Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JURNAL RIVIEW

MK. sosiolinguistik
PRODI Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN
SENI

Nilai :

DOSEN PENGAMPU : TrisnawatiHutagalung, S.Pd., M.Pd.

SOSIOLINGUISTIK

CRITICAL JOURNAL REVIEW

NAMA MAHASISWA : ANGELIKA T SIMARMATA


NIM : 2193210003
MATA KULIA : Sosiolinguistik

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa  yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita  semua, atas berkat karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah Critical Journal Review ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih  kepada IbuTrisnawatiHutagalung,S.Pd.,M.Pd.yangtelah  memberikan  tugas Critical
Journal Review ini sehingga penyusun dapat lebih memahami lebih jauh mengenai seperti
apakah sebenarnya yang di bahas dalam jurnal yang penyusun review serta apa kelebihan serta
kekurangannya dan oleh karena itu penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik.
Penyusun sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan
seluruh pembaca pada umumnya.

                                   
                                                                                                .  Medan, Maret 2021
                                                                                                   

Angelika T Simarmata

NIM. 2193210003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A.  Latar Belakang.......................................................................................................................4

B. Identitas Jurnal.......................................................................................................................4

A. RasionalisasiPentingnyaCJR.......................... 7
b. Tujuan Penulisan CJR............7
c. Manfaat CJR........... 7

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL....................................................................................... 9

A. . Pembahasan Isi Journal Utama....................................................................................................9

C. Pembahasan Isi Jurnal Pembanding...............................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN/ ANALISIS.........................................................................................10

A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal.......................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP............................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 11

B. SARAN......................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 12
BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Mengkritik sebuah Jurnal atau lebih adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh
siswa maupun mahasiswa. Terlebih lagi untuk kita calon pendidik bangsa. Banyak jurnal-jurnal
yang beredar sekarang ini yang bisa dikritik. Baik dari segi penulisan, cocok tidaknya bahan
materi  dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi.
            Adapun tujuan penulis di dalam makalah ini adalah untuk menguraikan tentang kelebihan
dan kekurangan jurnal demi memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik yaitu tentang Critical
Journal Review dimana tujuannya adalah tidak lain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
di dalam menilai sebuah jurnal. Di dalam makalah ini saya juga tidak ada maksud untuk
menyudutkan beberapa pihak tertentu. Baik itu dari segi penulisan dan pemakaian bahasa, bahan
materi yang saya sampaikan, maupun dari segi kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak
ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung
atas penyajian makalah ini.
B. Identitas Jurnal

A. Jurnal Utama

Judul : PENGGUNAAN BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL DAN


IMPLIKASINYA TERHADAP KARAKTER BANGSA
Jurnal. : Stilistika
Volume. :3
Penulis : Dr. Farida Nugrahani, M.Hum
Tahun Terbit : 2017
Halaman : 18

B. Jurnal Pembanding

Judul : DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL


INSTAGRAM

Jurnal : JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA

Volume : 5

Penulis. : RINI DAMAYANTI

Tahun terbit : 2018

Halaman. : 17
A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

Jurnal yang baik adalah jurnal yang dapat memberi pemahaman yang jelas kepada para
pembaca. Jurnal adalah sarana bagi pembaca untuk menyelami dimensi keilmuan dan
pengetahuan. Melalui jurnal pembaca dapat menambah wawasan dan menjadi acuan dasar
sebelum diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka untuk itu perlu adanya Critical Journal
Review. Dalam Critical Journal Review kali ini akan dibahas mengenai jurnal yang berjudul
PENGGUNAAN BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KARAKTER Bangsa DAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM
Melalui critical journal review ini diharapkan akan mampu membantu pembaca untuk
memilih artikel yang baik dalam pencapaian kompetensi keilmuannya.

