A. Kompetensi Inti
K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
eksplanasial, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan eksplanasial pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai 4.8.1 Mengaitkan nilai kehidupan yang dipelajari dalam
kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek dengan kehidupan nyata
cerita pendek.
C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, TPACK dan model Problem Based
Learning (PBL), siswa dapat mendeskripsikan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen, menjelaskan unsur
intrinsik dan ekstrinsik cerpen serta mempresentasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari
dalam cerita pendek
D. PPK
Religius
Rasa Ingin tahu
Kerja keras
Berpikir kritis
Kerjasama
Jujur
Pantang Menyerah
E. Materi Pembelajaran
a. Fakta
Contoh teks cerpen
b. Konsep
Pengertian cerpen
Isi cerpen
Unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen
Nilai- nilai kehidupan dalam cerpen
G. Kegiatan Pembelajaran
I. Penilaian
Teknik Penilaian:
Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio
Bentuk Penilaian:
Observasi : Lembar pengamatan aktivitas siswa
Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
Portofolio : Pedoman penilaian portofolio
Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah suatu cerita fiksi yang berbentuk prosa singkat dan pendek yang unsur ceritanya
berpusat pada satu pokok peristiwa. Salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa yang dikemas secara
ringkas, serta menceritakan suatu kisah fiktif yang berpusat pada satu tokoh beserta dengan konflik dan
penyelesaiannya. Seperti namanya, cerita yang disajikan singkat dan padat tanpa mengurangi unsur-
unsurnya. Bahkan, panjang dari cerita tersebut tidak lebih dari 10.000 kata yang mana kisahnya dapat
selesai dibaca hanya dengan ‘satu kali duduk’.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra, dalam hal ini cerpen dari dalam karya
sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam cerpen terdiri dari :
1. Tema, Tema merupakan suatu pokok masalah yang mendasari sebuah cerita (gagasan pokok). Tema
biasanya tidak disajikan secara langsung namun tersirat dan dapat disimpulkan sendiri oleh pembaca.
2. Tokoh, Penokohan adalah pemberian watak pada tokoh dalam cerita. Pemberian sifat/ watak atau
karakter tiap tokohnya akan terlihat dari tingkah laku, fikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap
sesuatu. Metode penokohan terdapat dua jenis, yaitu metode analitik dan metode dramatik.
Metode analitik merupakan penokohan yang dipaparkan secara langsung seperti baik hati,
pemarah, keras kepala, jahat, dan lain sebagainya.
Sedangkan metode dramatik merupakan penokohan yang dipaparkan secara tidak langsung yaitu
melalui dialog antar tokoh, penggambaran sifat dan perilaku atau cara fikir.
Selain dua hal diatas penokohan juga dibedakan menurut penampilan tokohnya yaitu protagonis dan
antagonis,
Protagonis adalah tokoh yang memerankan watak jujur, baik, suka menolong, dan lainnya yang
baik baik.
Antagonis adalah tokoh yang memerankan watak licik, tidak jujur, jahat, pembohong, dan lainnya
yang buruk buruk.
Tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah atau penghubung antara protagonis dan antagonis.
karakter tritagonis mengarah sama seperti protagonis.
