalan dengan
perkembangan zaman. Setiap bangsa mempunyai bahasa dengan kosa kata yang jumlahnya
tidak sama,tergantung kepada peradapan dan kebudayaan bangsa itu sendiri.

Menurut Tarigan (1984:2-3) bahwa, kuantitas, kualitas, dan kedalaman kosakata


seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya.Selain itu
penguasaan kosa kata juga penting untuk meningkatkan perkembangan konseptual,
mempertajam proses berfikir kritis, dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan siswa.

Menurut Richards et al. (1985:307) “a set of lexeme including single word compound
words and idiom.” Kosa kata adalah sekumpulan lexeme yang memuat kata tunggal, kata –
kata mejemuk, dan ungkapan.

Selain itu menurut Harsey kosakata (vocabulary) adalah: 1. All the words used or
understood by a particular person or group, or used a particular field of knowledge, 2. A list
of words or phrases, usually arranged in alphabetical order defined or translited, 3. All the
words of language. Definisi tersebut mengandung arti bahwa kosakata adalah: 1. Semua kata
– kata yang digunakan atau dimengerti oleh seseorang atau sekelompok oraang, atau
digunakan secara khusus dalam ilmu pengetahuan, 2. Sebuah daftar kata – kata atau frase,
yang biasanya disusun menurut huruf abjad yang disertai batasan, 3. Semua kata – kata dalam
suatu bahasa.

Menurut Oxford Advance leaner’ Dictionary of Current English (1990:1425) kosakata


adalah: 1. Sejumlah kata – kata yang membentuk bahasa, 2. Kata – kata yang digunakan
dalam buku atau bidang ilmu tertentu dan, 3. Daftar kata – kata yang disertai makna atau arti.

Pendapat lain tentang kosakata ini dikemukakan oleh Soejito (1988:1, yang menjelaskan
bahwa kosakata adalah: 1. Semua kata – kata yang terdapat dalam satu bahasa, 2. Kekayaan
yang dimiliki oleh seseorang, 3. Kata yang digunakan pembicara atau penulis, 4. Kata yang
dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, dan 5. Daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Menurut Tarigan (1995:21) kosakata dasar adalah kata – kata yang merupakan
perbendaharaan pokok suatu bahasa, kata – kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali
kemungkinannya dipungut dari bahasa lain, karena dapat dikatakan bahwa setiap bahsa
memilikinya, dengan kata lain kosakata dasar itu bersifat universal.

Dapat disimpulkan bahwa definisi kosa kata atau perbendaharaan kata adalah semua kata
kata yang terdapat dalam suatu bahasa, dimengerti dan digunakan oleh seseorang atau
sekelompok orang, dipakai dalam suatu ilmu pengetahuan disertai penjelasan sehingga dapat
dipahami.

Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah ialah kata umum, baik yang lazim
maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau lebih yang berikut ini:

1. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau saling
sifat yang dimaksudkan, seperti tunak (steady), telus (percolate, imak (simulate).
2. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang beracuan sama, seperti gulma jika
dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, suaka (politik) jikadibandingkan dengan
perlindungan (politik).
3. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap disengar (eutonik),
seperti pramuria jika dibandingkan dengan pengangguran.
Disamping itu, istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna baru atau makna
khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan makna asalnya. Misalnya,
berumah dua, garam, garis bapak, gaya, hari jatuh, hitung dagang, pejabat teras,
peka, suaka politik, tapak, titik sudut.
B. JENIS-JENIS KOSAKATA

