Oleh :
BINJAI
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas makalah tentang konsep dasar tauhid.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan teman sekelompok kami, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang konsep dasar tauhid
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
ibu/bapak pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah SWT. Tentang sifat-
sifat yang wajib tetap bagi-Nya. Sifat-sifat yang Jaiz disifatkan kepada-Nya dan
tentang sifat-sifat yang sama sekali yang wajib ditiadakan (mustahil) darpada-Nya.
Ilmu tauhid adalah akidah Islam. Ia sesuai dengan dalil – dalil aqli Dan naqli.
Menetapkan keyakinan akidah dan membahas tentang ajaran-ajaran yang dibawa
oleh junjungan Nabi Muhammad Saw. Bahkan merupakan kelanjutan dari ajaran
Nabi sebelumnya.
Bagi seorang muslim bertauhid merupakan pangkal sekaligus ujung ( tujuan) dari
seluruh kehidupannya. Artinya seluruh aktivitas kehidupannya harus ada dan tetap
dalam bingkai (forum) tauhid. Tauhid tidak hanya mengisi “sisi kosong”
kesadarannya, tetapi selalu mengaliri seluruh ruang kesadarannya dalam waktu
kapan pun dan dimana pun.
Kalau tauhid hanya berarti percaya kepada Allah SWT, orang-orang musrik di
Mekkah yang memusuhi Rasulullah adalah kaum yang benar-benar percaya kepada
Allah SWT. Meskipun dalam Alquran tidak ada kata / kalimat yang langsung
menyebut tauhid dalam bentuk masdarnya (yang ada hanya kata Ahad dan Wahid),
namun istilah yang awalanya dicipatakan kaum mutakalimin (teolog dialektis
muslim) itu memang secara tepat mengungkapkan isi pokok ajaran Alquran, yaitu
ajaran tentang mengesakan tuhan.
Formulasi paling pendek dari tauhid ini adalah kalimat lailaha illallah (tiada ila
selain Allah), merujuk kepada apa yang bagi seorang muslim merupakan kenyataan
paling fundamental, paling penting dan merupakan keyakinan bagi semua manusia
bahwa hanya ada satu ilah- yang dalam Islam disebut Allah SWT.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tauhid menurut etimologi dan terminologi?
2. Perbedaan antara Tauhid ilmu kalam, ilmu aqaid, teologi Islam dan
Ushuludin
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menurut Etimologi
Secara etimologi tauhid berasal dari kata wahhada – yuwahhidu – tawhidan
yang berarti esa, keesaan atau mengesakan, yaitu mengesakan Allah SWT. Meliputi
seluruh pengesaan. Dalam makna generiknya juga digunakan untuk arti
“mempersatukan” hal-hal yang terserak atau terpecah-pecah, misalnya penggunaan
dalam bahasa Arab tawhidul quwwah yang berarti “mempersatukan segenap
kekuatan” (Al-Munjib 1977:890)
B. Menurut Terminologi
Tauhid secara terminologi yaitu suatu ilmu yang menyelidiki dan membahas
soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-
utusannya. Mengupas dalil-dalil yang mungkin, yang cocok dengan akal fikiran,
sebagai alat untuk membuktikan adanya zat yang mewujudkan lebih dari itu. Ilmu
Tauhid mengupas dalil-dalil Sam’iyyat,yaitu dalil-dalil yang diambil dari Quran dan
Hadis untuk mempercayai segala sesuatu dengan yakin.
Keharusan membicarakan tauhid ini dilandasi oleh masih adanya pesan kuat
dalam pandangan keagamaan. Umumnya kaum muslimin Indonesia bahwa bertauhid
hanyalah percaya kepada Allah SWT. Jika kita kaji lebih mendalam dan teliti Al-
6
Qur’an , lakan ditemukan bahwa makna tauhid tidak hanya berhenti pada “wilayah
Allah”.
Sebagai disiplin keilmuan Islam, ilmu kalam telah tumbuh dan menjadi
bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam yang mengarahkannya pada segi-segi
ketuhanan dan derivasinya. Ilmu kalam menduduki posisi yang signifikan dalam
tradisi umat Islam, terbuktinya dengan adanya perkembangan dalam penyebutan
nama-nama lain dalam ilmu kalam.
7
2.6. Materi dan Obyek Kajian Tauhid
Obyek kajiannya adalah Dzat Allah dan Dzat rasul rasul-Nya (tentang hal-hal
yang wajib, mustahil dan jaiz), hal-hal yang mungkin sebagai perantara untuk
menuju keyakinan adanya pencipta
1. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Ulluhiyyah ialah Uluhiyah diambil dari akar kata Illah yang berarti:
Yang disembah dan Yang ditaati. Kata ini dipakai untuk menyebut sembahan yang
hak dan yang batil.
1. Tauhid Ulahiyyah
2. Tauhid Rububiyyah
3. Tauhid Malikiyyah
4. Tauhid Amaliyyah
2. Tauhid An-Nubuwwah
Tauhid An-Nubuwwah ialah diambil dari kata Nabi. Kaprikornus dalam
tauhid Nubuwah disini mengkajia akan segala hal yang mengenai sehubungan rasul
atau nabi.
Dan berdasarkan hasil kesimpuan bahasan dalam tauhid Nubuwah adalah:
A. Tentang Rasul
B. Tentang Nama-Nama Rasul
C. Tentang Sifat Rasul
3. Tauhid Ar-Ruhaniyyah
Tauhid Ar0Ruhaniyyah berasal dari kata Ruhhun yang mana disini mengkaji
akan segala hal yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak kasap mata. Maka dari itu
disini dibahas akan beberapa hal yaitu:
A. Tentang Malaikat
B. Tentang Jin
8
C. Tentang Syaithon
D. Tentang Iblis
4. Tauhid As-Sam’iyyat
Semua ini ialah sam’iyyat atau kasus yang bekerjasama dengan alam ghaib
yang tidak sanggup ditangkap oleh panca indara insan biasa, tidak sanggup dilihat,
tidak sanggup diraba dan kita Istimewa untuk mendengar dari kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi saw dan hadisth dia atau semua yang telah dan sudah
diterangkan oleh para nabi sehubungan dengan kasus tadi. Perkara kasus ini ialah
ujian bagi insan selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah saat di dunia dia
beriman kepada hal hal yang ghaib, yang mana semuanya itu tidak tampak ataukah
dia mengingkarinya.
9
2.7 Materi Kajian dalam Islam
A. Aqidah (Iman)
B. Syariat (Islam)
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Adapun berdasarkan syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua
pengertian:
Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka
pengertian Islam melingkupi seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’
(cabang), juga seluruh problem ‘aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
Ihsan berasal dari bahasa yang artinya berbuat baik/ kebaikan. Sedangkan
berdasarkan istilah yaitu perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat
hati beribadah kepada Allah SWT. Para ulam menggolongkan Ihsan menjadi 4 cuilan
yaitu:
10
1. Ihsan kepada Allah
Untuk menelusuri ihsan secara mendalam» maka terlebih dahulu insan harus
kembali menyadari posisinya serta mandat yang diberikan Allah SWT kepadanya
sebagai khalifah Allah. Sebagai khalifah, maka hendaknya ia menjadi hamba yang
setia berdasarkan hasil kesimpuan tujuan penciptaannya. Begitu pula kiprah di bumi,
ia harus memakmurkan bumi ini. Kedua kiprah tersebut dihentikan diabaikan
alasannya ialah sanggup mencelakakan insan sendiri. Allah SWT berfirman; Telah
ditimpakan kehinaan (krisis) kepada mereka (manusia) di mana saja berada, kecuali
bagi mereka yang baik hubungannya dengan Allah dan kepada sesama manusia.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT yang
Maha Esa. Karena, arti kata tauhid adalah mengesakan, dengan dimaksud
mengesakan Allah SWT adalah dzat-Nya, asma-Nya dan af’al-Nya. Jadi, ilmu tauhid
mempelajari bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu.Tauhid merupakan bagian
paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Bagian
ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung
klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.
3.2 Saran
Penulis dalam hal ini menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
sekali kesalahan, maka dari itu penulis memohon kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah Tahsin Al-Qur’an semester ganjil ini serta para pembaca
sekalian.
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ust. H. Efendi Anwar, Lc. Al-Hafizh, Bimbingan tahsin & tajwid Utsmani,
Jakarta : Darus Sunnah Press, 2018
Syahrin Pasaribu, S.Sos.I, MA, Bimbingan Tahsin Al-Qur’an, Binjai
https://gmc.sch.id/hukum-tajwid-mim-mati-pembagian-pengertian-contoh-dan-
artinya/
https://kisikisisoaldanmateripelajaran428.blogspot.com/2018/07/kajian-tauhid-
dan-ruang-lingkupnya.html
13