B. TUJUAN PENULISAN CJR

1. Agar pembaca memahami isi kedua jurnal

2. Agar pembaca mengetahui dan memahami kekurangan dan kelebihan dari kedua jurnal

3. Agar mahasiswa mengetahui ringkasan materi isi jurnal

4. Agar mengetahuI perbandingan kedua jurnal

C. MANFAAT CJR

Adapun manfaat penulisan critical journal report ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan review terhadap jurnal

2. Menambah wawasan bagi pembaca mengenai kekurangan dan kelebihan jurnal


BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. JURNAL UTAMA

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi antarmanusia yang efektif dan
banyak digunakan. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Oleh sebab itu, dalam
bahasa terkandung norma-norma kebudayaan yang mengatur perilaku kebahasaan
anggotanya.
Pada era teknologi informasi ini, media sosial merupakan sarana komunikasi
masyarakat dalam dunia maya yang efektif. Media sosial di dunia maya, seperti twitter,
facebook, blog, dan forum-forum diskusi online dewasa ini sangat digemari oleh
masyarakat dunia, dan sangat efektif dampaknya terhadap pembentukan opini masyarakat.
Dalam konteks ini, media sosial dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, antara lain
untuk promosi program, pembentukan opini, pencitraan terhadap figur atau kandidat
dan melakukan propaganda politik. Untuk tujuan itu, sebagaimana fungsinya, bahasa yang
digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Oleh sebab itu, maka fenomena
penggunaan bahasa yang tidak santun bahkan mengarah ppad sarkasme pada media sosial
banyak ditemukan. Tulisan yang berisi umpatan, caci-maki, cemooh, dan merendahkan
orang lain sangat mudah ditemukan dalam akun facebook, twitter, blok, dan instagram
yang disampaikan secara terbuka kepada khalayak.
Media massa sebagai sarana komunikasi sering dimanfaatkan orang untuk
menyampaikan pendapat dan dukungannya terhadap salah satu tokoh dalam partai
politik. Sebagaimana dalam kampanye tidak resmi, yaitu kampanye yang dilakukan oleh
masing-masing pendukung kandidat melalui komunikasi dalam media sosial. Berbagai
gaya komunikasi dilakukan para pengguna media sosial, baik melalui komentar, kritik,
saran, dan gurauan yang di dalamnya banyak mengandung ujaran yang melanggar
kesantunan karena mengandung sarkasme.
Penggunaan gaya bahasa sarkasme dalam media sosial ini dapat mendidik
masyarakat untuk menggunakan bahasa yang sarkastik (kasar), sehingga secara tidak
lagsung media sosial telah berperan dalam menyebarkan contoh penggunaan bahasa yang
tidak santun dan melanggar etika pergaulan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus
sebab jika dibiarkan akan membentuk suatu budaya komuniksi yang tidak sehat bahkan
dapat melunturkan karakter bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa timur, yang
santun dan berbudaya tinggi, menjadi bangsa yang sarkastik. Oleh sebab itu, dipandang
perlu untuk dilakukan penelitian tentang penggunaan bahasa dalam media massa ini,
untuk memberi masukan bagi pendidikan karakter generasi muda Indonesia.
Dalam bahasa dikenal adanya gaya bahasa atau majas. Majas merupakan sarana
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang indah dan personal.
Menurut Al-Ma’ruf (2014:7), gaya bahasa adalah style yang merupakan cara pemakaian
bahasa dalam konteks tertentu, oleh penulis atau pengarang tertentu. Gaya bahasa
merupakan cara pengungkapan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan
kreativitas, kepribadian,ppenulisnya untuk mencapai efek tertentu. Pada umumnya gaya
bahasa ini berhubungan erat dengan latar sosiokultural penulis atau penciptanya.
Gaya bahasa digunakan untuk meningkatkan efek dan menjelaskan gagasan-gagasan yang
akan diungkapkan, sehingga pikiran dan perasaan yang disampaikan dapat dimengerti,
baik oleh pembaca maupun pendengarnya. Gaya bahasa itu merupakan pemanfaatan atas
kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis. Tujuan penggunaan gaya
bahasa adalah untuk memperoleh efek tertentu. Melalui gaya bahasa seorang penulis dapat
menunjukkan keseluruhan ciri- ciri khas bahasanya dalam menyatakan pikiran dan
perasaan baik dalam bentuk tulis ataupun lisan. Karena itu, melalui gaya bahasanya
seseorang dapat diketahui kepribadiannya, karena gaya bahasa ini berhubungan erat
dengan latar sosiokulturalpenulisnya.
Gaya bahasa dapat mengubah dan menimbulkan konotasi tertentu, karena
menurut Tarigan (2009:4) gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu dapat
ddimanfaatka dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi
penyimak atau pembaca. Para ahlitelah menemukan enam puluh macam gaya bahasa dan
diklasifikasikan ke dalam empatkelompok besar, meliputi: (1) gaya bahasa perbandingan;
(2) gaya bahasa pertentangan; (3) gaya bahasa pertautan; (4) gaya bahasa perulangan.
Dalam konteks ini, gaya bahasa yang banyak menyiratkan adanya ketidaksantunan
adalah gaya bahasa sarkasme. Dalam Kamus Besar BBahas Indonesia, sarkasme
dimaknai dengan “(penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang
lain; cemoohan atau ejekan kasar”. Sarkasme merupakan suatu majas yang berisi kata
sindiran dalam sesuatu atau penyinggungan. Kalimat yang
mengandung makna sarkasme biasa digunakan pada saat demonstrasi, untuk memberikan
kritikan atas sesuatu yang dipandang kurang tepat. Sarkasme juga banyak digunakan
dalam bahasa pers, yang tujuannya untuk mmenjatuhka seseorang yang berkedudukan
sebagai rivalnya.
Menurut Keraf (2014:143) sarkasme merupakan acuan yang lebih kasar dari ironi
dan sinisme, yang mengandung kepahitan dan celaan yang menyakiti hati dan kurang
enak didengar. Selain mengandung arti penyindiran, sarkasme juga merupakan ejekan
atau penghinaan terhadap seseorang. Dari beberapa makna kata sarkasme tersebut, dapat
disampaikan bahwa sarkasme yaitu kata-kata kasar yang sengaja digunakan seseorang
untuk menyakiti hati atau perasaan orang lain yang menjadi target tuturannya.
Penggunaan sarkasme mengandung makna bahwa seorang penutur dengan sengaja
melakukan usaha untuk mengganti kata-kata yang bermakna biasa dengan kata-kata lain
yang mengalami penyimpangan makna (kasar). Sarkasme ini biasanya dilakukan orang
dalam situasi yang tidak ramah atau untuk menunjukkan sikap negatif, misalnya jengkel,
sebal, muak, marah, jijik, dan sebagainya.