Menurut Tarigan, Dj. (1994) jenis kosakata dapat dikategorikan sebagai berikut ini.
a) Kosakata dasar
Kosakata dasar (basic vocabularry) adalah kata-kata yang tidak mudah
berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di bawah ini
yang termasuk ke dalam kosakata dasar yaitu:
1. Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek, kakek, paman, bibi, mertua,
dan sebagainya;
2. Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, lidah dan sebagainya;
3. Kata ganti (diri, petunjuk), misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini,
itu, sana, sini dan sebagainya;
4. Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh, seratus, sejuta, dan sebagainya;
5. Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi, dan sebagainya;
6. Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus, dan sebagainya;
7. Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air, binatang, matahari, dan
sebagainya.
b) Kosakata aktif dan kosakata pasif
Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau
menulis, sedangkan kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah
dipakai, tetapi biasanya digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat
tergambar dalam tabel di bawah ini.
KOSAKATA AKTIF DAN PASIF
Kosakata Aktif Kosakata Pasif
Bunga, kembang Puspa, kusuma
Matahari Surya, mentari
Angin Bayu, puwana
Hati Kalbu
Jiwa Sukma
(zaman) dahulu Bahari
dsb. dsb.
c) Bentukan kosakata baru
Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber luar
bahasa. Sumber dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri,
sedangkan sumber luar merupakan sumber yang berasal dari kata-kata bahasa lain.
Kosakata sumber luar ini meliputi pungutan dari bahasa daerah ataupun juga bahasa
asing.
d) Kosakata umum dan khusus
Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup
pemakaiannya dan dapat menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus adalah
kata tertentu, sempit, dan terbatas dalam pemakaiannya.
Contoh:
 Kata umum: melihat
o Kata khusus : menengok, menyaksikan, emlirik, memandang, memelototi,
mengamati dan memperhatikan.
 Kata umum : mendatangi
o Kata khusus : mampir, singgah, berkunjung
 Kata umum : membawa
o Kata khusus : mengangkat, menjinjing, menggendong, mengangkut, menyeret,
membopong, memanggul
e) Makna denotasi dan konotasi
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1994:531) memberi definisi mengenai makna
denotasi yaitu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukkan yang lugas
pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu, sifatnya
objektif. Makna denotasi ini biasa disebut juga dengan makna sebenarnya; makna
yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna embel-embel lain; bukan juga
makna kiasan atau perumpamaan. Makna denotasi ini tidak menimbulkan interpretasi
dari pendengar atau pembaca. Adapun beberapa ciri – ciri kalimat denotasi adalah
sebagai berikut :

1. Apa adanya
2. Sesuai dengan penelitian
3. Makna dasar

Berikut ini terdapat beberapa contoh kalimat denotasi, terdiri atas:

1. Anak itu memiliki besar kepala yang tidak sesuai karena penyakit langka yang ia
deritannya semenjak kecil.
2. Manusia memiliki kepala yang keras di bandingkan dengan dengan makhluk hidup
lainnya.
3. Pembantunya sedang menyapu lantai oleh karenanya dia mengangkat kaki
4. Belalang merupakan hewan yang memiliki darah berwarna bir karena hemosianin
5. Beberapa penyakit kulit akan membuat terasa mati rasa sehingga tidak akan
merasakan apa – apa.

Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca
dalam menstimuli atau meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional dan
evaluatif yang mengakibatkan munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau
pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam pembagiannya, makna konotasi ini
terbagi menjadi konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif yaitu konotasi
yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, sopan dan sebagainya. Misalnya: suami
isteri, jenazah, nenek dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud konotasi negatif
adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan
sebagainya. Misal: laki bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan sebagainya. Ciri-Ciri
Kata Bermakna Konotasi
1. Tidak memiliki makna sebenarnya
2. Makna koseptual sebagai makna tambahan
3. Makan memiliki nilai rasa
Contoh Kalimat Konotatif

1. Widi adalah anak yang sangat ringan tangan sehingga dirinya banyak tidak di sukai
oleh teman – temannya.
2. Mutia adalah anak yang pinter tak heran dirinya menjadi anak mas di dalam
keluarganya.
3. Fani adalah anak yang panjang tangan sehingga dia sering di kucilkan di lingkungan
rumahnya dan sekolah
4. Tio panik atas kasusnya yang sudah menjadi konsumsi publik dan sekarang dia
mencoba mencari kambing hitam untuk menyelamatkan imagenya di depan publik.
5. Aku akan pulang ke kamung halaman besok pagi, tak lupa aku membawa oleh – oleh
untuk keluargaku di kampung.

f) Kata tugas
Dalam Alwi (1999:287) mengatakan bahwa kata tugas dapat bermakna apabila
dirangkaikan dengan kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti
ke, karena, dan, dari, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri kata tugas yang diantaranya
yaitu:
1. Punya makna gramatikal tapi tidak memiliki makna leksikal.
2. Biasanya bentuknya tidak berubah.
3. Artinya akan jelas ketika didampingi oleh kata lain dalam kalimat.

g) Kata benda (nomina)


Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam tiga segi, yaitu dari
segi semantis, sintaksis, dan segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata yang
mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara sintaksis
biasanya diikuti oleh kata sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan dari segi
bentuk morfologinya, kata benda terdiri atas nomina bentuk dasar dan nomina
turunan. Berikut adalah ciri-ciri kata benda :
1. Dapat berperan sebagai subjek, objek atau pelengkap.
2. Jika diikuti oleh kata “bukan” menjadi kalimat pengingkaran
3. Jika di ikuti kata sifat, dapat di tambahkan kata “yang”
Contoh kata benda (nomina): buku, kursi, meja, tas, pot, uang, dan lain
sebagainya.
Selain contoh diatas, ada beberapa jenis kosakata dalam bahasa Indonesia yakni :

h) Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang sama, tetapi
berbeda dalam nilai kata (Tarigan, 1984: 78).

Contoh: pintar = pandai

cantik = molek

bodoh = tolol

i) Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau
berlawanan dengan kata lain (Tarigan, 1984: 79).
Contoh: kuat >< lemah
jauh >< dekat
pintar >< bodoh
j) Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang bentuknya
sama dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua
ungkapan tersebut. Dengan kata lain, bentuknya sama (bahkan dalam bahasa
Indonesia tulisannya sama, lafalnya sama) tetapi berbeda maknanya.

Contoh:

 Nyawa Ali masih bisa diselamatkan meskipun terkena bisa ular kobra. (bisa
yang berarti dapat dan bisa yang berarti racun)
 Situasi daerah Poso menjadi genting karena pertengkaran antarkampung.
(gawat)
 Genting rumah Wendi banyak yang pecah. (atap)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis sebagai berikut.

1. Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan dan ejaan)
seperti kata semi yang dapat berarti tumbuh.
2. Homofon
Homofon menyandangkan kesamaannya pada keidentikan bunyi dan
pengucapan. Misalnya bang dapat bermakna kakak, yayasan keuangan.
k) Hipernim dan hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim
dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim
adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata
hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
 Hipernim : Hantu
o Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul,
genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
 Hipernim : Ikan
o Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, teri, sarden, pari, mas,
nila, dan sebagainya.
 Hipernim : Odol
o Hiponim : Pepsodent, ciptadent, kodomo, smile up, close up, maxam, formula,
sensodyne.
 Hipernim : Kue
o Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, cucur, lapis, bolu
kukus, bronis, sus.
l) Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda.
Karena kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca ragu-ragu
menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya. Palmer (1976: 65) men It is
also the case that the same word may have a set of different meanings. Suatu kata
yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda.
Contoh :
o Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu. (bagian tubuh di atas leher)
o Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan. (pimpinan)

C. CONTOH KOSAKATA
1. Akur : sebagai kakak beradik, kalian harus akur.
2. Alamat: jeni dimana alamat rumahmu yang baru?
3. Alasan: Taufik tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.
4. Alinea: Zaki membuat karangan yang terdiri dari empat alinea.
5. Ambullans: Parto diangkut dengan ambulans ke rumah sakit.
6. Bahaya: sangat bahaya jika kamu berjalan malam – malam sendirian.
7. Bangga: Ani bangga karena menang dalam lomba lukis.
8. Bantuan: mereka membutuhkan bantuan makanan.
9. Bahu: ia bersandar di bahu ibunya.
10. Benci: Yasha benci pada temannya yang jail.
11. Cukup: kamar ini hanya cukup untuk tiga orang.
12. Cubit: jangan kau cubit anak itu, Heni!
13. Cukur: cukur saja jenggot Bapak agar terlihat rapi!
14. Dahulu: dahulu Dinda adalah anak yang penurut.
15. Dompet: Rini menemukan sebuah dompet di jalan.
16. Dosa:Heri berdoa agar diampuni dosanya.
17. Durhaka: semua ibu berharap anaknya tidak durhaka.
18. Emas: harga emas lebih mahal daripada harga perak.
19. Empuk: daging ayam ini sangat empuk.
20. Esa: Tuhan itu Maha Esa.
21. Foto: ini adalah foto ketka aku masih kecil.
22. Galak: wajahnya terlihat sangat galak.
23. Ganggu: jangan ganggu temanmu!
24. Ganti: ayo, cepat ganti baju!
25. Gelang: Ibu membeli gelang emas.
26. Gemuk: badannya gemuk karena suka makan.
27. Hafal: adik hafal lagu Indonesia Raya.
28. Hancur: gedung itu hancur lebur berantakan.
29. Hangus: rumah itu hangus terbakar.
30. Harus: kami harus bangun pagi.
31. Hemat: kita harus hidup hemat.
32. Ikat: Nana membawa lima ikat rambutan.
33. Indah: bunga mawar itu sangat indah.
34. ingin: aku ingin menjadi dokter.
35. Izin: Wira mendapat izin dari ibunya untuk pergi berlibur.
36. Jadi: dua hari yang lalu, Erni jadi pergi ke Surabaya.
37. Jahat: orang itu sudah berbuat jahat kepada tetangganya.
38. Jahit: Bu Ima membeli mesin jahit.
39. Jala: Pak Amir menangkap ikan dengan jala.
40. Kantung: kantung bajunya terkena tinta.
41. Kebakaran: korban kebakaran membutuhkan bantuan.
42. Mawar: Ibuku sangat menyukai bunga mawar.
43. Melipat: bibi melipat baju yang baru disetrikanya.
44. Naik:kemarin aku dan adik naik pesawat.
45. Nakal: Irda anak yang sangat nakal.
46. Obat: Siska membeli obat di Apotek.
47. Organisasi: di Sekolahku terdapat banyak organisasi yang harus diikuti.
48. Panen: Besok bapak akan panen buah anggur.
49. Pasar: Siti pergi ke pasar untuk membeli sayur.
50. Rasa: makanan itu rasanya manis.
51. Roda: mobil kakak memiliki roda yang bagus.
52. Suka: Anis suka makan wortel.
53. Tolong: banyak orang minta tolong kepada polisi.
54. Toko: toko itu banyak pembelinya.
55. Uang: Ayahku memiliki uang yang banyak.
56. Wajah: wajah anak itu terlihat bulat.
57. Wasit: wasit memberikan kartu merah kepada salah satu pemain.
58. Yang: kemarin yang sakit siapa?
59. Zaman: Pak Guru sedang menceritakan kisah zaman dalu.
60. Zakat: aku akan pergi membayar zakat.
Contoh kosa kata baku dan tidak baku:

Kosa kata baku Kosa kata tidak baku


Atlet (baku) – Atlit (tidak baku) – baku. Atlit
Bus Bis
Detergen Deterjen
Efektif Efektip
Finis Finish
Hafal Hapal
Izin Ijin
Gua Goa
Jenderal Jendral
Kacamata Kaca mata
Kaus Kaos
Lubang Lobang
Miliar Milyar
Nomor Nomer
Ojek Ojeg
Permukiman Pemukiman
Risiko Resiko
Rizki Rejeki
Satai Sate
Sopir Supir
Telur Telor
Unta Onta
Yogyakarta Jogjakarta
Zaman Jaman

Anda mungkin juga menyukai