Anda di halaman 1dari 8

MENGANALISIS ASAL MULA TERJADINYA BATU DI PULAU NIAS

Angelika T Simarmata
Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Medan (angelikaicha6@gmail.com)

ABSTRAK
Penulisan artikel berfungsi Sebagai sarana untuk menyampaikan cerita rakyat yang ditulis
penulis kepada pembaca agar masyarakat yang belum pernah membaca cerita ini dapat
mengetahuinya dan juga membudayakan cerita ini agar tidak hilang. Membantu penulis untuk
berpikir secara sistematis dan melatih penggunaan bahasa secara baik dan teratur dan juga untuk
menjelaskan atau membahas cerita tersebut menggunakan teori yang telah ditetapkan sesuai
dengan cerita tersebut. Cerita ini berasal dari pulau nias yang belum pernah dibukukan atau
diangkat kedalam internet. Cerita ini penulis dapat dari hasil wawancara seseorang yang berasal
dari pulau nias asli dan cerita ini diketahui masyarakat setempat sejak turun temurun namun
cerita ini hanya cerita dari mulut ke mulut. Ataupun cerita pengantar tidur untuk anak mereka
dan tidak pernah dibukukan.
Kata kunci: sebagai sarana, berpikir sistematis, membahas cerita.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra lisan atau sastra rakyat adalah karya sastra dalam bentuk ujaran (lisan), tetapi
sastra itu sendiri berkutat di bidang tulisan.sastra lisan membentuk komponen budaya
yang lebih mendasar, tetapi memiliki sifat-sifat sastra pada umumnya yang beredar di
masyarakat atau di wariskan secara turun temurun itulah yang di sebut tradisi.
Masyarakat yang belum mengenal huruf tidak punya sastra tertulis, tetapi mungkin
memiliki tradisi lisan yang laya dan beragam seperti epik, cerita rakyat, peribahasa, dan
lagu rakyat yang secara efektif membentuk sastra lisan. Cerita ini termasuk cerita lisan
yang belum pernah ditulis dan hanya diceritakan dari mulut ke mulut. Cerita ini sudah
dikenal dari nenek moyang mereka yang mengisahkan tentang sebuah kapal yang
tenggelam dan terbentuk menjadi sebuah batu karena kutukan seorang masyarakat yang
mempunyai kekuatan gaib.

B. METODE PENELITIAN
1. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari internet dimana cerita tersebut telah
ditulis oleh beberapa pengarang untuk membandingkan antara cerita yang dsatu dengan
yang lainnya. Dan juga untuk menambah pengetahuan, cerita, ide yang sudah ada
sebelumnya.

2. Metode pengumpulan data


Pengumpulan data dalam peneitian ini di ambil dari beberapa sumber yang ada di
internet. Mencari cerita rakyat yang akan diteliti dan dibandingkan, mencatat dat yang
telah ditemukan dan menyusun data tersebut.

3. Metode Analisis Data


Data yang telah terkumpul akan di teliti dan di bandingkan dengan cerita lainnya
menggunakan teori yang telah ditentukan.
C. KAJIAN PUSTAKA
Pada sebuah upaya untuk melakukan penelitian maka dibutuhkan sebuah panduan serta
dukungan untuk setiap hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya yang akan berkaitan
dengan sebuah penelitian yang sedang dilakukan.
1. Berdasarkan sebuah penelitian Menurut Retno Wulandari Misteri Batu Atola, Batu yang
Bisa Jalan di Nias Selatan  Sekalipun keberadaannya belum banyak diketahui
masyarakat Nias, kisah misterinya telah sampai ke telinga para pelancong. Misteri yang
hanya ada di Pulau Nias ini pun berkembang dari mulut ke mulut, hingga menimbulkan
rasa penasaran. Saya pun beruntung karena tak perlu penasaran, tapi bisa melihat
langsung misteri Batu Atola, di wilayah Sa’ua, Telukdalam, Nias Selatan, Sumatera
Utara. Adalah Pastor Charles Sebastian Sihombing, OFMCap yang saat itu satu mobil
dengan saya dalam perjalanan dari Gunungsitoli menuju Telukdalam yang bercerita.
Ketika mobil mendekati wilayah Telukdalam, pastor asli Medan ini bercerita tentang
misteri Batu Atola. Batu Atola adalah Bahasa Nias yang berarti batu berlubang. Sesuai
namanya, sebutan Batu Atola diberikan oleh masyarakat setempat untuk batu berlubang
yang penuh misteri ini. Menurut cerita pastor Sebastian, beberapa tahun lalu posisi Batu
Atola berada di tengah laut, sekitar 500 meter dari bibir pantai ke arah laut. Namun dua
tahun terakhir ini secara mengejutkan, posisi batu tersebut bergeser hingga mendekati
jalan raya.
Web: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2508074/misteri-batu-atola-batu-yang-
bisa-jalan-di-nias-selatan
2. Berdasarkan sebuah penelitan Menurut Reno dari Detik Travel mengungkapkan sebuah
cerita dari Kalianda, Lampung Selatan Sebuah cerita legenda kuno menjadi latar belakang
nama dari tempat ini. Di pantai ini terdapat batu-batu karang yang berbentuk menyerupai kapal.
Batu-batu karang itu dapat kita lihat di sisi kanan pantai. Konon tempat ini adalah sebuah
pelabuhan. DetikTravel yang berkesempatan mengunjungi Pantai Guci Batu Kapal sempat
berbincang dengan Yasir Hadibroto selaku anak pemilik pantai Guci Batu Kapal. Yasir
membenarkan hal tersebut. "Dulunya di sini adalah bandar atau pelabuhan. Legendanya,
pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal bangsa asing ini dikutuk oleh si
Pahit Lidah menjadi batu," tutur Yasir. Si pahit Lidah sendiri adalah sosok legenda di
Sumatera. Dia memiliki kesaktian 'kutukan' dapat mengubah apapun menjadi batu. Si
Pahit Lidah merupakan seorang pemuda asal jazirah Arab yang berkelana ke Sumatera
dan bernama asli Bernama asli Serunting. Menurut Yasir, Si Pahit Lidah tidak menyukai
orang-orang di pelabuhan. Orang-orang di pelabuhan terlalu sibuk dan mengacuhkan si
Pahit Lidah saat mencoba menyapa mereka. Karena kemarahan tersebut, legenda
mengatakan, mereka dikutuk si Pahit Lidah menjadi Batu. "Orang-orang sibuk di
pelabuhan tersebut tidak mau menyapa dia, lalu dikutuklah mereka menjadi batu bersama
kapal-kapalnya. "Untuk Nama Guci sendiri juga diambil dari sebuah cerita kuno, di mana
konon ditemukan sebuah guci besar peninggalan pedagang asing. Guci tersebut mampu
membuat seseorang menghilang saat memasukkan dirinya ke dalam guci.
Web: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-2993813/legenda-kutukan--misteri-
guci-di-pantai-guci-batu-kapal
3. Berdasarkan sebuah penelitan legenda batu kapal yang dibuat oleh Tulisan Perantau Batu
Kapal merupakan sebongkah batu granit besar menyerupai kapal yang terletak di Batu
Kapal, Kecamatan Bunguran Timur, Natuna. batu Kapal ini, konon pada saat dahulu kala
adalah sebuah Kapal besar yang sarat akan muatan, pemilik kapal ini adalah seorang
pemuda yang sombong serta seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Ketika
sang pemuda sudah menjadi orang sukses dan kaya raya, namun sang Ibunda masih tetap
hidup serba kekurangan. Sang ibunda sudah lama menanti kepulangan anak tercintanya
dari kampung seberang, akhirnya berita kepulangan anak sampai di telinga ibunda
melalui kabar dari tetangga-tetangga. Sang Ibunda mendengar ada seorang pemuda kaya
yang pulang untuk memaerkan harta kekayaannya. Sang ibu menemui anak tersebut
namun sang anak tidak mengakui itu ibunya dan Seketika itu pula doa ibu diijabah oleh
Tuhan, langit menghitam, disertai dengan badai dan gemuruh yang dahsyat. Angin topan
mengamuk sehingga menerbangkan apa-apa yang ada disekitaran kapal. Gelombang
meninggi menghempas kapal sang pemuda hingga terbelah menjadi dua. Sang pemuda
karena takutnya berlari ke buritan kapal untuk menyelamatkan diri, namun terlambat.
Kapal beserta isinya termasuk sang pemuda berubah menjadi batu. Hingga kini
masyarakat menyebutnya Batu Kapal.
Web: http://www.naldoleum.com/2015/08/legenda-batu-kapal.html

4. Berdasarkan sebuah penelitian legenda Asal Muasal Batu Bagga yang berasal dari
Sulawesi Tengah menceritakan tentang seorang anak yang durhaka kepada ayahnya dan
tidak mengakui ayahnya krena telah berhasil di perantauan. suatu hari ketika Intobu
sedang mengail ikan di pelabuhan dengan menggunakan sampan. Intobu melihat sebuah
bagga yang sedang menuju pelabuhan. Saat perahu itu melintas di dekatnya, ia melihat
Impalak, anaknya, dan seorang perempuan cantik. Betapa bahagia Intobu. la segera
mendayung perahunya mendekati kapal tersebut. Intobu memanggil-manggil anaknya
dengan penuh kegembiraan, “Impalak! Impalak, Anakku!” teriaknya. Impalak menoleh
dan menyadari yang memanggil itu adalah ayahnya, tetapi ia pura-pura tidak tahu, karena
malu kepada istrinya. Sementara itu, Intobu terus memanggil dari sampannya. “Kak,
sepertinya orangtua di sampan itu memanggil namamu. Apakah ia ayahmu?” tanya istri
Impalak. Impalak tertawa mengejek, “Dinda, manalah mungkin ayahku seperti itu!”
katanya kepada sang istri. Sementara itu, Intobu terus mendayung sampannya mengejar
bagga milik Impalak sambil terus berteriak memanggil anaknya. Tiba-tiba angin kencang
bertiup dan membuat sampan Intobu terombang-ambing tak terkendali. “Impalak tolong
aku!” teriak Intobu meminta tolong ketika sampannya tak terkendali. Impalak justru
tertawa mengejek menyaksikan ayahnya terombang-ambing oleh gulungan badai.
“Rasakan kau!” ejek Impalak. Intobu yang tua renta sangat kecewa diperlakukan seperti
itu oleh anak kandungnya. Lalu, ia mengeluarkan kutukan kepada anaknya itu, “Kukutuk
kau, Impalak dan perahu bagga yang kau turnpangi menjadi batu!'” Tiba-tiba angin
bertiup sangat kencang, ombak besar menggulung menghantam perahu Impalak dan
mengempasnya ke pesisir pantai. Sekejap saja perahu bagga dan Impalak berubah
menjadi batu. Hingga kini masyarakat menyebut batu tersebut sebagai Batu Bagga.
Web: https://pedomanbengkulu.com/2018/08/legenda-batu-bagga/

5. Berdasarkan sebuah penelitian Salah satu Sejarah yang melegenda di Kabupaten Natuna
yaitu, Batu Kapal yang menceritakan tentang seorang anak yang durhaka. Setelah ia
berhasil di peantauan ia tidak mengakui ibunya lagi karena ia merasa malu seperti pada
bagian kutipan ini “ Melihat ada seorang wanita tua renta yang datang dan ingin
memeluknya, maka ia pun menepis tangan sang ibunda, bahkan sang pemuda
menyangkal bahwa wanita tua renta tersebut bukanlah ibu yang telah melahirkan nya,
dengan rasa malu yang teramat sangat untuk mengakui itu adalah ibu kandungnya,
namun keangkuhan sang pemuda mengalahkan segalanya. Ia menghardik sang ibu serta
mengusirnya dari kapal dengan cara menendangnya. Sontak serta seakan tak percaya,
kerinduan bertahun tahun seorang ibu dibalas dengan hardikan dan makian, serta
tendangan dari anak kandunganya sendiri. Ketika itu pula rindu berubah menjadi murka,
lalu secara spontan sang ibu berdoa agar sang pemuda mendapat bala dari yang maha
kuasa. Seketika itu pula doa ibu dijabah oleh tuhan, langit menghitam disertai dengan
badai dan gemuruh yang dahsyat. Angin topan mengamuk sehingga menerbangkan apa
apa yang ada di sekitaran kapal, gelombang meninggi menghempas kapal sang pemuda
hingga terbelah menjadi dua. Sang pemuda karena takutnya berlari ke buritan kapal untuk
menyelamatkan diri , namun terlambat. Kapal beserta isi termasuk sang pemuda berubah
menjadi batu. Hingga kini masyarakat kabupaten natuna menyebutnya Batu Kapal”.
Web: https://diskominfo.natunakab.go.id/legenda-batu-kapal-natuna/#:~:text=Batu
%20kapal%20ini%2C%20konon%20pada,tetap%20hidup%20dalam%20serba
%20kekurangan.

D. LANDASAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL (BEHAVIORAL)


Menurut Teori ini masyarakat sebagai suatu sistem yang memiliki struktur yang terdiri
dari banyak lembaga dimana masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri. Struktur
dan fungsi dengan kompleksitas yang berbeda-beda, ada pada setiap masyarakat baik
masyarakat modern maupun masyarakat primitif. Begitu juga dengan cerita pada artikel
ini yang mengisahkan tentang masyarakat pada zaman primitif yang mempunyai sifat
yang beragam-ragam. Dari beberapa cerita di atas kebanyakan tentang sifat mereka yang
banyak berubah menjadi tidak baik dan karena sifat mereka pula, mereka mendapat
ganjarannya. Perilaku manusia didapat dari lingkungan yang kemudian mempengaruhi
balik perilaku setelahnya. Dalam cerita yang telah disusun hampir sama mengisahkan
tentang seseorang yang mempunyai sifat awal yang baik namun karena sudah berhasil di
tanah perantauan mereka menjadi tamak dan tidak mau mengakui dari mana asalnya
mereka bahkan tidak menganggap ibunya. Akhhirnya mereka mendapat ganjarannnya
dan dikutuk menjadi batu. Dari cerita tersebut juga ada yang sifatnya bebal akhirnya juga
mendapat ganjarannya. Seperti pada cerita Terjadinya Batu di Pulau Nias yang
mengisahka tentang seorang nahkoda kapal asing yang sudah dilarang oleh masyarakat
setempat untuk melintasi pulau mereka dan akhirnya dikutuk juga menjadi batu.
BAB II
PEMBAHASAN

Asal Muasal Terbentuknya Pulau Batu


Di sebuah Kepulauan Batu, wilayah kepulauan di Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara ada
sebuah cerita Kapal menjadi batu dan menjadi sebuah pulau, sehingga pulau itu berbentuk kapal. Pulau
ini merupakan bebatuan yang ditumbuhi beberapa tumbuhan dibeberapa bagiannya Sehingga unik dilihat.
Pulau ini terdapat di seberang Pulau Sibaranun. Asal muasal pulau ini ada, Dahulu kala ada sebuah kapal
Yang tidak dikenal oleh pendidiuk sekitar daerah itu dan sedang berlayar melewati suatu depan pulau
Sibaranuk. Dahulu kala orang- orang yang berada di pulau itu mempunyai sebuah ilmu. Penduduk
disekitar itu sudah meyakini bahwa ada maksud kapal itu berlayar melewati pulau Sibaranuk. Saat kapal
itu melewati pulau tersebut penduduk disekitar itu meminta agar kapal itu berhenti. Namum Nahkoda
kapal itu tidak mau menuruti perkataan pendusuk sekitar tersebut. Kapal itu tetap berjalan seakan
penduduk tetsebut tidak diaakui mereka. Pendusuk disekitar itu pun mulai murka dan mulai menunjukan
ilmu-ilmu mereka. Awalnya semua orang yang berada dikapal tersebut tidak mau memdengar perkataan
mereka dan tidak percaya akan adanya ilmu-ilmu yang Dimiliki penduduk tersebut. Namun penduduk
tersebut semakin murka dan sudah tidak bisa menahan emosi mereka. Mereka sudah marah dan salah satu
dari penduduk itu mulai mengutuk kapal tersebut. Perlahan cuaca mulai berubah, angin mulai kencang,
ombak yang tadinya tenang mulai menampakkan keikutsertaan atas kemarahan penduduk tersebut. Semua
orang yang berada di Kapal tersebut mulai merasa ketakutan dan melihat keanehan-keanehan yang terjadi
di pulau tersebut. Lambat laun kapal tersebut mulai berubah menjadi sebuah batu. Orang-orang yang
berada dikapal tersebut mulai menjatuhkan diri mereka masing-masing ke dalam air dan lama-lama
mereka sudah tidak terlihat lagi. Kapal itu sekarang sudah menjadi batu dan membentuk sebuah pulau.
Namun sampai sekarang pulau itu tidak bisa di huni oleh manusia karena pulau tersebut di yakini di jaga
oleh meji atau disebut kuasa kegelapan. Setelah kejadia tersebut. Ada pernah seorang penduduk pulau itu
melihat harta karun. Saat ia ingin mengambil harta karun tersebut, keinginanmya berubah karena ia
melihat harta karun tersebut dijaga oleh seekor ikan raksasa yang dianggap tidak ada seorang pun dapat
mengalahkan ikan tersebut. Namun suatu hari ada seorang yang tinggal di pulau tersebut nekat ingin
mengambil harta karun tersebut, sudah banyak penduduk yang melarangnya untuk mengambil harta karun
tersebut tapi orang itu tetap percaya bahwa ia pasti mendapatkan harta karun tersebut dan mengalahkan
ikan raksasa tersebut. Saat ia ingin berlayar ke pulau batu yang berbentuk kapal itu, belum sampai di
pulau tersebut ia hilang. Semua orang yang menyaksikannya meyakini bahwa orang tersebut telah di
ambil oleh ikan raksasa itu. Itulah sebabnya di nias, di daerah pulau-pulau batu hanya bisa memandang
dari seberang pulau batu tersebut dan pulau tersebut Di namakan atau disebut sebagai pulau “So–Owo–
Owo Di daerah tersebut. Itulah sejarah atau cerita dari pulau batu tersebut dan cerita itu sampai sekarang
masih dibicarakan oleh penduduk setempat.
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa pesan moral yang terdapat pada
cerita tersebut dapat dilihat dari cerita sebab dan akibat yang terdapat pada asal muasalnya seperti
pada kata kutukan dianggap tidak baik atau memberikan pengaruh negatif terhadap karakter
seseorang apalagi pada zaman saat ini.

2. Daftar Pustaka
Id.m.wikipedia.org
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2508074/misteri-batu-atola-batu-yang-bisa-jalan-
di-nias-selatan
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-2993813/legenda-kutukan--misteri-guci-
di-pantai-guci-batu-kapal
http://www.naldoleum.com/2015/08/legenda-batu-kapal.html

https://pedomanbengkulu.com/2018/08/legenda-batu-bagga/

https://diskominfo.natunakab.go.id/legenda-batu-kapal-natuna/#:~:text=Batu%20kapal
%20ini%2C%20konon%20pada,tetap%20hidup%20dalam%20serba%20kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai