Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDEKATAN METODOLOGI DAKWAH SOSIO KULTURAL


Disusun guna memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Metodologi Dakwah
Dosen Pengampu : Arifiyah Tsalatsati AM, M.S.I

Disusun oleh :

1. Abdul Aziz
2. Muhamad Lailal Ma’luf
3. Regita Aprianita
4. Wiwin Rosvita

JURUSAN DAKWAH PRODI BKI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BREBES (STAI-B)
TAHUN AJARAN
2019

i|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan r ahmat, karunia dan
nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pendekatan Metodologi Dakwah
Sosio Kultural” ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir zaman,
Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluargaNya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah banyak
membantu serta teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami hingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, Makalah bertema “Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural” ini telah
selesai kami susun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Dakwah. .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagikhalayak pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya. Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat
makalah selanjutnya. Terimakasih. Selamat membaca.

ii | P e n d e k a t a n M e t o d o l o g i D a k w a h S o s i o K u l t u r a l
DAFTAR ISI
Halaman sampul.................................................................................................................. i
Kata pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Sejarah dakwah kultural ........................................................................................ 2
B. Definisi Pendekatan ............................................................................................... 2
C. Definisi Dakwah Kultural ...................................................................................... 2
D. Prinsip Pendekatan Dakwah .................................................................................. 2
E. Strategi dan Pendekatan Dakwah Melalui Seni Budaya........................................ 3
F. Strategi dan Pendekatan Dakwah Kultural Wali Songo ........................................ 4
BAB II PENUTUP ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUATAKA ....................................................................................................... 8

iii | P e n d e k a t a n M e t o d o l o g i D a k w a h S o s i o K u l t u r a l
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah adalah proses memasukan pemahaman tentang Islam kepada objek dakwah /
mad’u dengan cara yang baik sehingga dapat diterima oleh mad’u. Indonesia adalah negara
yang masyarakatnya memiliki adat-istiadat dan budaya yang berbeda-beda. Oleh karena
kemajemukan budaya bangsa Indonesia tersebut, maka dakwah yang cocok diterapkan pada
masyarakat Indonesia adalah dakwah Kultural.
Dengan menerapkan dakwah kultural, maka seorang Da’i akan mengetahui bagai mana
cara memasukan pemahaman agama Islam ke dalam budaya masyarakat yang berbeda-beda
jenis karakter, adat-istiadat, status sosial dll. Kepiawaian seorang Da’i dalam mencari celah
budaya yang bisa dimasuki unsur-unsur ajaran Islam sangat menetukan berkembangnya
dakwah kultural.
Kegiatan dakwah Kultural sangat memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia
sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka menghasilkan kultur baru yang bernuansa
Islami atau kegiatan dakwah yang memanfaatkan adat, tradisi, seni dan budaya lokal dalam
proses menuju kehidupan Islami.
Berangkat dari keefektifan dakwah kultural tersebut, maka kami menyusun makalah ini
dengan harapan menambah khasanah serta referensi bagi siapa saja yang ingin mempelajari
tentang Strategi dan pendekatan dakwah Kultural.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dakwah kultural?
2. Apa Definisi Pendekatan ?
3. Apa Definisi Dakwah Kultural ?
4. Apa Saja Prinsip Pendekatan Dakwah Kultural ?
5. Bagaimana Strategi dan Pendekatan Dakwah Melalui Seni Budaya ?
6. Seperti Apa Strategi dan Pendekatan Dakwah Kultural Wali Songo ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah dakwah kultural
2. Mengetahui definisi Pendekatan Dakwah Kultural
3. Mengetahui Prinsip Pendekatan Dakwah Kultural
4. Memahami Strategi dan Pendekatan Dakwah Melalui Seni Budaya
5. Mempelajari Strategi dan Pendekatan Dakwah Kultural Wali Songo.

