antara
macam-macam
Maqamat dan
Ahwal
Erwin S Prihandika (13620016)
Romanudhin ( 13620025)
Sismiranda Putri Asmarani (13620033)
TASAWUF
MAQAMAT AHWAL
MAQAMAT
Jamak dari MAQAM
TAUBAT
ZUHUD
SHABAR
TAWAKKAL
RIDHA
TAUBAT
Taubat berasal dari Bahasa Arab taba-yatubu-taubatan yang berarti “kembali” dan
“penyesalan”. Menurut kalangan sufi, taubat dimaknai sebagai kembali dari segala
perbuatan tercela dan memohon ampun atas segala dosa dengan bersungguh-
sungguh menuju perbuatan terpuji atau tidak mengulangi perbuatan dosa sesuai
Pada tingkat terendah, taubat menyangkut dosa yang dilakukan jasad atau
sombong, dan riya. Pada tingkat yang lebih tinggi, taubat menyangkut usaha
menjauhkan bujukan setan dan menyadarkan jiwa akan rasa bersalah. Pada tingkat
akhir, taubat berarti penyesalan atas kelengkapan pikiran dalam mengingat Allah.
ZUHUD
Zuhud atau asketisme secara etimologi berasal dari kata zahada, artinya benci dan
meninggalkan sesuatu.
Secara terminologi, zuhud adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang
berkaitan dengan dunia.
Firman Allah pada Q.S. al-Hadid ayat 20 yang artinya,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia
ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS, 57:20)
SHABAR
Al-Qusyairi Al-Ghazali
Muraqabah Syawq
Qurb ‘Uns
Khawf Musyahadah
Raja’ Yaqin
Muraqabah
Khawf atau takut, adalah masalah yang berkaitan dengan kejadian yang
akan datang, sebab seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan
yang dicintai sirna. Dan kenyataan itu hanya terjadi di masa mendatang.
Raja’ atau harapan menurut Al Qusyairi adalah keterpautan hati kepada sesuatu
yang diinginkannya terjadi di masa yang akan datang, seperti halnya takut juga
berkaitan dengan apa yang akan terjadi dimasa datang.
Al Ghazali memandang Raja’ sebagai senangnya hati karena menunggu Sang
Kekasih datang kepadanya.
Syawq
Menurut Abu Utsman siapa yang cinta kepada Allah dia akan merindu
hendak berjumpa dengan-Nya. Rasa rindu tak mungkin ada pada yang mencinta.
‘Uns
Dalam tasawuf ‘Uns berarti keakraban atau keintiman menurut Abu Sa’id
Al Kharraj ‘Uns adalah perbincangn roh dengan Sang Kekasih pada kondisi yang
sangat dekat. Dzunun memandang ‘Uns sebagai perasaan lega yang melekat pada
sang pencinta terhadap Kekasihnya.
Salah seorang pemuka thabi’in menulis surat kepada khalifah Umar bin
Abdul Aziz,”Hendaknya keakrabanmu hanya dengan Allah semata dan putuskan
hubungan selain dengan-Nya.”. Menurut Al-Sarraj, ‘Uns bersama Allah bagi
seorang hamba adalah ketika sempurna kesuciannya dan benar-benar bening
zikirnya serta terbebas dari segala sesuatu yang menjauhkannya dari Allah.
Thuma’ninah
Erat sekali hubungan antara maqam dan ahwal dari hal yang diakui oleh para tokoh sufi adalah
sama sama sebagai suatu kondisi batin seorang sâlik yang sedang berjalan menuju tingkat pencapaian
akhir ber-taqarrub kepada Allah swt. Manakala sifatnya permanen, maka disebut dengan maqam dan
Keadan keadan yang datang dengan sendiri merupakan pemberian Allah sedangkan maqom adalah
hasil upaya, latihan, kesengajaan, pemaksaan dan lainya dari seorang hamba itu sendiri secara terus
menerus hingga dia bisa menduduki maqomnya secara sah. Sementara, pemilik hal sering mengalami