Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah ilmu mantiq membahas tentang cara berfikir atau
norma-norma berpikir manthiqy (berfikikr logis). Membahas tentang
kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia kearah berfikir secara
benar, terhindar dari kesalahan.
Dalam mempelajari ilmu mantiq, kita pasti akan menemukan sub
bahasan mengenai tanaqudh (kontradiktif) dan aks mustawy, disini saya
akan coba mengulas mengenai pembahasa tersebut mulai dari pengertian
hingga cara membuatnya.
Seperti telah kita bicarakan dalam pembahasan lafadz, bahwa
tanaqudh adalah dua hal yang tidak bisa berkumpul dan tidak pula bisa
keduanya tidak ada, dalam satu objek dan waktu yang sama. Karena yang
tidak bisa berkumpul dan berpisah itu dua hal. Karenanya sering pula
disebut dengan nama naqidhain.
Ketika seseorang mendiskusikan munculnya satu dalil, terkadang
harus bersusah payah, terkadang harus dengan jalan lainnya untuk
mendapatkan suatu qadhiyah benar atau tidak, akal yang sedang mencari
kebenaran terkadang harus melalui yang berkaitan dengan tanaqudh atau
tasawuf maupun Al-Aks , karena mencari kebenaran qadhiyah dengan tidak
langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tanaqudl?
2. Bagaimana metode pembuatan tanaqudl?
3. Apa pengertian dari aks mustawy?
4. Bagaimana metode pembuatan aks mustawy?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian tanaqudl.

1
2. Untuk mengetahui metode pembuatan tanaqudl
3. Untuk mengetahui pengertian dari aks mustawy
4. Untuk mengetahui metode pembuatan dari aks mustawy

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaqudh

Tanaqudh ialah perbedaan dua qadhiyyah di dalam ijab dan salbnya atas
dasar yang dikehendaki menurut dzatnya bahwa salah satu dari qadhiyyah itu
yang satu benar dan yang lainnya bohong (salah). (Al-Ibrahim, 1981: 165)

Di samping itu, ada pula yang mengemukakan ta’rif tanaqudh sebagai


berikut: “Tanaqudh ialah perbedaan dua qadhiyyah di dalam ijab dan salbnya,
perbedaan yang mana mengakibatkan salah satu qadhiyyah itu benar dan yang
lainnya salah.” (al-Midani, t.t.: 43).

Kedua ta’rif tersebut redaksinya sedikit berbeda tetapi hakikatnya sama,


yaitu menekankan kepada perbedaan dua qadhiyyah, di mana yang satu benar
dan yang lainnya salah.

Contoh:

•Tiap-tiap besi ialah logam. Naqidhnya (kebalikannya). Sebagian besi


bukan logam.

•Tiap-tiap manusia binatang. Naqidhnya (kebalikannya).


Sebagian manusia bukan binatang.

Dari contoh itu, tampaklah qadhiyyah yang satu jelas benarnya, sedangkan
yang kedua sebagai naqidhnya/kebalikannya jelas salahnya. Jadi untuk
membuktikan kebenaran satu qadhiyyah, perlu melihat kebalikannya yang salah
itu, maka tetaplah qadhiyyah itu benar.

B. Metode Pembuatan Tanaqudl

Adapun syarat-syarat untuk menetapkan adanya tanaqudh adalah:

1. Kesatuan dalam maudhu’, maka tidak terdapat tanaqudh contoh di


bawah ini, karena berlainan maudhu’nya.
•Ibrahim orang yang mengerti.
•Muhammad bukan orang yang mengerti.
2. Kesatuan dalam mahmul, maka tidak terdapat tanaqudh contoh di
bawah ini karena berbeda mahmulnya.
• Mahmud orang yang sungguh-sungguh.
• Mahmud tidaklah gaib.

3
3. Kesatuan dalam zaman/waktu, maka tidak terdapat tanaqudh. Contoh
di bawah ini, karena berbeda waktunya.
•Hasan bepergian (hari ini).
•Hasan tidak bepergian (kemarin).
4. Kesatuan dalam tempat, maka tidak terdapat tanaqudh contoh di bawah
ini, karena berbeda tempatnya.
•Usman duduk-duduk (di rumah).
•Usman tidak duduk-duduk (di pasar).
5. Kesatuan dalam quwwah dan fi’il, maka tidak ada tanaqudh contoh ini,
karena berlainan dalam quwwah dan fi’ilnya.
• Anggur ialah cuka (pada prinsipnya)
•Anggur bukan cuka (di dalam kenyataannya).
6. Kesatuan dalam juz’i dan al-kulli, maka tidak ada tanaqudh contoh di
bawah ini, karena berlainan dalam juz’i dan kullinya.
•Orang Indonesia coklat kulitnya (sebagian).
•Orang Indonesia tidak coklat kulitnya (semuanya).
7. Kesatuan dalam syarat, maka tidak terdapat tanaqudh contoh di bawah
ini, karena berlainan dalam syaratnya.
•Lutfi akan lulus dalam ujian (jika sungguh-sungguh).
•Lutfi tidak akan lulus dalam ujian (jika tidak
sungguh-sungguh belajar).
8. Kesatuan dalam idhafah, maka tidak terdapat tanaqudh contoh di
bawah ini, karena berlainan dalam idhafahnya.
• Umar sebagaibapak (bagi Qasim).
• Umar tidak sebagaibapak (bagi Jalal).
• Ahmad pandai (dalam ilmu tajwid).
• Ahmad tidak pandai (dalam ilmu mantiq).

Syarat-syarat ini semuanya menurut ahli ilmu mantiq


disebut dengan Al-Wahdatuts Tsamaniyah.

Metode Pembuatan Tanaqudh

1. Tanaqudh Qadhiyyah Hamliyyah

No. QADHIYYAH CONTOH NAQIDHNYA CONTOH


1 2 3 4 5
1. Syakhsiyah Mujabah Mahasiswa itu Syakhsiyah Mahasiswa itu
rajin Salibah tidak rajin
2. Kulliyah Mujabah Semua Juz’iyyah Sebagian
manusia Salibah manusia tidak
membutuhkan membutuhkan
makan dan makan dan
minum minum

4
3. Juz”iyyah Mujabah Sebagian buah- Tidak satupun
buahan adalah buahbuahan
pisang adalah pisang
4. Muhmalah Mujabah Durian adalah Tidak ada
buah-buahan satupun durian
itu termasuk
buah-buahan

Jadi, kesimpulan tanaqudh (kebalikan) dari qadhiyyah hamliyyah itu ialah apabila:

Syakhshiyyah Mujabah >< Syakhshiyyah Salibah

Kulliyyah Mujabah >< Juz’iyyah Salibah

Juz’iyyah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

Muhmalah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

2. Tanaqudh Qadhiyyah Syarthiyyah Muttashilah

No QADHIYYAH CONTOH NAQIDHNYA CONTOH


.
1 2 3 4 5
1 Makhshushah Jika Ahmad Makhshushah Tidaklah jika
mujabah bersungguhsungguh salibah Ahmad
maka ia akan sukses sungguhsungguh
dalam ujian maka ia akan
sukses dalam
ujian
2 Kulliyyah Setiap bangsa yang Juz’iyyah Tidaklah setiap
mujabah mementingkan salibah bangsa yang
pengajaran, maka mementingkan
bangsa itu menuju pengajaran maka
kebahagiaan bangsa itu
menuju
kebahagiaN
3 Juz’iyyah Kadangkadang Kulliyyah Tidak sekalikali
mujabah akan terjadi salibah bilamana
bilamana mahasiswa rajin,
mahasiswa rajin, maka akan
maka akan mendapat hadiah
mendapat hadiah
4 Muhmalah Apabila besi Kulliyyah Tidak sekali-kali
mujabah dipanaskan maka salibah apabila besi
akan berkembang dipanaskan,
dengan panas maka akan
berkembanag
dengan panas

5
Dari keterangan di atas, maka tanaqudh qadhiyyah syarthiyyah muttashilah
ialah apabila: Makhshushah Mujabah >< Makhshushah salibah