3. Setting/ latar, Setting atau latar dalam sebuah cerita bisa berupa tempat, suasana, atau waktu. Terdapat
tiga unsur utama dalam setting/latar yaitu :
Latar tempat, terkait tempat terjadinya peristiwa dalam cerpen
Latar waktu, terkait kapan peristiwa tersebut terjadi
Latar suasana, terkait suasana atau perasaan dalam suatu peristiwa
4. Sudut pandang, Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam menceritakan sebuah cerita. Sudut
pandang mampu menempatkan pengarang maupun pembaca untuk menjadi tokoh utama atau orang lain
dalam cerita. Terdapat 3 kata ganti orang dalam sudut pandang :
Sudut pandang orang pertama, yaitu pandangan penulis seolah-olah ia terjun langsung sebagai
tokoh utama dalam ceritanya. Contoh : aku, saya, gue (tunggal) ; kami, kita (jamak)
Sudut pandang orang kedua, yaitu pandangan penulis seolah-olah penulis sedang bercerita. Contoh
: kamu (tunggal), kalian (jamak)
Sudut pandang orang ketiga, pandangan penulis seolah-olah penulis merasakan, mengetahui,
mengalami apa yang terjadi pada tokoh cerita tersebut. Contoh : dia (tunggal), mereka (jamak)
5. Alur atau plot, Alur atau plot merupakan jalannya sebuah cerita. Urutan cerita biasanya berdasarkan
waktu, kejadian sebab akibat, atau lainnya. Secara garis besar dan yang paling umum, alur cerita dimulai
dengan perkenalan atau pertemuan antar tokoh, munculnya konflik, konflik memuncak, puncak konflik
atau klimaks, penyelesaian konflik, lalu akhir (perpisahan atau hasil dari solusi konflik). Alur juga bisa
dimodifikasi sesuai dengan keinginan penulis misal kisah akibat-sebab atau plot maju mundur antara sebab
dan akibat. Dalam sebuah cerita, alur dibuat oleh penulis untuk membuat tahapan-tahapan dalam cerita,
sehingga isi cerita tidak membinggungkan pembaca. Alur cerita yang digunakan terbagi beberapa jenis,
yaitu :
Alur Maju atau alur progresif, yaitu alur yang bergerak maju dengan tahapan cerita yang
menceritakan kejadian secara berurutan, mulai dari awal, tengah dan akhir. Biasanya
dimulai dari pengenalan masing-masing karakter tokoh, timbulnya konflik, puncak dari konflik,
pemecahan konflik, penyelesaian konflik.
Alur Mundur atau alur regresif, yaitu tahapan cerita yang menceritakan kejadian akhir sebuah
cerita, kemudian mundur kebelakang mengingat kembali bagaimana kisah itu terjadi.
Alur Campuran atau alur gabungan, yaitu kombinasi dari alur maju dan alur mundur, tahapan
dalam cerita bisa berurutan kemudian disisipi kisah mundur kebelakang atau selang seling dari alur
maju dan mundur.
6. Amanat, Amanat merupakan ajaran atau pesan yang tersirat dalam isi cerita, sehingga dibutuhkan
pemahaman dari pembaca. Ajaran/pesan tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.
7. Gaya bahasa, Gaya bahasa adalah ciri khusus penulis dalam menggambarkan atau melukiskan isi
ceritanya dengan penggunaan kata, uangkapan, majas, yang digunakannya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada diluar sebuah karya sastra (cerpen), namun secara tak
langsung mempengaruhi isi dari karya sastra tersebut. Beberapa unsur ekstrinsik yang berkaitan dengan
pembuatan sebuah karya sastra, diantarnya :
Latar belakang pembuatan sebuah cerita adalah dasar yang bermaksud/bertujuan memberikan pemahaman
kepada pembaca apa dan mengapa sebuah karya sastra dibuat. Atau memberi pemahaman apa yang ingin
penulis sampaikan kepada pembaca.
Latar belakang pengarang juga merupakan hal paling berpengaruh terhadap pembuatan cerita. Latar
belakang pengarang berupa :
Aliran sastra : seorang penulis memiliki aliran sastranya sendiri yang menjadi ciri khasnya. Latar
belakang penulis juga disertai aliran cerita yang disukainya.
Kondisi Psikologis : Suatu keadan psikologis pengarang yang berupa pemilihan tema, bahasa yang
digunakan, alur yang dipakai, pandangan hidup pengarang, keyakinan dan lain sebagainya.
3. Situasi/Keadaan Masyarakat
Situasi yang sedang berkembang atau terjadi di tengah-tengah masyarakat, seperti ideologi, politik,
sikap sosial, budaya, dan juga kondisi perekonomian masyarakat. Latar budaya masyarakat muncul dalam
cerita dapat dituliskan dalam bentuk setting maupun muncul dalam dialog tokoh, atau pada narasi penulis.
