Oleh Kelompok 7 :
1. Citra Agustina ( 09.22.3112 )
2. Dimas Prasetyo ( 09.22.3296 )
3. Dita Aliya Ningrum ( 09.22.3189 )
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tajwid merupakan sebuah ilmu yang benar-benar penting
untuk dipelajari, hal ini dilakukan agar bacaan yang umat Islam sama
dengan yang dibaca oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.Diantara bagian daripada ilmu tajwid itu sendiri adalah hukum
nun dan mim musyaddadah. Hukum bacaan ini memang sekilas terlihat
mudah sehingga banyak di kalangan orang Islam yang tidak
menyempurnakan dan bahkan meninggalkan hukum bacaan nun dan mim
musyaddadah ini.
Hukum membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
adalah fardu 'ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang Qori' bacaannya bagus
dan benar, namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu
tajwid seperti idzhar, mad lin dan sebagainya. Tajwidadalah ilmu yang
sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya secara langsung dengan Al-
Qur'an. Bahkan dalam dunia Ilmu Hadits, seorang alim tidak akan
mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah menguasai ilmu
Al-Qur'an. Tujuan mempelajari tajwid adalah untuk menjaga lidah agar
terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an.
Untuk itu perlulah penulis membahas pembahasan itu, sehingga
dapat memberi manfaat bagi kita bersama. Terlebih kepada para orangtua
dan pendidik agar mulai membiasakannya pada anak-anak sehingga Insya
Allah akan lahirlah generasi Qur’ani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jabarkan, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana hukum bacaan mim bertasydid, dan nun bertasydid?
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dijabaarkan, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui hukum bacaan mim bertasydid, dan nun bertasydid
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://www.pinhome.id/blog/hukum-bacaan-ghunnah-musyaddadah-contoh-pengertian-dan-cara-
membaca/. ( diakses pada tanggal 28 September 2022. Pukul 15.41 WIB ).
2
Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, (Surabaya: Apollo, 1987), h. 18
3
Hukum bacaan Ghunnah Musyaddadah adalah wajib dibaca dengung
apabila ada huruf Nun bertasydid ( ) ّنdan Mim bertasydid ( ) ّمdengan panjang
antara 1 alif atau 2 harakat/ketukan.
B. Ghunnah ((ٌُغنَّة
Ghunnah menurut bahasa artinya sengau atau dengung (mendengung).
Apabila ada huruf mim dan nun yang bertasydid maka hukum bacaannya
disebut ghunnah. Adapun tempat keluarnya ghunnah adalah pada jalur hidung,
sedangkan lamanya bacaan ghunnah adalah 1 alif atau 2 harokat membacanya
harus dibaca dengan suara dengung4.
Sedangkan menurut istilah ialah:
Ghunnah adalah suara yang enak dan dengung yang keluar dari hidung.
Ghunnah juga mempunyai makhraj yaitu khaisyum yang artinya lubang hidung.
Dengan demikian, mim dan nun mempunyai dua makhraj. Dalam keadaan normal
makhraj mim adalah dua bibir dan makhraj nun adalah ujung lidah bertemu langit-
3
https://www.lafalquran.com/ghunnah/amp/. ( diakses pada tanggal 28 September 2022. Pukul 15.41 WIB ).
4
http://chikasiti.blogspot.com/2017/06/makalah-hukum-bacaan-tajwid.html. ( diakses pada tanggal 28
September 2022. Pukul 15.41 WIB ).
4
langit mulut. Sedangkan dalam keadaan ghunnah makhraj mim dan nun
bercampur dengan khaisyum.
Ketentuan Ghunnah
Hukum ghunnah berlaku pada mim dan nun dalam keadaan tertentu, di antaranya:
1. Mim dan nun bertasydid
ِ ِمنَ ا ْل ِجنَّ ِة َوالنَّا- س
س ِ َملِ ِك النَّا- َّإنَّ – َعلَ ْي ِهن
َ ُم َح َّم ٌد – فَ ُه ْم ِّمنْ َّم ْغ َر ٍم ُّم ْثقَلُ ْون- لَ َّما- ثُ َّم
Apabila terdapat nun bertasydid dan mim bertasydid, maka hukum
bacaannya disebut Ghunnah ((ٌ ُغنَّة. Adapun cara membacanya harus dibaca dengan
berdengung panjang.5
Contoh :
Harus dibaca ‘amma (dengan mendengung), tidak boleh dibaca
َع َّم ‘ama.
5
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesempurnaan bobot
ghunnah dalam tingkatannya, terdengar pada saat bertasydid
(musyaddadah), diidghamkan (mudghamah), dan diikhfa’kan (mukhfah).
Sedanagkan pada saat dibaca izhar (muzharah) dan saat berharakat
(mutaharikah), ukuran ghunnanhnya sangat minim (ats-tsabitu ashluhu
faqath).
7
Sulaiman Al-Jamzuri, Fat-hul Aqfal, (Semarang: Maktabah Al-‘Alawiyah), h. 13
6
3. Surat Al Jatsiyah ayat 31
َص ٰلوةَ َو ِم َّما َر َز ْق ٰن ُه ْم يُ ْنفِقُ ْون ِ ۙ الَّ ِذيْنَ يُْؤ ِمنُ ْونَ بِا ْل َغ ْي
َّ ب َو يُقِ ْي ُم ْونَ ال
Pada lafadz َو ِم َّماcara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid
sebanyak dua harakat. Karena lafadz tersebut merupakan ghunnah
musyaddadah.
ت هّٰللا ِ لَ ُه ْم َع َذا
ِ س َواَ ْن َز َل ا ْلفُ ْرقَا نَ ۗ اِنَّ الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا بِ ٰا ٰي
ِ ِمنْ قَ ْب ُل ُهدًى لِّلنَّا
ش ِد ْي ٌد ۗ َوا هّٰلل ُ َع ِز ْي ٌز ُذو ا ْنتِقَا ٍم
َ ۗ ب
ٌ
Lafadz لِّلنَّاhukumnya adalah ghunnah musyaddadah. Cara bacanya adalah
nun tasydid didengungkan kira-kira dua harakat.
7
8. Surat Al Baqarah ayat 6
Contoh:
8
Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2003), h. 108
8
Contoh Dibaca Q.S.
َاِنَّااَ ْعطَ ْينَاك innaa a’thoina 108:1
ٌَجنَّة jannatun 17:91
َ َّاِن
ك innaka 3:8
لَتَرْ َكب َُّن latarkabunna 86:19
ِ َّبِ َربِّالن
اس birabbinnaasi 114:1
ِ َع ِن النَّبَا ‘aninnabai 78:2
ِ َّال َخن
اس alkhannasi 114:4
Apabila ditemukan huruf mim dan nun bertasydid ()حكم النون والميم المش ّددتينـ
maka disana terdapat hukum guhnnah musyaddadad. Inilah yang kemudian
menjadi istilah bagi mim atau nun yang bertasydid dalam ilmu tajwid.
9
Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h.
101
9
Selain sebutan guhnnah musyaddadad ada istilah-istilah lain untuk hukum
mim dan nun bertasydid ini, antara lain yaitu sebagai berikut;
Istilah lain Hukum Mim dan Nun Bertasydid Idzhar Bigunnah, diberi
istilah ini karena dalam hukum mim dan nun bertasydid terdapat bunyi dengung
(sangau) yang jelas sekali.
Gunnah Ashliyyah, dinamakan demikian karena hukum mim dan nun
bertasydid merupakan bentuk gunnah yang aslhi dan yata serta bagian dari
makhroj al-khoisyum, yaitu tempat kelauarnya gunnah itu sendiri.
Gunnah Lazimah, dinamakan demikian karena meng-hunnahkan mim dan
nun yang bertasydid adalah wajib dan berlaku selamanya, baik ketika wahol
maupun ketika waqof.10
10
https://www.hukumtajwid.com/2017/06/hukum-mim-dan-nun-bertasydid-dalam-ilmu.html.
( diakses pada tanggal 28 September 2022. Pukul 15.41 WIB ).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nun dan mim yang bertasydid dikenal dengan istilah ghunnah
musyaddadah. Dengan arti Musyaddadah atau syiddah berarti bertasydid atau
memakai tasydid dan ghunnah adalah suara yang jelas (dan nyaring) yang
keluar dari al-khaisyum (pangkal hidung dengan tidak menggunakan lidah
ada waktu mengucapkannya.
Cara membaca nun musyaddadah adalah dengan membuka kedua bibir
dan pada saat yang bersamaan ujung lidah menekan lahmatul asnan (daging
tempat tumbuhnya gigi seri atas) dan bersamaan dengan didengungkan secara
nyata ke pangkal hidung selama dua sampai tiga harakat.
Adapun cara membaca mim musyaddadah adalah dengan menutup kedua
bibir bersamaan dengan didengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama
dua sampai tiga harakat.
Hukum Bacaan Tajwid Ghunnah Musyaddadah adalah apabila ada nun
atau mim bertasdyid, dibaca dengan cara berdengung kira-kira 2 harakat.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulisa memahami masih banyak kesalahan
dan kekurangan yang di sengaja mauoun tidak sengaja, maka dari itu penulis
memohon kepada bapak dosen yang penulis sayangi dan teman – teman yang
penulis cintai agar memberi kritk dan saran yang bersifat membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA
12