Anda di halaman 1dari 10

DIALEKTIKA SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Antropologi Dan Sosiologi Tafsir
Dosen Pengampu : Luthfi Maulana, S.Ud, M.Ag.

1. Nanik Dewi Puji L. 3118057


2. Muhammad Sulthoni Maulana 3119002

KELAS IAT C

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAWH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dialektika adalah suatu proses saling menukar pendapat dalam suatu hubungan yang saling
membutuhkan untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu berubah - ubah, yang
didalamnya terdapat proses interaksi antara individu ataupun kelompok. Teori dialektika relasional
adalah suatu teori komunikasi yang membahas tentang pengembangan suatu hubungan. Hubungan
ini digunakan untuk memahami perilaku manusia saat berinteraksi dalam kehidupan sosial
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam proses interaksi hubungan sosial masyarakat tentunya akan menimbulkan perbedaan,
ketegangan atau kontradiksi. Berbagai cara dilakukan untuk meredam ketegangan tersebut. Hal
inilah yang menandakan sadar atau tidaknya manusia melakukan suatu kegiatan yang dinamakan
dialektika. Yaitu proses komunikasi sosial yang melibatkan pihak satu dengan lainnya. Dengan
adanya komunikasi ini diharapkan interaksi sosial antar sesama masyarakat berjalan dengan baik.
Sebuah kelompok atau individu akan rentan dengan adanya pertentangan dan perbedaan, oleh
karena itu diperlukanya suatu proses untuk mencapai kesepakatan bersama. Agar tidak menimbulkan
resiko yang cukup besar dalam hubungan sosial sesama individu atau atau kelompok. Dengan adanya
teori dialektika rasional menyatakan bahwa hidup itu dicirikan dengan berhubungan dengan orang
lain walaupun didalamnya terdapat ketegangan - ketegangan yang kontradiktif atau pertentangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Dialektika Sosial ?
2. Bagaimana Prinsip - Prinsip Dasar Masyarakat dan Kebudayaan?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dialektika
Dalam bahasa Indonesia term dialektika berarti seni berfikir dengan teratur, logis, dan teliti.
Dalam kosakata dialektika memiliki dua makna yaitu, pertama, merujuk pada bahasa dengan dialog
untuk mengungkap suatu masalah, dan kedua, bahwa segala sesuatu adalah pertentangan antara dua
hal yang akan menghasilkan sesuatu yang baru1. Dalam artian dialektika disini hadir karena adanya
suatu perbedaan antara satu dengan lainnya.
Dalam term termiologi dialektika adalah suatu pertukaran argumentasi yang berisi pertentangan,
baik teknik atau suatu metode dalam berfikir yang berkaitan dengan pertentangan tersebut2. Plato
juga mendefinisikan dialektika dengan makna cara berargumentasi melalui dialog atau bahkan tanya
jawab, untuk setiap pertentangan dalam setiap orang3. Sedangkan makna lain dari dialektika adalah
sebagai ketertarikan terhadap sesuatu, yang menyangkut perubahan dan karakter yang merupakan
unsur atau kekuatan yang bertentangan dimana proses sosial terjadi4.
Hubungan komunikasi antar individu dapat dikatan dialektika sosial karena melibatkan pihak
lain dalam berinteraksi, komunikasi, berhubungan langsung antara individu yang bisa terdapat
persamaan atau perbedaan bahkan pertentabgan mengnai suatu hal5. Hubungan yang terjadi diantara
kehidupan masyarakat akan selalu menimbulkan perbedaan, oleh karena itu dialektika mengajarkan
untuk tidak egois dengan pemahaman diri sendiri. Proses dialektika sosial akan berjalan sebagaimana
dengan mestinya jika saling menghargai suatu perbedaan.
Teori dialektika rasional akan menggambarkan hubungan kehidupan bagi manusia, yang pada
tujuannya adalah menginginkan sebuah hubungan baik antar individu, atau kelompok yang memiliki
keyakinan membawa perubahan untuk kebaikan bersama. Karena dengan adanya hubungan akan
membawa perubahan dalam cara berfikir, bergaul masyarakat pada umumnya. Proses berubahan
tersebut akan menghasilkan suatu yang baru dalam proses kehidupan sosial berlangsung.
Proses dialektika sangat penting dalam masyarakat sosial karena, akan meminimalisir
perpecahan karena adanya perbedaan atau pertentangan antar individu. Karena dengan adanya
hubungan dan diimbangi dengan komunikasi yang baik, pasti segala sesuatu akan berjalan
berdampingan. Meskipun perbedaan bahkan pertentangan selalu menjadi tembok untuk pemisah
serta bisa menjadi jembatan kerusuhan antar sesama.
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hlm. 321.
2
Robert Audi, The Cambridge Dictionary Of Philosophy, (Cambridge : Campbridge University Press, 1995), Hlm.
232.
3
Ibid, 233.
4
Dagobert D Runnes, Dictionary Of Philosophy, (New Jersy : Little Field), Hlm. 78.
5
Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. raja Grafindo Persada, 1998), Hlm. 17.
3
Analis Teori Dialektika Relasinal Menurut al - Quran :
a) QS. Ali Imran ayat 159

