Anda di halaman 1dari 14

Tugas Penelitian Tindakan Kelas

CRITICAL BOOK REPORT


MENINGKATKAN PROFESIONALISE GURU MELALUI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran)
dan
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BELAJAR MELAKUKAN PTK DENGAN MODEL INTEGRATIF
(M. Haviz)

Dosen Pengampu:
Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum

Disusun:
Nama : Yuriska Dewi
NIM : 2161111051
Kelas : Reguler B 2016

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga Penyusun mampu menyelesaikan tugas Critical Book
Report (CBR) ini. Critical Book Report (CBR) ini penyusun selesaikan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Penyusun menyadari bahwa Critical Book Report (CBR) ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca terutama kepada Bapak Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Semoga Critical Book Report (CBR) ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri. Akhir kata,
penyusun mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................1

BAB II ISI BUKU....................................................................................................2


2.1 Identitas Buku I..............................................................................................2
2.2 Ringkasan Buku I...........................................................................................2
2.3 Identitas Buku II.............................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................7


3.1 Keunggulan dan Kelemahan Buku I..............................................................7
3.2 Keunggulan dan Kelemahan Buku II.............................................................8

BAB IV PENUTUP.................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
4.2 Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Mahasiswa adalah salah satu sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap negara,
termasuk Indonesia. Seorang mahasiswa harus peka terhadap perkembangan zaman dan
informasi yang ada disekitarnya. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mendapatkan
informasi, salah satu nya adalah dengan membaca buku. Membaca buku adalah suatu
kegiatan yang sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam proses belajarnya dikampus.
Membaca buku dianggap sangat penting karena buku merupakan sumber ilmu dan
informasi yang dapat dipercaya. Kecanggihan teknologi dan perkembangan zaman juga tidak
terlepas dari peran buku dalam kehidupan ini. Oleh sebab itu, seorang mahasiswa harus
menjadi buku sebagai “teman” untuk mendapatkan ilmu dan informasi. Tidak hanya
membaca buku, seorang mahasiswa juga harus dapat menilai buku yang dibacanya apakah
sudah baik atau belum. Kegiatan penilaian ini dapat kita sebut dengan “Critical Book
Report”. Critical Book Report dapat dilakukan mahasiswa secara sederhana. Sebelum
melakukan penilaian mahasiswa harus terlebih dahulu memahami isi buku yang di kritik
kemudian dapat membandingkannya dengan buku lain sebagai pembanding untuk menilai
buku yang dikritik.

1.2 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui isi buku dengan cara membuat ringkasannya.
2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikritik.
3) Untuk mengetahui perbandingan buku yang dikritik dengan buku yang lain.

1.3 Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)


1) Agar menambah wawasan melalui isi buku yang diringkas.
2) Agar mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang di kritik.
3) Agar mengetahui perbandingan buku yang dikritik dengan buku yang lain.

1
BAB II
ISI BUKU

2.1. Identitas Buku I

Judul Buku : Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Penelitian Tindakan


Kelas
Penulis : Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran
Penerbit : Citapustaka Media Perintis
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit : Bandung
Jumlah Halaman : x + 174

