Anda di halaman 1dari 18

KEPRIBADIAN TOKOH SINAI DALAM NOVEL TIGA GARIS

AKU, KAMU, DAN TAKDIR


KARYA LUCYA CRHIZ: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

PROPOSAL

OLEH:
KHODIJAH
160701013

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Batasan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian...........................................................5
BAB II KONlSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAK...........7
2.1Konsep....................................................................................................7
2.1.1 Novel............................................................................................7
2.1.2 Kepribladian .............................................................................7
2.1.3 Tokoh Utama..............................................................................8
2.2 Landasan Teori.....................................................................................8
2.2.1 Psikologi Sastra..........................................................................9
2.2.2 Psikoalnalitis Sigmund Freud...................................................9
2.2.3 Struktur Kepribadian Sigmund Freud .................................11
2.3 Tinjauan Pustaka...............................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................15
3.1 Metode Penelitian...............................................................................15
3.2 Sumber Data.......................................................................................16
3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................16
3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
LAMPIRAN I SINOPSIS....................................................................................19
LAMPIRAN II DATA RIWAYAT HIDUP LUCYA CRHIZ.........................21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil aktivitas pengarang dalam menghasilkan
suatu karya sastra yang berkaitan erat dengan fenomena pikologis karena
pengarang menampilkan aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh. Karya sastra
mampu menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang
menampilkannya secara fiksi. Karya sastra juga merupakan karya imajinatif,
fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang yang dituang dlaam bentuk fiksi.
Fiksi merupakan imajinasi, rekaan, dan angan-angan pengarang.
Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan
perasaan yang dimilikinya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang
bersifat indah yang diambil dari kehidupan manusia sebagai sumber inspirasi, dan
dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Karya sastra adalah
gambaran totalitas dan kehidupan dari kehidupan masyarakat yang
menciptakannya. Apa saja yang ditemui di dalam karya sastra tidak pernah
terlepas dari gambaran masyarakatnya. Setelah itu, para pencipta karya sastra
(sastrawan) dapat menggunakan pengalaman, pikiran, dan proses imajinasinya
sehingga karya itu menarik untuk dibaca, dipahami, dinikmati, dan dianalisis
untuk menangkap dan memanfaatkan pesan yang diperoleh di dalamnya. Oleh
karena itu, karya sastra tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
yang menciptakannya atau melahirkannya. Karya sastra merupakan gambaran
tentang apa yang pernah atau sedang dijalankan atau apa yang dijalankan pada
waktu yang akan datang di dalam kehidupan masyarakatnya (Tantawi, 2017:51).
Esten (1978:12) mengatakan bahwa novel merupakan pengungkapan dari
fragmen kehidupan manusia yang terjadi konflik-konflik yang akhirnya
menyebakan terjadi perubahan jalan hidup antara para pelakunya. Masalah
kejiwaan (psikologi) merupakan salah satu masalah yang sering dimasukkan
pengarang dalam karyanya, karena dalam psikologi mengkaji tentang perilaku
tokoh. Bagian dari bidang psikologi adalah psikoanalisis. Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, sebagai fungsi dan
perilaku psikologis manusia.
Teori kepribadian yang diungkapkan oleh Sigmund Freud (dalam
koeswara, 1991: 32) terkenal dengan istilah psikoanalisa. Dalam teori ini,
kepribadian dipandang sebagai sebuah struktur yang terdiri dari tiga aspek atau
sistem, yaitu Id, Ego, dan Superego. Aspek Id adalah aspek biologis dan
merupakan sistem original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek
lain tumbuh. Aspek ini berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir atau unsur-unsur
biologis seperti insting-insting. Id merupakan energi psikis yang mendasarkan diri
pada prinsip kesenangan (Pleasure Principle) yang menjadi pedoman dalam
fungsinya id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar
keenakan. Pedoman ini disebut Freud prinsip kenikmatan. Aspek id yang
menggerakkan ego dan superego, dengan demikian id merupakan dunia batin atau
subjek manusia dan tidak berhubungan langsung dengan dunia objektif karena
energi id hanya ada dalam hati manusia yang tidak dapat dilihat dengan kasat
mata.
Unsur yang kedua adalah ego. Aspek ego adalah aspek psikologis yang
timbul karena organisme untuk berhubungan timbal balik dengan kenyataan dan
realita. Aspek ego dipandang sebagai aspek spekulatif kepribadian. Dalam
memuaskan dirinya, id dipengaruhi oleh lingkungannya. Ego berusaha
menjembatani antara dorongan id dan dorongan dari luar individu (superego).
Ego mendasarkan dirinya pada prinsip realitas (Reality Principle) sehingga
seseorang dapat mengatur dan memanipulasi id agar memuaskan instingnya
dengan tetap memperhatikan masukan dari lingkungannya. Ego tidak mempunyai
energi tetapi digambarkan seperti katup yang menyalurkan dan mengatur energi
dari id dan superego.
Unsur yang ketiga adalah superego. Aspek superego adalah aspek
sosiologis kepribadian yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-
cita masyarakat. Superego lebih kesempurnaan daripada kesenangan oleh sebab
itu superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya menentukan
sesuatu apakah benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau asusila, dengan
demikian sesuai dengan masyarakat. Superego terkait dengan alam kesadaran dan
merupakan energi yang berisikan nilai-nilai ideal yang dapat berinteraksi dengan
id untuk kemudian disalurkan menjadi ego. Superego selalu berinteraksi pada
kesempurnaan. Aspek superego ada tiga yaitu: (1) merintangi implus-implus id,
terutama implus-implus seksual dan agresif yang dalam perwujudannya sering
bertentangan dengan norma sosial yang dianut oleh masyaraka, (2) mendorong
ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas dari pada yang realitas, (3)
mengejar kesempurnaan.
Dalam menganalisis karya sastra, Psikoanalisis adalah pendekatan yang
mempunyai hubungan langsung dengan karya sastra. Fernando (dalam Muhardi,
(1985:21) dalam psikologi, psikoanalisislah yang secara langsung mempunyai
hubungan dengan kesusastraan, karena psikoanalisis memberikan suatu teori
tentang tujuan yang tersembunyi dalam kepribadian manusia. Dari uraian di atas,
peneliti menggunakan teori Psikoanalisis dalam menelaah novel karya Lucya
Chriz, yang berjudul Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir dengan melihat id, ego, dan
superego tokoh utamanya.
Masalah yang diungkapkan penulis dalam novel adalah keinginan seorang
anak perempuan (Sinai) yang bercita-cita sebagai pemusik, yang ditentang oleh
ayahnya sendiri. Sinai menghalalkan segala cara agar cita-citanya terwujudkan,
tanpa bantuan dari kedua orangtuanya terkhusus dari ayahnya yang menginginkan
Sinai melanjutkan bisnis keluarganya.
Berdasarkan situasi dan kondisi generasi muda saat ini, novel Tiga Garis,
Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz ini menarik untuk bahan penelitian,
khususnya dalam kajian kejiwaan tokoh terutama tokoh utama, karena kejiwaan
tokoh utama merupakan sosok seorang gadis perempuan yang sangat keras kepala,
sehingga kepribadian tokoh Sinai tersebut sangat menarik untuk diteliti.
Setiap orang memiliki kepribadian yang unik. Kepribadian yang dimiliki
seseorang akan memberikan pengaruh terhadap cara berfikir hingga muncul
tingkah laku seseorang. Kepribadian adalah pola pemikiran, perasaan, dan
perilaku yang relatif stabil, yang membedakan individu dengan lainnya.

1.2 Batasan Masalah


Agar penelitian dapat berjalan sistematis, peneliti merasa perlu untuk
memberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini peneliti membatasi
permasalahan mengenai analisis kepribadian tokoh utama dalam Novel Tiga
Garis, Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz. Penelitian ini akan menggunakan
pendekatan psikologi sastra Sigmund Freud.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat masalah yang
akan diteliti, yaitu: bagaimanakah kepribadian tokoh utama Sinai dalam Novel
Tiga Garis, Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz?

1.4 Tujuan penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepribadian
tokoh utama dalam Novel Tiga Garis, Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah kajian dibidang sastra
pada film khususnya mengenai kepribadian yang ditinjau dari psikologi sastra.
Adapun penelitian ini memiliki manfaat teoritas dan manfaat praktis sebagai
berikut:
1.5.1 Manfaat Teoretis:
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan ilmu kajian studi
karya sastra dalam analisis psikologis untuk mengungkap sebuah kepribadian
dalam sebuah karya sastra dalam novel Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir karya
Lucya Chriz untuk mengajarkan kita agar berfikiran positif dalam segala hal.
1.5.2 Manfaat Praktis
Peneltian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan sekaligus
gambaran tentang kepribadian yang terjadi pada seseorang. Manfaat lainnya,
penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa.
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep, yaitu:
2.1.1.Novel
Novel merupakan sebuah genre sastra yang nemiliki bentuk utama prosa,
dengan panjang yang kurang lebih bisa untuk mengisi satu atau dua volume kecil,
yang menggambarkan kehidupan nyata dalam suatu plot yang cukup kompleks
(Aziez dan Hasim, 2010:7).
Menurut Nursisto (2000:168), novel adalah media penuang pikiran,
perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekitarnya. Ketika di
dalam kehidupan muncul permasalahan baru, nurani penulis novel akan terpanggil
untuk segera menciptakan sebuah cerita.
2.1.2 Kepribadian
Menurut Allport (dalam Jahja, 2011: 67) kepribadian merupakan susunan
sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas
perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhdap
lingkungannya secara unik.
Kepribadian adlah keseluruhan cara seorang indivisu beraksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian itu sendiri bisa di deskripsikan
dalam istilah sifat yang bisa di tunjukan oleh seseorang. Setiap gaya kepribadian
itu mempunyai arus nya sendiri. Misalnya, pribadi yang ambisius memberikan
banyak tekanan-tekanan kepada kompetisi dan kemenangan.
Menurut Sigmund Freud kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur
kepribadian itu dikenal sebagai Id, Ego, Superego yang bekerja sama untuk
menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
2.1.3 Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan tokoh yang sering muncul dalam suatu cerita,
ataupun paling banyak diceritakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Selain
itu ia memiliki peranan penting dalam membangun sebuah cerita atau konflik
yang terjadi didalamnya.
Menurut Nurgiyantoro (1995: 177) tokoh utama cerita (central character
atau main character) adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Tokoh utama memiliki peranan penting dalam suatu cerita ini sejalan
dengan penjelasan Aminuddin yang mengatakan bahwa seorang tokoh yang
memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh
utama (1991:79).
2.2 Landasan Teori
Di dalam penelitian ilmiah, diperlukan adanya landasan yang menjadi
kerangka dasar penelitian. Endswara (2008:98) mengatakan bahwa psikologi
sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian. Pertama, adalah penelitian
terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, penelitian
proses kreatif dalam kaitan kejiwaan. Ketiga, penelitian hukum-hukum psikologi
yang diterapkan pada karya sastra. Dalam kaitan yang ketiga ini, studi dapat
diarahkan pada teori-teori psikologi, misalnya psikoanalisis ke dalam sebuah teks
sastra. Asumsi dari kajian ini bahwa pengarang sering menggunakan teori
psikologi tertentu dalam penciptaan. Studi ini benar-benar mengangkat teks sastra
sebagai wilayah kajian. Keempat, penelitian dampak psikologis teks sastra kepada
pembaca. Maka, pengertian yang ketigalah yang akan dikaji dalam penelitian ini.
2.2.1 Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra
(Endraswara, 2008:16).
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses
dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang
perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan pengarang dan kemampuan
pengarang menampilkan para tokoh rekan yang terlibat dengan masalah kejiwaan.
2.2.2 Psikoanalitis Sigmund Freud
Sigmund Freud (1856), seorang keturunan Yahudi, lahir di Austria dan
meninggal dunia di London pada usia 83 tahun. Freud adalah seorang tokoh yang
keberadaanya selalu diperdebatkan karena ajaran-ajarannya yang cukup
mengejutkan para teman sejawatnya, terutama tentang teorinya yang terkait
dengan masalah seksual. Tak dapat disangkal ajarannya sangat berpengaruh bagi
pemikiran di abad ke-20 hingga kini, terutama tentang teorinya yang terkait