Dalam berkomunikasi, seseorang memiliki tugas uuntu mampu membina kerjasama. Untuk itu
dalam berkomunikasi seseorang perlu mengutamakan etika. Etika adalah nilai dan norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika ini
merupakan kumpulan asas atau nilai moral. Dalam etika dipelajari tentang baik atau buruk perilaku
seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pengertian etikaadalah ilmu tentang apa yang
baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Tetapi dapat juga diartikan
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau kode etik. Etika berkaian dengan apa yang
baik dan buruk dan hak serta kewajiban moral (akhlaq). Dari beberapa kutipan di atas, etika dapat
dimaknai dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia, yang
menyangkut masalah berikut. (1) nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bbagiseoran atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bbermasyarakat (2) kumpulan
asas dan nilai moral atau kode etik. (3) ukuran baik dan buruk sesuai dengan filsafat moral. Pada era
teknologi informasi ini, komunikasi antarmanusia tidak hanya dilakukan melalui lisan dan tulisan yang
dicetak dakam buku. Teknologi canggih telah memungkinkan seseorang untuk melakukan komunikasi
dengan berbagai cara, antara lain melalui media massa, seperti koran, majalah, tabloid, televisi, juga
media sosial, seperti twitter, facebook, blog, dan forum-forum diskusi online lainnya. Melalui media
massa dan media sosial, informasi apapun dengan mudah dikomunikasikan pada khalayak. Kondisi ini
menyebabkan komunikasi di seluruh dunia menjadi sangat terbuka dan mudah dengan bantuan
perangkat teknologi berbasis internet seperti hand phone, computer, note book, dan laptop.
B. JURNAL PEMBANDING

