Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA CERPEN “PAYUNG” KARYA ANDREA HIRATA

DAN CERPEN “DOA MENJELANG SUBIH” KARYA ALDA MUSHI

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD ANGGIE JANUARSYAH DAULAY S.S.,M.Hum

MATA KULIAH : SOSIOLOGI SASTRA

OLEH :

Angelika T Simarmata (2193210003)

Dame Kristina Hutabarat (2193210009)

Merry Princewaty (2192510015)

Zefanya rivaldo (2193210002)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sosiologi Sastra di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga ini
bermanfaat serta dapat menambah ilmu para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Dosen mata kuliah
Sosiologi Sastra yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Sosiologi Sastra................................................................................................................................6
B. Analisis Cerpen Lokal ‘Payung” Karya Andrea Hirata.......................................................................7
C. Analisis Cerpen Nasional ‘Doa Menjelang Subuh” Karya Alda Mushi............................................11
BAB III......................................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Sosiologi sastra merupakan salah satu alat kritik sastra. Sastra itu sendiri merupakan
bagian dari masyarakat, jadi tidak aneh jika dikatakan bahwa sastra adalah produk kebudayaan
sehingga sastra tidak bisa terlepas dari keberadaban manusia dikarenakan sastra menceritakan
tentang kehidupan dari masyarakat itu sendiri.

Allan Johnson Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama
dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang
dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Banyak sekali cabang ilmu sastra yang mengkaji dengan memadukan kehidupan
bermayarakat dengan sebuah karya sastra yang diciptakan. Hal ini sangatlah berhubugan erat dan
tidak dapat dipisahkan, karena sebuah karya sastra lahir dari masyarakat dan dikonsumsi oleh
masyarakat pula. J. Gillin juga berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi yang timbul di dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra lahir dari latar
belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Karya sastra
dipersepsikan sebagai ungkapan realitas kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara
terstruktur, menarik dan disusun melalui refleksi pengalaman dan pengetahuan sehingga
merefleksikan kehidupan.
B. Rumusan Masalah

1. A. Bagaimana pendekatan sosiologi sastra?


2. B. Bagaimana analisis cerpen Payung karya Andrea Hirata?
3. C. Bagaimana analisis cerpen Doa Menjelang Subuh karya Alda Mushi dengan sosiologi
sastra?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan konflik sosial yang terjadi dalam cerpen nasional.

2. Menjelaskan konflik sosial yang terjadi dalam cerpen lokal

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk dapat mengetahui konflik sosial yang terjadi dalam cerpen nasional.
2. Untuk dapat mengetahui konflik sosial yang terjadi dalam cerpen lokal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek sosial,
merupakan pendekatan atau cara membaca dan memahami sastra yang bersifat interdisipliner.
Oleh karena itu, sebelum menjelaskan hakikat sosiologi sastra, seorang ilmuwan sastra seperti
Swingewood dalam The Sociology of Literature (1972) menguraikan bahwa sosiologi
merupakan studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai
lembaga-lembaga dan proses sosial. Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai
bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerja-nya, dan mengapa masyarakat itu
bertahan hidup. Baik sosiologi maupun sastra memiliki objek kajian yang sama, yaitu manusia
dalam masyarakat, memahami hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari
hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Dalam paradigma studi sastra, sosiologi
sastra, terutama sosiologi karya sastra, dianggap sebagai perkembangan dari pendekatan
mimetik, yang dikemukakan Plato, yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan
realitas dan aspek sosial kemasyarakatan.Pandangan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa
keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Seperti yang pernah dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono (1979), salah seorang ilmuwan
yang mengembangkan pendekatan sosiologi sastra di Indonesia, bahwa karya sastra tidak jatuh
begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap karya sastra pun harus selalu menempatkannya dalam bingkai
yang tak terpisahkan dengan berbagai variabel tersebut: pengarang sebagai anggota masyarakat,
kondisi sosial budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta
pembaca yang akan membaca, menikmati, serta memanfaatkan karya sastra tersebut.

B. Analisis Cerpen Lokal ‘Payung’ Karya Abdrea Hirata

Analisis Cerpen “Payung” karya Andrea Hirata dengan pendekatan sosiologi sastra.

Dalam cerpen “Payung” karya Andrea Hirata, kita mendapati bahwa kehidupan keluarga
yang kurang mampu namun sangat tentram. Dalam cerpen dijelaskan mengenai tokoh-tokoh
yang mengambil peran yakni seperti tokoh utama yakni Dian, Ayah Dian, Bang Ayub, dan juga
terdapat tokoh antagonis bernama Markum, dan teman-teman Dian yang lainnya. Berdasarkan
cerpen tersebut, maka kami mencoba untuk menganalisis dengan pendekatan sosiologi sastra
dengan memfokuskan pada sosiologi karya sastra. Dimana berdasarkan hasil pembacaan yang
telah dilakukan ditemukan beberapa nilai moral, sosial, kemiskinan dan religious yang terdapat
pada cerpen tersebut.
1. Kemiskinan

Jika diamati pada bagian awal cerpen dijelaskan mengenai gejala sosial yakni kemiskinan
yang terdapat pada kutipan berikut ini:

Sambil berjongkok dan mengintip kolong lemari, ia menarik keluar sebuah payung besar
warna-warni kebanggaannya. Besarnya hampir seperti payung yang setia bertengger di atas
gerobak penjual buah dingin di ujung gang. Payung ini benda terbaru dan terbagus yang ia miliki
saat ini. Warna kainnya masih cemerlang, berbeda warna di setiap lengkungannya. Gagangnya
terbungkus kayu yang dipernis warna coklat muda.

Payung itu ditemukan Bapak seminggu yang lalu di bak sampah milik sebuah rumah
besar di kompleks perumahan tempat Bapak biasa memulung sampah.

Pada kutipan tersebut dijelaskan bahwa Dian sangat senang dengan keberadaan payung
yang didapatkan oleh Bapaknya saat memulung sampah di bak sampah milik sebuah rumah
besar. Dengan adanya payung tersebut menjadi jembatan baru untuk Dian mencari lembar-
lembar rupiah saat hujan turun. Setiap kali hujan turun maka Dian akan berperan sebagai ojek
payung untuk para pekerja-pekerja kantor dikala jam kantor usai.

2. Nilai Religi

Setelah membahas gejala sosial tentang kemiskinan, juga ditemukan nilai religi dalam
cerpen tersebut yang dapat dibuktikan dengan kutipan berikut ini:

Sesaat kemudian, sebuah ide menyergap lamunannya. Baiklah, pikirnya, supaya mereka
tak lupa, ia akan membeli spidol antiair. Akan ditulisnya di bagian dalam payung. Tuhan ada di
mana-mana.Jujur saja, sebenarnya Dian tak terlalu paham pada kalimat itu. Ia hanya meniru apa
yang pernah dikatakan Pak Ustad padanya. Dengan malu-malu, setelah belajar mengaji, ia
pernah bertanya, ”Di mana Allah itu, Bapak Ustad?” Pak Ustad mengelus kepala Dian, menatap
lekat bola matanya, sambil menjawab, ”Allah atau Tuhan ada di mana-mana, Nak. Di mana-
mana…,” Saat itu Dian manggut-manggut. Tapi, sejujurnya, dia tetap tak mengerti. Pak Ustad
tidak bilang bahwa Tuhan mengawasi mereka dari atas. Di mana-mana, harusnya berarti di
semua tempat, bahkan yang gelap dan tersembunyi.