1|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dakwah Kultural


Pada saat islam masuk ke wilayah Jawa, bangsa Indonesia dikuasai dengan tradisi
animisme, dan dinamisme. Para pelaku dakwah pada saat itu fokus pada menyebarkan
dakwah yang mengakibatkan budaya yang masuk tidak dapat tersaring sehingga dakwah
yang disebarkan mengandung unsur-unsur budaya yang dapat menimbulkan bid’ah. Hal
ini merupakan kesalahan fatal. Namun seiring berjalannya zaman, bid’ah semakin semarak
dikalangan masyarakat.
Dakwah kultural sebenarnya merupakan metode yang baik untuk dilakukan baik di
masyarakat desa maupun di lingkungan masyarakat kota, baik yang berpikiran primitif
maupun yang sudah modern. KH. Ahmad Dahlan termasuk sosok mubaligh yang
menggunakan metode dakwah kultural pada sekitar tahun 1912-an karena beliau
menyadari bahwa metode dakwah yang tepat itu hanyalah metode dakwah kultural.
Namun karena kehati-hatiannya dengan masalah aqidah, walaupun menggunakan metode
dakwah kultural, tetap nilai-nilai islam tidak terlukai oleh model dakwah yang dilakukan,
justru sebaliknya dengan dakwah itulah, maka beliau dapat membersihkan nilai-nilai
ajaran Islam dari pengaruh budaya kultural setempat. Model dakwah kultural sebagaimana
diterapkan KH. Ahmad Dahlan inilah yang harus kita contoh.
B. Definisi Pendekatan
Pendekatan adalah proses,perbuatan,atau cara mendekati (KBBI,1995). Dikatakan
pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang paling berkaitan.
C. Definisi Dakwah Kultural
Dakwah kultural adalah : Dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya-
budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di
lingkungan masyarakat setempat.
Dakwah kultural juga berarti : Kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan
kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka menghasilkan
kultur baru yang bernuansa Islami atau kegiatan dakwah yang memanfaatkan adat, tradisi,
seni dan budaya lokal dalam proses menuju kehidupan Islami.

D. Prinsip Pendekatan Dakwah Kultural


Dakwah kultural di satu sisi mempunyai prinsip dengan lebih menekankan pendekatan
Islam kultural, yakni salah satu pendekatan yang berusaha meninjau kembali kaitan
doktrinal formal antara Islam dan politik atau Islam dan negara.
Tegasnya gerakan dakwah kultural itu cenderung mempertanyakankebenaran statemen
yang mengatakan bahwa gerakan dakwah dipandang belum sungguh-sungguh
memperjuangkan Islam Hubungan antara Islam dan politik atau Islam dan negara termasuk
wilayah pemikiran ijtihadiyah, yang tidak menjadi persoalan bagi umat Islam ketika sistem
kekhalifahan masih bertahan di dunia Islam.

Dakwah kultural mempertanyakan validitas; apakah benar bahwa dakwah umat Islam
yang berada di luar kekuasaan adalah dakwah yang tidak lengkap dan sempuma. Hakekat
dakwah pada dasamya adalah upaya mengajak dan mengembalikan manusia pada

2|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


eksistensi secara integral, serta merupakan upaya penjabaran nilai-nilai Ilahi menjadi amal
saleh dalam kehidupan nyata.
Antara pemikiran tentang dakwah yang berkembang sekarang dengan realitas, ada
suatu kesenjangan yang perlu dijembatani. Pertama, kesenjangan yang berasal dari cara
memberikan pengertian dakwah yang mempengaruhi tradisi dakwah selama ini. Kedua,
kesenjangan yang disebabkan tidak adanya kerangka keilmuan tentang dakwah yang
mampu memberikan penjelasan tentang dakwah Islam, yang merupakan kesenjangan
antara teori dan praktek. Dakwah kultural di satu sisi mempunyai prinsip dengan lebih
menekankan pendekatan Islam kultural, yakni salah satu pendekatan yang berusaha
meninjau kembali kaitan doktrinal formal antara Islam dan politik atau Islam dan negara.