Teknologi pada saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia sebagai alat komunikasi yang
mudah dan cepat banyak akses yang digunakan untuk bersosialisasi. Seiring bertambahnya
waktu cara berkomunikasi tidak hanya menggunakan sms dan telepon, melainkan juga
menggunakan internet. Banyak aplikasi yang ditawarkan melalui internet, satu diantaranya
adalah akun jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang
memungkinkan untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
mengundang atau menerima teman untuk bergabungdalam situs tersebut (Firmansyah, 2010).
Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di
dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Jejaring sosial tersebut seperti facebook,
twitter dan instagram.
Instagram merupakan sebuah aplikasi dari smartphone yang khusus untuk media sosial
yang merupakan salah satu dari media digital yang memunyai fungsi hampir sama dengan
twitter, namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk
berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi
penggunanya dan juga dapat meningkatkan kreativitas, karena instagram memunyai fitur yang
dapat membuat foto lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus (Atmoko,2012:10).
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger, dua sarjana dari Stanford
University di Amerika Serikat. Mereka berdua meluncurkan instagram pada bulan Oktober
2010. Layanan instagram yang tadinya masih berupa aplikasi smartphone ini mendapatkan
popularitas yang tinggi dalam waktu cepat, dengan lebih dari 100 juta pengguna yang terdaftar
(dan sekitar 90 juta pengguna aktif bulanan) per Januari 2013. Ini berarti hanya dalam kurun
waktu 3 tahun saja, jumlah pengguna instagram sudah mencapai ratusan juta. (Kevin Systrom
dan Mike Krieger, “Sejarah Instagram” (Online)).
Atas kepopuleran instagram sebagai media sosial dan memiliki banyak pengguna,
penelitian ini memilih media instagram sebagai objek penelitian. Banyak hal yang menarik
untuk diteliti dari jejaring sosial tersebut, diantaranya akun @kumpulan_puisi dan
@prestigeholics. Kedua akun tersebut adalah sebuah akun instagram yang berisikan motivasi
tentang hidup yang mencakup kebahagiaan, kehidupan, cinta dan hubungan. Sejak awal
kemunculannya, kedua akun tersebut telah mencuri perhatian masyarakat. Akun
@kumpulan_puisi berdiri sejak tanggal 21 Juli 2015 hingga sampai saat ini telah memunyai
followers 2730, sedangkan akun @prestigeholics berdiri sejak 18 Maret 2016 hingga kini telah
mempunyai follower1280.
Kedua akun dipilih karena telah membuat caption-caption yang telah memberikan
inspirasi kepada orang lain. Caption merupakan penjelasan singkat atau deskripsi yang
menyertai ilustrasi atau foto. Caption dalam terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia
memiliki arti sebagai keterangan atau penjelasan tentang sebuah gambar, baik itu berupa foto,
karikatur maupun objek yang lainnya. Selain memberikan inspirasi kedua akun tersebut telah
mewakili penggunaan bahasa dari semua akun yang telah ada.
Menurut Samsuri (1981:5), di samping bahasa milik umum di dalam masyarakat, bahasa
juga milik pribadi seseorang. Jadi bahasa merupakan tempat seseorang untuk berekspresi secara
bebas untuk meluapkan emosi yang sedang dirasakan atau sesuatu yang menjadi perhatiannya.
Dalam jejaring sosial instagram, bahasa yang digunakan merupakan bahasa tulis. Instagram
merupakan jejaring sosial yang biasanya digunakan sebagai wadah mengekspresikan diri oleh
penggunanya dengan bahasa yang memiliki karakteristik sendiri. Penelitian yang digunakan
berbeda dengan bahasa padaumumnya.
Gaya bahasa juga termasuk satu di antara unsur untuk membangun nilai keindahan
sebuah bahasa dalam akun instagram dalam segi makna maupun keindahan bunyi. Gaya bahasa
tersebut merupakan penggambaran pemilik akun @kumpulan_puisi dan @prestigeholics dalam
menyampaikan perasaannya. Setiap penulis memiliki gaya yang berbeda-beda dalam
menuangkan ide tulisannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa watak penulis sangat
mempengaruhi sebuah karya yang dihasilkannya. Kedua akun tersebut tidak dapat dilepaskan
dari watak penulis, sehingga akun instagram @kumpulan_puisi dan @prestigeholics berisi
nasihat dan motivsi yang penuh dengan pertimbangan penulis dalam penggunaan kata, kalimat
maupun gaya bahasa.
Keraf (2008:113) mengatakan bahwa sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung
3 unsur berikut: kejujuran, sopan santun dan menarik. Gaya bahasa berkaitan erat dengan
pilihan kata atau diksi, persoalan ketepatan pemilihan kata menyangkut pula pada masalah
makna kata dan kosakata yang dimiliki seseorang. Gaya bahasa memungkinkan siapa saja dapat
menilai watak pribadi seseorang dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa
tersebut. Semakin baik gaya bahasa seseorang, semakin baik pula penilaian seseorang
terhadapnya, sebaliknya semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian
yang diberikan kepadanya.
Penelitian ini menggunakan kajian sosiolinguistik. Sosiolingustik adalah studi atau
pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat.
Dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek- aspek
kemasyarakatan bahasa. Khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa
yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial) (Nababan, 1993:2).
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan
bahasa dalam akun instagram dengan menggunakan kajian sosiolinguistik. Dengan penelitian
ini diharapkan dapat diketahui penggunaan diksi dan gaya bahasa di dalam kedua akun ttersebut
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan diksi dalam akuninstagram?
2. Bagaimana penggunaan gaya bahasa dalam akuninstagram?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memperoleh tujuan untuk mendeskripsikan
penggunaan diksi dalam akun instagram dan mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa dalam
akun instagram.

