Makalah
Ulumul Qur’an II
Dosen Pengampu :
Muhyidin, S.Ag
Oleh:
Al-Istifham Fi al-Qur’an
A. Pendahuluan
Kebesaran Allah dapat dilihat melalui tanda-tanda yang diperlihatkan kepada manusia,
terkadang tanda-tanda tersebut dapat dilihat pada alam raya ini, tanda-tanda seperti ini sering
disebut dengan ayat al-kauniyah, terkadang juga tanda-tanda kebesaran Allah dapat diketahui
dengan cara mendalami isi kandungan al-Qur’an, yang sering diistilahkan dengan ayat al-
Qur’aniyyah.
Satu diantara ayat qur’an yang menjelaskan tentang kebesaran Allah adalah bahwa Ia
menciptakan perbedaan bahasa dan kulit, dari perbedaan ini diharapkan akan menjadi
pelajaran kepada manusia terutama orang-orang terpelajar. Dari ratusan ribu bahasa di dunia
ini hanya bahasa Arab yang mendapatkan keistimewaan karena digunakan oleh Allah sebagai
bahasa perantara untuk menyampaikan firmannya kepada manusia dengan al-Qur’an. Hal ini
bukan kebetulan semata, karena untuk memahaminya diperlukan ilmu bantu lain, diantaranya
ilmu shorof (perubahan kata), ilmu nahwu (perubahan harokat pada akhir kata), ilmu
balaghah, al-bayan, dan al-ma’ani yang berkaitan dengan segi keindahan kata, dan lain
sebagainya.
Seseorang yang ingin memahami al-Qur’an dan menafsirkannya secara utuh maka syarat
utama yang harus dimiliki adalah kemampuan dalam menguasai dan memahami kaidah-
kaidah bahasa Arab, dan salah satu kaidah tersebut adalah kaidah istifham dalam al-Qur’an.
B. Pengertian al-istifham fi al-qur’an
Kata Istifham berasal dari kata فَ ِه َم – يَ ْفهَ ُم – فَ ْه ًماyang berarti pengetahuan terhadap sesuatu
dengan menggunakan hati, Imam Sibawaih menambahkan yaitu sesuatu pengetahuan dengan
menggunakan hati dan akal1. Kemudian ia berubah menjadi fi’il Mazid (kata kerja yang
1
Ibn Manzur, Lisan al-Arab, Cet. III (Bairut: Dar ihya al-Turas al-‘Arabi, 1999) Jil. 10, hlm. 343.
1
ketambahan huruf dari huruf aslinya) dengan ketambahan tiga huruf pada awal katanya, yaitu
( ا س تal-sudasi) yang mempunyai arti al-thalab (permintaan), jadi istifham menurut bahasa
adalah meminta pengetahuan.
Adapun pengertian istifham menurut istilah, menurut al-Zarkasyi istifham adalah mencari
pemahaman tentang suatu hal yang tidak diketahui2. Sedangkan menurut al-Suyuthi, istifham
dengan berbagai maknanya memiliki suatu maksud pokok yaitu mencari pemahaman tentang
suatu hal3.
C. Macam-macam al-istifham fi al-qur’an
Ada banyak macam-macam perangkat istifham atau adawat al-istifham, diantaranya4 :
1. Huruf hamzah ( )أ, dipakai untuk menanyakan tentang hal apa atau siapa yang
jawabannya memerlukan ya atau tidak. Contoh : Q.S. Al-Anbiya 62.
يمهِ قَالُ ٓو ۟ا ءأَنت َفع ْلت ٰه َذا بَِٔٔـاهِل تِنا ٰيَِٓإب ٰر
ُ َْ َ َ َ َ َ َ َ َ
Artinya : “Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini
2
Badr al-Din Muhammad Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, Cet. III (Kairo: Dar al-Turas, 1984) jil. II,
hlm. 326.
3
Jalal al-Din al-Suyuthi, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al- Fikr, t.th.) Jil. I, hlm. 148.
4
Mustafa Galayaiyni, Jami’ al-Durus al-‘Arabiyah, (Bairut: al-Maktabah al-‘Asriyah, 1993) Jil. 1, hlm. 139-143.
2
4. ماdan ماذا, Digunakan untuk menanyakan terhadap sesuatu yang tidak berakal, baik
terhadap hewan,tumbuh tumbuhan, benda mati, realitas sesuatu dan sifat, baik sesuatu
tersebut berakal atau tidak. Contoh : Q.S. Al-Muddatsir 42-43 dan Yunus 32.
ِ ُ َ﴾ قَالُو ۟ا مَل ن٤٢﴿ ما سلَ َك ُكم ىِف س َقر
َ ِّصل
﴾٤٣﴿ ني َ ك م َن ٱلْ ُم ْ ََ ْ َ َ
Artinya : "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?". Mereka
menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,”.
يل َك ْم ءَاَتْيٰنَ ُهم ِّم ْن ءَايَ ۭ ٍة َبِّينَ ٍةءِسل بىِن ٓى إِس ٰ َٓر
َ ْ ََْ
Artinya : “Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda
(kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka".
8. أي, digunakan untuk meminta menentukan / mengkhususkan sesuatu. Contoh : Q.S.
Al-An’am 81.
3
Artinya : “Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh
keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?”.
9. أين, digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Q.S. al-Qiyamah 10.
Kemudian istifham secara umum dibagi menjadi dua, yaitu istifham yang bermakna
khabar dan istifham bermakna insya.
5
Badr al-Din Muhammad Al-Zarkasyi, hlm. 328.
4
ك إِاَّل ٱلْ َق ْو ُم ٱلْ َٰف ِس ُقو َن
ُ ََف َه ْل يُ ْهل
Artinya : “maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik”.
atau diatafkan dengan kalimat yang dinafikan. Contoh : Q.S. Al-Rum 29.
ِٰ ِ
َ َض َّل ٱللَّهُ َو َما هَلُم ِّمن نَّص ِر
ين َ فَ َمن َي ْهدى َم ْن أ
Artinya : “maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?
Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun”.
b) Istifham al-Taqriri yaitu suatu pernyataan yang membawa seseorang
kepada suatu kepastian. Contoh : Q.S. Al-Fajr 5.
6
Ibid, 331-338.
5
ين ءَ َامنُ ٓو ۟ا أَن خَت ْ َش َع ُقلُوبُ ُه ْم لِ ِذ ْك ِر ٱللَّ ِه َو َما َنَز َل ِم َن ٱحْلَ ِّق ِِِ
َ أَمَلْ يَأْن للَّذ
Artinya : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka),”
5) Al-Tabkit (celaan). Contoh : Q.S. Al-Maidah 116.
6
Artinya : “Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang telah diberikan
Allah kepada mereka?”.
2. Istifham bermakna al-Insya, ada beberapa macam, diantaranya 7:
a. Al-Amr (perintah). Contoh : Q.S. Al-Nur 22.
7
Ibid, hlm. 338-342.
7
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?”.
g. Al-Tamanni (pengharapan). Contoh : Q.S. Al-A’raf 53.
8
Ibid, 327-328.
8
2. Istifham ketika mengandung amr (perintah) sebelum adanya jawab, maka bisa
dipaham dengan runtutnya perintah itu atas adanya jawab. Karena dengan adanya
mendahulukan amr atas jawab itu bisa menimbulkan gambaran bahwasanya amr itu
menunjukan tingkah seorang yang sudah disebut di jawab atau dalam artian lain amr
itu sudah bisa menunjukan jawab.
3. Istifham yang keluar dari hakikatnya, seperti istifham yang terjadi pada orang yang
tahu dan tidak memerlukan untuk mencari tahu.
E. Kesimpulan
Penggunaan istifham di dalam al-Qur’an mempunyai beberapa kepentingan tersendiri
sesuai kehendak Allah. Menurut imam al-Zarkasyi, istifham mempunyai arti mencari
pemahaman tentang suatu hal yang tidak diketahui. Di dalam al-Qur’an ditemukan banyak ayat
yang menggunakan perangkat istifham. Istifham secara umum dilihat dari maknanya dibagi
menjadi dua, istifham khabar dan insya’. Istifham khabar dibagi menjadi dua lagi, yaitu
istifham inkari dan taqriri. Kemudian istifham bermakna insya’ terbagi menjadi beberapa
bagian yang telah disebutkan di atas. Adapun manfaat dari mempelajari dan memahami
istifham di dalam al-Qur’an sangat banyak yang diantaranya sudah dijelaskan di atas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Manzur, Ibn. Lisan al-Arab, Cet. III. Bairut: Dar ihya al-Turas al-‘Arabi, 1999. Jil. 10.
Suyuthi (al), Jalal al-Din. al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. Beirut: Dar al- Fikr, t.th. Jil. I.
Zarkasyi (al), Badr al-Din Muhammad. al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, Cet. III. Kairo:
Dar al-Turas, 1984. jil. II.
10