E. Strategi dan Pendekatan Dakwah Melalui Seni Budaya

Ditinjau dari sisi sosiokultural, sudah menjadi fakta bahwa salah satu pilar
kesuksesan dakwah nabi Muhammad SAW dikalangan masyarakat Arab adalah strategi
beliau dalam mendekati kaum Arab lewat pendekatan seni dan budaya. Adanya kitab suci
Al-Qur’an yang bernilai sastra tinggi di lingkungan yang sangat menghargai sastra budaya
pada saat itu merupakan bukti bahwa melalui budaya masyarakat mudah menerima ajaran-
ajaran Islam. Begitu juga dalam menetapkan hukum atas sesuatu, beliau tidak
menghilangkan budaya yang ada, melainkan hanya meluruskan hingga sesuai dengan
ajaran-ajaran Islam.
Seni merupakan media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan
dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati
bagi pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-
Qur’an yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk
Islam.
Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta
diterima oleh masayarakat karena para Walisongo sebagai da’i menggunakan bentuk-
bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu
itu, yaitu media wayang dan gamelan. Menurut Abdurrahman Al Baghdadi, definisi seni
yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan
perantara alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar
(seni suara), penglihatan (seni lukis) dan dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari /
drama).
Seni merupakan bentuk keindahan yang tampak nyata yang langsung dapat
dinikmati oleh manusia. Oleh karena itulah, orang beriman menyukai keindahan dalam
bentuk yang tampak dan yang ada disekelilingnya,
karena semua itu adalah jejak yang membekas dari keindahan Allah SWT. Adapun
pendekatan dan pengembangan dakwah yang digunakan oleh Walisongo sesuai dengan
media dakwah setempat yang sedang digandrungi oleh masyarakat, yaitu wayang. Para
Wali melihat kesenian wayang sebagai media komunikasi dan interaksi yang sangat
mampu terhadap pola pikir masyarakat. Kesenian wayang orang kemudian dimodifikasi
dan disesuaikan oleh para Wali dengan konteks dakwah (di Islamkan).
Sehingga dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima
oleh masyarakat karena Walisongo menggunakan bentuk-bentuk kesenian dari budaya
masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah yaitu media wayang dan gamelan.
Dengan media itu mudah ditangkap oleh masyarakat yang awam karena pendekatan-
pendekatan Walisongo yang konkrit dan realistis, dan menyatu dengan kehidupan
masyarakat.
Melihat kenyataan yang sedemikian maka kesenian memiliki peranan yang tepat

3|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


guna sehingga dapat mengajak kepada khalayak untuk menikmati dan menjalankan isi
yang terkandung didalamnya. Dalam konteks keilmuwan dakwah yang digunakan Islam
dengan metode kesenian adalah salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu shalawt
rebana, nasyid, pop, dangdut dan lain-lain. Mengapa dapat dikatakan sebagai media
dakwah, karena syair yang terpancar/digunakan bernilai/bermuatan dakwah, sehingga
dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai ajang untuk berdakwah. Perlu diperhatikan,
sebagai salah satu alternatif dalam penempatan seni sebagai media dakwah adalah, usaha
menelusuri jati diri atau kreatifitas seni Islam, dengan memadukan rasa, cipta dan karsa
sebagai aspek budaya dengan jiwa Islam.

F. Strategi dan Pendekatan Dakwah Kultural Wali Songo


Wali songo dalam menyiarkan Islam tidak hanya akrab dengan masyarakat umum tetapi
juga akrab dengan penguasa kerajaan, ketika menyiarkan Islam, mereka menggunakan
berbagai bentuk kesenian teradisional masyarakat setempat, mereka menyisipkan nilai-
nilai Islam ke dalam kesenian tersebut. Ole karena itu upaya mereka tidak terasa asing dan
sangat komunikatif bagi masyarakat setempat. Usaha ini memnuahkan hasil, tidak hanya
mengembangkan agama islam, tetapi juga memperkaya kandungan budaya islam.
Rupanya, metode dakwah tersebut telah diterapkan oleh Walisongo dalam syiar Islam
di Jawa. Walisongo adalah sejumlah guru besar atau ulama’ yang berjumlah sembilan yang
diberi tugas untuk dakwah islamiyah di wilayah tertentu. Walisongo mencapai sukses
besar dalam syiar Islam di tanah Jawa ini. Selain ahli dalam bidang keagamaan, Walisongo
juga ahli dalam seni dan sastra budaya, khususnya sastra pesantren. Dalam penyebaran
agama Islam Walisongo juga memasuki ranah-ranah seni dan budaya masyarakat. Mereka
gemar dengan kebudayaan dan sastra daerah. Walisongo menciptakan syair-syair atau
puisi dan tembang-tembang atau lagu dengan memasukkan ajaran Islam di dalamnya
dalam berdakwah. Karya-karya beliau di bidang seni dan satra budaya antara lain:

1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.

Beliau termasuk salah satu dari Walisongo yang menyiarkan agama Islam di
Gresik. Setelah kerajaan Majapahit lenyap dari sejarah, munculah kerajaan Demak yang
dipimpin oleh para Sultan yang didukung oleh para Wali, salah satunya ialah Maulana
Malik Ibrahim. Beliau juga berpartisipasi dalam penyempurnaan bentuk dan lakon
wayang agar tidak bertentangan dengan agama Islam.

2. Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Sunan Bonang termasuk Walisongo yang sukses dalam menyiarkan agama


Islam. Beliau menggunakan seni dan budaya sebagai perantara dakwah Islamiyah.
Diantara sumbangan beliau dalam seni dan sastra budaya adalah dakwah melalui
pewayangan, menyempurnakan instrumen gamelan terutama bonang, kenong dan
kempul, menciptakan tembang Macapat dan suluk Wujil. Di dalam suluk Wujil berisi
tentang ilmu kesempurnaan hidup dan mistik.

3. Syarifudin atau Sunan Drajat.

Sunan Drajat menjadi juru bicara rakyat yang tertindas dan beliau mengecam

4|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


elite politik yang hanya mengejar kekuasaan demi kepentingan pribadi. Beliau juga
berdakwah melalui sastra budaya. Diantara karyanya adalah tembang Pangkur, yang
menghendaki keselarasan jasmani rohani, dunia akhirat untuk memperoleh
kesejahteraan hidup.

4. Raden Mas Syahid atau Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga merupakan wali yang paling populer di mata orang Jawa. Di
antara karya-karya beliau dalam berdakwah adalah tiang Masjid Demak yang terbuat
dari tatal, gamelan Naga Wilanga, gamelan Guntur Madu, gamelan Nyai Sekati,
gamelan Kyai Sekati, wayang kulit Purwa, baju takwa, kain balik, tembang
Dhandhanggula dan syair-syair pesantren. Di dalam tembang Dhandhanggula
tergambar makna-makna kehidupan.

5. Jaka Samudra disebut juga dengan Raden Paku Atau Sunan Giri.

Sunan Giri adalah murid dari Sunan Ampel. Selain berdakwah dengan sastra
budaya, beliau juga mendirikan Pesantren Giri di Gresik. Karya-karya beliau
diantaranya permainan Jetungan, Jemuran, Gula Ganti, Cublek-cublek Suweng,
tembang Asmaranda, tembang Pucung dan Ilir-ilir yang sampai sekarang masih sering
kita dengarkan. Tembang Ilir-ilir menyuruh kita untuk menggunakan kesempatan hidup
di dunia untuk mempersiapkan bekal guna di hari akhir kelak.

6. Jakfar Shadik atau sunan kudus.

Sunan Kudus adalah salah satu Walisongo yang bertugas melakukan syiar
Islam di sekitar daerah Kudus, Jawa Tengah. Dalam berdakwah beliau menciptakan
karya sastra budaya berupa Tembang Maskumambang dan Tembang Mijil.

7. Raden Umar Said atau Sunan Muria.

Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Beliau disebut Sunan Muria karena
wilayah syiar Islamnya meliputi lingkungan Gunung Muria. Karya sastra budaya Sunan
Muria sebagai dakwah antara lain Tembang Sinom dan Tembang Kinanti.

8. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Beliau merupakan peletak pondasi agama Islam di daerah Jawa Barat.


Meskipun beliau tidak menciptakan karya sastra budaya, beliau turut aktif mendukung
sastra dan budaya di kerajaan Demak. Karena Sultan Trenggono raja ketiga Demak
mengawinkan adik putrinya, Putri Demak dengan Syarif Hidayatullah.

9. Raden Rakhmat atau Sunan Ampel.


Selain berpartisipasi dalam bidang sastra budaya sebagai media dakwah,
beliau juga mendirikan sebiah pesantren di Ampeldenta Surabaya. Di pesantren inilah
berkembang pesat dakwah meliau melalui sastra pesantren. Diantara sastra pesantren

5|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


yang masih sering kita lantunkan adalah singiran Tombo Ati. Singiran Tombo Ati berisi
tentang butir lima dalam kehidupan masyarakat sebagai obat gelisah.
Melalui tembang-tembang tersebut Walisongo mampu meraih hati dan jiwa masyarakat
untuk mamahami serta melakukan ajaran-ajaran Islam. Walisongo tidak pernah
memaksa dalam bersyiar Islam. Mereka berbaur kedalam masyarakat dan di tengah
keakraban merekalah Walisongo memasukkan ajaran-ajaran Islam melalui sendi-sendi
humaniora dan budaya masyarakat. Dalam Al-Qur'an surat An-Nahl [16] ayat 125
dijelaskan: ”Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran baik.
Dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”

6|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.


2. Pendekatan adalah proses,perbuatan,atau cara mendekati (KBBI,1995). Dikatakan
pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang paling berkaitan.
3. Dakwah kultural adalah : Dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya-
budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di
lingkungan masyarakat setempat.
4. Ditinjau dari sisi sosiokultural, sudah menjadi fakta bahwa salah satu pilar
kesuksesan dakwah nabi Muhammad SAW dikalangan masyarakat Arab adalah
strategi beliau dalam mendekati kaum Arab lewat pendekatan seni dan budaya.
5. Wali songo dalam menyiarkan Islam tidak hanya akrab dengan masyarakat umum
tetapi juga akrab dengan penguasa kerajaan, ketika menyiarkan Islam, mereka
menggunakan berbagai bentuk kesenian teradisional masyarakat setempat, mereka
menyisipkan nilai-nilai Islam ke dalam kesenian tersebut.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, kami memberikan saran kepada para aktivis dakwah (Da’i)
agar senantiasa mempelajari dan mempraktikan pola dakwah yang diajarkan oleh
Rosululloh SAW dan penerusnya sampai akhir jaman.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka kamipun sebagai penyusun membuka
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian guna perbaikan pada makalah
kami selanjutnya.

7|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural


DAFTAR PUSTAKA

Bungo, Sakareeya. “Pendekatan Dakwah Kultural dalam Masyarakat Plural.” Tabligh 15.2 (2014).

Suparjo, Islam dan Budaya Strategi Kultural Walisongo dalam Membangun Masyarakat Muslim
Indonesia.pdf

Syahraeni, Andi. “Pendeketan Dakwah Kultural Dalam Masyarakat Plural.” Jurnal Adabiyah 14.1
(2014).

Sofwan, Riddin dkk. 2000. Islamisasi di Jawa. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ismail, Nawari. 2010. Pergumulan Dakwah Islam Dalam Konteks Sosial Budaya Analisis Kasus
Dakwah. Yogyakarta : Pustaka.

Luth, Thohir. 1999. M. Natsir, dakwah dan pemikirannya. Gema Insani.

8|Pendekatan Metodologi Dakwah Sosio Kultural

Anda mungkin juga menyukai