1. Jenis-jenis Gaya Bahasa

Dalam kaitannya dengan gaya bahasa yang berlaku di Indonesia, gaya bahasa dapat
ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Tarigan (2009: 5-6) membedakan gaya bahasa
menjadi empat, yaitu (1) gaya bahasa perbandingan , (2) gaya Bahasa pertentangan gaya bahasa
pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan. Tinjauan terhadap gaya bahasa dalam pembahasan
ini ditekankan pada gaya baBahasa perbandingan Gaya bahasa Metafora adalah gaya bahasa
yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung. Biasanya disertai kata-
kata: seperti, bagaikan dan bak. Contoh: Suaranya bening bagaikan bubuluh perind Gaya
bahasa Personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat insani kepada barang yang tak
bernyawa. Contoh: Daun pohon kelapa melambai-lambai di tepi pantai.

1. Gaya bahasa Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat benda
pada manusia atau insani.

Contoh : Andai kamu menjadi langit, maka dia menjaditanah.


2. Gaya bahasa Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang;
merupakan metafora yang diperluas. Contoh : Si jago merah telah pergi, tinggal asap
menyapu runtuhan di pasarminggu.
3. Gaya bahasa Antitesis adalah gaya bahasa yang megadakan perbandingan antara dua
antonim. Contoh : Gadis yang secantik si Ida diperistri oleh si Dedi yang jelek itu.
4. Gaya bahasa Pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan dan bila kata yang
berlebihan itu dihilangkan artinya tetap utuh. Contoh : Ayah telah menyaksikan
kecelakaan tersebut dengan mata kepalanyasendiri.
5. Gaya bahasa Perifrasisi agak mirip dengan pleonasme, dan kata yang berlebihan itu
dapat diganti dengan satu kata saja. Contoh : Ayahanda telah tidur dengan tenang
dan beristirahat dengan damai buat selama-lamanya (= meninggal atauberpulang).
6. Gaya bahasa Antisipasi adalah gaya bahasa yang berwujud mempergunakan lebih
dahulu satu atau beberapa kata sebelum gagasan atau peristiwa yang sebenarnya
terjadi. Contoh : Kami sangat gembira, minggu depan kami memperoleh hadiah dari
BapakBupati.
7. Gaya bahasa Koreksio adalah gaya bahasa yang berupa penegasan sesuatu tetapi
kemudian diperbaiki atau dikoreksi. Contoh : Dia benar-benar mencintai Tetty, eh
bukan, tapi Terry.

