Anda di halaman 1dari 12

HAUL

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata


Kuliah Fiqih Ibadah
Dosen Pengampun: Mustatho, M. Pd.I

Oleh :
Humaira
NIM: 20.2.21.085

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


(ES)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) SANGATTA
KUTAI TIMUR
2020

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , segala puji syukur selalu di haturkan


kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas penyusunan Makalah haul ini.

Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan


terima kasih kepada dosen pengampun mata kuliah Figih Ibadah
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah haul ini di susun untuk memenuhi salah satu


tugas yang dibimbing oleh bapak dosen pengampu mata kuliah
tersebut.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih


jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya tidak menutup diri
dari para pembaca akan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

Dari saya berharap, semoga makalah ini bisa


memberikan suatu kemanfaatan bagi saya penyusun dan para
pembaca semuanya. Atas perhatian dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang


diadakan setahun sekali dengan tujuan mendoakan ahli kubur
agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah
sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang
diperingati tersebut.
Tradisi haul biasanya hanya ditemui di kalangan masyarakat
Muslim sunni seperti di negeri , Yaman , Indonesia , Malaysia
,Singapura, dan negara-negara lain dengan komunitas
muslim sunni lainnya. Peringatan haul sangat dipengaruhi oleh
ajaran tasawuf yang menempatkan guru sebagai panutan atas
dedikasi pengajaran ilmu terhadap masyarakat umum dan
murid-muridnya, sehingga kewafatan mereka layak diperingati
oleh keluarga dan murid-muridnya untuk mengenang
keteladanan dan keutamaan tertentu yang tak dimiliki
sembarang orang pada masa hidupnya. Acara haul akan terasa
lebih besar bila tokoh tersebut terkenal sebagai ulama besar atau
pendiri sebuah pesantren.
Kegiatan haul beberapa tokoh di beberapa kota di Indonesia
seringkali juga menjadi sarana wisata religi yang mengundang
kedatangan banyak orang dari daerah lainnya. Haul Habib Ali
bin Muhammad Al-Habsyi di kawasan Masjid Riyadh, Pasar
kliwon Surakarta masuk dalam agenda resmi pemerintah Kota
Surakarta , haul lain yang tersohor adalah haul Guru Sekumpul
di Martapura, Kalimantan Selatan, haul Habib Ali Bin
Abdurrahman Alhabsyi di Kwitang ,Jakarta Pusat, dan haul Gus
Dur di Jakarta dan Tebu Ireng Jombang.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas , maka makalah ini merumuskan


pertanyaan

1. Jelaskan pengertian haul ?


2. Bagaimana dalil bolehnya melaksanakan haul (peringatan
tahunan meninggalnya seorang ulama) ?
3. Apa tujuan pelaksanaan haul ?
4. Apa saja hikmah pelaksanaan haul ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pengertian haul


2. Mengetahui dalili bolehnya melaksanakan haul (peringatan
tahunan meninggalnya seorang ulama)
3. Mengetahui tujuan pelaksanaan haul
4. Mengetahui hikmah pelaksanaan haul
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian haul

Peringatan haul (kata "haul" dari bahasa Arab, berarti


setahun) adalah peringatan kematian seseorang yang diadakan
setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan ahli kubur
agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah
SWT. Biasanya, haul diadakan untuk para keluarga yang telah
meninggal dunia atau para tokoh untuk sekedar mengingat dan
meneladani jasa-jasa dan amal baik mereka.
Haul yang penting diadakan setiap setahun sekali dan
tidak harus tepat pada tanggal tertentu alias tidak sakral
sebagaimana kita memperingati hari ulang tahun. Hari dan
tanggal pelaksanaan ditentukan berdasarkan pertimbangan
tertentu yang berhubungan acara-acara lain yang
diselenggarakan bersamaan dengan peringatan haul itu.

B. Dalil bolehnya melaksanakan haul

a. Hadits riwayat Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam


kitab Nahjul Balaghoh hal. 399
‫ وإذا لق;;اهم بالش;;عب‬،‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يزور قتلى أحد في كل حول‬
‫ وكان أبو بكر يفعل مثل‬.‫ السالم عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار‬: ‫رفع صوته يقول‬
]‫ [رواه الواقدي‬.‫ذلك وكذلك عمر بن الخطاب ثم عثمان بن عفان رضي هللا عنهم‬
Artinya:
“Adalah Rasulullah SAW. berziara ke makam syuhada’ Uhud
pada setiap tahun. Dan ketika beliau sampai di lereng gunung
Uhud beliau mengucapkan dengan suara keras “semoga
kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu berkat kesabaranmu,
maka alngkah baiknya tempat kesudahan”. Kemudian Abu
Bakar, Umar bin Khatthab dan Utsman bin ‘Affan juga
melakukan seperti tindakan Nabi tersebut”.1

b. Hadits riwayat Imam Thabrani dan Imam Baihaqi :

‫ما جلس قوم يذكرون هللا تعالى فيقومون حتى يقال لهم قوموا ق;;د غف;;ر هللا لكم ذن;;وبكم‬
]‫ [رواه الطبراني والبيهقي‬.‫وبدلت سيئاتكم حسنات‬
Artinya :
“Tiada suat kaum yang berkumpul dalam satu majelis untuk
berdzikir kepada Allah kemudian mereka bubar sehingga
diundangkan kepada mereka “bubarlah kamu”, sungguh Allah
telah mengampuni dosa-dosamu dan kejahatan-kejahatanmu
telah diganti dengan kebaikan-kebaikan”. (HR. Thabarani dan
Baihaqi).2

c. Hadits riwayat Imam Dailami :

‫ وذك;;ر الق;بر‬،‫ وذك;ر الم;وت ص;;دقة‬،‫ذكر األنبياء من العبادة وذك;;ر الص;الحين كف;ارة‬
158 : ‫ [رواه الديلمي] اهـ الجامع الصغير‬.‫يقربكم إلى الجنة‬
Artinya :
“Menyebut-nyebut para Nabi itu termasuk ibadah, menyebut-
nyebut para shalihin itu bisa menghapus dosa, mengingat
kematian itu pahalanya seperti bersedekah dan mengingat alam
kuburitu bisa mendekatkan kamu dari surga”. (HR. Dailami).3

d. Fatwa Ulama (Syaikh Abdur Rahman al-Jaziri) dalam kitabnya


al-fiqih ala madzahibil arba’ah :

1
HR. Imam Waqidi Kitab Nahjul Balaghoh hal.399
2
HR. Imam Thabarani dan Imam Baihaqi
3
HR. Imam Dailami
،‫وينبغي للزائراالشتغال بالدعاء والتضرع واالعتب;;ار ب;;الموتى وق;;راءة الق;;رآن للميت‬
]1/540 ‫ اهـ [الفقه على مذاهب األربعة‬.‫فإن ذلك ينفع الميت على األصح‬
Artinya :
“Sangat dianjurkan bagi orang yang berziarah kubur untuk
bersungguh-sungguh mendo’akan kepada mayit dan membaca
Al-Qur’an untuk mayit, karena semua itu pahalanya akam
bermanfaat bagi mayit. Demikian itu menurut pendapat ulama
yang paling shahih”.4
Memang begitulah doktrin Ahlussunnah wal Jamaah
tentang ziarah kubur dan haul. Kedua-keduanya merupakan
salah satu dari sekian banyak cabang amalan qurbah yang
dianjurkan dalam agama. Namun dibalik itu ada hal yang patut
disayangkan karena di dalam pelaksanaannya sering terjadi
kemaksiatan yang sangat mencolok yang dilakukan oleh warga
kita sewaktu menghadiri acara tadi, yakni berbaurnya kaum laki-
laki dan perempuan dalam satu tempat : di sarean sewaktu
mereka berziarah kubur, berjubel-jubel dalam satu ruangan
sewaku hadir pada acara haul atau berjejal-jejal dalam satu
kendaraan (truk) yang mengangkat sewaktu mereka berangkat
dan pulang dari tempat acra dll.
Maka alangkah bijaknya jika masing-masing oknum, baik
panitian atau warga yang hadir mau memperhatikan fatwa ulama
klasikk yang menaruh rasa saying kepada umat dengan maksud
agar amaliyh mereka ini tidak tercemar denan noda-noda
kemaksiatan.

Tersebut dalam kitab Al-Fatawil Kubro juz II hal 24 :

(‫رضي هللا عنه عن زيارة قبور األولياء في زمن معين مع الرحل;;ة إليه;;ا ه;ل )وسئل‬
‫يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كث;;يرة ك;;اختالط النس;;اء بالرج;;ال وإس;;راج‬
‫ إلى‬... ‫ زيارة قبور األولياء قري;;ة مس;;تحبة‬: ‫السرج الكثيرة وغير ذلك (فأجاب) بقوله‬
‫ القربات ال تترك لمثل ذلك‬،‫ وما أشار إليه السائل من تلك البدع أوالمحرمات‬: ‫أن قال‬
‫ وق;;د ذك;;ر الفقه;;اء في‬.‫ب;;ل على اإلنس;;ان فعله;;ا وإنك;;ار الب;;دع ب;;ل وإزالته;;ا إن أمكن;;ه‬
‫ لكن‬،‫الطواف المندوب فضال عن الواجب أنه يفعل ولو مع وجود النساء وكذا الرم;;ل‬
‫ اهـ‬.‫ بل ويزيله إن قدر كما مر‬،‫أمروه بالبعد عنهن وينهى عما يراه محرما‬
Artinya :
“Syaikh Ibnu Hajar ditanya tentang ziarah kubur para wali pada
saat tertentu dan menuju ke kuburan itu, apakah itu
diperbolehkan, sedangkan di situ terjadi banyak
4
Fatwa Ulama (syaikh Abdurrahman al-Jaziri) ,kitab al-fiqih ala madzahibil arba’ah
mafsadah/kemaksiatan, seperti berbaurnya kaum laki-laki dan
perempuan, menyalakan lampu dalam jumlah yang banyak dan
lain sebaigainya. Beliau menjawab : ziarah kubur para wali
adalah suatu amal kebaikan yang dianjurkan ….. sampai kata-
kata kiyai mushonnif : apa yang diisyaratkan oleh si penanya
berupa tindakan bid’ah atau hal-hal yang diharamkan, jangan
menjadi sebab ditinggalkannya kebaikan tersebut. Bagi
seseorang tetaplah melakukannya dan ingkar/benci terhadap
pelanggaran dan menghilangkannya, kalau memang
memungkinkan. Para fuqaha’ menyebutkan mengenai thawaf
sunat apalagi thawaf wajib agar dilakukan walaupun di situ ada
banyak perempuan demikian pula lari-lari kecil. Namun mereka
memerintahkan agar menjauh dari para perempauan tersebut.
Demikian pula ziarah kubur tetap dilakukan akan tetapi jauhilah
(berdesak-desakan dengan) kaum wanita dan cegahlah dan kalau
bisa hilangkanlah hal-hal yang diharamkan seperti keterangan
yang telah lewat.” 5

C. Tujuan pelaksanaan haul

Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang yang sudah


tiada dan sebagai pengingat kematian, sebagaimana nasehat
ulama: “Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho”, yang artinya
“Cukuplah Kematian Sebagai Pemberi Nasehat”. Banyak kita
saksikan orang yang hidup lupa akan kematian, bak hidup 1000
tahun lamanya. Maksiat, berbuat zholim, korupsi, sikut sana
sikut sini, tak ingat kematian selalu mengintainya.

D. Hikmah pelaksanaan haul

Pertama, manfaat bagi orang yang dihaulkan. Mengapa?


Karena karena didoakan oleh banyak orang. Orang yang sudah
dikubur seperti orang yang tenggelam di laut. Dikasih apa saja
tidak akan mau. Dikasih uang, mobil, tidak akan mau. Yang dia
mau ban mobil buat ngapung. Sama seperti orang yang sudah di
kubur. Yang dia perlu adalah kiriman doa dari orang yang hidup.
Allah berfirman dalam Q.S. AL Hasyr: 10: “Walladziina
jaa-u mim ba’dihim yaquuluuna, Robbanaghfirlanaa wali
ikhwaaninalladzina tsabaaquna bil ‘iman, walaa taj’al fii
5
Kitab Al-Fatawil Kubro juz II hal 24
quluubina ghillan lilladzina aamanu, robbanaa innaka
ro’ufurrahiim”, yang artinya: “Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdoa: “Yaa
Rabb Kami beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dulu dari kami dan janganlah engkau
membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman. Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang”. 6
Dari Q.S. Al Hasyr tersebut menunjukkan bahwa di
antara bentuk kemanfaatan yang dapat diberikan oleh orang
yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia
adalah doa. Ayat tersebut mencakup umum yaitu doa yang
ditujukan pada orang yan masih hidup dan orang yang telah
wafat.
Pada Riwayat lain, ada pula anak yang bertanya pada Rasulullah
SAW: “Bagaimana cara berbakti pada orangtua yang sudah
wafat? Kata Rasul: “Ash-sholaytu ‘alayhima”, yang artinya:
“Doakan keduanya”.

Kedua, manfaat buat pihak yang mengadakan haul. Bagi


yang mengadakan haul, supaya ingat kembali pada tokoh yang
dihaulkan bahkan orangtua atau leluhur yang sudah mendahului.
Sungguh kematian itu tidak mengenal usia, baik yang muda
apalagi yang tua. Janganlah bangga sama umur muda, punya
tubuh segar, wajah tampan/cantik, Kesehatan terjamin, mengira
akan jauh dari kematian.
Zaman sekarang, masih muda udah punya pabrik gula,
cincin bukannya dipake di jari malah dipake di jantung, Apalagi
sakit stroke, berat se-Truk mah, se-Colt PickUp aja berat.
Artinya kematian dan sakit tidak kenal usia, kapan saja dapat
menimpa seseorang.
Umur manusia tambah lama tambah berkurang, berbeda
dengan zaman dulu. Nabi Adam (1000 th), Nabi Idris (865 th),
Nabi Nuh (950 th), Nabi Hud (467 th), Nabi Ibrahim (200 th),
Nabi Musa (120 th), Nabi Daud (100 th), Nabi Isa (33 th), Nabi
Muhammad (63 th) dan Umat Nabi Muhammad SAW (50-70 th)
Allah berfirman dalam QS Al A’raf: 34, setiap umat mempunyai
batas waktu: “Wali kulli ummatin ajlun fa-idzaa jaa-u, ajluhum
laa yastak-khiruuna sa-atan walaa yastaqdimuun”, yang artinya:
6
Q.S AL Hasyr : 10
“Dan setiap umat mempunyai batas waktu maka apabila telah
datang batas waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya
sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannnya”. 7

Ketiga, manfaat haul untuk memperkuat silaturahim dan


ukhuwah antar warga. Dalam acara haul kita dapat bertemu
saudara, teman, senang dan bahagia kumpul bersama-sama.
Habis acara, jamaah pulang dibawain besek. Rizki itu, seneng
Bahagia, insya Allah panjang umur.
Dengan silaturahim, maka mempermudah rizki dan
memperpanjang umur sebagaimana hadist Nabi SAW: “Man
sarrohu ayyubsato lahu fii rizqihi wa ayyunsa’a lahu fii atsarihii
fal yasil rohimahu”, yang artinya: “Barang siapa yang dingin
dikekalkan dalam rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya
maka supaya menyambung famili (silaturahim)” (HR. Bukhori).
8

Keempat, manfaat haul sebagai ibrah/ pelajaran/ hikmah


bagi ummat. Dengan acara haul menjadi ibrah/pelajaran bagi
ummat bahwa setiap orang akan berniat/ berusaha menjadi figur
yang memberikan kesan baik supaya jadi perbincangan baik
bagi orang-orang yang ditinggalkan/dunia seperti maqalah Imam
Duraits: “Innamal mar’u haditsun ba’dahu, fakun haditsun
hasanan liman wa’a, walaysal mar’u yuuladu ‘aliman", yang
artinya; “Manusia akan menjadi perbincangan setelah ia tiada,
maka bagi orang yang berakal akan berusaha menjadi
perbincangan yang baik, maka jadilah figur yang dapat
memberikan kesan baik”.
Maka berusahalah jadi “Khoyrunnaas ‘anfa uhum
linnaas”, yang artinya: ”Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Bukhari Muslim).9
Alangkah bahagianya sang tokoh yang dihaulkan atau
orangtua/ guru yang sudah wafat melihat anak/ murid yang
mendoakannya bersama sahabat, tetangganya, bahkan banyak
orang lainnya. Semoga almarhum/ah tenang, terang dan luas di
alam kuburnya serta dijadikan kuburnya taman dari taman
surganya Allah SWT. Aamiin.

7
Q.S Al-A’raf : 34
8
HR.Bukhori
9
HR.Bukhari Muslim
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui pembahasan yang telah diulas, maka makalah ini


memiliki kesimpulan:
1. Haul adalah peringatan kematian seseorang yang diadakan
setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan ahli kubur
agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah
SWT.
2. Dalil pelaksanaan haul terdapat pada hadist Hadits riwayat
Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nahjul
Balaghoh hal. 399, Hadits riwayat Imam Thabrani dan Imam
Baihaqi, Hadits riwayat Imam Dailami, Fatwa Ulama (Syaikh
Abdur Rahman al-Jaziri) dalam kitabnya al-fiqih ala madzahibil
arba’ah.
3. Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang yang sudah tiada
dan sebagai pengingat kematian.
4. Hikmah pelaksanaan haul yaitu sbb :
- Manfaat bagi yang dihaulkan yaitu doa yang dapat diberikan
oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah
meninggal dunia.
- Manfaat bagi yang mengadakan haul supaya ingat kembali pada
tokoh yang dihaulkan bahkan orangtua atau leluhur yang sudah
mendahului.
- Untuk memperkuat silaturahim dan ukhuwah antar warga.
- Haul sebagai ibrah/ pelajaran/ hikmah bagi ummat.

B. Saran

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karenanya makalah ini masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan dan masukan
yang bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Nu Online.2006.Tradsi Haul.
https://islam.nu.or.id/post/read/7957/tradisi-haul . (Diakses pada
tanggal 27 Desember 2020)
Hukum Islam.2013.Pengertian Haul. https://id-
id.facebook.com/BelajarHukumIslam/posts/pengertian-haul-
haul-dalam-pembahasan-ini-diartikan-dengan-makna-setahun-
jadi-pe/486298351411818/ . (Diakses pada tanggal 27 Desember
2020)
Lesmana,Suzan.2020.Empat Manfaat Tradisi Haul.
https://kumparan.com/oecan-lesmana/empat-manfaat-tradisi-
haul-1uQC51QwntK .(Diakses pada tanggal 27 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai