Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI

DAKWAH

Dosen Pengampu : Dr. Fitri Kusumayanti

Disusun Oleh:

Fatmiatun (12208007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAAH

FAKULTAS USHULUDDN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan.pentunjuk maupun pedoman bagi pembaca , pendididikan dalam
profesi keguruan.

Dalam penulisan makalah ini penulisan merasa masih banyak kekurangankekurangan


baik dari segi penulisan maupun materi,mengingat kemampuan yang kami miliki.untuk itu
kritik dan saran.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.oleh karena itu kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan wawasan kami
amin ya rabbal alamin.
Daftar Isi

Cover ............................................................................................................... 1

Kata Pengantar .............................................................................................. 2

Daftar Isi ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5

A. Pengertian Sosiologi Dakwah............................................................ 5


B. Tujuan Dakwah .................................................................................. 6
C. Ruang Lingkup sosiologi dakwah..................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. Kesimpulan ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan
antara manusia satu dengan yang lainnya akan selalu membutuhkan individu ataupun
kelompok lain agar dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Proses sosial ini,
merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Proses hubungan tersebut berupa
interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus.
dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu
satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu.

Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi


sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk
proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu
individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi sosial.

Bila dikaitkan dengan Kegiatan dakwah.secara umum merupakan salah satu


kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Sebagaimana hadist rosul saw
yang berbunyi “balliguu anniiy walau aayah” "sampaikanlah dariku walau satu ayat”.
Di dalam kegiatan dakwah, ada subjek dan ada objek. Subjeknya adalah seorang da’i
dan objeknya adalah mad’u. Begitulah potret sederhana kegiatan dakwah yang
menjadikan dakwah sebagi proses social.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas pemakalah membuat rumusan masalah sebagai berikut :
`1. Apa itu pengertian sosiologi dakwah ?
2. Apa itu tujuan sosiologi dakwah ?
3. Apa itu ruang lingkup sosiologi dakwah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Dakwah

1. Definisi Sosiologi

Sosiologi berasal dari paduan morphem ( bentuk kata ) socius ( latin ) dan logos (
Yunani). Socius artinya kawan dan logos artinya berbicara. Jadi sosiologi berarti
berbicara mengenai hal-hal berkawan ( masyarakat ). Pengertian umum sosiologi
berarti ilmu yang membicarakan hal-hal yang ada sangkut pautnya dalam hidup
bermasyarakat, baik mengenai jalinan unsur-unsur pokok seperti kaidah-kaidah
social, kelompok-kelompok, serta lapisan social maupun pengaruh timbal balik
antara segi kehidupan bersama.

2. Definisi Dakwah

Dakwah secara etimologis berasal dari Bahasa arab yaitu da’a-yad’u-da’watan,


yang artinya mengajak, menyeru, memanggil. Dengan demikian, definisi dakwah
didefinisikan oleh banyak tokoh. Menurut Hamzah Yakub bahwa dakwah adalah
mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasul-Nya.
Sosiologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan antara
semua pokok masalah dalam proses dakwah dan proses social. sosiologi dakwah
juga merupakan ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memecahkan masalah-
masalah dakwah dengan pendekatan dan analisis sosilogis.
Setiap kita punya kewajiban untuk berdakwah. Harus ada yang menunaikannya
di suatu tempat atau negeri. Jika tidak ada yang menunaikan dakwah, maka
semuanya berdosa.Jika sudah ada yang menunaikan, aka yang lain gugur
kewajibannya.Proses dakwah dapat berjalan efektif dan efisie atau lebih sederhana
agar dakwahnya berhasil dikalangan masyarakat.
B. Tujuan Dakwah

Tujuan Dakwah Sosiologi


Sosiologi dakwah sebagai salah satu unsur penting dalam peroses dakwah dan
suatu kegiatan atau usaha sadar, pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
bermaksud memebrikan arah dan mempermudah mengatur langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan. Di samping itu tujuan juga berpengaruh pada besar kecilnya
usaha yang harus dilaksanakan untuk mewujudkannya.pada giliran terakhir tujuan
berfungsi juga sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dan usaha untuk mencapainya.
Kegiatan dakwah tanpa tujuan akan mengakibatkan segala macam pengorbanan
dalam melaksanakannya menjadi sia-sia. Kegiatan itu tidak lebih dari pemborosan, baik
dari segi pikiran, waktu, tenaga maupun dana. Di samping itu tanpa tujuan akan sangat
sulit menetapkan suatu strategi untuk dapat dilaksanakan, sehingga mempersulit dalam
memilih metode atau cara yang efektif dan efesien dalam mewujudkannya.
Seorang da’i harus mampu memahami secara baik tujuan umum yang hendak
dicapai dalam melaksanakan dakwah. Selanjutnya, berdasarkan materi dakwahnya
tujuan umum itu harus dirinci menjadi tujuan khusus yang realitas. Tujuan khusu itu
harus pula memperhitungkan atau mempertimbangkan kondisi objek dakwah
(masayarakat dakwah), yang akan berpengaruh pula pada metode/cara dakwah yang
akan dipergunakan. Tanpa tujuan, seseorang dai’i tidak pernah tahu apakah dia telah
tersesat dan menyesatkan orang lain. Dengan demikian berarti seorang da’I perlu dan
harus merumuskan tujuan dakwahnya, meskipun sifatnya tidak tertulis.
Selanjutnya Adnan Harahap mengemukakan jenis tujuan dakwah secara lebih rinci dari
yang telah dikemukakan di atas. Jenis-jenis tujuan tersebut adalah:
a) Tujuan Hakiki, ialah menyeru ummat manusia untuk menyembah Allah SWT.
b) Tujuan Umum, ialah kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
c) Tujuan Khusus, ialah mengisi setiap segi kehidupan dan emmeberikan bimbingan
serta pimpinan bagi seluruh golongan masyarakat menurut keadaan dan persoalan
sehingga islam itu berintegritas dengan seluruh kehidupan manusia.
d) Tujuan Urgen, ialah menyelesaikan dan memecahkan persoalan-persoalan penting
yang meminta sesegera mungkin penyelasaian dan pemecahannya.
e) Tujuan insidentil, yaitu memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu-
waktu dalam kehidupan bermasyarakat.
Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan dakwah itu, tujuan sosiologi dakwah
terbagi menjadi dua yaitu :
a) Tujuan jangka pendek
Dalam jangka pendek tujuan sosiologi dakwah itu adalah untuk memberikan
pemahaman tentang Islam kepada masyarakat sasaran dakwah itu. Dengan adanya
pemahaman masyarakat tentang islam maka masyarakatakan terhindar dari sikap dan
perbuatan yang munkar dan jahat.
b) Tujuan jangka panjang
Sedangkan tujuan jangka panjang dan adanya dakwah yang komunikatif itu adalah
untuk mengadakan perubahan sikap dakwah itu. Sikap yang dimaksud adalah perilaku-
perilaku yang terpuji bagi masyarakat yang tergolong kepada kemaksiatan yang
tentunya membawa kepada ke mudharatan dan menganggu ketentraman masyarakat
lingkungannya.

C. Ruang lingkup sosiologi

Ruang lingkup sosiologi dakwah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek
material dan objek formal. Objek material terkait dengan interaksi social yang terjadi
dalam masyarakat. Mengingat interaksi tersebut masih sangat general karena terkait
dengan interaksi dibidang hukum, politik, Pendidikan, dan sebagainya, maka
diperlukan objek formal umtuk membedakan antara sosiologi dakwah dengan sosiologi
hukum, sosiologi politik, dan sosiologi Pendidikan. Dalam hal ini, objek formal
sosiologi dakwah adalah interaksi social yang berhubungan dengan aktivitas dakwah.
Dalam perspektif ini, dakwah yang dimaksudkan adalah dalam pengertian yang luas
yaitu mencakup dakwah bi al-lisaan, bi al-kalam, bi al-mal.Objek formal inilah yang
menjadi ruang lingkup sosiologi dakwah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sosiologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan antara


semua pokok masalah dalam proses dakwah dan proses social. Jadi, sosiologi dakwah
merupakan ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memecahkan masalah-masalah
dakwah dengan pendekatan dan analisis sosilogis.

Setiap kita punya kewajiban untuk berdakwah. Harus ada yang menunaikannya
di suatu tempat atau negeri. Jika tidak ada yang menunaikan dakwah, maka semuanya
berdosa. Jika sudah ada yang menunaikan, aka yang lain gugur kewajibannya.

Proses dakwah dapat berjalan efektif dan efisie atau lebih sederhana agar
dakwahnya berhasil dikalangan masyarakat, harus memperhatikan serta
mengaplikasikan beberapa hal yang sangat urgen dan mendukung dalam terjadinya
suatu hasil keberhasilan proses dakwah dikalangan masyarakat yang menjadi objek
dakwah. Seorang da’i merupakan inti dalam keberhasilan proses dakwah.
DAFTAR PUSTAKA

Hefni, Harjani. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta, PRENADAMEDIA GRUP.

Saad M. Munawar, 2008. Sosiologi Dakwah, Pontianak, STAIN Pontianak Press.

Syamsuddin, 2016. Sosiologi Dakwah, Jakarta, KENCANA.

Anda mungkin juga menyukai