2. Fungsi Gaya Bahasa

Gaya bahasa menurut (Tarigan, 2009: 4)merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan
kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Bertolak
dari pernyataan tersebut, dapat dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk meyakinkan
atau mempengaruhi pembaca atau pendengar. Disamping itu, gaya bahasa juga berkaitan
dengan situasi dan suasana karangan. Maksudnya ialah bahwa gaya bahasa menciptakan
keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun buruk, senang tidak enak dan
sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan karena pelukisan tempat, benda-benda, suatu
keadaan atau kondisi tertentu.
Selain pendapat di atas, Tarigan (2009:4) mengatakan bahwa kadang-kadang dengan
kata-kata belumlah begitu jelas untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakanlah
persamaan, perbandingan serta kata-kata kias lainnya. Bertolak dari beberapa pendapat di atas,
dapatlah dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan
yang disampaikan, alat untuk memperjelas sesuatu dan alat untuk menciptakan keadaan hati
tertentu Berdasarkan beberapa pendapat tentang fungsi gaya bahasa yang telah dipaparkan di
atas, dapat disimpulkan fungsi gaya bahasa adalah sebagai berikut:
1. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau
pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar semakin yakin
dan percaya terhadap apa yang disampaikanpenulis;
2. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu,
maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu,
misalnya kesan baik atau buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui
tentang apa yang disampaikanpenulis;
3. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasanyang
disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar terkesan
terhadap agasan yang disampaikan penulis atau pembicara.

3. Instagram

Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang dulu
lebih dikenal dengan “foto instan” (Pengertian instagram, 2012,
dalamhttp://.id.wikipedia.org./wiki/instagram, diakses pada tanggal 04 Januari 2016). Instagram
juga dapat menampilkan foto-foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata
“gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat
mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang disampaikan
dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari kata“instan-telegram”.
Menurut Bambang dalam (Atmoko, 2012:10), Instagram adalah sebuah aplikasi dari
Smartphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang
mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada
pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya.
Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan
kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah,
lebih artistik dan menjadi lebih bagus.
Dari beberapa beberapa pendapat di atas instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto
dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan mengambil video kemudian
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk milik instagram sendiri.

4. Penggunaan Gaya Bahasa dalam Akun Instagram


Secara singkat (Tarigan, 2009: 4) mengemukakan bahwa gayabahasa merupakan bentuk
retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicaradan menulis untuk meyakinkan atau
mempengaruhi penyimak atau pembaca.Adapun analisis mengenai penggunaan gaya bahasa
personifikasi dalam akun instagram adalah sebagai berikut:
Penggunaan Gaya Bahasa Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang
diungkapka seperti manusia. Adapun analisis mengenai penggunaan gaya bahasa personifikasi
dalam akun instagram adalah sebagai berikut Bukankah yang kamu patahkan itu hatiku? Lalu
kenapa untuk mencintai selain kamu, rasanya aku tak lagi mampu?.(A1/65/04/O/GGBa. Data
di depan diambil dari akun @kumpulan_puisi. Penulis memposting status tersebut pada tanggal
4 Oktober 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat pada kata patahkan itu
hatikukarena memberikan sifat benda kepada benda mati. Kata patahkan itu hatikumempunyai
arti hati yang terluka. Maknadari status tersebut adalah seseorang yang tidak bisa melupakan
masa lalaluny Sebelum mentari merangkak menghangati bumi, kalimatku telah mencumbui
langit tentang pesona jiwamu.(A1/67/25/O/GBa)
Data di depan diambil dari akun @kumpulan_puisi. Penulis memposting status
tersebut pada tanggal 25 Oktober 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat
pada kata mentari merangkakdan kalimatku telah mencumbui langit karena memberikan sifat
manusia kepada benda. Makna dari status tersebut adalah seorang laki- laki yang kagum pada
pesonaperempuan.

Mengusahakan pertemuan, perjumpaan dan semacamnya adalah sebuah bentuk perlawanan:


bahwa manusia bisa juga melawan waktu.(A1/72/12/N/Gba)
Data di depan diambil dari akun @kumpulan_puisi. Penulis memposting status
tersebut pada tanggal 12 November 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat
dari kata manusia bisa juga melawan waktu karena waktu diibaratkan seperti manusia yang
hidup. Makna dari status tersebut adalah manusia yang melawan waktu agar bisa bertemu
dengan kekekasihnya Rindu berkunjung lagi, menerpa wajah-wajah yang kehilangan tujuan.
Pagi dalam renungan, hati riangkehilangan.

