Disusun Oleh
Kelompok 2
Kasmir 0304181047
TA 2018-2019
KATA PENGANTAR
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Hadis adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Alqur’an. Dimana
keduanya merupakan pedoman dan pengontrol segala tingkah laku dan perbuatan
manusia. Untuk Alqur’an semua periwayatan ayat-ayatnya mempunyai
kedudukan sebagai sesuatu yang mutlak kebenaran beritanya, sedangkan hadis
Nabi tingkat keabsahannya masih perlu dikaji ulang, apakah betul-betul dari Nabi
atau hanya karangan orang atau golongan tertentu saja.
Menurut Ibn Manzhur, kata “hadis” berasal dari bahasa Arab, yaitu al-
hadits, jamaknya al-hadits, al-haditsan, dan al-hudtsan. Secara etimologis, kata
ini memiliki banyak arti, di antaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim
(yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Hujjah
Hujjah yaitu gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghapal
300.000 hadists baik matan, sanad maupun perihal perawi, seperti, keadilan,
catatan, dan biografinya (riwayat hidupnya). Muhaditsin yang mendapat gelar ini
antara lain Hisyam ibn Urwah (meninggal 146 H), Abu Hudzail Muhammad ibn
Walid (149 H) dan Muhammad Abdullah ibn Amr (meninggal 242 H).
A.Al-Qur’an
2
b) Q.S. An-Nisa [4] : 59
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
ُ اَّللَ َش ِد
يد اَّللَ ۖ إِ هن ه
ول فَ ُخ ُذوهُ َوَما نَ َها ُك ْم َعْنهُ فَانْتَ ُهوا ۖ َواته ُقوا ه
ُ آَت ُك ُم الهر ُس
َ َوَما...
ِ الْعِ َق
اب
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
3
e) Q.S. An-Nur [24] : 54
ِ ِ
ُِ حمل وعلَي ُكم ما
حمْلتُ ْم ۖ َوإِ ْن ِ ِ َ َطيعُوا الهرس ِ اَّلل وأ ِ
َ ْ ْ َ َ َ ُ ول ۖ فَإ ْن تَ َولهْوا فَإهَّنَا َعلَْيه َما ُ َ َقُ ْل أَطيعُوا ه
يُ ِول إِهل الْبَ َلغُ الْ ُمب ِ تُ ِطيعوه تَ ْهتَ ُدوا ۖ وما َعلَى الهرس
ُ ََ ُُ
Artinya : Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu
berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan
kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang
dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang".
B.Hadis
Artinya : “Wajib bagi sekalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah
khulafa ar-sasyidin (khalifah yang mendapat petunjuk), berpegang tegulah kamu
sekalian dengannya.” (HR. Abu Daud dan Ibn Majah)
C.Ijma’
Umat Islam telah sepakat menjadikan hadis menjadi sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an. Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima,
4
dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadits telah
dilakukan sejak jaman Rasulullah, sepeninggal beliau, masa khulafaurrasyidin
hingga masa-masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya.
1. Ketika Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah, ia pernah berkata, “saya tidak
meninggalkan sedikitpun sesuatu yang diamalkan oleh Rasulullah,
sesungguhnya saya takut tersesat bila meninggalkan perintahnya.
2. Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata, “saya tahu bahwa
engkau adalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah
menciummu, saya tidak akan menciummu.”
3. Pernah ditanyakan kepad Abdullah bin Umar tentang ketentuan sholat
safar dalam al-Qur’an. Ibnu Umar menjawab, “Allah SWT telah mengutus
Nabi Muhammad SAW kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu,
maka sesugguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat Rasulullah
berbuat.”
1.Bayan at-Taqrir
Fungsi Hadis dalam hal ini yaitu sebagai penguat hukum atau menegasan
kembali hukum yang sudah ada dalam AL-Qur’an. Dalam hal ini hadis datang
dengan keterangan yang sejalan dengan kandungan Al-Qur’an. Dengan demikian,
hukum tersebut mempunyai dua seumber dan terdapat dua dalil.
ِ اَّللِ صلهى ه
َضأ
ث َح هَّت يَتَ َو ه
َ َح َد َ اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم َل تُ ْقبَ ُل
ْ ص َلةُ َم ْن أ َ ول ه
ُ قَ َال َر ُس
Artinya : Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak akan diterima shalat seseorang yang
berhadats hingga dia berwudlu." (HR. al-Bukhari)
5
وه ُك ْم َوأَيْ ِديَ ُك ْم إِ ََل ِ ِ َٰيۖأَي ها ٱله ِذين ءامنُوۖاۖ إِ َذا قُمتُم إِ ََل ٱل ه
َ صلَ َٰوة فَٱ ْغسلُواۖ ُو ُج ْْ ََ َ َ َ
ِ ٱلْمرافِ ِق وٱمسحواۖ بِرء
وس ُك ْم َوأ َْر ُجلَ ُك ْم إِ ََل ٱلْ َك ْعبَ ْي
ِ
ُُ ُ َ ْ َ ََ
2.Bayan at-Taqyid
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu ayat-ayat yang mutlak dengan sifat,
keadaan atau syarat-syarat tertentu.
َوٱل هسا ِر ُق َوٱل هسا ِرقَةُ فَٱقْطَعُوۖاۖ أَيْ ِديَ ُه َما َجَزاۖءًۖ ِِبَا َك َسبَا نَ ََٰك ًل ِمم َن ه
ٱَّللِ ۖ َو ه
ٱَّللُ َع ِزيز
َح ِكيم
Artinya : “Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-
Maidah : 38).
3.Bayan at-Tafshil
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mujmal seperti, tentang cara jual beli, cara dan ketentuan zakat, ibadah haji, dan
lain-lain.
6
صلوا كما رأيتموين أصلي
ِِ ِ
َ ص َلةَ َوآتُوا الهزَكاةَ َو ْارَكعُوا َم َع الهراكع
ي يموا ال ه
ُ َوأَق
Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku.” (Al-Baqarah : 43)
4.Bayan at-Takhsis
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu kekhususan terhadap ayat-ayat yang
bersifat umum.
ِول ه
ص َدقَة ُ اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم قَ َال َل نُ َور
َ ث َما تََرْكنَا صلهى ه
َ اَّلل َ أَ هن َر ُس
Artinya : “Rasulullah saw. pernah bersabda: "Kami (para nabi) tidak mewarisi
sesuatu pun, dan yang kami tinggalkan hanya berupa sedekah.” (HR. Muslim)
5.Bayan at-Tasyri’
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu menetapkan hukum yang tidak ditetapkan
dalam Al-Qur’an.
ِ ِ ِ اَّللِ صلهى ه
اس َ ض َزَكا َة الْفطْ ِر م ْن َرَم
ِ ضا َن َعلَى النه َ اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم فَ َر َ َع ْن ابْ ِن عُ َمَر أَ هن َر ُس
َ ول ه
ِِ ِ ِ ِ صاعا ِمن َتَْر أَو ص
َ اعا م ْن َشعري َعلَى ُك ِمل ُحمر أ َْو َعْبد ذَ َكر أ َْو أُنْثَى م ْن الْ ُم ْسلم
ي ً َ ْ ْ ً َ
7
Artinya : “Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat Fithrah
di bulan Ramadhan atas setiap orang muslim, baik dia itu merdeka atau hamba,
laki-laki atau perempuan, yaitu satu sha› kurma atau satu sa' gandum.” (HR.
Muslim)
8
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Menurut Ibn Manzhur, kata “hadis” berasal dari bahasa Arab, yaitu al-
hadits, jamaknya al-hadits, al-haditsan, dan al-hudtsan. Secara etimologis, kata
ini memiliki banyak arti, di antaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim
(yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita.
1.Bayan at-Taqrir
Fungsi Hadis dalam hal ini yaitu sebagai penguat hukum atau menegasan
kembali hukum yang sudah ada dalam AL-Qur’an.
2.Bayan at-Taqyid
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu ayat-ayat yang mutlak dengan sifat,
keadaan atau syarat-syarat tertentu.
3.Bayan at-Tafshil
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mujmal seperti, tentang cara jual beli, cara dan ketentuan zakat, ibadah haji, dan
lain-lain.
4.Bayan at-Takhsis
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu kekhususan terhadap ayat-ayat yang
bersifat umum.
5.Bayan at-Tasyri’
Fungsi hadis dalam hal ini yaitu menetapkan hukum yang tidak ditetapkan
dalam Al-Qur’an.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Isnaini, Yenni Samri Juliati Nasution, Marliyah, dan Rahmi Syahriza.
2015. Hadis-Hadis Ekonomi. Jakarta : Kencana.
Suyadi, Agus dan M. Agus Solahudin. 2008. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka
Setia.
10