Kulliyyah Mujabah >< Juz’iyyah Salibah

Juz’iyyah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

Muhmalah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

3. Tanaqudh Qadhiyyah Syarthiyyah Munfashilah

No. QADHIYYAH CONTOH NAQIDHNYA CONTOH


1 2 3 4 5
1 Makhshushah Adakalanya Makhshushah Tidaklah
mujabah Ahmad hari ini salibah adakalanya
ada di Serang Ahmad hari ini
dan adakalanya ada di Serang dan
di luar Serang adakalanya di luar
serang
2 Kulliyyah Selalu Juz’iyyah Kadangkadang
mujabah adakalanya bumi salibah tidak adakalanya
itu lautan, bumi itu lautan
adakalanya adakalanya
daratan daratan
3 Juz’iyyah Kadang-kadang Kulliyyah Tidak sama sekali
mujabah adakalanya salibah adakalanya udara
udara itu bersih itu bersih dan
dan adakalanya adakalanya kotor
kotor
4 Muhmalah Binatang itu Kulliyyah Tidak sama sekali
mujabah adakalanya salibah binatang itu
jantan, dan adakalanya jantan
adakalanya dan adakalanya
betina betina

Melihat keterangan di atas, maka tanaqudh qadhiyyah syarthiyyah


munfashilah ialah apabila:

Makhshushah Mujabah >< Makhshushah Salibah

Kulliyyah Mujabah >< Juz’iyyah Salibah

Juz’iyyah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

Muhmalah Mujabah >< Kulliyyah Salibah

6
C. Pengertian Aks Mustawy

'Aks menurut bahasa adalah mengganti dan membalik. Menurut istilah, 'aks
adalah qadhiyah yang mengalami perubahan (pembalikan).

'Aks terbagi tiga macam ;

1. 'Aks naqidl muwafiq, adalah membalik dua juz qadhiyah dengan kebalikan dari
juz masing-masing disertai tetapnya kaifiyah (ijab-salb). Sehingga terkadang di
dalamnya tidka terkandung kebenaran.

Contoh:

‫( حيوان انسان كل‬Semua manusia adalah hewan)

‫ ( إنسان ال حيوان ال كل‬setiap yang bukan hewan adalah bukan manusia)

2 Aks naqidl mukhalif, adalah mengganti bagian pertama qadhiyah dengan


kebalikan dari bagian akhir, dan mengganti bagian akhir dengan bagian pertama,
disertai mengganti kaifiyah (ijab-salb).

Contoh:

‫( حيوان انسان كل‬Semua manusia adalah hewan), menjadi;

‫( ال شيء من ال حيوان بانسان‬Tidak ada satu pun dari yang bukan

hewan adalah manusia).

3. 'Aks mustawi, adalah membalik dua juz qadhiyah disertai

ietapnya kebenaran, kaifiyah (ijab-salb) dan kamm (kulliyah-

juz'iyyah). Jenis 'aks inilah yang akan menjadi topik pembahasan,

karena jenis 'aks ini dianggap paling banyak terpakai.

D. Metode Pembuatan Aks mustawy


Adapun 'aks naqidh memiliki dua cara:

1. Naqidh dari masing-masing maudhu' dan mahmul, menggantikan tempat yang


lain. Misalnya "manusia itu hewan", 'aks naqidhnya adalah, "yang bukan hewan
adalah bukan manusia".

2. Naqidh dari mahmul menggantikan posisi maudhu" dan maudhu' sendiri


menggantikan posisi mahmul, dengan syarat terdapat perbedaan dari segi kaif;
perbedaan pada ijab/salb. seperti: "manusia itu hewan" sedangkan 'aks
nagidhnyaialah "tidaklah yang bukan hewan itu manusia”.

7
Dilihat dari sisi kam dan kaef nya, maka qadhiyah ada 4 bentuknya:

1) Kulliyah mujabah (KM)-kulliyah salibah (KS)


2) Juz'iyyah Mujabah (JM) - Juz'iyyah Salibah (JS)

Selanjutnya akan kita lihat praktik kedua qadhiyah diatasi dalam empat
qadhiyahnya.

Dalam tiap qadhiyah ada maudhu dan mahmul. Hanya KM saja yang
memberi makna istigra' tentang maudhu saja. Dan qadhiyah salibah yang memberi
qaidah istagramahmul.

Contoh:

1. Qadhiyah kulliyah mujabah

Contoh:

Tiap manusia adalah binatang (KM)

Aks nya sebagian binatang adalah manusia (JM)

Karena maudhu aks adalah mahmul asal. Karena kulliyah mujabah tidak
bersifat istigraq pada mahmulnya, maka aks mujabah kulliyah adalah
mujabah juz'iyyah.