Data di depan diambil dari akun @kumpulan_puisi. Penulis memposting status


tersebut pada tanggal 13 November 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat
dari kata rindu berkunjung lagikarena rindu disamakan seperti orang. Makna dari status tersebut
adalah sesseorang yang dilanda rirind Bila memang tiada niat, jangan kau beri seakan kau benar
mau menghampiri. Penantian bukan sebuah permainan. Data di depan diambil dari akun
@kumpulan_puisi. Penulis memposting status tersebut pada tanggal 13 November 2017. Status
tersebut termasuk majas personifikasi terlihat dari kata Penantian bukan sebuah
permainan”karena dalam penggalan status tersebut secara tidak langsung penantian diibaratkan
sama seperti permaian. Makna dari status tersebut adalah seseorang yang memberikan
peringatan kepada orang lain agar tak membuatnya untuk menanti Jika kau menginginkan
seseorang masuk dan tinggal di hatimu, keluarkan dulu ingatan seseorang yang pernah tinggal
di dalamnya. Karena hati hanya cukup di tempati satu orang.

Data di depan diambil dari akun @kumpulan_puisi. Penulis memposting status


tersebut pada tanggal 24 November 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat
dari kata seseorang masuk dan tinggal di hatimukarena hati disamakan seperti tempat tinggal
(rumah). Makna dari status tersebut adalah hati hanya bisa ditempati oleh satu ororang Bertahan
untukmu, aku bisa setegar hujan yang siap untuk jatuh berkali-kali agar bisa memeluk bumi.
Data di depan diambil dari akun @Prestigeholics. Penulis memposting status tersebut pada
tanggal 3 November 2017. Status tersebut termasuk majas personifikasi terlihat dari kata aku
bisa setegar hujan karena memberikan sifat hujan kepada manusia. Makna dari status tersebut
adalah seseorang yang rela menjadi hujan demi kkekasihnya Dalam akun instagram ditemukan
data yang menggunakan gaya bahasa personifikasi. Gaya bahasa personifikasi digunakan
penulis untuk memperindah status yang akan diposting.

A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal

1. Dari isi artikel utama dan pembanding sudah jelas. Judul dengan isi yang ada pada
jurnal sudah sesuai. Tidak ada yang melenceng dari jurnal ke pembahasannya.
2. Dari aspek tata bahasa, journal utama sudah bagus. Bahasa yang digunakan bukan
bahasa yang sulit di pahami, tetapi bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
Untuk jurnal pembanding, bahasa yang digunakan sama seperti dengan jurnal utama
mudah untuk di pahami.
3. Dari aspel kelengkapan identitas jurnal utama sudah lengkap, sedangkan pada jurnal
pembanding volumenya kurang lengkap.
4. Pada jurnal utama sudah lengkap dengan adanya perngertian-pengertian yang tepat
dan pada jurnal pembanding isinya sudah bagus dan disertai dengan contoh-contoh
yang bisa dipahami oleh pembaca.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi antarmanusia yang efektif dan banyak
digunakan. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Oleh sebab itu, dalam bahasa
terkandung norma-norma kebudayaan yang mengatur perilaku kebahasaan anggotanya. Pada era
teknologi informasi ini, media sosial merupakan sarana komunikasi masyarakat dalam dunia
maya yang efektif. Media sosial di dunia maya, seperti twitter, facebook, blog, dan forum-forum
diskusi online dewasa ini sangat digemari oleh masyarakat dunia, dan sangat efektif dampaknya
terhadap pembentukan opini masyarakat. Dalam konteks ini, media sosial dapat dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan, antara lain untuk promosi program, pembentukan opini, pencitraan
terhadap figur atau kandidat dan melakukan propaganda politik. Untuk tujuan itu, sebagaimana
fungsinya, bahasa yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.

B.Saran

Kedua jurnal ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi pembelejaran
karakter peserta tetapi ada baiknya kedua jurnal ini disarankan untuk lebih memperbanyak
gambar untuk menambah kejelasan isi untuk memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang
ada di dalam kedua jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai