Anda di halaman 1dari 6

Mencintai Keluarga Nabi Saw

MAKALAH AKHLAK TASAWUF


“MENCINTAI KELUARGA NABI SAW”
Untuk Memenuhi Materi Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu M. Anang Firdaus, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Nama : Widya Ratna Sari
NIM : (931300716)

STAIN KEDIRI
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH
KEDIRI
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Mencintai Keluarga
Nabi saw. Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga saya berterima kasih pada Bapak M. Anang Firdaus, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah
tasawuf yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan saya mengenai Mencintai Keluarga Nabi saw. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Sabtu, 1 Desember 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai seorang muslim kita harus berakhlak kepada Rasulullah SAW, meskipun beliau
sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita
harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah, membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Salah satunya dengan mencintai ahli baitnya atau mencintai
keluarganya. Pada dasarnya Rasulullah SAW adalah manusia yang tidak berbeda dengan
manusia pada umumnya. Namun, terkait dengan status “Rasul” yang disandangkan Allah atas
dirinya, maka terdapat pula ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang tidak bisa
disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya. Pada dasarnya,utusan Tuhan
(Rasulullah adalah manusia biasa yang tidak berbeda dengan manusia lain namun demikian
dengan status “Rasul” yang disandangkan Tuhan ke atas dirinya,terdapat ketentuan khusus dalam
sikap terhadap utusan yang tidak bisa disamakan dengan sikap kita pada orang lain pada
umumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kita memperlakukan Ahli Bait Nabi Saw ?
2. Siapakah yang disebut Ahli Bait ?
3. Apa sajakah dua perkara yang ditinggalkan Nabi Saw ?

BAB III
PEMBAHASAN
A. MENCINTAI KELUARGA NABI SAW
Dalam keyakinan kita Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), mencintai keluarga dan
sahabat Nabi SAW, sekaligus memberikan penghormatan khusus kepada mereka merupakan
suatu keharusan. Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.
1. Mereka adalah generasi terbaik Islam, menjadi saksi mata dan pelaku perjuangan Islam.
Bersama Rasulullah SAW menegakkan agama Allah SWT di muka bumi. Mengorbankan harta
bahkan nyawa untuk kejayaan Islam. Allah SWT meridhai mereka serta menjanjikan
kebahagiaan di surga yang kekal dan abadi.
2. Rasulullah SAW sangat mencintai keluarga dan sahabatnya. Dalam banyak kesempatan,
Rasulullah selalu memuji para keluarga dan sahabatnya, melarang umatnya untuk menghina
mereka.Dari sinilah, mencintai keluarga dan sahabat Nabi adalah mengikuti teladan Rasulullah
SAW yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mencintai Nabi SAW
3. Tuntunan dan teladan ini juga diberikan oleh keluarga dan sahabat Rasul sendiri. Di antara
mereka terdapat rasa cinta yang mendalam, antara satu dengan lainnya saling menghargai dan
menghormati.
Kita sebagai orang muslim harus memperlakukan para Ahli Bait dengan rasa cinta, hormat,
mengagungkan, menyayangi, menyertai, dan mengikuti.
Kita telah diperintah oleh Allah agar bershalawat dan salam kepada mereka, hal itu
dilakukan sebelum salam di dalam shalat, mengiringi bacaan shalawat dan salam untuk penyebab
kemulyaan mereka dan mahkota keluhuran mereka yaitu penghulu para umat terdahulu dan umat
kemudian Muhammad Saw, sebagaimana kita menggungkan sahabat-sahabat Nabi yang mulia,
mencintai, menghormati serta mengenal keutamaan mereka (semoga Allah meridhai mereka
semuannya).
Kita tidak lain hanyalah menepati sikap sopan santun kepada mereka para Ahli Bait dan
memberikan kepada mereka hak-hak mereka serta mencintai mereka seperti yang diperintahkan
Allah kepada kita dan seperti apa yang telah dipesankan junjungan kita Nabi Muhammad Saw
kepada kita dan dengan cara yang dilakukan para sahabat Rasulullah Saw dalam mencintai
mereka.

B. RUANG LINGKUP AHLI BAIT

Tentang ruang lingkup ahli bait ini, para ulama’ berbeda penafsiran.
1) Menurut Ahlus Sunnah, cakupan Ahli Bait sangat luas dan beragam, mulai dari Ali, Hasan,
Husin, dan keturunannya, istri-istri Nabi saw, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas, serta Bani
Abdul Muththalib dan Bani Hasyim.
2) Bagi kalangan Syi’ah istilah ahli bait lebih sempit lagi, yaitu berkisar hanya kepada 12 Imam:
Ali, Hasan, Husain, dan sembilan keturunan Husain.
3) Adapun istri-istri Rasulullah Saw dalam pendapat yang Raajih (benar) maka sesungguhnya
mereka masuk kepada keluarga nabi.
4) Menurut Asy-Syeikh DR, Muhammad Abduh Al-Yamani menyimpulkan bahwa keluarga nabi
saw., terdiri dari Fatimah, Ali, Hasan, Husain dan para keturunannya.
Sedangkan istri Rasulullah juga termasuk keluarga Nabi Saw berdasarkan keumuman ayat Al-
Qur’an serta konteks hadist.
5) Dalam kitab: ‘Alimu Awladakum Mahabbata Ahli Baitin Nabiy dijelaskan bahwa yang
tergolong ahlul-bait adalah Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan
Sayyinina Husain radhiyallahu ‘anhum
6) Dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari zaid bin Arqam r.a. disimpulkan bahwa
diantara mereka yang termasuk ahli bait adalah anggota keluarga beliau ayng diharamkan
menerima sadaqah yaitu keluarga Ali, keluarga Uqoil, keluarga Ja’far, keluarga Abbas.
Sesungguhnya istri-istri beliau juga termasuk dalam anggota ahlul bait.

Baik makna lebih sempit maupun luas ataupun yang lainnya, semuanya tetap mengacu
pada keluarga Nabi. Alasannya, mereka merupakan insan-insan suci dalam sejarah Islam.
Keluarga nabi terkenal dengan keshalehannya dan ketinggian semangat juangnya dalam
menyebarkan risalah islam keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyebaran islam di Nusantara
ini sebagian besar masih memiliki hubungan nasab dengan insan suci itu.

C. SIAPAKAH YANG DISEBUT AHLI BAIT ?


Ahli Bait adalah orang-orang yang lebih dekat dengan Rasulullah saw. Sedangkan kita
adalah orang yang lebih utama untuk menghormati mereka, mengagungkan mereka, dan
mencintai mereka. Mereka adalah orang-orang yang dibersihkan oleh Allah dari dosa, Allah
berfirman :
ِ ‫س أ َ ْه ِل ا ْل َب ْي‬
ِ‫ت َويُ َط ّه ُر ُك ْم ت َ ْط ِه ْي ًرا‬ ّ ِ ‫ع ْن ُك ُم‬
َ ‫الر ْج‬ َ ‫إنَّ َما يُ ِر ْيدُهللا ِل َي ْذ ِه‬
َ ‫ب‬
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,hai Ahli Bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS. Al Ahzab : 33)
Mereka adalah orang-orang yang diperintahkan Rasulullah agar dianut dan selalu diikuti
jalan petunjuk mereka, seraya beliau bersabda :
‫ب هللاِ َوأ َ ْه َل بَ ْيتِى‬
َ ‫نى تَا ِركٌ ِف ْي ُك ُم الثَّقَلَ ْي ِن ِكتَا‬
ِ َّ‫ِإن‬
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua hal yang berbobot yaitu Kitabullah dan
sanak keluargaku”. (HR. Muslim, Ahmad, Nasa’i, dan Turmudzi)
Dalam riwayat lain berbunyi :

‫ب هللاِ َو ِعتْر ِتى َو ِإ نَّ ُه َما لَ ْن َي ْفت َ ِر قَا َحتَّى َي ِردَا‬ َ ‫إ ِِ ِنّى تَا ِر كٌ فِ ْي ُك ُم الثَّقَلَ ْي ِن ِكتَا‬
‫ف ت َ ْخلُفُو نِى فِ ْي ِه َما‬
َ ‫ظ ُروا َك ْي‬ ُ ‫ض فَا ْن‬ َ ‫علَ َّى اْل َح ْو‬َ
“Sesungguhnya aku tingalkan untuk kalian dua hal yang berbobot yaitu Kitabullah dan
anak cucuku, dan sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku
ditelaga (kelak), maka lihatlah bagaimanakah sikap kalian kepada keduanya
sepeninggalku”. (HR. Muslim, Turmudzi, dan Ahmad)[7]
Mereka dalah orang-orang yang diberi hak oleh Allah untuk memperoleh bagian dari harta
fa’i dan seperlima harta ghanimah,
Allah berfirman:
‫ِى اْلقُ ْربى َواْ ليَتَا مى‬
ِ ‫س ْو ِل َو ِلذ‬ َ ‫غ ْن ِمت ُ ْم ِم ْن ث َ ْي ٍئ فَ ِأ َّن ِ ّلِلِ ُخ ُم‬
َّ ‫سهُ َو ِل‬
ُ ‫لر‬ َ ‫َوا ْعلَ ُم ْواانَّ َما‬
.‫س ِب ْي ِل‬
َّ ‫سا ِك ْي ِن َوا ْب ِن ال‬ َ ‫واْل َم‬
“Ketahuilah apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang (ghonimah)
maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan ibnu sabil.......”. (Al Anfal : 41)
Mereka adalah orang-orang yang disucikan Allah dari memakan harta sedekah dan zakat,
Rasulullah bersabda :
.ُ‫ص َد قَة‬
َّ ‫إِنَّآا َل ُم َح َّم ٍد الَت َ ِح ُّل لَنَا ال‬
“Sesungguhnya kami para keluarga Muhammad adalah tidak halal bagi kami memakan
harta sedekah”.(HR. Bukhari, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dan mereka orang-orang yang dimulyakan oleh Allah dengan menjadikan bershalawat
untuk mereka suatu hal yang diperintahkan dalam setiap shalat.

D. KEUTAMAAN AHLI BAIT SECARA UMUM


Telah banyak hadits-hadits yang menunjukkan secara tegas mengenai keutamaan Ahli Bait
Nabi Saw, secara umum dan kewajiban mencintai mereka sepenuh hati, sebagian diantaranya
adalah :
1. Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abdullah bin Umar ra. Bahwasannya Abu Bakar
ra., berkata :
‫سلَ َم فِى أ َ ْه ِل بَ ْيتِ ِه‬
َّ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ا ُ ْرقُبُ ْوا ُم َح َّمدًا‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
" Hormatilah Muhammad Saw dengan memuliakan Ahli Baitnya”.

2. Imam Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Arqom bahwa ia berkata : Rasulullah Saw pernah
bersabda (yang artinya) : “Ingatlah wahai para manusia sesungguhnya saya hanyalah seorang
manusia yang tidak lama lagi malikat utusan Tuhanku pasti menjemputku lalu akupun harus
menyambutnya dan saya tinggalkan untuk kalian dua hal yang berbobot, yang pertama adalah
Kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya Allah maka pegangilah Kitabullah dan
dekaplah erat-erat” (Zaid berkata) : “Jadi Nabi memerintahkan kami agar betul-betul
memegangi Kitabullah dan memberi dorongan kami agar benar-benar memperhatikan
Kitabullah, kemudian beliau bersabda : “Dan yang kedua adalah sanak keluargaku saya
ingatkan kalian kepada Allah mengenai sanak keluargaku, saya ingatkan kalian kepada Allah
mengenai sanak keluargaku, saya ingatkan kalian kepada Allah mengenai sanak keluargaku”.
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa ia berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda :

.‫أ َِ ِحبُّ ْوهللاَ ِل َما َي ْغذُ ْو ُك ْم ِب ِه ِم ْن ِن َع ِم ِه َوأَ ِحبُّ ْو ِنى ِب ُح ّ ِب هللاِ َواَ ِحبُّ ْوااَ ْه َل َب ْي ِتى ِل ُح ِبّى‬
“Cintailah Allah karena nikmat-nikmat yang diberikan kepadamu dan cintailah aku dengan
cinta kepada Allah, serta cintailah sanak keluargaku karena kecintaan kalian kepadaku”. (HR.
Turmudzi dan Al Hakim)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Kita sebagai orang muslim harus memperlakukan para Ahli Bait dengan rasa cinta, hormat,
mengagungkan, menyayangi, menyertai, dan mengikuti.
2) Orang-orang yang lebih dekat dengan Rasulullah saw. Sedangkan kita adalah orang yang lebih
utama untuk menghormati mereka, mengagungkan mereka, dan mencintai mereka.
3) Dua hal perkara yang berbobot yaitu Kitabullah dan anak cucuku atau keluargaku.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami akhlak kepada
Rasulullah yaitu mencintai Ahli Baitnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat menambah wawasan pembaca tentang ilmu ahlak tasawuf.

DAFTAR PUSTAKA
https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/18/makalah-akhlak-akhlak-kepada-rasulullah/.22 Oktober
2016,15.18
Salmulloh,M. Alaika.Akhlak Hubungan Vertikal.Yogyakarta.Pustaka Insan Madani.2008.

Al-‘Afifi,Thaha Abdullah.Sifat dan Pribadi Muhammad.Jakarta.Darul Afaq al-Arabiyyah.2007.

Yamani, Muhammad Abduh.Ajarilah Anakmu Mencintai Keluarga Nabi saw.Pasuruan. Lembaga


Informasi Dan Studi Islam.2002.

Anda mungkin juga menyukai