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen :
Nilai moral,Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik
buruk tingkah laku.
Nilai sosial/kemasyarakatan
Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat
Nilai religius/keagamaan
Nilai keagamaan yaitu nilai yang berkaitan dengan agama
Nilai pendidikan/edukasi
Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan/pelajaran hidup
Nilai estetis/keindahan
Nilai estetis yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik/menyenangkan/keindahan
(nilai seni).
Nilai etika
Nilai etika yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
Nilai politis
Nilai politis yaitu nilai yang berkaitan dengan situasi politik (pemerintahan).
Nilai budaya
Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan (adat istiadat).
Nilai kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai
kemanusiaan dapat berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, edukasi, dan sebagainya.
LAMPIRAN II
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) - 1
Indik
A. Petunjuk Belajar
1. Baca dengan cermat dan saksama setiap panduan yang ada dalam LKPD.
2. Laksanakan tugas-tugas yang tertulis pada LKPD dengan baik dan benar.
3. Kalian dapat membaca materi di buku pegangan Bahasa Indonesia.
4. Kumpulkan LKPD sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
b. Tugas Siswa
Kegiatan 1
Jawablah pertanyaan berikut!
1. 1 Apa kaitan video film pendek yang ditonton dengan teks cerpen?
2. 2 Bagaimana ciri umum dari cerpen?
3. 3 Apa saja unsur pembangun cerpen?
4. 4 Apa saja nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam film pendek yang ditonton ?
5. 5 Apa kaitan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan nyata?
Kegiatan 2
Perhatikan soal-soal berikut ini!
b. Bacalah cerita pendek yang berjudul “Keluarga Hadi” dengan cermat!
c. Telaahlah unsur pembangun teks cerita pendek di bawah sesuai kolom
yang sudahdisediakan!
Cerpen
Keluarga Hadi
Humam S. Chudori
HUJAN yang mengguyur wilayah Jabodetabek kali ini berakibat sungai kecil yang ada
di tengah kompleks perumahan kami meluap. Sejak tinggal di sana, sepuluh tahun yang lalu,
baru kali ini perumahan kami didatangi banjir. Memang, banjir tidak merata. Tidak semua
rumah di kompleks perumahan kami digenangi air. Cuma sebagian wilayah yang terkena
banjir. Ya, hanya rumah yang berdiri di dekat kali yang terendam. Memang, di tengah
kompleks peruahan itu ada sebuah kali kecil. Dulu, airnya tak pernah meluap. Bahkan naik
hingga jalan pun, tidak. Ada tujuh kompleks perumahan di wilayah Kecamatan P. Enam
kompleks perumahan di antaranya selalu banjir apabila hujan deras menyiram wilayah
Jabodetabek. Dan, sebelum tahun ini, hanya kompleks perumahan kami yang tak pernah
kedatangan “tamu” yang tak diharapkan itu. Mungkin karena lokasi kompleks peruahan kami
ada di daerah yang lebih tinggi daripada kompleks perumahan lain yang ada di sana.
BEBERAPA belas tahun lalu, Hadi selalu bangga dengan rumahnya yang tak pernah
didatangi banjir. Sebab jika terjadi banjir di tempat lain, sungai kecil yang ada di tengah
perumahan kami tidak pernah penuh. Jika musim kemarau air kali hanya setinggi mata kaki.
Tak pernah lebih. Jika musim hujan tiba, bisa dipastikan, Hadi akan bilang kalau rumahnya
dijual pasti laku mahal. Alasannya, rumahnya bebas banjir. Kalimat yang nyaris tak pernah
berubah redaksi ini akan disampaikan kepada orang yang bicara masalah banjir dengannya.
“Untung rumah kita di sini, Sis,” kata Hadi untuk ke sekian kalinya ketika ia bertandang ke
rumah saya.
“Soalnya di sini jauh dari banjir.”
“Saya yakin kalau rumah kita dijual pasti pasarannya tinggi,” lanjutnya.
“Memang rumah kamu mau dijual?” tanya saya?
“Ya, tidaklah. Cuma andaikata mau dijual pasti pasarannya tinggi.”
“Tapi semahal-mahalnya rumah di sini masih banyak yang mampu membeli. Lha wong
tipenya kecil. Masih tipe standar,” kata saya.
Itulah percakapan saya dengan Hadi—teman perguruan tinggi saya yang tinggal di blok
depan—terakhir kalinya, sekitar satu tahun yang lalu. Sebab, sejak itu Hadi tak pernah datang
ke rumah. Saya tidak tahu alasannya Hadi tak pernah berkunjung lagi. Yang saya ingat, ketika
saya menyanggah ucapannya, wajahnya mendadak berubah. Lalu tak lama kemudian ia
pulang. Ia seperti tersinggung dengan ucapan saya. Tetapi, saya bosan dengan kalimatnya itu.
kalimat saya,
Sebetulnya saya ingin bertanya kenapa tak ada tetangga yang mau membantu keluarga
yang suaminya sedang tak ada di rumah. Namun, saya pikir saat itu semua orang sibuk
sendiri-sendiri. Masing-masing berusaha menyelamatkan perabotan rumah tangganya sendiri.
Sebab barang yang telanjur kena air, hampir bisa dipastikan, sulit untuk dimanfaatkan lagi.
Entah itu kasur, buku-buku, apalagi barang elektronik.
“Pak Wasis tahu sendiri setelah Pak Hadi berjenggot. Sejak ia...”
“Berjenggot?” tanya saya, tak sabar, memotong kalimat Sucahyo, “Sudah lama?” Sucahyo
mengangguk.
Lalu tanyanya, “Memangnya Pak Wasis tidak tahu?” Saya mengangguk.
Selanjutnya Sucahyo menceritakan perubahan sikap Hadi yang semula ekstrovert, ketika
wajahnya masih klimis—tanpa jenggot dan kumis. Mudah bergaul. Setiap malam liburan
keluar rumah, ngobrol dengan tetangga atau ikut main gaple dengan tetangga. Tak pernah
absen dalam pertemuan bulanan warga yang diadakan ketua RT. Namun, sejak berubah
penampilan, ia menjadi tertutup. Introvert. Tidak mau bergaul dengan tetangga. Dan, sejak itu
seringkali pergi ke luar kota. Meninggalkan istri dan anaknya di rumah hingga dua tiga hari.
Meskipun demikian, tak pernah ada tetangga yang tahu apakah Hadi pindah tempat kerja atau
ada urusan pribadi. Ketika terjadi banjir beberapa hari sebelumnya, misalnya, Hadi tidak ada
di rumahnya.
Ketika itu hanya ada istri dan kedua anaknya yang masih kecil—berusia sembilan tahun
dan adiknya baru enam tahun—yang ada di rumah. Mengetahui tidak ada orang laki-laki di
rumah itu, Wahyu dan Sigit mendatangi rumah Hadi. Maksudnya hendak membantu penghuni
rumah menyelamatkan barang- barang.
“Terima kasih. Saya sudah tahu,” sahut Nurhayati, setengah berteriak, dari dalam rumah
tatkala Wahyu dan Sigit berteriak memberi peringatan adanya banjir sambil mengetuk pintu
pagar rumah Hadi. Beberapa saat kemudian, lampu yang semula padam menyala.
“Apa yang dapat kami bantu, Bu?” tanya Sigit, setengah berteriak, masih di depan pintu pagar.
Lantaran penghuni rumah belum juga keluar.
“Tidak usah,” jawab istri Hadi, dari dalam, “Saya sudah bangun, kok.”
Setelah berkali-kali mendapat jawaban sama, akhirnya dua pemuda itu mendatangi
rumah ketua RT, Muharam, dan menceritakan peristiwa yang terjadi di rumah Hadi.
Mendengar penuturan mereka, Muharam mendatangai rumah Hadi. Pagar rumah Hadi masih
terkunci. Dengan berteriak ketua lingkungan itu menawarkan bantuan kepada Nurhayati.
Tetapi, alangkah terkejutnya sang ketua RT tatkala Nurhayati yang berada di lantai atas hanya
memberi jawaban, “Terima kasih, Pak RT.”
“Apa Ibu tidak memerlukan bantuan...”
“Tidak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” potong Nurhayati yang berdiri di pinggir
pagar lantai di atas rumahnya, “Saya masih bisa...”
“Di rumah Ibu sendirian, bukan?” kali ini Muharam yang memotong kalimat Nurhayati.
“Justru karena suami saya tak ada di rumah,” jawab perempuan yang sudah memakai cadar
itu.
Berkali-kali ketua RT, bahkan beberapa tetangga sekitar ikut, menawarkan diri untuk
membantu penghuni rumah. Tetapi, perempuan yang belum genap satu tahun memakai cadar
itu (padahal sebelumnya berjilbab pun Nurhayati tak pernah) tetap menolak tawaran baik para
tetangga. Alasannya sang suami tak ada di rumah. Karena Nurhayati tetap tak mau membuka
pintu, bahkan pintu pagarnya tetap terkunci, akhirnya tetangga dan ketua lingkungan yang
hendak menolongnya meninggalkan rumah Hadi. Tak ada lagi yang berusaha membujuk ibu
dua anak itu. Para tetangga baru mengetahui Nurhayati tak berhasil menyelamatkan barang-
barangnya yang ada di lantai bawah setelah Hadi pulang. Setelah mereka mengeluarkan
barang- barangnya. Bahkan sebagian perabotannya ada yang terpaksa dibuang. Lantaran tidak
bisa digunakan lagi. Kasur dan sebuah pesawat televisi berukuran 21 inc, misalnya. Barang-
barang itu diberikan kepada pemulung. Entah dijual entah diberikan begitu saja.
“Bukan hanya Pak Hadi yang sudah berubah. Tapi, juga istrinya. Nah, orang mau ditolong kok
tidak mau. Alasannya suami tidak ada di rumah,” Sucahyo mengakhiri ceritanya.
“Jadi, mereka berubah bukan hanya pada penampilan melainkan juga sikap mereka.”
BEBERAPA bulan kemudian, saya datang lagi ke rumah Hadi. Ingin memastikan kabar
yag disampaikan Sucahyo, bahwa Hadi sudah berubah penampilan dan istrinya sudah pakai
cadar. Namun, ketika tiba di sana ternyata rumah itu sudah kosong. Sudah tak ada
penghuninya. Kata Sucahyo rumah itu sudah dijual. Ketika keluarga Hadi pindah tidak ada
tetangga yang mengantar. Mereka pindah pada malam hari. Hingga tidak ada tetangga yang
tahu keberadaan mereka sekarang. “Apalagi Pak Wasis, tetangga di sini juga tidak ada yang
tahu kalau dia pindah,” kata Sucahyo.
SAYA seperti tidak percaya membaca berita tentang tertangkapnya teroris. betapa tidak,
karena inisial nama yang disebut sebagai orang yang diduga teroris berhuruf H. Sedangkan
nama istrinya disebutkan lengkap: Nurhayati.
“Mana mungkin Hadi jadi teroris?” tanya saya dalam batin, “Atau bisa jadi ia hanyalah korban
atas target pemusnahan teroris? Mungkinkah karena ia berjenggot dan istrinya bercadar? Apa
gara-gara ia sudah menjadi orang yang introvert?”
Tiba-tiba setumpuk pertanyaan memenuhi pikiran. Namun, saya tak mampu menjawab
atas pertanyaan- pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran. Selama ini saya tak pernah
percaya ada teroris dari kalangan penganut agma yang fanatik. Sungguh!
Kegiatan 3
Perhatikan soal-soal berikut ini!
1. Bacalah cerita pendek yang berjudul “Keluarga Hadi” dengan cermat!
2. Tentukan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut
3. Kaitkan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan nyata!
LAMPIRAN III
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
INSTRUMEN TES TERTULIS
Tes Tertulis
Disediakan teks cerpen
1. Tentukanlah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam cerpen!
2. Identifikasikanlah nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut!
3. Kaitkan nilai-nilai tersebut dengan keidupan nyata!
Tertulis (soal HOTS)
1. Identifikasilah teks cerpen dengan memerhatikan unsur intrinsik, unsur ektrinsik dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya!
3. Presentasikanlah hasil kerjamu dihadapan teman-temanmu.
RUBRIK PENILAIAN
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 Siswa menentukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen 4
dengan sangat tepat
a. Siswa menentukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen 3
dengan tepat
b Siswa Siswa menentukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen 2
dengan kurang tepat
c Siswa menentukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen dengan 1
tidak tepat
Soal Aspek yang Dinilai Skor
2 Siswa mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam 4
cerpen dengan sangat tepat
Siswa mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam 3
cerpen dengan tepat
Siswa mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam 2
cerpen dengan kurang tepat
Siswa mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam 1
cerpen dengan tidak tepat
Soal Aspek yang Dinilai Skor
3 Siswa mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan keidupan nyata 4
Soal Aspek yang Dinilai Skor
dengan sangat tepat
g. Siswa mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan keidupan nyata 3
dengan tepat
h Siswa mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan keidupan nyata 2
dengan kurang tepat
i. Siswa mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan keidupan nyata 1
dengan tidak tepat
Tugas I
1. Simpan setiap tugas yang diberikan ke dalam map individu peserta didik (warna map sesuai dengan kelas
masing-masing/tiap kelas beda warna map
2. Buat rangkuman dari setiap tugas yang telah diberikan dan rangkuman dibuat pada kertas folio bergaris.
3. Batas waktu pengumpulan tugas adalah di pertemuan terakhir
PEDOMAN PENSKORAN:
SKOR
KRITERIA YANG DINILAI
MAKSIMAL
Peserta didik menyimpan semua tugas yang telah dikerjakan dengan lengkap, 4
dan tugas dikerjakan dengan benar, serta dikumpulkan tepat waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, dan sebagian 3
besar benar tapi kurang lengkap, serta dikumpulkan tepat waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun sebagian 2
besar salah, kurang lengkap, dan tidak dikumpulkan tepat waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun tugas 1
yang dikerjakan salah, dan kurang lengkap, serta tidak dikumpulkan tepat
waktu
Peserta didik tidak menyimpan satu pun tugas-tugas yang diberikan karena 0
tidak pernah mengumpulkan tugas
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO
Jenis Tugas :
Kelas : XI
Semester/ Tahun Pelajaran : 1/ 2018 - 2019
Kelas/ Level
Kompetensi Bentuk Nomor
No Materi Pokok Semeste Indikator Soal Kogni
Dasar Soal Soal
r tif
1 3.8 Mengidentifikasi Memahami nilai- XI/1 Disajikan video film C Uraian 1
nilai-nilai kehidupan nilai kehidupan pendek dan teks cerpen, 4
yang terkandung dalam cerpen siswa
dalam kumpulan yang didengar dapat mengidentifikasi n
cerita pendek yang atau dibaca. ilai- nilai kehidupan
dibaca. dalam cerpen
2 Menentukan XI/1 Disajikan video film C5 uraian 2
unsur intrinsik pendek dan teks cerpen,
dan unsur siswa dapat Menentukan
ekstrinsik secara unsur intrinsik dan
lisan dan tulis. unsur ekstrinsik secara
Kelas/ Level
Kompetensi Bentuk Nomor
No Materi Pokok Semeste Indikator Soal Kogni
Dasar Soal Soal
r tif
lisan dan tulis.