Anda di halaman 1dari 11

Ahlak Tasawuf

Sejarah Tasawuf di Indonesia


Serta Tokoh-tokohnya

Kelompok :
Dwi Rostiani
Firman Budiman

Psikologi Islam
Perkembangan Tasawuf di Indonesia

Kawasan Samudra Pasai merupakan pusat penyebaran islam ke seluruh daerah di sumatra, dengan beberapa tokoh
seperti, Syaikh Burhanudin, Tuanku Nan Ranceh, Tuanku Imam Bonjol, tuanku Lintau dll.

Sedangkan di pulau Jawa kerajaan Demak yang menjadi titik peradaban islam di dataran Jawa.
Dengan tokohnya Walisono
Hamzah Fansuri
• Pada abad 1610 M Pemikiran Hamzah Fansuri banyak
terpengaruh oleh Ibnu Arabi dengan pemahaman
Wahdatul Wujud. Ajaran berkaitan dengan hakikat
wujud serta penciptaan.
• Pemahaman Wahdatul Wujud adalah konsep yang
mengajarkan tentang bersatunya wujud Tuhan dan
manusia.
Syaikh Abdul Rauf As-Singkili
• Pada abad 1606 M- 1637 M ia menentang paham Wujudiyah.
• Lebih menekankan tentang trandensi tuhan terhadap ciptan-Nya
dari pada aspek imanensi
Nurudin Ar-Raniri
• Menganggap sasat pemahaman Wujudiyah
• Menurutnya apabia Tuhan bersama mahluk adalah tunggal,
maka manusia itu sebagai tuhan, begitupun sebaliknya tuhan
juga sebagai mahluk. Sehingga apabila demikia, perbuatan baik
dan buruk manusia itu juga perbuatan Tuhan.
Syaikh Yusuf Al-Makasari
• 1629 – 1699 M Konsep Insan Kamil, ia menganggap bahawa
kehidupan dunia tidak untuk di tinggalkan dan nafsu tidak di
matikan, justru hidup diarahkan untuk beribadah menuju Tuhan,
dan hawa nafsu harus di kendalikan berdasarkan tuntunan-
tuntunan tuhan.
Abd Shamad Al-Palimbani
• 1780 M dalam bertasawuf memiliki corak yakni menggunakan
ajaran Al-Gozali dan Ibnu Arabi, yang dipadu padankan menjadi
satu ajaran Tasawuf tersendiri. Ia setuju dengan Ibnu Arabi
bahwa manusia secara potensi adalah sebagai manifestasi dari
Allah yang sempurna.
Nawawi Al-Bantani
• 1813 M ia memiliki gagasan dalam Tasawuf, bahwa siapa saja
yang mengambil tarekat, dengan konsekwensi perkataan dan
perbuatan sesuai Syariat Nabi Muhammad SAWmaka tarekatnya
maqbul.
HAMKA (H Abdul Malik Karim Amrullah)
• 1908 M ia memiliki pandangan sendiri dalam mendefinisikan
tasawuf, yaitu sebagai usaha yang bertujuan memperbaiki Budi
dan membersihkan batin.
Ringkasan Tokoh
1610 • Hamzah Fansuri Wujudiyah

1630 • Abd Rouf As-Singkili Trandensi Tuhan dan manusia

1650 • Nurudin Ar-Raniri Menentang Wujudiyah

1690 • Yusuf Al-Makasari Konsep Insan Kamil

1780 • Abd Shamad Al-Palimbani Manusia adalah manifestasi Alllah

1850 • Nawawi Al-Bantani Konsekwensi Tarekat

1980 • Hamka Memperbaiki Budi dan Batin


Kesimpulan

Ajaran tasawuf yang masuk ke Indonesia lambat laun telah di terima oleh
masyarakat kala itu, hal ini juga memberikan warna dan corak tasawuf dalam
perkembangannya. Hal ini terbukti dengan banyaknya tokoh yang
memperdalam ilmu tasauf secara khusus dan serius sehingga membaw
berbagai paham baru tentang interpretasi terhadap tasawuf.

Anda mungkin juga menyukai