A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot 4.6.1 Menyusun kerangka teks anekdot
dengan memerhatikan struktur dan 4.6.2 Mengembangkan tema dan bahasa
kebahasaaan. menjadi teks anekdot.
4.6.3 Memproduksi teks anekdot dengan
memperhatikan makna tersirat
C. Tujuan Pembelajaran
6
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning atau
penemuan dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat belajar aktif, berorientasi pada
proses, pengarahan sendiri, pencarian sendiri, dan reflektif, serta berpikir secara kritis
dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan
bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.
D. Materi Pembelajaran
- Teks anekdot
- Peristiwa/sosok yang berkaitan dengan kepentingan publik
- Sindiran
- Unsur humor
- Konjungsi
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
mengomunikasikan)
Metode : Discovery learning (stimulasi-identifikasi-mengumpulkan data,
mengolah data, verifikasi, menyimpulkan), diskusi, presentasi, tanya
jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah- Kegiatan Keterangan (4C, Alokasi
Langkah Literasi, dan waktu
Karakter)
Pembukaan 1. Peserta didik merespon salam Pendidikan 10 menit
dari guru Karakter
2. Mengabsen peserta didik dan Religus
berdoa agar siap mengikuti
pembelajaran.
3. Melakukan pengondisian
peserta didik dan lingkungan
kelas (peduli lingkungan) Komunikasi
4. Peserta didik merespon
pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya. Komunikasi dan
5. Peserta didik dan guru Berpikir Kritis
berdiskusi dengan proaktif
tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan
(apersepsi).
6. Peserta didik menyimak
kompetensi yang akan
dicapai dan penjelasan
mengenai metode
pembelajaran yang akan
digunakan dalam
pembelajaran.
a) Stimulasi
7. Peserta didik memperhatikan Literasi Media
tayangan video (vlog)
8. Peserta didik mengomentari
tayangan vlog berkaitan dengan
humor, sindiran, dan Berpikir Kritis
kebahasaan teks anekdot
9. Peserta didik mencermati teks
anekdot.
10. Peserta didik membaca teori Kolaborasi dan
yang berkaitan dengan teks. Berpikir Kritis
11. Peserta didik dibantu guru
mengidentifikasi teks anekdot.
Kegiatan Inti b) Identifikasi Masalah 70 menit
12. Peserta didik membentuk Kolaborasi
kelompok beranggotakan 4-5
orang.
13. Peserta didik menyaksikan Berpikir Kritis dan
tayangan video bersama Kolaborasi
kelompoknya
14. Peserta didik mencatat bagian-
bagian yang bisa dijadikan
humor atau sindiran sebagai
materi teks anekdot.
15. Peserta didik mengembangkan Berpikir Kritis
materi
c) Mengumpulkan Informasi
16. Peserta didik berdiskusi Kolaborasi dan
mengenai struktur, kaidah Berpikir Kritis
kebahasaan, dan isi teks
anekdot bersama kelompoknya.
17. Peserta didik berdikusi
mengenai makna tesirat dari Kolaborasi dan
teks anekdot. Berpikir Kritis
18. Pesertda didik berdiskusi
mengenai sosok tokoh teks Kolaborasi dan
anekdot. Berpikir Kritis
19. Peserta didik menyusun
kembali teks anekdot Berpikir Kritis dan
Kreatif
d) Mengolah Informasi
20. Peserta didik menyimpulkan Berpikir Kritis
struktur, kaidah kebahasaan,
dan isi teks anekdot.
21. Peserta didik menyimpulkan
fungsi dari teks anekdot.
22. Peserta didik menyusun teks Kreatif, Berpikir
anekdot dengan memerhatikan kritis, dan
struktur, unsur humor dan Kolaborasi
kebahasaan teks anekdot
e) Verifikasi Hasil
23. Peserta didik menyampaikan Komunikasi
teks anekdot yang telah mereka
susun
24. Peserta didik menyampaikan
simpulannya mengenai fungsi
teks anekdot dan kaitannya
dengan kehidupan.
