Anda di halaman 1dari 10

TAHSIN TILAWAH

”HUKUM NUN DAN MIM TASYDID SERTA HUKUM LAM


TA’RIF”
Dosen Pengampu ;

Opik Hidayat, MA

Disusun Oleh :

Fikri Naupal

Adi Saputra

Rokhili

M. Yusuf Hasan Al-Banna

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

KOTA TANGERANG
2021-2022

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,penulis
panjatkan rasa syukur atas kehadirat-Nya yang telah memberi nikmat sehat iman dan islam
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah
hingga zaman islamiyah.

Makalah yang berjudul “Nun dan mim tasydid serta hukum lam tarif’ disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Tahsin Tilawah Jurusan Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir , Sekolah Tinggi Agama Islam Asy-Syukriyyah.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dari bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Dengan ini penulisan menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanya semata milk ALLAH SWT, untuk itu segala kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami nantikan.

II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ II

Daftar Isi......................................................................................... III

Bab I Pendahuluan.......................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...............................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................ 1

Bab II Pembahasan.......................................................................... 2

A. Hukum Nun dan Mim Tasydid........................................... 2


B. Hukum Lam Ta’rif.............................................................. 3

Bab III Penutup................................................................................ 6

Kesimpulan...................................................................................... 6

Daftar Pustaka.................................................................................. 7

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu tajwid merupakan sebuah ilmu yang benar-benar penting untuk di pelajari, hal ini
dilakukan agar bacaan yang umat islam sama dengan yang di baca oleh Nabi Muhammad
Saw.

Diantara bagian daripada ilmu tajwid itu sendiri adalah hukum nun dan mim tasydid serta
hukum lam tarif. Hukum bacaan ini memang terlihat sekilas mudah sehingga banyak di
kalangan orang islam tidak menyempurnakan dan bahkan meninggalkan hukum bacaan ini.
Hal ini terjadi karena telah terbiasa mulai dari kanak-kanak dan ketika dewasa kurang
memiliki motivasi dalam belajar Tahsin Tilawah Al-Qur’an.

Untuk itu perlulah penulis membahas pemnahasan itu sehingga dapat memberi manfaat
bagi kita bersama. Terlebih kepada para orang tua dan pendidik agar mulai membiasakan
kepada anak-anak sehingga Insya Allah akan lahirlah generasi Qur’ani.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hukum nun dan mim tasydid?
2. Apa pengertian Hukum lam ta’rif?
3. Bagaimana cara melafalkan nun dan mim tasydid?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menngetahui pengertian Hukum nun dan mim tasydid
2. Mengetahui pengertian Hukum lam ta’rif
3. Mengetahui cara baca nun dan mim tasydid dan lam ta’rif

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hukum Nun dan Mim Tasydid

1. Pengertian Hukum Nun dan Mim Tasydid

Apabila ditemukan huruf nun dan mim bertasydid [ ‫ ]حكم النون ون والميم المشددتين‬maka disana
terdapat hukum gunnah musyaddad. Inilah yang kemudian menjadi istilah bagi nun atau mim
yang bertasydid dalam ilmu tajwid. Huruf nun dan mim tasydid [‫ ] م – ن‬memiliki hukum
bacaan tersendiri. Di dalam ilmu tajwid para ulama qiraah menyebutnya dengan bacaan
gunnah

o Pengertian gunnah

Gunnah secara bahasa adalah suara lembut yang keluar dari hidung.

Gunnah secara istilah suara yang enak yang terdapat pada nun dan mim yang bertasydid.

Ketika melafalkan gunnah di panjangkan 2 harkat untuk membuktikan gunnah coba tutup
hidung ketika melafalkan gunnah.

o Istilah lain Hukum nun dan mim tasydid :

1. Idzhar Bigunnah di beri istilah ini karena dalam hukum nun dan mim tasydid terdapat
bunyi dengung [sangau] yang jelas sekali
2. Gunnah Ashliyyah dinamakan demikian karena hukum nun dan mim tasydid
merupakan bentuk gunnah yang asli dan nyata serta bagian dari makhroj al-khoisyum,
yaitu tempat keluarnya gunnah sendiri
3. Gunnah Lazimah dinamakan demikian karena meng-gunnahkan nun dan mim yang
bertasydid adalah wajib dan berlaku selamanya, baik ketika wahol maupun ketika
waqof.

Tingkatan bobot dengung [ gunnah ] terbagi menjadi lima tingkatan :

a. Bobot gunnah secara penuh pada saat nun dan mim bertasydid.
b. Bobot gunnah menjadi lebih ringan pada nun dan mim di baca idgham.
c. Bobot gunnah menjadi lebih ringan lagi saat nun dan mim dibaca ikfa.
d. Bobot gunnah bertambah lebih ringan lagi saat nun dan mim dibaca idzhar.
e. Bobot gunnah paling ringan saat nun dan mim berbaris/berharakat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesempurnaan bobot gunnah dalam tingkatannya
terdengar pada bertasydid [musyaddah] diidghamkan [mudghamah] dan diikhfakan
[mukhfah] sedangkan pada saat dibaca idzhar [mudzhar] dam saat berharakat [mutaharikah]
ukuran gunnahnya sangat miniim.

2
2. Cara membaca nun dan mim bertasydid

Dijelaskan dalam nazham :

Dan hendaklah nun dan mim di baca sangau/dengung saat keduanya bertasydid. Yang
demikian itu dinamakan gunnah selamanya.

1. Cara membaca Nun Tasydid

Cara membaca nun bertasydid adalah dengan membuka kedua bibir dikarenakan makhraj
nun hanya terjadi jika kedua bibir dalam keadaan terbuka dan pada saat yang bersamaan
ujung lidah menekan lahmatul asnan [ dagiing tempat tumbuh nya gigi seri atas ] dan
bersamaan dengan di dengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama dua sampai tiga
harakat.

Contoh :

Contoh Dibaca Q.S


‫انااعطيناك‬ Inna a ‘thoina 108:1
‫جنه‬ Jannatun 17:91
‫انك‬ innaka 3:8
‫لتركبن‬ latarkabunna 86:19
‫عن النبا‬ ‘aninnabai 78:2
‫الخناس‬ alkhannasi 114:4
‫بربالناس‬ birabbinnaasi 114:1

2. Cara membaca Mim Tasydid

Cara membaca mim bertasydid adalah dengan menutup kedua bibir bersamaan dengan di
dengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama dua sampai tiga harkat. Dilakukannya
penutupan bibir dikarenakan makhraj mim terjadi apabila kedua bibir dalam keadaan tertutup.

Contoh :

Contoh Dibaca Q.S.


‫وامراتله حمالة‬ Wamraatuhu 111 : 4
hamma lata
‫ثم كال‬ Tsumma kallaa 78:5
‫فلما‬ Falamma 2:17
‫امتكم‬ Ummatukum 21:92
‫اماان تلقلى‬ Imma an tulqi 20:65
‫ومما‬ Wamimma 36:36
‫مسمى‬ Musamman 71:4

3
B. Pengertian Lam Ta’rif

Salah satu dari kalimat isim [ kata benda] adalah dapat dimasuki alif dan lam ta’rif atau
yang lebih di kenal dengan sebutan “al ta’rif” atau “al mu’arrifah”.

Lahfadz Ta’rif mempunyai akar kata dari ‘Arafa yang berarti mengenal. Dari kata dasar ini
dapat disimpulkan bahwa al ta’rif adalah al yang berfungsi untuk mengenalkan atau
menentukan suatu benda yang semula masih bersifat umum. Misalnya lafad : ‫ رجل‬kiranya
masih bersifat umum, dan belum jelas siapa laki-laki yang dimaksud, kemudian lafad tersebut
di kenalkan dan di tentukan dengan Al-ta’rif maka dapat diketahui siapa sebenarnnya laki-
laki yang di maksud.

Dengan demikian Al-Ta’rif adalah Al yang berfungsi untuk menjadikan isim ma’rifah [
isim yang mempunyai makna tertentu ] yang semula isim nakirah [ isim yang belum punya
mempunyai makna tertentu ].

Dalam ilmu tajwid keberadaan Al yang masuk pada isim mempunyai dampak hukum
tersendiri, dan menjadikan perubahan bacaan apakah bacaannya tembus atau tidak. Sesuai
dengan fungsi nya, maka apabila ada al masuk pada salah satu huruf-huruf hijaiyah
mempunyai 2 hukum :

1. Izhar Qomariyah
2. Idgham Syamsyiah

a. Pengertian Izhar Qomariyah

Izhar berarti terang, sedang Qomariyah berarti sesuatu yang bersifat bulan. [ misal nya
bacaan Al-Qomariyah ]. Dari pengertian huruf harfiah tersebut, maka dapat
ditentukan bahwa yang di maksud dengan izhar qomariyah adalah menampakkan bacaan Al-
Ta’rif di awal kalimat isim sebagaimana kejelasan bacaan Al pada lafah Al-Qomariyah.

Lam yang terdapat pada Al-Qomariyah tetap tebal tidak berubah bacaannya dalam arti lam
tersebut tetap terbaca walaupun bertemu huruf-huruf hijaiyah. Misalnya lafad : ‫ العلم‬maka
cara membacanya adalah Al-Ilmu pada bacaan lam nya masih tetap terbaca, tidak tembus
pada huruf yang ada di depan nya.

Adapun jika lam tetap terbaca dalam suatu lafad apabila bertemu dengan huruf qomariyah
yaitu sebanyak 14 huruf yaitu ‫ ق ف غ ع ه خ ح ج ي ب ا م ك و‬yang terkumpul dalam bait

‫ابغحجك وخفعقيمه‬

Contoh :

Tertulis Dibaca Sebab


‫االحد‬ ‫ال احد‬ ‫ ا‬Bertemu ‫ال‬
‫البصير‬ ‫ال بصير‬ ‫ ب‬Bertemu ‫ال‬
‫الغفور‬ ‫ال غفور‬ ‫ غ‬Bertemu ‫ال‬
‫الحلبم‬ ‫ال حليم‬ ‫ ح‬Bertemu ‫ال‬

4
b. Pengertian Idgham Syamsyiah

Idgham berarti memasukkan sedang syamsyiah berarti yang bersifat seperti lam dalam
lafad asy-syamsyiah dengan demikian maka yang di maksud asy-syamsyiah adalah bacaan
lam ta’rif di awal kalimat isim yang tidak di tampakkan. Sebagaimana tidak di tampakkannya
lam pada lafad al syamsyiah.

Lam yang terdapat pada Al-Syamsyiah menjadi tembus dan berubah dari bacaan semula
dalam arti lam tersebut tidak dibaca lagi jika bertemu huruf-huruf hijaiyah tertentu. Misalnya
lafad ‫ الرحمن‬maka cara membacanya adalah “Ar-Rahman’ bukan “Al-Rahman” dan pada
bacaan nya itu lam nya tembus tidak di baca.

Adapun jika lam tembus tidak di baca dalam suatu isim adalah apabila bertemu dengan
selain huruf-huruf idgham qomariyah tadi yaitu ada 14 : ‫ض ص ث د ش س ب ل ت ن ط ر ل ز ظ‬

Contoh :

Tertulis Dibaca Sebab


‫الرحيم‬ ‫اررحيم‬ ‫ ر‬Bertemu ‫ال‬
‫الثاقب‬ ‫اث ثاقب‬ ‫ ث‬Bertemu ‫ال‬
‫الطامة‬ ‫اط طامة‬ ‫ ط‬Bertemu ‫ال‬
‫الصبور‬ ‫اص صبور‬ ‫ ص‬Bertemu ‫ال‬

5
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Nun dan Mim yang bertasydid dikenal dengan istilah gunnah musyaddah atau syiddah
berarti bertasydid atau memakai tasydid dan gunnah adalah suara yang jelas yang keluar dari
al khasyium [pangkal hidung dengan tidak menggunakan lidah pada waktu
menggucapkannya].

Cara membaca nun musyaddah adalah denganmembuka kedua bibir dan pada saat yang
bersamaan ujung lidah menekanlahmatul asnan [daging tempat tumbuh nya gigi seri atas] dan
bersamaan dengandi dengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama dua sampai tiga
harkat.

Adapun cara membaca mim muysaddah adalah dengan menutup kedua bibir bersamaan
dengan di dengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama dua sampai tiga harkat.

Alif dan lam yang selalu dihubungkan dengan perkataan-perkataan nama benda dalam
bahasa arab yang disebut lam ta’rif ada dua macam membaca lam ta’rif menurut ulama ahli
tajwid ialah idzhar qomariyah yaitu apabila ada lam ta’rif yang bertemu dengan salah satu
huruf ‫ ق ف غ ع ه خ ح ج ي ب ا م ك و‬.

Adapun Idgham syamsyiah yaitu apabila ada lam ta’rif yang bertemu dengan salah satu
huruf yang ada dalam 14 huruf hijaiyah selain huruf qomariyah yaitu ‫ض ص ث د ش س ب ل ت ن‬
‫طرلزظ‬.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://riogeovani.wordpress.com/2019/01/02/hukum-nun-dan-mim-bertasydid/

https://tajwid.web.id/hukum-alif-dan-lam-tarif/

Anda mungkin juga menyukai