b) QS. Asy Syura ayat 38

4
B. Prinsip - Prinsip Dasar Masyarakat dan Kebudayaan.
1. Masyarakat
Masyarakat secara terminologi society yang berarti kawan atau teman, sedangkan masyarakat
dapat dipahami dengab kesatuan hidup manusia dalam berinterksi, berhubungan menurut pada suatu
sisten adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan
sosial yang baik6. Jadi dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang
memiliki kebiasaan, tradisi, sikap untuk bersosialisasi dalam kehidupan. Pada dasarnya tidak ada
manusia yang bisa hidup secara individu, karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang dalam dalam kehidupan sehari - harinya.
Masyarakat memilili ciri - ciri yaitu :
a. Adanya interaksi sesana masyarakat sekitar, interaksi disini dapat dipahami sebagai
komunikasi antar individu satu dengan lainnya, yang akan menjalin teeciptanya hubungan
sosial yang dinamis antar sesama masyarakat.
b. Menempati suatu daerah tertentu, menempati daerah disini bisa saja lingkup kecil dari desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi, atau mungkin negara. Dimana masyarakat tinggal didaerah
tersebut.
c. Saling beegantung satu sama lainnya, masyarakat adalah makhluk sosial yang pastinya akan
membutuhkan bantuan orang lain, walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang
manusia bisa menyelesaikan masalahnya, akan tetapi kembali bahwa sifat melekat oada diri
6
Koentrjoraningrat, Pengantar Antropologi (Jakarta : Aksara Baru, 2009), Hlm. 115 - 118.
5
masyarakat adalah makhluk sosial yang pasti terkadang selalu membutuhkan bantuan orang
lain.
d. Memiliki adat istiadat/ budaya tertentu, adat istiadat disini berfungsi sebagai benteng norma
yang ditaati setiap masyarakat yang selalu bersosialisasi. Karena manusia akan terus terikat
dengan norma baik dalam lingkungan sempit atau umum sekalipun.
Memiliki identitas bersana, identitas disini sepertu bahasa daerah, pakaian daerah, hingga
identitas yang mencolok seperti menonjol dalam bidang tertentu. Yang akan menambah adat atau
budaya pada masyarakat yang tinggal pada suatu tempat tertentu.

2. Kebudayaan
1. Pengertian
Budaya sendiri secara epistemologis berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata Buddhayah. Kata
Buddhayah ini sendiri merupakan bentuk jamak dari kata “Budhi” yang memiliki arti akal atau budi.
Sedangkan kebudayaan itu sesuatu yang berkaitan dengan akal atau budi, atau lebih mudahnya
kebudayaan merupakan produk dari budaya. Sedangkan Kebudayaan secara terminologis merupakan
seluruh sistem dari gagasan, rasa, dan tindakan, serta hasil karya yang diciptakan oleh manusia
dalam kehidupannya didalam rmasyarakat, yang dijadikan milik masyarakat dengan cara belajar7.
Selo Soemardjan dan Selo Soemardi berpendapat bahwa kebudayaan itu ialah semua semua
hasil karya, rasa, serta cipta dari suatu masyarakat. Definisi lain mengenai kebudayaan juga
dikemukakan oleh E.B Tylor yang juga merupakan ahli antopolog. Menurutnya kebudayaan itu
sesuatu yang mencakup mengenai kepercayaan, ilmu pengetahuan, hukum adat istiadat, moral,
kesenian yang ada didalam masyarakat, bahkan kebiasaan - kebiasaan dan kemampuan - kemampuan
lain yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota dilingkup masyarakat.
Kesimpulannya, kebudayaan merupakan semua hal baik itu mencakup mulai dari yang
dipelajari, kemudian yang didapatkan, bahkan yang diciptakan oleh manusia yang merupakan
anggota dari suatu masyarakat. Bahkan hal ini dapat menjadi pengaruh bagi ilmu pengetahuan baik
itu masuk kedalam ruang lingkup gagasan atau ide dari pemikiran manusia. Kemudian perwujudan
dari kebudayaan ini juga diciptakan oleh manusia yang berbudaya memiliki akal atau budi, yang bisa
berupa bentuk perilaku dan benda – benda yang sifatnya nyata, yang dapat mempermudah kehidupan
didalam bermasyarakat.8

7
Koentjoraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 2003), Hlm. 72.
8
Agus Sudarsono, Tri Wijayanti, Pengantar Sosiologi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), Hlm.
13-14
6
2. Ciri-Ciri Kebudayaan
Didalam bukunya Suhandi mengemukakan pendapat bahwa kebudayaan itu mempunyai ciri-ciri
umum yaitu sebagai berikut:
a. Kebudayaan dapat kita teliti atau kita pelajari. Artinya sebuah kebudayaan dapat terbentuk
dari sebuah proses belajar.
b. Sejak awal manusia muncul kebudayaan sudah ada. Setelah itu perkembangan kebudayaan
diteruskan hingga saat ini dan seterusnya.
c. Kebudayaan itu ada dan hidup dalam masyarakat karena masyarakatlah merupakan unsur
yang tidak dapat dipisahkan.
d. Kebudayaan dapat berubah, dikembangkan karena sifatnya yang dinamis.

3. Wujud Kebudayaan
Seorang ahli antropolog J.J. Honingmann berpendapat bahwa terdapat 3 gejala kebudayaan
yaitu sebagai berikut:
a. Ide (Pemikiran, Gagasan)
Kebudayaan ini Bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung
budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Wujud budaya dalam bentuk
sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
b. Aktifitas (Perilaku)
Kebudayaan ini merupakan perwujudan dari pola piker menurut ide atau gagasan yang ada
didalam diri manusia. Bentuk atau wujud kebudayaan ini dapat kita dokumentasikan didalam foto
mupun video. Misalnya: Aktivitas dan bentuk perilaku Manusia dalam kehidupan.
c. Artefak (Benda Peninggalan Budaya)
Ini merupakan bentuk kebudayaan fisik yang dapat kita lihat dan raba juga.9

4. Sifat - Sifat Kebudayaan


a. Kebudayaan Bebagai Macam Ragam nya
Keberagaman dari Kebudayaan salah satu faktornya adalah manusia akan sselalu beradaptasi
dengan lingkungan barunya. Karena hal inilah bisa lahir berbagai macam bentuk kebudayaan yang
beraneka ragam.

b. Pelestarian Kebudayaan Menggunakan Pelajaran Kepada Generasi

9
Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari, Pengantar Antropologi (Mengenal Sebuah Ikhtisar
Antropologi), (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2019), Hlm. 75
7
Pelestarian kebudayaan kepada para generasi penerus selanjutnya dapat dilakukan dengan cara
horizontal dan vertical. Arti pelestarian horizontal yaitu pengenalan kebudayaan kepada
Intragenerasi (Generasi yang masih Satu zaman). Selanjutnya pelestarian kebudayaan secara vertikal
berarti pengenalan kebudayaan kepada Antargenerasi (Generasi yang berbeda Zaman). Semua ini
dilakukan untuk menjaga dan melestarikan sebuah kebudayaan yang ada.

c. Kebudayaan Yang Sifatnya Statis dan Dinamis


Statis dalam arti yang sesungguhnya tetap ataupun tidak berubah. Akan tetapi statis dalam
lingkup kebudayaan itu memiliki arti bahwa kebudayaan berubah dengan cara yang perlahan.
Kemudian arti dinamis dalam lingkup kebudayaan artinya kebudayaan tersebut dapat berubah
dengan relatif lebih cepat. Peubahan ini semua dapat terjadi karena adanya adaptasi dan penyesuaian
manusia yang sudah berbeda zaman.

d. Kebudayaan Mempunyai Arti Nilai


Arti nilai dalam kebudayaan itu bersifat relatif. Ini artinya tergantung kepada siapa yang
memandangnya dan juga menggunakan batasan ukuran apa yang digunakan. Misalnya saja penilaian
orang timur itu berdasarkan tolak ukur dari sisi rohani, sedangkan kebalikannya orang barat
memandang kebudayaan dari sisi cenderung ke materi.
Hakikatnya Fungsi kebudayaan ialah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti satu dengan
yang lainnya, bagaimana manusia harus bertindak dalam segala hal termasuk bertindak dalam hal
kebaikan bersama.10

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dialektika sosial merupakan proses interaksi, hubungan sosial yang melibatkan masyarakat
dalam kehidupam sehari - hari, bermasyarakat, beebangsa dan bernegara. Dalam proses interaksi

10
Agus Sudarsono, Tri Wijayanti, Pengantar Sosiologi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), Hlm.
15-16.
8
atau komunikasi tersebut tentunya akan menimbulkan perbedaan, pertentangan, bahakan ketegangan
dalam suatu masyarakat yang melakukan hubungan sosial tersbut. Jika dilihat dari prinsip dasar
masyarakat dan kebudayaan, tentunya akan menimbulkan perbedaan yang sangat terasa. Indonesia
adalah negara dengan banyaknya pulau, adat, budaya bahkan bahasa daerah. Tentunya akan
menimbulkan perbedaan dalam proses dialektikanya, namun kembali lagi pada prinsip masyarakat
dan budaya masyarakat Indonesia yang selalu mengedepankan asaz musyawarah dalam hal apapun.
Begitu juga ketika proses dialektika sosial terjadi adanya perselisihan tersebut, akan selalu
mengedepankan musyawarah untuk mengambil keputusan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Audarsono Agus, Wijayanti Tri, 2016. Pengantar Sosiologi, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Audi Robert, 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosophy, Cambridge : Campbridge University
Press

9
Canggara Hafied, 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. raja Grafindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Koentrjoraningrat, 2009. Pengantar Antropologi, Jakarta : Aksara Baru
Nurmansyah Gunsu, Rodliyah Nunung,Hapsari Recca Ayu, 2019. Pengantar Antropologi
(Mengenal Sebuah Ikhtisar Antropologi), Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja
Runnes Dagobert D, Dictionary Of Philosophy, New Jersy : Little Field

10

Anda mungkin juga menyukai