25. Peserta didik dapat
menyampaikan amanat tersirat Berpikir Kritis dan
maupun tersurat dari teks Komunikasi
anekdot.
26. Peserta didik mengumpulkan
hasil kerjanya
Tanggung Jawab
Penutup 27. Peserta didik bersama guru Komunikasi, dan 10 menit
melakukan refleksi terhadap Kolaboratif
proses pembelajaran.
28. Peserta didik dibantu guru
menyimpulkan materi yang Komunikasi dan
dipelajari. Berpikir Kritis
29. Peserta didik diminta untuk
mempersiapkan materi untuk
KD/pertemuan berikutnya.
30. Peserta menyiapkan diri dan
berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing. Religius
31. Memberi salam
32. Menutup proses pembelajaran
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Mengontruksi Teks anekdot
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian hasil mengontruksi
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial lisan.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 1 kali dan apabila setelah 1 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Peserta didik yang mencapai nilai n( ketuntasan) n n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
b. Peserta didik yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
A. Lampiran Materi
Teks anekdot merupakan sebuah karangan cerita atau kisah yang bisa jadi berdasarkan
pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek dan lucu tentang berbagai
topik seperti pendidikan, politik, hukum, sindiran, kritikan, dan sebagainya. Dalam teks
anekdot itu sendiri, perlu diketahui bahwa teks anekdot tidak hanya berisikan kisah-kisah
cerita lucu semata melainkan terdapat juga amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang
suatu kebenaran secara umum.
Setelah kita mengetahui pengertian dari teks anekdot, teks anekdot juga memiliki ciri-ciri
yang dapat berguna sebagai pembeda dari teks-teks lainya. Ciri-ciri tersebut dapat kalian lihat
sebagai berikut:
1. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan
kisah-kisah lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa
terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir
4. Bisa jadi mengenai orang penting
5. Memiliki tujuan tertentu
6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
7. Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara
umum dan realistis
Teks anekdot juga memiliki struktur-struktur dalam pembentukannya. Struktur teks anekdot
antara lain Abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, koda, dan Re-orientasi. Untuk
mengetahui lebih dalam mengenai tiap bagain struktur kalian bisa simak yang di bawah ini:
Abstraksi, bagian ini terletak pada bagian awal paragraf, pada bagian ini berisikan
gambaran awal tentang isi dari teks anekdot.
Orientasi, pada bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu
peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam teks.
Event, berisikan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam teks.
6
Krisis, bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi dalam teks
anekdot.
Reaksi, bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul dalam bagian
krisis.
Koda, pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam teks.
Re-orientasi, bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup
dari teks itu sendiri.
Seperti kita ketahui teks anekdot juga memiliki tujuan yang di tujukan untuk pembaca dalam
setiap kisah cerita yang ditulis. Tujuan-tujuan tersebut merupakan latar belakang bagi
pengarang atau penulis untuk menulis sebuah teks anekdot. Berikut di bawah ini merupakan
beberapa tujuan dari penulisan teks anekdot.
Teks anekdot juga memiliki kaidah kebahasaan tersendiri berbeda dari teks lainnya. Kaidah
kebahasaan itu bisa kalian lihat di bawah ini.
Nangka Impor
Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita,
Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget
ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya.
Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya ciicipi, percaya atau
tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli!
Karena penasaran, maka saya bertanya:
“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di
tempat aslinya?”
“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di
sini memakai nangka impor,” jawabnya.
“Emang nangkanya impor dari mana?”
“Dari Yogya, Mas...”
Anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang
menyatakan peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang
tidak membutuhkan jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang
menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, (d) menggunakan kata
kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya; (e) menggunakan kalimat
perintah (imperative sentence); dan (f) menggunakan (kalimat seru).
Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung
sangat dominan.
Contoh analisis kaidah kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi.