Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Dalam critical jurnal review mahasiswa dituntut untuk mengkritisi sebuah artikel dan
meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami secara lebih baik.
Termasuk di dalamnya mengerti akan kelemahan dan kelebihan isi artikel sehingga dengan
begitu mahasiswa akan terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta mendapat hal-hal yang
baru. Critical jurnal review ini juga akan melatih, menambah serta memberikan pemahaman
betapa pentingnya mengkritisi suatu karya berdasarkan data yang faktual sehingga dengan
begitu terciptalah karakteristik logis yang membuat seseorang akan semakin maju dan
melalui critical jurnal review ini kita menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk
kemudian menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman
yang dimiliki.

B. Tujuan Penulisan CJR


Tujuan dari penulisan critical jurnal review ini adalah :
1. Untuk mengkritisi suatu karya penelitian yang berhubungan dengan topik
sosiolinguistik.
2. Untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis isi jurnal.
3. Untuk mengetahui isi, kelemahan, dan kelebihan dari jurnal.

C. Manfaat Penulisan
1. Agar menambah wawasan dari jurnal yang ditelaah.
2. Melatih kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis tulisan.

D. Identitas Jurnal
Jurnal 1
1. Judul Artikel : Wujud Pilihan Bahasa dalam Ranah Keluarga pada Masyarakat
Perumahan di Kota Purbalingga
2. Nama Jurnal : Jurnal Kredo

1
3. Penulis : Pramika Wardhani, Mimi Mulyani, dan Fathur Rokhman
4. ISSN : 2599-316X
5. Vol. & Hal : 1(2) Hal. 91-105
6. Tahun terbit : 2018

Jurnal 2
1. Judul Artikel : Campur Kode dan Alih Kode dalam Percakapan di Lingkup
Perpustakaan Universitas Bengkulu
2. Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Korpus
3. Penulis : Laiman Akhii, Ngudining Rahayu, dan Catur Wulandari
4. ISSN :-
5. Vol. & Hal : 2 (1) Hal. 45-55
6. Tahun terbit : 2018

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Jurnal I
Artikel pada jurnal ini membahas penelitian tentang wujud pilihan bahasa dalam
ranah keluarga pada masyarakat perumahan di kota Purbalingga. Sosiolinguistik mengkaji
hubungan antara bahasa dan masyarakat yang mengaitkan dua bidang yang dapat dikaji
secara terpisah, yakni struktur formal bahasa oleh linguistik dan struktur masyarakat oleh
sosiologi (Wardhaugh 1986:4 dan Holmes 1992:1). Kelompok masyarakat yang memakai
dua bahasa atau lebih dalam melakukan komunikasi disebut masyarakat yang berdwibahasa
atau multilingual. Menurut Tarigan (1989:2) kedwibahasaan dipandang sebagai perihal
pemakaian dua bahasa (seperti bahasa daerah di samping bahasa nasional). Untuk dapat
menggunakan dua bahasa itu, seseorang harus benar-benar menguasai (1) bahasa ibu sebagai
bahasa pertama, dan (2) bahasa lain sebagai bahasa kedua.
Haugen (dalam Suwito 1991:49) mengemukakan bahwa kedwibahasaan adalah tahu
dua bahasa, yaitu seorang dwibahasawan tidak harus menguasai secara aktif dua bahasa,
tetapi cukup apabila hanya mengetahui secara pasif dua bahasa itu. Pilihan pemakaian bahasa
pada masyarakat dwibahasa atau multibahasa memiliki beberapa kecenderungan, antara lain
adanya saling mempengaruhi antarbahasa dan adanya gejala-gejala bahasa yang disebut alih
kode akibat dari pilihan pemakaian bahasa tersebut (Poedjosoedarmo 1978:28). Pilihan
bahasa merupakan sesuatu yang dapat dipandang sebagai masalah yang dihadapi masyarakat
yang tinggal diantara interaksi dua bahasa atau lebih. Pilihan bahasa sendiri dapat diartikan
sebagai kecenderungan pemakaian satu bahasa di antara beberapa bahasa yang berkembang
di suatu masyarakat bahasa.
Kondisi kedwibahasaan (bilingualisme) atau keanekabahasaan (multilingualisme)
pada masyarakat yang memiliki dua bahasa atau lebih akan memungkinkan mereka untuk
menggunakan dua bahasa atau lebih itu secara langsung dalam bertutur. Dengan kata lain,
seorang penutur dalam bertutur akan beralih dari satu bahasa ke bahasa lain atau dari satu
ragam ke ragam lain. Peristiwa peralihan itulah yang disebut alih kode. Alih kode memiliki
ciri-ciri (1) alih kode merupakan penggunaan dua bahasa atau dua variasi secara bergantian,
yang masing-masing bahasa atau variasinya itu menunjukkan fungsinya masing-masing, (2)
alih kode ditandai dua hal, yaitu masingmasing bhasa masih mendukung fungsi tersendiri
sesuai dengan konteksnya, (3) alih kode terjadi pada masyarakat dwilingual yang mengenal
variasi bahasanya, dan (4) alih kode terjadi pada seorang penutur dwibahasawan.

3
Aspek lain dari saling ketergantungan bahasa pada multilingual adalah terjadinya
peristiwa campur kode. Nababan (1993:63) menyatakan bahwa campur kode adalah suatu
keadaan dimana seseorang mencampur dua bahasa atau lebih bahasa atau ragam bahasa
dalam suatu tindak bahasa (speech act) tanpa ada sesuatu di dalam situasi berbahasa itu yang
menuntut percampuran bahasa dan dalam keadaan ini yang ada adalah kesantaian penutur
atau kebiasaan yang dituruti. Campur kode terjadi apabila dalam suatu peristiwa tutur,
klausaklausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri atas klausa/frase campuran dan
masing-masing tidak lagi mendukung fungsi sendirisendiri.
Wujud pilihan bahasa dalam ranah keluarga pada masyarakat perumahan di Kota
Purbalingga berupa tunggal Bahasa, meliputi bahasa Indonesia ragam nonformal dan bahasa
Jawa ngoko; alih kode; serta campur kode. Masyarakat tutur di perumahan cenderung
menuturkan tunggal kode dan alih kode internal dari bahasa Jawa ngoko ke bahasa Jawa
krama hal itu disebabkan oleh penggunaan bahasa dari penutur yang lebih muda kepada
penutur yang lebih tua dengan hubungan anak dan orangtua. Dengan demikian masyarakat di
Perumahan lebih dominan melakukan alih kode dari bahasa Jawa ngoko ke bahasa Jawa
krama dengan alasan adanya partisipan yang lebih tua sehingga ingin menunjukan sikap
hormat dan sopan

B. Ringkasan Jurnal II
Artikel dalam jurnal ini membahas tentang campur kode dan alih kode dalam
percakapan di lingkup perpustakaan Universitas Bengkulu. Adapun wujud campur kode
dalam percakapan di lingkup perpustakaan Universitas Bengkulu meliputi (a) unsur yang
berwujud kata, (b) unsur yang berwujud frasa, (c) unsur yang berwujud klausa, dan (d) unsur
yang berwujud baster. Campur kode tersebut meliputi penyisipan bahasa Inggris ke dalam
tuturan bahasa Bengkulu, penyisipan bahasa Inggris ke dalam tuturan bahasa Indonesia,
penyisipan bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Bengkulu, Penyisipan bahasa Jawa ke
dalam tuturan bahasa Bengkulu, penyisipan bahasa Korea ke dalam tuturan bahasa Bengkulu,
penyisipan bahasa Palembang ke dalam tuturan bahasa Bengkulu, penyisipan bahasa
Indonesia ke dalam tuturan bahasa Bengkulu, penyisipan bahasa Selatan ke dalam tuturan
bahasa Bengkulu, dan penyisipan bahasa Rejang ke dalam tuturan bahasa Bengkulu.
Jenis alih kode yang terjadi dalam percakapan di lingkup perpustakan Universitas
Bengkulu meliputi alih kode intern dan alih kode ekstern. Alih kode tersebut meliputi: (a)
alih kode dari bahasa Selatan ke bahasa Bengkulu, (b) alih kode dari bahasa Indonesia ke
bahasa Bengkulu, (c) alih kode dari bahasa Bengkulu ke bahasa Kaur, (d) alih kode dari