2.2. Ringkasan Buku I


Istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research sebenarnya
tidak terlalu dikenal di luar negeri, istilah ini dikenal di Indonesia untuk suatu penelitian
tindakan (action reasearch) yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
dengan maksud memperbaiki proses belajar mengajar. Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian praktis yang berorientasi pada pengkajian masalah-masalah yang dihadapi guru di
dalam kelas dan hasilnya dapat segera diaplikasikan oleh guru sendiri dalam rangka
memperbaiki permasalahan belajar mengajar yang dihadapi. PTK juga bersifat situasional
dan kontekstual yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam
rangka pemecahan masalah belajar-mengajar yang sedang dihadapi guru atau memperbaiki
situasi belajar mengajar tertentu dan dalam konteks yang tertentu pula.
Guru dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK yang dilakukan dapat
selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada
tercapainya perbaikan. Karena situasi kelas sangat dinamis, maka peneliti perlu
menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Hal ini menuntut komitmen untuk
berpartisipasi dan kerja sama dari semua orang yang terlibat, serta keinginan yang kuat untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar PTK yang dilakukan dapat berhasil,
yakni (1) guru beserta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan
2
3
kualitas pembelajaran, (2) tindakan yang dilakukan hendaknya berdasarkan pada pengetahuan
(3) pemantauan KBM harus dilakukan secara sistematik, (4) guru dan kolabolator perlu
membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan), dan (5) guru perlu memberi
penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik.
Mengkaji teori sangat bermanfaat dalam menentukan solusi dan kebutuhan perumusan
hipotesis tindakan. Secara umum, teori atau hasil penelitian terdahulu dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan solusi dan
membuat rumusan hipotesis. Perumusan hipotesis yang sahih seharusnya diturunkan dari
kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan diskusi dengan para pakar. Analisis
kelayakan suatu hipotesis sangat diperlukan, sebab akan menentukan keberhasilan tujuan
penelitian. Hipotesis tindakan dalam PTK sedikit berbeda dengan hipotesis pada penelitian
konvensional (formal) yang pada umumnya bersifat kuantitatif dan umumnya mengarah pada
masalah hubungan sebab akibat dan perbedaan.
Hipotesis PTK lebih ditekankan pada perumusan tindakan penelitian dan bersifat
deskriptif kualitatif. Guru sebagai peneliti perlu menganalisis kelayakan hipotesis, mungkin
dengan bantuan peneliti yang lebih ahli atau pembimbing. Rumusan hipotesis tindakan
memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Tentu saja,
perumusan hipotesis tersebut dibuat berdasarkan landasan berfikir (konseptual ) yang akan
dibangun berdasarkan landasan teori yang jelas. Tahapan yang sebaiknya diikuti dalam
merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
a. Memilih alternatif tindakan berdasarkan analisis akar masalah dan solusi alternatif
yang telah diusulkan.
b. Menetapkan prosedur tindakan dan kemungkinan pencapaian keberhasilan tindakan
yang dipilih.

Untuk lebih jelas, cermati kasus berikut beserta hipotesis tindakan yang diusulkan.
a. Kasus: Siswa-siswa sangat sulit dalam menganalisis wacana utama sebuah teks
bacaan. Guru menganalisis masalah dan menyimpulkan bahwa siswa tidak mampu
memilah dan memilih pokok kalimat dalam memahami makna bahan bacaannya.
Sedangkan guru sendiri belum memberikan pengalaman belajar yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan adalah
menugaskan siswa membaca teks dan menceritakan wacana utama dari teks tersebut
dengan bahasa sendiri. Berdasarkan kajian teori, guru mempelajari bahwa kasus
tersebut dapat diatasi
4

b. dengan memberikan perta konsep yang mendeskripsikan tema dan kalimat pendukung
lainnya terkait konteks bacaan.
c. Hipotesis tindakan: Jika pembelajaran analisis wacana teks dilakukan dengan
menggunakan peta konsep yang menggambarkan hubungan tema utama kalimat
dengan kalimat lainnya, maka mereka siswa akan mampu menemukan wacana
sebuah teks bacaan secara cepat. Untuk mensukseskan aktivitas belajar tersebut, guru
juga perlu meningkatkan teknik evaluasi yang dapat memberikan dampak pada
peningkatan pembelajaran siswa.

Tabel berikut merupakan tahapan dan deskripsi rencana tindakan,


Tahapan Deskripsi
Formulasi solusi dalam Penjelasan tentang perumusan hipotesis tindakan sudah
bentuk hipotesis tindakan dijelaskan sebelumnya. Pada langkah ini peneliti merumuskan
gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab
utama masalah dengan mengumpulkan data dan menafsirkan
untuk mempertajam gagasan tersebut dan kemudian
merumuskan hipotesis tindakan sebagai pedoman tindakan
yang akan dilakukan.
Analisis kelayakan solusi Pada langkah ini peneliti mengkaji kelayakan tindakan yang
telah dirumuskan dalam hipotesis tindakan. Analisis kelayakan
dapat dilakukan dengan mengkaji kepustakaan yang relevan,
berdiskusi dengan kolega, atau berdiskusi dengan peneliti yang
lebih kompeten. Kemudian, peneliti harus menentukan strategi
tindakan yang dianggap tepat.
Menyusun rancangan Pada langkah kegiatan ini, peneliti mempersiapkan kebutuhan
persiapan tindakan untuk melakukan tindakan sebagai solusi masalah yang
ditetapkan.

Rencana tindakan dibuat secara rinci setelah peneliti mengkaji teori dan menetapkan
landasan berfikir serta hipotesis tindakan (bersifat opsional). Perencanaan PTK merupakan
suatu skenario atau program kerja yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan PTK.
Perencanaan tindakan meliputi semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan
5
pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode mengajar, serta teknik dan instrumen
observasi), dan perkiraan kendalaan yang mungkin timbul pada pelaksanaan. Perencanaan
yang harus dipersiapkan oleh guru sebagai peneliti berkaitan dengan persiapan: rencana
tindakan yang disusun sebagai RPP, indikator keberhasilan, instrumen penelitian, rencana
diagnosis atau analisis data, dan hal-hal lain yang diperlukan pada saat penelitian.
Secara rinci kegiatan membuat rancangan persiapan PTK meliputi komponen
kegiatan, antara lain:
1. Merancang model/ strategi/ metode/ teknik perbaikan sesuai dengan
permasalahan.
2. Mengatur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
3. Mengidentifikasi komponen-komponen pendukung yang diperlukan.
4. Melakukan pengaturan jadwal dan penyusunan jadual kegiatan yang akan
dilaksanakan.
5. Menyusun rincian desain tindakan sesuai dengan rencana jadwal kegiatan
yang akan dilakukan.
Keberhasilan PTK ditentukan oleh kematangan perencanaan yang dibuat untuk
mengatasi permasalahan. Langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan:
1. Menentukan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan penelitian.
2. Menentukan tindakan perbaikan program atau gambaran singkat tentang perubahan
khsusu yang dirancang untuk dilakukan.
3. Membuat garis besar rencana secara jelas dan jawal kerjanya
4. Menyusun rumusan mengenai kerja yang akan dilakukan dalam keseluruhan kegiatan
PTK.
5. Mendeskripsikan rencana belajar.
6. Menjabarkan cara melakukan observasi/monitoring pelaksanaan tindakan.
7. Merencanakan metode/teknik analisis data tentang proses dan hasil tindakan.
8. Menentukan bukti yang akan dijadikan sebagai indikator untuk mengukur pencapaian
pemecahan masalah.
9. Mengilustrasikan tentang cara mengumpulkan data dan bagaimana data itu dapat
menjelaskan apa yang telah terjadi dalam tindakan awal dan memberikan umpan balik
pada tahap berikutnya.
6
2.3. Identital Buku II
Judul Buku : Penelitian Tindakan Kelas, Belajar Melakukan PTK dengan Model
Integratif
Penulis : M. Haviz
Penerbit : STAIN Batusangkar Press
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Batusangkar
Jumlah Halaman : viii + 69 hlm
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Keunggulan dan Kelemahan Buku 1


No Aspek Keunggulan Kelemahan
1 Keterkaitan antar Buku ini memiliki Buku ini tidak dilengkapi
bab keterkaitan antar bab yang dengan bab yang membahas
baik. Tiap bab merupakan tujuan PTK.
kelanjutan dari bab
sebelumnya. Pada bab
pertama penulis
menjelaskan pengertian dan
karakteristik PTK. Bab ini
mengarahkan persepsi
pembaca untuk mengetahui
ciri khusus dari PTK yang
membedakannya dengan
penelitian konvensional
lainnya. Bab selanjutnya
merupakan tahapan dalam
penulisan PTK, dibahas
secara detail dan diberikan
contohnya. Buku ini juga
dilengkapi dengan latihan
membuat proposal PTK,
format dan contoh PTK.
2 Kemutakhiran isi Buku ini cukup mutakhir Contoh laporan PTK yang
buku digunakan untuk membantu diberikan tidak mutakhir,
guru mengembangkan PTK, sebab pembelajaran yang
PTK harus dilakukan guru diteliti masih kurikulum yang
bukan hanya sebagai lama atau KTSP, sehingga
persyaratan kelulusan penulis tidak mengetahui
7
8
Administrasi tetapi sebagai Bagaimana perkembangan
pemecah masalah maupun PTK di kurikulum 2013.
penunjang keberhasilan
pembelajaran.
3 Originalitas isi Isi dari buku ini tidak Tidak ada kelemahan pada
menampakkan unsur segi originalitas isi.
plagiatisme. Penulis selalu
mencantumkan sumber
literatur ketika mengutip
pendapat ahli.
4 Kelengkapan buku Buku ini dilengkapi dengan Sebaiknya buku ini
format laporan PTK dan dilengkapi dengan latihan
contoh-contoh laporan PTK. membuat laporan PTK dan
Bagan dan rumus-rumus tidak hanya latihan membuat
analisis data juga terdapat proposal PTK.
dalam buku ini.

3.2. Keunggulan dan Kelemahan Buku II


No Aspek Keunggulan Kelemahan
1 Keterkaitan antar Buku ini memiliki Buku ini tidak dilengkapi
bab keterkaitan antar bab yang dengan pengertian PTK,
baik. Penulis mengurutkan sehingga pembaca tidak
bab dari tahapan penulisan mengetahui karakteristik
sebuah penelitian. Mulai khusus yang membedakan
dari kiat menemukan PTK dengan penelitian
masalah, murumuskan lainnya.
tujuan, menulis kajian teori,
menuliskan metodologi,
desain penelitian, analisis
data, hingga bagian akhir
penelitian.

9
2 Kemutakhiran isi Buku ini cukup mutakhir Sebaiknya penulis
buku digunakan untuk menyertakan laporan PTK
mempelajari dan termutakhir yang dapat
mengembangkan penelitian dijadikan referensi bagi
tindakan kelas. Buku ini pembaca.
juga dijelaskan dengan
singkat dan padat sehingga
mudah bagi pembaca untuk
memahaminya.
3 Originalitas isi Penulis selalu menuliskan Berdasarkan analisis
sumber ketika mengutip originalitas ini, tidak ada
pendapat ahli dalam suatu kelemahan dalam aspek ini.
buku dan lainnya. Sehingga
dapat dikatakan penulis
mencerminkan sikap tidak
plagiatisme terhadap karya
orang lain.
4 Kelengkapan buku Buku ini dilengkapi dengan Buku ini tidak dilengkapi
bagan-bagan dan langkah dengan pengertian dan
kerja mengerjakan PTK, karakteristik PTK, selain itu
sehingga memudahkan buku ini juga tidak
pembaca belajar membuat dilengkapi dengan contoh
PTK laporan dan proposal PTK.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang berorientasi pada
pengkajian masalah-masalah yang dihadapi guru di dalam kelas dan hasilnya dapat segera
diaplikasikan oleh guru sendiri dalam rangka memperbaiki permasalahan belajar mengajar
yang dihadapi. PTK juga bersifat situasional dan kontekstual yang dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah belajar-mengajar
yang sedang dihadapi guru atau memperbaiki situasi belajar mengajar tertentu dan dalam
konteks yang tertentu pula.
Dari analisis buku I dan buku II berdasarkan aspek keterkaitan antar bab, originalitas
isi buku, kemutakhiran isi buku, dan kelengkapan isi buku dapat disimpukkan bahwa buku I
lebih unggul dari buku II. Sebab buku I memiliki kelengkapan yang tidak dimiliki buku II,
kelengkapan tersebut antara lain pengertian dan karakteristik PTK, contoh proposal PTK, dan
contoh laporan PTK. Kedua buku cukup mutakhir digunakan untuk mempelajari dan
mengembangkan PTK.
4.2. Saran
Baik guru maupun calon guru sangat disarankan untuk membaca buku I dan buku II,
terutama buku I sebab buku tersebut mempermudah pemabaca membuat PTK secara
bertahap. Selain itu buku tersebut memuat hakikat PTK sehingga pembaca akan mengerti
PTK berbeda dengan penelitian-penelitian biasa lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Haviz, M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Belajar Melakukan PTK dengan Model Integratif.
Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Anda mungkin juga menyukai