2. Qadhiyah juz'iyyah mujabah

Contoh:

Sebagian tanaman adalah tahan panas (JM)

Aks nya sebagian yang tahan panas adalah tanaman (juz'iyyah mujabah)

Jadi aks nya harus mujabah agar sesuai dengan Kaefnya.

3. Qadhiyah Kulliyah salibah

Contoh:

8
Tidak satupun hewan itu adalah tanaman (KS)

Aks nya tidak Satupun dari tanaman adalah hewan (KS)

4. Qadhiyah juz'iyyah salibah

Sebagian hewan adalah bukan manusia (JS)

Aks nya tidak ada

Kalau di aks akan salah, karena jika salibah harus salibah (sebagian orang
yang bukan manusia adalah bukan hewan.

Seperti yang telah di sebutkan dahulu adalah adapun aks dalam qadhiyah
syarthiyyah, dalam dalam hal aks sama dengan qadhiyah hamiliyyah. Hanya saja
dalam qadhiyah hamiliyyah yang berputar maudhu dan mahmul. Sedang dalam
qadhiyah syarthiyyah yang berputar adalah muqaddam dan tali.

Setelah diteliti ternyata dari berbagai bentuk aks terdapat yang tidak
mempunyai aks, antara lain:

1) Syarthiyyah munfashilah

Contoh :

Manusia itu terkadang hidup terkadang mati.

2) Salibah juz'iyyah
Contoh:
Sebagian hewan bukan manusia
3) Salibah muhmalah
Contoh:
Kota itu tidak luas.
Dari ketiga bentuk diatasi bila kita perhatikan, maksudnya bila ketiga hal
tersebut di aks, maka tidak pasti benarnya. Sedang yang tidak pasti benar, tidak bisa
dibuat patokan

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut istilah mantiq Tanaqudh adalah berbedanya dua qodhiyyah
dipandang dari ijab(kepastian) salibah(tidak)-nya dan kebenarannya.
Kalaudua qodiyyah berbeda(tanaqudh) dengan sendirinya salah satu dari
qodhiyyah itu pasti benar.Cara pembuatan tanaqudh pada qodhiyyah
syakhsiyyah atau qodhiyyah muhmalah, cukup hanya berubah kaifnya. Pada
qodhiyyahmusawwaroh, cara mentanaqudhkan, yaitu dengan mengubah (
“soer -nya. Dalam penyusunan qadhiyah syarthiyah muttashilah, berlaku
pula syarat-syarat umum tanaqudh dan syarat-syarat yang berlaku pada
Qodhiyyah Hamliyah. Dalam penyusunan qadhiyah syarthiyah munfashilah
adalah samaseperti pada syarat-syarat qadhiyah syarthiyah muttashilah
‘Aks mustawi adalah membalikkan dua juz dari qodhiyyah,
tetapikebenaran kaif-nya dan kam-nya tetap tidak berubah (kecuali
qodhiyah mujabah kulliyah, maka ‘aksnya qadhiyah mujabah juz’iyah).
‘Aks qadhiyah hamliyah dilakukan dengan cara menukar maudhuqadhiyah
asal menjadi mahmul qadhiyah aks dan mahmul qadhiyah aks menjadi
mawdu qadhiyah asal. ‘Aks qadhiyah syarthiyah muttashilah dilakukan
dengan cara membuat muqaddam pada qadhiyah asal menjadi tali pada
qadhiyah aks dan tali pada qadhiyah aks menjadi muqaddam padaqadhiyah
asal. Untuk qadhiyah syarthiyah munfashilah tidak ada ‘aks-nya.

B. Saran
Penulis menyadari sangat besar kemungkinan pembahasan dalam
makalah ini masih membutuhkan perbaikan berupa saran-saran dan
kritikkan yang bersifat konstruktif. Harapannya dengan adanya saran dan
kritik tersebut dapat dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

10
Daftar Pustaka

Abdul khaliq, Chaerudji dan Oom Mukarromah. 2013. Ilmu Mantiq Undang-
Undang Berpikir Valid. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Azka, Darul dan Nailul Huda. 2013. Sulam Al-Munawraq. Jakarta : Santri Salaf
Press.
Djalil, A. Basiq. Logika Ilmu Mantiq. 2009. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
Muthanhhari, Murtadha. 1994. Pengantar Menuju Logika. Bangil: Yayasan
Pesantren Islam

11

Anda mungkin juga menyukai