4
bahasa Muko-muko ke bahasa Bengkulu, (e) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa,
(f) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Batak, (g) alih kode dari bahasa Bengkulu ke
bahasa Arab, (h) alih kode dari bahasa Bengkulu ke bahasa Inggris, dan (i) alih kode dari
bahasa Kaur ke bahasa Inggris.
Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode di lingkup perpustakaan Universitas
Bengkulu meliputi (a) faktor kebahasaan, (b) faktor kebiasaan, (c) faktor tidak ada ungkapan
yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai, (d) faktor latar belakang sikap penutur, dan (e)
faktor topik pembicaraan. Faktor yang paling sering terjadi adalah faktor kebahasaan. Faktor-
faktor penyebab terjadinya alih kode intern meliputi: (a) menyesuaikan kode yang dipakai
lawan bicara, (b) kehadiran orang ketiga, (c) penutur, (d) sekedar bergengsi, (e) tujuan untuk
mengungkapkan sesuatu, (f) lawan tutur, dan (g) menunjukkan bahasa pertama.

C. Keunggulan dan Kelemahan Jurnal


1. Jurnal I
a. Keunggulan jurnal
1) Telaah Jurnal
Secara keseluruhan artikel ini sudah cukup baik dan telah memenuhi standar
penulisan. Terlebih penulis memberikan simpulan dan penjelasan secara rinci kepada
pembaca untuk dapat mengetahui tentang wujud pilihan bahasa dalam ranah keluarga
pada masyarakat perumahan di kota Purbalingga.
2) Gaya Penulisan
Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul
artikel, nama penulis, abstrak, pendahuluan, pembahasan, penutup dan pustaka.
3) Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai isi artikel.
Memberikan abstrak baik dalam bahasa Indonesia dan mencantumkan abstrak dalam
bahasa Inggris, serta abstrak telah mencantumkan kata kunci, jumlah kata dalam
abstrak ini cukup memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.
4) Referensi
Referensi dalam jurnal ini mengunakan literatur yang berasal dari buku dan
jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan, adanya penyuguhan pendapat dari ahli.

5
b. Kelemahan Jurnal
Kelemahan dalam jurnal ini yaitu penulis tidak memberikan saran pada bagian
penutup dan kelemahannya juga terletak pada bagian pustaka. Pada penulisan daftar
pustaka penulis tidak mengurutkannya berdasarkan abjad.

2. Jurnal II
a. Keunggulan Jurnal
1) Telaah Jurnal
Secara keseluruhan artikel ini sudah cukup baik dan telah memenuhi standar
penulisan. Terlebih penulis memberikan memberikan saran pada bagian kesimpulan.
2) Gaya Penulisan
Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul
artikel, nama penulis, abstrak, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan pustaka.
2) Referensi
Referensi yang digunakan mengunakan literatur yang berasal dari buku dan
jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan, adanya penyuguhan pendapat dari ahli.

b. Kelemahan penelitian
Adapun kelemahan dalam artikel ini yaitu jurnal ini tidak ada nomor ISSN
(International Standard Serial Number). Dalam artikel ini masih mengunakan
referensi/literatur yang tidak terbaru, berasal dari buku dan jurnal-jurnal yang telah
dipublikasikan.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara konten keseluruhan jurnal ini sudah terlihat sangat baik dalam hal
mendeskripsikan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Jurnal ini memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Kedua jurnal ini sangat bagus dan sangat
cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari sosiolinguistik, khususnya penggunaan alih
kode dan campur kode dalam tindak tutur. Meskipun kedua jurnal ini memiliki perbedaan
serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya tetapi pada dasarnya memiliki
tujuan yang sama yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan
memahami serta menerapkan setiap materi yang sudah dibacanya. Oleh karena itu, jurnal ini
dipakai oleh kalangan siswa, mahasiswa dan umum untuk menambah wawasan tentang
bagaimana memahami hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu
masyarakat tutur.

B. Saran

Kedua jurnal ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan dalam penilaian
pembelajaran, tetapi ada baiknya susuanan penulisan kedua artikel agar diperbaiki.

7
DAFTAR PUSTAKA

Pramika Wardhani, dkk. 2018. Wujud Pilihan Bahasa dalam Ranah Keluarga pada
Masyarakat Perumahan di Kota Purbalingga. 1(2). 91-105.
Akhii, Laiman dkk. 2018. Campur Kode dan Alih Kode dalam Percakapan di Lingkup
Perpustakaan Universitas Bengkulu. 2 (1). 45-55.

Anda mungkin juga menyukai