PENDAHULUAN
Persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang
kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam artian siapa yang telah keluar dari islam
dan siapa yang masih tetap islam. Persoalan ini kemudian menjadi perbincangan
aliran-aliran kalam dengan konotasi yang lebih umum, yakni status pelaku dosa
besar besar. Kerangka pola pikir yang di gunakan tiap-tiap aliran ternyata
mewarnai pandangan mereka tentang stattus pelaku dosa besar.
1
1.2 Rumusan Masalah
1,2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan sebagai dosa besar, aliran
Mu’tazilah merumuskan secara lebih konseptual ketimbang aliran Khawarij.
Yang dimaksud dosa besar menurut pandangan Mu’tazilah adalah segala
perbuatan yang ancamannya disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an, sedangkan
dosa kecil adalah sebaliknya, yaitu segala ketidak patuhan yang ancamannya tidak
tegas dalam Al-Qur’an.2
3
Terhadap pelaku dosa besar,agaknya Al-Asy’ari,sebagai bahanwakil Ahl-
Sunnah. Tidak mengafirkan orang-orang yang bersujud ke baitulloh (Ahl-Al
Qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan mencuri.
Menurutnya mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan keimanan
yang mana mereka miliki. Sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa
besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal ini di bolehkan (halal) dan
tidak meyakini keharamannya, ia dipandang telah kafir.
Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila ia meninggal dan
belum bertaubat, maka menurut Al-Asy’ari hal itu tergantung pada bijakan tuhan
yang maha berkehendak mutlaq. Dari papran singkat ini jelaslah bahwa
Asy’ariyah sesungguhnya mengambil posisi yang dengan Murji’ah, khususnya
pertanyaan yang tidak mengafirkan para pelaku dosa besar.3
3
Ibid., hlm 76
4
Menurutnya, iman itu cukup dengan tashiq dan iqrar, sedangkan amalan adalah
penyempurnaan iman.4
Penganut syi’ah zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar
akan kekal didalam neraka , jika ia belum taubat dengan taubat yang
sesungguhnya. Dalam hal ini syi’ah zaidiyah memang dekat dengan Mu’tazilah.
Ini bukan sesuatu yang aneh mengingat Washil bin Atha’, mempunyai hubungan
dengan zaid.5
A. Pengertian iman
B. Pengertian Kufur
Kufur adalah kebalikan daripada iman. Dari segi lughat “kufur” artinya
menutupi. Orang yang bersikap ‘kufur’ disebut kafir, yaitu orang yang menutupi
hatinya dari hidayah Allah.
4
Ibid., hlm 77
5
Ibid., hlm 78
5
Firman Allah dalam surat an-Nisa / 4 : 136
)136 : ضالَالً بَ ِعيدًا (النساء َ ه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم ْاآل ِخ ِر فَقَ ْدcِ َِو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهللِ َو َمآلئِ َكت
َ ض َّل
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-Kufr
(tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar” atau
tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha
keras untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk
mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari
wahyu.6
kufur menurut bahasa adalah menutup. Bila orang yang menyangkal dan musyrik
disebut kafir karena orang itu menutupi dirinya dari nikmat allah dan menutup
jalan untuk mengenal Allah. Orang yang berdosa besar adalah kafir karena dia
selalu menutupi dirinya dengan dosa7
6
Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta : UI Press, 1986.hlm 36
7
Ibn.Rusyd, Afrizal M. Perdebatan Ulama Dalam Teologi Islam. Gelora Aksara Pratama.hlm 42
6
A. Sifat-sifat Wajib Bagi Allah SWT
Sifat yang wajib bagi Allah adalah sifat yang wajib ada pada Allah SWT
dan sifat itu pasti dimiliki oleh Allah SWT dan tidak mungkin tidak ada. Sifat
yang wajib pada Allah ada 20 yaitu:
7
17) Hayyon artinya yang hidup
Sifat yang mustahil bagi Allah adalah sifat-sifat yang tidak mungkin ada
pada Allah SWT. Sifat-sifat mustahil pada Allah itu adalah kebalikan dari sifat-
sifat yang wajib pada Allah. Sifat yang mustahil pada Allah berjumlah 20 yaitu:
5) Ihtiyaju ilal mahalli wal mukhassish artinya berhajat Allah pada tempat
dan zat
8
Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam Dari tauhid menuju keadilan, Jawa Timur, Pernada Media
kencana, 2016, hlm 56.
8
12) Umyon artinya buta
Sifat yang jaiz bagi Allah adalah sifat yang mungkin bagi Allah untuk
berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya
Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang-Nya.
Sifat yang Jaiz bagi Allah hanya satu yaitu:
1) Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu artinya berbuat sesuatu yang mungkin atau
meninggalkannya.10
1) Sifat Nafsiyyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah swt. Sifat nafsiyah ada satu yaitu
Wujud.
9
Syekh Muhammad Bin Shaleh Al Utsman, Memahami Nama Dan Sifat-sifat Allah, Media
hidayah, Bandung, 2016, hal 42
10
http://catatanriefdha.blogspot.co.id/2013/11/contoh-makalah-sifat-sifat-allah.html
9
2) Sifat Salbiyyah
Yaitu sifat Allah yang menolak sifat-sifat yang tidak sesuai atau tidak layak bagi
Allah swt. Sifat Salbiyah ada 5 yaitu: Qidam, Baqa, Mukhalafatul lil hawaditsi,
Qiyamuhu Binafsihi, dan Wahdaniyyah.
3) Sifat Ma’ani
Yaitu sifat wajib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia,
serta dapat meyakinkan orang lain, karena kebenarannya dapat dibuktikan oleh
panca indera. Sifat ma’ani ada 7 yaitu: Qudrah, Iradah, ‘Ilmu, Hayyah, Sama’,
Bashar dan Kalam.
4) Sifat Ma’nawiyah
yaitu sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani atau keaktifan sifat-sifat tujuh di
atas. Sifat ma’nawiyah ada 7 yaitu: Qadiron, Muridon, ‘Alimon, Hayyon,
Sami’on, Bashiron, dan Mutakallimon.11
BAB III
11
Diakses dari : http://www.akidahislam.com/2017/04/inilah-20-sifat-yang-wajib-bagi-allah.html
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berkaitan dengan Iman dan kufur, dangat berbeda jauh antara pengertian 2
hal ini, dengan keimanan kita bisa meningkatkan ketakwaan dan pengabdian kita
kepada Allah SWT, dan dengan adanya kufur, kita bisa berhati-hati agar tidak
menjadi Hamba Allah yang termasuk di golongan Kufur.
Salah satu kewajiban kita bagi seorang hamba Allah SWT yakni dengan
mempelajari serta Menahami lebih dalam tentang Semua Sifat-sifat Allah, Bukan
hanya belajar setengah-setengah lalu melupakannya begitu saja, Karena di dalam
sifat-sifat Allah SWT ini mengandung banyak makna sehingga membuat kita
tersadar akan kebesaran dan keesan Allah yang tidak kita ketahui.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
Al-Utsman, Shaleh, Bin Muhammad, 2016, Memahami Nama Dan Sifat-sifat
Allah, Bandung Media hidayah.
Burhanuddin, Nunu. 2016, Ilmu Kalam Dari tauhid menuju keadilan, Jawa Timur,
Pernada Media kencana.
Hasbi, Muhammad. 2015, Ilmu Kalam (Memotret Berbagai ajaran teologi dalam
Islam), Jawa Timur, trust Media.
http://catatanriefdha.blogspot.co.id/2013/11/contoh-makalah-sifat-sifat-allah.html,
Diakses Pada Tanggal 09 September 2017 Pada Pukul 14.10
12