dengan masalah seksual. Tak dapat disangkal ajarannya sangat berpengaruh bagi
pemikiran di abad ke-20 hingga kini, terutama dibidang psikologi.
Menurut ibunya, Freud adalah seorang anak yang istimewa dalam banyak
hal. Sedangkan menurut pandangan saudaranya, Freud adalah seorang genius.
Salah satu aspek teori Freud ialah ketertarikan secara seksual seorang anak laki-
laki terhadap ibunya. Banyak orang percaya bahwa teori ini berasal dari
pengalaman pribadi Freud dengan ibunya yang cantik dan lebih muda 20 tahun
dari ayahnya.
Terapi Freud terhadap pasiennya banyak menggunakan hipnotis melalui
cara berdialog dengan pasien. Ketika Freud melakukan cara pengobatan ini, Freud
mengembangkan metode psikoanalisis yang intinya, problem kejiwaan yang
dialami para pasien ternyata berakar pada pengalaman masa kecil mereka yang
juga terkait dengan masalah seksual. Freud menemukan pengalaman ternyata
tidak selalu dapat ditangkap oleh ingatan secara sadar si individu (individual’s
conscious mind). Dengan sabar dan cermat, Freud menggali dan menganalisis
problem pasiennya dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang menghasilkan
jawaban, bahwa pengalaman masa kecil seseorang dapat mempengaruhi
kepribadinnya hingga dewasa.
Psikoanalisis dalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1900-an oleh
Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan
perkembangan mental manusia. Ilmu ini merupakan bagin dari psikologi. Yang
memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini.
Psikoanalisis ditemukan oleh Freud sekitar tahun 1890-an. Teori-teori Freud
dianggap memberikan prioritas pada masalah seksual. Walupun Freud adalah
seorang dokter namun Freud selalu berfikir secara ilmiah. Dunia sastra tidak asing
baginya karena semasa mudanya Freud memperoleh pendidikan sastra dan
menelaahnya secara serius.
Dalam karyanya yang bila diterjemahkan menjadi “Tafsiran Mimpi’ Freud
kerap menampilkan pengalaman pribadinya dan pegalaman masa kecilnya. Freud
adalah seorang pencinta buku dan selalu mengkaji buku-buku yang dibacanya.
Freud berpendapat, buku tidak hanya mengungkapkan masalah besar tentang ilmu
pengetahuan, tetapi juga teka-teki tentang kehidupan yang sesungguhnya atau
hakikat hidup dan buku juga menyajikan berbagai konflik perasaan, dorongan-
dorongan serta bermacam ungkapan yang mengacu pada psikoanalisis.
2.2.3 Struktur kepribadian Sigmund Freud
Freud menjelaskan ketiga sistem kepribadian seabagai berikut.
1. Id (Das Es), Aspek Biologis Kepribadian
Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Aspek ini adalah aspek biologis dan
merupakan sistem yang original dan kepribadian Endaswara (2013: 101)
menjelaskan bahwa id adalah aspek kepribadian manusia yang paling “gelap”
dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai
dan berupa “energy buta”.
Id merupakan komponen kepribadian yang primitif, instinkif (yang
berusaha untuk memenuhi kepuasan instink) dan rahim tempat ego dan superego
berkembang. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau
prinsip reduksi ketegangan. Id merupakan sumber energi psikis. Maksudnya
bahwa id itu merupakan sumber instink kehidupan (eros) atau dorongan-dorongan
bilogis (makan, minum, tidur, bersetubuh, dan sebagainya)dan instink kematian
atau instink agresif (tanatos) yang menggerakkan tingkah laku.
Dari aspek ini dua aspek yang lain tumbuh. Fungsi id yaitu untuk
mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau tegangan
yang dicurahkan ke dalam jasad oleh rangsangan, baik dari dalam maupun dari
luar. Sistem id terletak dalam ketidaksadaran dan berisi nafsu-nafsu, insting, dan
sebagainya yang tidak disadari yang bersamanya menurut kepuasan. Prinsip id
adalah prinsip kesenangan (pleasure principle) dan dilayani oleh proses primer,
yakni proses yang meimbulkan kesenangan dari suatu benda yang diperlukan
untuk meredakan suatu ketegangan dari suatu benda yang diperlukan untuk
meredakan suatu ketegangan.
Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membebaskan seseorang dari
ketegangan. Id adalah primer dari sumber energi psikis dan tempat berkumpul
naluri-naluri. Id memiliki ciri-ciri apriori (menang sendiri), selfcentered (egoistis),
implusif (tergesa-gesa ingin menang sendiri, irasional), dan asocial.
2. Ego (Das Ich), Aspek Psikologis Kepribadian
Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang membuat
keputusan (decision maker) tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan
bagaimana caranya; atau sebagai system kepribadian yang terorganisasi, rasioanl,
dan berorientasi kepada prinsip realitas (reality principle). Ego terperangkap di
antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip
realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh
realitas.
3. Superego (Das Uber Ich), Aspek Sosiologis Kepribadian
Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan
standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
Melalui pengalaman hidup, terutama pada usia anak, individu telah menerima
latihan atau informasi tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk. Individu
menginternalisasi berbagai norma sosial atau prinsip-prinsip moral tertentu,
kemudian menuntut individu yang bersangkutan untuk hidup sesuai dengan norma
tersebut.

2.3 Tinjauan Pustaka


Berdasarkan penelitian terhadap novel Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir
karya Lucya Chriz, belum ada kajian terhadap novel ini. Namun, ada beberapa
kajian mengenai kepribadian terhadap karya sastra yang dilakukan.
Ihsan Abraham (2017) skripsinya yang berjudul Struktur Kepribadian Tokoh
Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar. Metode yang
diguanakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif, sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi sastra, teori struktur
kepribadian Sigmund Freud. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
bahwa struktur kepribadian tokoh utama keke, tokoh bawahan ayah, dan tokoh
bawahan Andi dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar
dibagi menjadi tiga unsur, yaitu id, ego, dan superego.
Maftuhah (2017) skripsinya yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama
Dalam Novel Rembulan tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dan termasuk dalam penelitian
pustaka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel
Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepribadian tokoh Ray memiliki id yang hadir dalam bentuk kebencian
terhadap masa lalunya yang kelam, keingintahuan atas jati dirinya, serta
ambisinya untuk menghancurkan orang-orang yang dianggapnya bermuka dua.
Ririn Setyorini (2017) skripsinya yng berjudul Analisi Kepribadian Tokoh
Marni Dalam Novel Entrok karya Okky Madasari. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data novel dan buku acuan yang berkenaan
dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh Marni tersebut memiliki
aspek kepribadian yang mengacu pada teori Sigmund Freud yaitu id, ego dan
superego.
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, diketahui bahwa novel Tiga Garis
Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz belum pernah dikaji sebelumnya, baik
dalam kajian psikologi sastra mengenai kepribadian, maupun kajia lainnya.
BAB lll
1.1 Metode Penelitian
Sebuah metode dibutuhkan di dalam melakukan suatu penelitian sebagai
pemandu jalannya penelitian bersama dengan teori. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif. Metode ini merupakan
metode dengan memaparkan permasalahan dengan jelas dan rinci kemudian
dianalisis dan ditarik kesimpulannya. Pemilihan metode analisis deskriptif ini
dikarenakan penulis percaya bahwa metode ini merupakan metode yang paling
tepat digunakan untuk memecahkan rangkaian permasalahan yang dituju oleh
penulis.
Metode analisis deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut (Noor, 2011: 34-35).
Menurut Nasir (1988) metode dekriptif adalah mendeskripsikan tentang
situasi atau kejadian, gambaranllllllllll, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena dengan
fenomena. Kemudian apa saja yang ditemui dalam metode sebelumnya akan
diuraikan secara sistematis. Hasil uraian ini diharapkan menjadi laporan penelitian
ini, yang disajikan melalui bab sampai kepada kesimpulan, yang berisi temuan
dan saran (Tantawi, 2014: 111).

1.2 Sumber Data


1) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah novel yang akan diteliti:
Judul : Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir
Pengarang : Lucya Chriz
Penerbit : Puspa Populer, Grup Puspa Swara, Anggota
IKAPI
Tebal buku : 288
Tahun : 2014
Penyunting : Dwi Fajar Ratri
Perancang sampul : Zariyal
Penata letak : Riswan Widiarto
Warna sampul : Cream
Gambar sampul : Sampul berwarna cream dengan tiga gambar
gadis.

2) Data Sekunder
Peneliti menggunakan data sekunder hasil dari studi pustaka yang
berhubungan dengan kepribadian.

1.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dimulai dari membaca novel Tiga Garis Aku,
Kamu, Takdir karya Lucya Chriz secara seksama dan teliti begitu juga dengan
membaca buku-buku, skripsi dan sumber-sumber pendukung data utama lainnya.
Kemudian menandai hal-hal yang berkaitan dengan rumusan masalah dan
mengumpulkan sumber-sumber data dari data sekunder yang menjadi teori
pendukung utama. Setelah itu, menggabungkan antara data primer dan data
sekunder dengan menandai hal-hal yang berkaitan dengan rumusan masalah.
Langkah selanjutnya adalah mencatat data-data tersebut kemudian membahasnya
dengan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra dengan
menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud digunakan untuk menganalisis
Lucya Chriz.

1.4 Teknik Analisis Data


Teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis data adalah teknik
analitis dengan pendekatan psikologi. Teknik analistis adalah suatu pendekatan
yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau
mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-
gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen
intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam
rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya (Aminuddin,
1991:44).
Dalam hal ini, Teknik analitis bertujuan untuk mendeskripsikan
kepribadian tokoh utama, sehingga dapat diketahui kepribadian tokoh utama yang
akan dikaji.
Metode analisis data dalam penelitian ini, yaitu: 1) Mendeskripsikan
kepribadian tokoh utama menurut tipe Sigmund Freud, 2) menarik simpulan dari
hasil analisis novel Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Aziez dan Hasim. 2020. Menganalisis Fiksi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Endaswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori. Langkah,


dan Penerapannya. Yogyakarta. Med Press.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan sejarah. Bandung:


Angkasa Bandung.

Jahja. Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedi


Group.

Koeswara, Endra.1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung (Gresco).

Muhardi. 1985. Psikologi Sebagai Pendekatan Sastra. Padang:IKIP Padang.

Nasir, “Metode Penelitian” dalam Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia


Akademik. Bandung. Cipta Pustaka. Hlm 11

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group.

Nursisto.2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Medan: Adicita Karya Nusa.


LAMPIRAN I
SINOPSIS
Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir karya Lucya Chriz

Novel ini menceritakan tentang tiga perempuan. Namun, peneliti hanya


meneliti satu perempuan yang mempunyai kepribadian yang mencolok, yaitu
Sinai. Sinai gadis 28 tahun itu mengawali kariernya sebagai seorang pemusik di
gereja. Sejak kanak-kanak, ia sudah terbiasa melayani di acara ibadah mingguan.
Ia selalu merasa sangat bahagia ketika jemarinya bisa menari-nari di tuts-tuts
piano, menjentik senar gitar, juga ketika meniup saxphone. Kecintaan terhadap
alat musik membawanya berkuliah di jurusan musikologi, bidang yang sempat
ditentang ayahnya. Ayahnya menginginkan Sinai, anak semata wayangnya itu
mengikuti jejaknya sebagai seorang arsitek. Bukan Sinai namanya kalau tidak
keras kepala. Dengan atau tenpa restu ayahnya, dia tetap megambil bidang
musikologi. Alasannya, hanya dengan musik dirinya bisa merasa benar-benar
hidup dan menjadi diri sendiri. Begitulah, sampai akhirnya Sinai lulus kuliah dan
membuka toko alat musik. Modalnya diperoleh dari neneknya yang meminjamkan
uang dengan suka rela.
Sinai adalah seorang gadis yang tegar, kuat, mandiri, cerdas, cantik, dan
segudang nilai plus lainnya. Ia tidak seperti cewek manja yang menye-menye,
yang tidak bisa pulang ke rumah kalau dijemput pacarnya. Ketika ban mobilnya
gembos, ia bisa memainkan dongkrak dengan terampil dan mengganti dengan ban
serep. Saat genteng bocor dan lampu di langit-langit rumahnya yang tinggi rusak,
Sinai juga bisa mengatasinya sendiri. Layaknya Wonder Women . Sang
perempuan mandiri yang bisa menggenggam dunia di dalam telapak tangannya.
Semua berjalan lancar-lancar saja, selancar jalan tol di tengah malam buta. Dia
happy , dia gembira dan bahagia.
LAMPIRAN II
DATA RIWAYAT HIDUP LUCYA CHRIZ

Nama lengkap : Lucya Chriz


Tempat, tanggal lahir : Medan, 2 maret 1986
Riwayat pendidikan : Sarjana Psikologi- Universitas Medan Area
Karya : novel Tiga Garis Aku, Kamu, Takdir

Anda mungkin juga menyukai