Pada kutipan tersebut Dian dengan kepolosannya ingin memberi peringatan terhadap
temannya agar selalu berbuat jujur dengan cara menulis teks “Tuhan ada di mana-mana” padahal
Dian sendiri juga belum mengetahui maksud dari kalimat tersebut. Dian berharap dengan
menulis kalimat demikian pada payung-payung yang akan disewakannya maka teman-temannya
yakni Satrio, Upit, Karyono, Agus, dan Cakri akan memberikan setoran dengan jujur kepada
Dian nantinya.
3. Nilai Sosial

Selanjutnya kita membahas mengenai nilai sosial yang terkandung dalam cerpen payung
tersebut yang dapat dibuktikan oleh narasi berikut:

Dian sudah berencana akan menabung sebagian uangnya untuk membeli payung
tambahan. Ia sudah menyurvei harga payung di beberapa toko di pasar. Ada yang berharga dua
puluh ribu rupiah, tapi terlihat kecil dan rapuh. Yang kelihatan cukup besar dan lebih kekar kira-
kira berharga tiga puluh ribu rupiah. Ia tak mau membeli yang rapuh, supaya tahan lama. Payung
tambahan pertama itu akan disewakannya pada Satrio saat hujan.

Berdasarkan penggalan atau kutipan tersebut menceritakan bahwa Dian merupakan


seorang anak yang begitu bersemangat dan mau menolong teman-temannya yang sama-sama
membutuhkan pekerjaan sebagai seorang ojek payung namun teman-temannya tidak memiliki
payung, sehingga Dian memiliki inisiatif untuk menabung uang hasil ojek payungnya untuk
membeli payung tambahan lain untuk disewakan kepada teman-temannya.

4. Nilai Moral

Berdasarkan cerpen tersebut, kita mendapatkan nilai moral dari kutipan berikut:

Markun mencoba merenggut payung itu. Tenaganya yang besar menyeret tubuh Dian
yang tetap memeluk payung. Markun melepas sebelah tangannya pada batang payung dan
melayangkannya pada pipi Dian. Plak! Plak!

Dalam kutipan tersebut diceritakan bahwa payung yang dimiliki oleh Dian direnggut
paksa oleh Markun yang merupakan seorang anak yang nakal. Dian tidak memberikan izin
kepada Markun, namun ia tetap mengambil paksa barang yang bukan haknya. Dari kutipan
tersebut kita dapat mengambil nilai moral bahwa sebagai manusia kita tidak boleh mengambil
paksa sesuatu yang bukan milik kita. Kita tidak boleh menghalalkan segala cara guna
kepentingan diri sendiri dan serakah terhadap apa yang bukan hak kita. Padahal dalam cerpen
tersebut Dian juga belum bekerja seharian dan belum mendapatkan uang, namun payung yang
akan digunakan untuk mencari lembaran-lembaran rupiah tersebut telah direnggut paksa oleh
Markun yang serakah.
C. Analisis Cerpen Nasional ‘Doa Sebelum Subuh’ Karya Alda Mushi

Pendekatan sosiologi sastra sebagai alat untuk mengkaji karya sastra, dari segi pengarang,
karya sastra itu sendiri dan pembaca. Setelah memahami fungsi dari sosiologi sastra, penyusun
mencoba menganalisis salah satu cerpen dan menemukan fakta, isu serta gejala sosial di
dalamnya. Berikut adalah fakta, isu serta nilai sosial yang terdapat dalam cerpen "Doa Menjelang
Subuh" karya Alda Mushi.

1. Kemiskinan

"“Mengapa sudah larut begini kau belum juga tidur anakku?”

“Tidak mengapa ayah, aku hanya gelisah. Besok ibu guru akan meminta uang buku dan uang
sekolah yang sudah nunggak 3 bulan.”

“Sabar ya, nak, ayah sedang mengupayakannya. Sekarang tidurlah.”

Dari kutipan diatas menceritakan tentang seorang ayah yang melihat anaknya belum juga
tidur padahal malam sudah semakin larut dan yang menjadi penyebab nya adalah sebab sang
anak masih menunggak uang sekolah selama 3 bulan.

2. Konflik sosial

"Sama sepertimu, lelaki itu tidak pernah menceritakan yang sebenarnya. Kalau ibu dari anaknya
itu pergi dan tak akan kembali. Pertengkaran minggu lalu membuat istrinya hilang kesabaran.

“Dasar lelaki tukang mabuk, tukang judi. Bukannya cari uang!”

“Istri kurang ajar, pergi saja kau! Pergi! Aku sudah muak!”

“Aku tidak akan pergi tanpa anakku!”

Lelaki itu telah kalap. Benda apa saja yang berada di dekatnya dilempar ke arah istrinya.

“Pergi! Aku tidak sudi melihat mukamu lagi!”

Dengan penuh kekesalan, keteguhan hati istrinya pun runtuh. Kesabaran yang dipupuknya saban
waktu seketika sirna. Akhirnya perempuan itu pergi dengan kecupan di dahi anaknya yang
tertidur sebagai salam perpisahan."

Dari kutipan di atas menceritakan tentang pertengkaran suami istri. Dimana sang istri
yang marah kepada suaminya karena sellaku mabuk dan berjudi, bukan nya mencari uang. Lalu
sang suami yang sudah mabuk tidak terima akan perkataan istrinya, sampai sang suami
menyuruh pergi istrinya keluar dari rumah tersebut sambil melempar benda apa saja yang ada
didekatnya.

3. Nilai Religi

"Hari hampir pagi, lelaki itu masih terjaga. Entah mengapa malam itu tergerak hatinya untuk
berdoa, meminta kepada Allah. Mungkin tengah terngiang di kepalanya sepenggal nasihat orang
tuanya dulu, “Seberapa besar kesusahan kita ingatlah bahwa kita punya Allah yang Maha Besar,
memintalah kepadaNya.”

“Ya Allah adakah pintu taubat masih terbuka untukku? Untuk seorang lelaki yang tak pernah
menyembahmu selama ini. Bukan karena aku kesusahan lantas aku mengingatMu ya Allah. Aku
rasa jiwaku telah lelah berjalan tanpa arah. Tuntunlah aku, tolonglah aku, ulurkanlah tanganMu
ya Tuhanku.”

Dari kutipan diatas menceritakan bahwa lelaki itu teringat akan nasihat orangtuanya
bahwa seberaoa besar kesusahan yang kita miliki, kita masih punya Allah yang Maha Besar.
Teringat akan nasihat tersebut, lelaki itu tergerak hatinya untuk berdoa dan memohon ampun
pada Allah.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sosiologi sastra merupakan analisis dan pembicaraan terhadap karya sastra dengan
mempertimbangkan aspek – aspek kemasyarakatan.Dalam makalah ini membahas tentang
analisis karya sastra cerpen Maryam karya Afrion dan cerpen Doa Menjelang Subuh karya Alda
Mushsi dengan menganalisis dalam bidang karysa sastra itu sendiri. Dari kedua cerpen ini, kita
dapat melihat isu – isu atau masalah sosial yang bias kita jumpai dalam kehidupan, misalnya
dalam cerpen “Payung” karya Andrea Hirata, kita mendapati bahwa kehidupan keluarga yang
kurang mampu namun sangat tentram.

B. Saran

Melalui makalah ini, pembaca diharapkan dapat menambah wawasan tentang sosiologi sastra
dan bagaimana analisisnya terhadap karya sastra khususnya cerpen dan pembaca diharapkan
dapat mempelajari lebih luas lagi mengenai pendekatan sosiologi sastra.
DAFTAR PUSTAKA

Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Akbar, Syahrizal., Retno Winarni., Andayani. 2013. Kajian Sosiologi dan Nilai Pendidikan
Dalam Novel “Tuan Guru” Karya Salman Faris. Jawa Tengah: UNS.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Escarpit, Robert. 2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai