PENDAHULUAN
Masalah Karya sastra adalah suatu bentuk dari hasil pekerjaan seni kreatif, yang
tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut
tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya” (Ahmad Fauzi 1999: 13). Hubungan
psikologi dan karya sastra yakni sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan
orang lain. Perbedannya terletak pada kejiwaan dalam karya sastra adalah tokoh
manusia. Rene Wellek dan Austin Warren dalam Andre Hardjana (1991: 60)
yaitu: pertama pembahasan tentang proses kreatif penciptaan karya sastra, kedua
Dan keempat pengaruh karya sastra terhadap pembacanya. Satu dari sekian
Kariernya sejak tahun 1992 sampai sekarang adalah sebagai penulis. Tahun 2000,
Staf Public Relations & Marketing The Body Shop Indonesia, Bali.
Di tahun 2005 sampai sekarang. Andrei Aksana pertama kali menulis novel
sebagai penulis ditandai dengan novel berjudul Abadilah Cinta, yang menjadi
Kesuksesan ini langsung disusul dengan novel berikutnya, Cinta Penuh Air
Mata. Novel ini berdasarkan kisah nyata yang dituturkan oleh selebriti terkemuka,
Penghargaan yang diraih Andrei Aksana pada tahun 2008 adalah sebagai ikon
tokohnya. Cerita yang disuguhkan sangat menarik, penokohannya juga sangat baik
menceritakan kehidupan yang diwarnai dengan kemewahan. Orang tua yang terlalu
bebas, hamil di luar nikah dan akhirnya menjadi janda di usia muda.
Dalam statusnya sebagai seorang janda, Rossa banyak mengalami konflik, baik
dengan sahabatnya maupun Marco pacar barunya. Selain itu ada tokoh Nunung
yang berperan sebagai pembantu Rossa yang juga janda. Bagaimana kehidupan
para janda dalam satu atap namun memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda,
dan bagaimana status janda di mata masyarakat? Atas dasar itulah penulis tertarik
ingin melihat bagaimana keadaan psikologi tokoh yang ada pada novel tersebut.
terdahulu, di antaranya Nisdieti (FKIP UIR tahun 2006) dengan judul “Kajian
tokoh, dan tema. Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan Nisdieti bahwa saat
mengarang roman Hempasan Gelombang ini pengarang memiliki unsur id, yaitu
pengarang yakni hanya bisa menulis, dan superego yang sangat kuat yaitu
Tema yang terdapat dalam roman tersebut yakni masyarakat kecil yang ingin
merekam dan mencatat. Julita (FKIP UIR tahun 2008) juga melakukan penalitian
sejenis dengan judul “Kajian Psikoanalis dalam novel Gerhana karya AA Navis”.
Adapun hasil penelitian Julita ialah bahwa tokoh-tokoh yang ada pada novel
Gerhana mempunyai unsur id, ego, dan superego. Sistematika hubungan antar
tokoh, pada awalnya Ana Karina dan Kartini berkenalan dengan laki-laki berjaket
kulit.
Mereka berdua juga berkenalan dengan Ben Virga serta Krisno. Pada akhirnya
penelitian ini adalah dari segi judul, objek kajiannya, jalan cerita, dari segi jenis
perwatakan dan konflik yang ada pada novel Janda-Janda Kosmopolitan karya
Andrei Aksana. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasilnya dapat
penelitian ini dapat di terapkan oleh guru-guru Sekolah Menengah Umum (SMU)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta di Perguruan Tinggi khususnya pada
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1.2 Masalah Penelitian ini berkenaan dengan
Kosmopolitan karya Andrei Aksana. 1.4 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
1.4.1 Ruang Lingkup Penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Sastra Novel
dijelaskan pada bagian awal oleh Rene Wellek dan Austin Warren. Psikologi sastra
mencakup empat aspek yaitu: (1) Proses penciptaan suatu karya, (2) Pembahasan
terhadap pengarangnya, (3) Pembicaraan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang
dapat ditimba dari karya sastra, (4) Pengaruh karya sastra terhadap pembacanya.
penelitian psikologi sastra yang berhubungan dengan aspek ketiga terbagi atas
penelitian ini terarah, sesuai dengan waktu dan kemampuan penulis maka penelitian
ini penulis batasi. Dari ruang lingkup di atas peneliti hanya mengkaji pada aspek
yang ketiga. Psikologi sastra dari aspek yang ketiga itu, peneliti hanya meneliti
tentang perwatakan tokoh dan konflik, yang terkait dengan 15 keadaan psikologi
salah penafsiran terhadap arah kajian ini, maka perlu dijelaskan istilah yang
digunakan, yaitu: 1.5.1 Analisis psikologi sastra adalah pembahasan suatu karya
sastra dari sudut pandang psikologi yang melingkupi perwatakan serta kaitannya
dengan konflik para tokoh, yang ada pada novel Janda-Janda Kosmopolitan karya
Andrei Aksana. 1.5.2 Perwatakan tokoh adalah kualitas tokoh, nalar, jiwa yang
membedakan dengan tokoh yang lain dalam novel. 1.5.3 Konflik adalah
tokoh dalam novel. 1.5.4 Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara
seorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya yang terdapat pada novel. 1.5.5
Konflik internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati atau jiwa seorang tokoh
yang terdapat pada novel. 1.5.5 Novel Janda-Janda Kosmopolitan adalah Novel
mengisahkan kehidupan dunia yang semuanya bisa dibeli dengan uang. Orang tua
yang terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya, sehingga anaknya menjadi korban
harus menjadi 16 janda diusia muda. Konflik yang mengisahkan kehidupan yang
dialami oleh tokoh Rosa dan Nunung pembantu Rossa yang juga mengalami nasib
janda. Novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama cetakan kedua Januari
2010 dengan jumlah halaman 464. 1.6 Kerangka Teoretis Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa pendapat para ahli baik dari sastrawan, budayawan,
maupun para kritikus, sebagai dasar dan kerangka teoritis yang akan dipakai untuk
menganalisis masalah penelitian ini. Adapun teori-teori itu antara lain: 1.6.1 Teori
Psikologi Sastra Rene Wellek dan Austin Warren dalam Puja Santosa, dkk (2010:
42) menyatakan bahwa psikologi memasuki bidang kritik sastra melalui beberapa
ditimba dari karya sastra 4. Pengaruh karya sastra terhadap pembacanya. Hartoko
dalam Endraswara (2008: 71) menjelaskan bahwa “Psikologi sastra adalah cabang
ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologi. Perhatian dapat
diarahkan kepada pengarang, pembaca atau kepada teks sastra”. Andre Hardjana
(1991: 65, 66) mengungkapkan : “Ada kalanya pembahasan sastra yang menganut
tingkah laku tokohtokoh dalam sebuah roman atau drama dengan memanfaatkan
macam ini juga sudah dicobakan sejak awal tahun enam puluhan, antara lain oleh
Hutagalung dan Omarjati dalam buku pembahasan masing-masing atas Jalan Tak
Ada Ujung dan Atheis”. Suwardi Endraswara (2008: 73) menyatakan: “Psikologi
sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu karya yang
imajiner yang ada di dalamnya atau mungkin juga diperankan oleh tokoh-tokoh
faktual”. M. Atar Semi dalam Endraswara (2008: 68) menggambarkan metode atau
menekankan analisis terhadap keseluruhan karya sastra, baik segi instrinsik maupun
segi ekstrinsik. 2. Segi ekstrinsik yang dipentingkan untuk dibahas adalah mengenai
karya sastra. Pada masalah perwatakan dan tema ini pula pendekatan psikologi
tentang prilaku tokoh. Apakah prilaku tersebut dapat diterima apabila ditinjau dari
psikologi. Selain itu harus dijelaskan motif dan niat yang mendukung tindakan
tersebut. 5. Proses penciptaan merupakan hal lain yang mesti mendapat perhatian.
Harus diketahui apa motif penciptaan. Harus dilihat apakah penciptaan disebabkan
tidak terpenuhi. 6. Konflik serta kaitannya dengan perwatakan dan alur cerita.
Dalam menganalisis konflik harus dilihat apakah konflik itu terjadi dalam diri tokoh
atau konflik dengan tokoh lain atau situasi yang berada di luar dirinya. 1.6.2
dimaksud dengan tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
kelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita”. Jones dalam Nurgiantoro (2009 : 165)
mengatakan: “Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya,
pelaku cerita misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: Siapakah tokoh utama
novel itu? atau ada berapa orang jumlah tokoh itu?” atau Siapakah tokoh protagonis
dan antagonis dalam novel itu”. Jadi penokohan atau perwatakan itu merupakan
gambaran watak dari setiap tokoh-tokoh yang terdapat di dalam sebuah cerita atau
novel. Penokohan ini juga dapat dikatakan tokoh yang ada pada sebuah novel atau
cerpen dan dapat juga dikatakan watak dari setiap tokoh-tokoh yang ada. Oleh
karena itu istilah penokohan tidak hanya sebatas tokoh-tokoh yang ada pada suatu
karya, tetapi juga wataknya. Pada umumnya fiksi mempunyai tokoh utama dan
tokoh pembantu. Pengarang ingin kita memahami tokoh atau perwatakan tokoh-
menyampaikan perwatakan terdapat dua macam cara yakni teknik analitik dan
dramatik. Berikut penjelasan mengenai kedua teknik tersebut oleh Altenbeard &
Lewis dalam Nurgiantoro (2009: 195, 210) 19 a. Teknik analitis yaitu pelukisan
tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan secara
mendeskripsikan secara exsplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Tetapi
tingkah laku. 3) Teknik pikiran dan tingkah laku. 4) Teknik arus kesadaran. 5)
Teknik reaksi tokoh. 6) Teknik reaksi tokoh lain. 7) Teknik pelukisan latar. 8)
Teknik pelukisan fisik. Perwatakan baik dan perwatakan buruk juga dikenal dengan
istilah protagonis dan antagonis. Perwatakan baik adalah pelaku cerita yang
pelaku yang memiliki watak yang tidak disenangi oleh pembaca karena memiliki
watak yang tidak baik. Baik adalah sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan
norma-norma serta bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Buruk adalah
sesuatu yang dianggap tidak baik, tidak sesuai dengan norma-norma atau
pandangan kita. Ali (2008:355) mengatakan : “Yang baik menurut akhlak adalah
segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan norma agama, nilai, serta norma
yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang
buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan
norma agama serta norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri”. 20
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perwatakan yang bersifat baik
adalah perwatakan yang disenangi oleh pembaca. Contoh perbuatan baik dapat
berupa bekerja keras, jujur, periang, penyayang, suka menolong, pemaaf, sabar,
tidak disenangi pembaca. Contoh perbuatan yang tidak baik adalah berkhianat,
pemarah, glamor, royal, egois, nakal, galak, suka berprasangka yang tidak baik
terhadap sesama dan sebagianya. 1.6.3 Konflik Konflik dapat terjadi bila ada dua
atau lebih tujuan yang ingin dicapai sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Konflik juga terjadi akibat perbedaan yang tidak dapat diatasi antara kebutuhan
individu dan kemampuan yang ada pada diri kita. Konflik dapat diselesaikan
apabila kita sudah merasa puas dengan apa yang kita inginkan. Rene Wellek dan
Austin Werren dalam Nurgiantoro (2009: 122) mengemukakan “Konflik adalah
sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang
seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan”. Sulchan Yasin (1997:
pendapat atau pandangan”. Meredith dan Fitzgerald dalam Nurgiantoro (2009: 122)
“Konflik menyaran pada sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi
dan atau yang dialami oleh tokoh (-tokoh) cerita, jika tokoh (-tokoh) itu mempunyai
kebebasan untuk memilih, ia (mereka) tidak akan memilih peristiwa itu menimpa
eksternal adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu di luar
eksternal ini terbagi menjadi dua yaitu konflik elemental dan sosial. Konflik
internal atau konflik kejiwaan adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang
tokoh (atau tokoh-tokoh cerita). Effendi dan Praja, dalam Agus Suhanto
konflik psikis yang dialami oleh individu karena individu tersebut mengalami dua
atau lebih motif yang positif dan sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa pergi
conflict, yaitu konflik psikis yang dialami karena dalam waktu yang bersamaan
menghadapi situasi yang mengandung motif positif dan motif negatif yang sama
samasama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka
motif negatif dan motif positif yang sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa harus
menikah dengan orang yang tidak disukai (negatif) atau melanjutkan studi (positif).
Pada umumnya peristiwa dan konflik berkaitan erat, dapat saling menyebabkan
terjadinya satu dengan yang lain, bahkan konflik pun pada dasarnya merupakan
semakin meningkat disebut dengan klimaks. Konflik yang memuncak akan ada
penyelesaianya, penyelesaian dalam sebuah konflik dapat berupa jalan keluar dari
suatu permasalahan. 1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Pendekatan, jenis dan metode
pendekatan tekstual yaitu pendekatan yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam
1.7.1.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library
kepustakaan, seperti buku sastra, buku psikologi serta buku-buku atau informasi
yang relevan lainnya. 1.7.1.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini memaparkan,
sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian. 23 1.7.2 Sumber Data Sumber
data merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
psikologi sastra yang terdapat pada novel Janda-Janda Kosmopolitan karya Andrei
Aksana. Novel ini berjumlah 464 halaman diterbitkan tahun 2010 oleh PT.
Gramedia Pustaka Utama dan ini merupakan cetakan ke-2 Januari 2010. 1.7.3
teknik baca, catat dan simpulkan. Teknik ini biasanya mempelajari naskah, maupun
kajian sastra yang menelaah roman, novel, dan cerpen (Hamidy, 2003: 24). 1.7.3.2
Teknik Analisis Data Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis data
penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut: 1.7.3.2.1 Data
yang terkumpul diolah dengan menggunakan teori-teori yang tercantum pada teori
di atas. 1.7.3.2.2 Data yang sudah diolah dikelompokan dan disajikan sesuai dengan