Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN PELAJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar belakang ......................................................................................
B. Rumusan masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
A. Latar Belakang
Ilmu balaghoh adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengolah kata atau
susunan kalimat bahasa arab yang indah namun memiliki arti yang jelas, selain itu gaya
bahasa yang harus digunakan juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Ilmu bayan adalah
kaidah-kaidah untuk mengetahui cara menyampaikan suatu pesan dengan berbagai macam
cara yang sebagian nya berbeda dengan sebagian yang lain, dalam menjelaskan segi
penunjukan terhadap keadaan makna tersebut.
Sebagai sebuah kitab suci yang diyakini oleh umat Islam sebagai wahyu Ilahi, Al-Qur’an
sudah selayaknya dijadikan sebagi sumber petunjuk bagi mereka. Dalam QS Al-Baqarah ayat
2 Allah berfirman: Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa”
Melalui Al-Qur’an, Allah memberikan petunjuk-petunjuk-Nya dengan berbagai metode.
Sebut saja pengulangan kata, parafrase, kisah-kisah, maupun penggunaan gaya bahasa tertentu
seperti perumpamaan atau simile. Allah berfirman dalam QS Az-Zumar ayat 27;
Artinya:“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Bayan ?
4. apa pengertian dari tasybih ?
5. jelaskan apa yang dimaksud dengan simile ?
6. berikan contoh tasybih dalam al-quran dan hadist ?
7. berikan contoh simile dalam al-quran dan hadist ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, manfaat, serta contoh dari ilmu bayan dan gaya
bahasa tasybih, simile, contoh tasybih dalam al-quran dan hadist serta contoh simile
dalam al-quran dan hadist.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TASYBIH (PENYERUPAAN)
Definisi : Tasybih adalah penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal
memiliki kesamaan sifat dengan hal yang lain. Penjelasan tersebut menggunakan huruf
كatau sejenisnya baik tersurat maupun tersirat. Unsur-unsur Tasybih : Unsur Tasybih
ada empat yaitu musyabbah, musyabbah bih (kedua unsur ini disebut sebagai
tharafait-tasybih/dua pihak yang diserupakan), adat tasybih, dan wajah syibeh. Wajah
syibeh pada musyabbah bih diisyaratkan lebih kuat dan lebih jelas daripada
musyabbah.
Kosakata :
1. Musyabbah : Sesuatu yang hendak diserupakan.
2. Musyabbah bih : Sesuatu yang diserupai.
3. Wajah Syibeh : Sifat yang terdapat pada kedua pihak.
4. Adat Tasybih : Huruf/kata yang menyatakan penyerupaan.
Contoh dalam syair:
Al-Ma’arri menyatakan tentang seseorang yang dipujanya:
أنت كالّش مس فى الّضياء وإنجا وزت كيوان فى علّو المكان
(Engkau bagaikan matahari yang memancarkan sinarnya walaupun kau berada di
atas planet Pluto di tempat yang paling tinggi).
Syair di atas menjelaskan bahwa si penyair tahu orang yang dipujanya memiliki wajah
bercahaya dan menyilaukan mata, lalu ia ingin membuat perumpamaan yang memiliki
sifat paling kuat dalam hal menerangi dan ternyata ia tidak menjumpai suatu hal pun
yang lebih kuat daripada sinar matahari. Maka ia menyempurnakannya dengan
matahari, dan untuk itu ia bubuhi huruf ( كkata perumpamaan/seperti).
- Pembagian Tasybih :
(1) Tasybih Mursal adalah tasybih yang disebut adat tasybihnya. Contoh:
أنا كالماء إنرضيت صفاء وإذاما سخطت كنت لهيبا
(Bila aku rela, maka aku setenang air yang jernih; dan bila aku marah, maka aku
sepanas api menyala).
(2) Tasybih Mu’akkad adalah tasybih yang dibuang adat tasybihnya. Contoh:
انت نجم فى رفعة وضياء تجتليك العيون شرقا وغربا
(Kedudukanmu yang tinggi dan kemashyuranmu bagaikan bintang yang tinggi
lagi bercahya. Semua mata, baik di belahan timur maupun barat, menatap
kearahmu).
(3) Tasybih Mujmal adalah tasybih yang dibuang wajah syibehnya. Contoh:
وكأّن الّش مس المنيرة دينار جلته حدائد الّضّراب
(Matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar {uang logam} yang tampak
kuning cemerlang berkat tempaan besi cetakannya).
(4) Tasybih Mufashshal adalah tasybih yang disebut wajah syibehnya. Contoh:
سرنا فى ليل بهيم كأّنه البحر ظالما وإرهابا
(Aku berjalan pada suatu malam yang gelap dan menakutkan, bagaikan berjalan
di tengah laut).
(5) Tasybih Baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybih dan wajah syibehnya.
Contoh:
الّنشر مسك والوجوه دنا نير واطراف األكّف عنم
(Baunya yang semerbak itu bak minyak kesturi, wajah-wajahnya yang berkilauan
bak dinar {uang logam} dan ujung-ujung telapak tangannya merah bak pacar).
Tasybih Tamtsil adalah tasybih yang wajah syibehnya merupakan gambaran yang
dirangkai dari keadaan beberapa hal, dan disebut ghairi tamtsil bila wajah syibehnya tidak
demikian. Contoh: والماء يفصل بين روض الّز هر فىالّش ّطين فصال
Tasybih Dhimni adalah tasybih yang kedua tharafnya tidak dirangkai dalam bentuk tasybih
yang telah kita kenal, melainkan keduanya hanya berdampingan dalam susunan kalimat.
Tasybih jenis ini didatangkan untuk menunjukkan bahwa hukum (makna) yang disandarkan
kepada musyabbah itu mungkin adanya.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya sesuatu hal pada musyabbah yakni ketika sesuatu yang
sangat aneh disandarkan kepada musyabbah dan keanehan itu tidak lenyap sebelum dijelaskan
keanehan serupa dalam kasus lain.
Menjelaskan keadaan musyabbah yakni bila musyabbah tidak dikenal sifatnya sebelum
dijelaskan melalui tasybih yang menjelaskannya. Dengan demikian, tasybih itu memberikan
pengertian yang sama dengan kata sifat.
Menjelaskan kadar keadaan musyabbah yakni bila musyabbah sudah diketahui keadaannya
secara global lalu tasybih didatangkan untuk menjelaskan rincian keadaan itu.
Menegaskan keadaan musyabbah yakni bila sesuatu yang disandarkan kepada musyabbah itu
membutuhkan penegasan dan penjelasan dengan contoh.
Memperindah atau memperburuk musyabbah.
A. Kesimpulan
Pengertian Ilmu bayan adalah kaidah-kaidah untuk mengetahui cara menyampaikan
suatu pesan dengan berbagai macam cara yang sebagian nya berbeda dengan sebagian yang
lain, dalam menjelaskan segi penunjukan terhadap keadaan makna tersebut. Kajian dari Ilmu
bayan adalah meliputi: 1. At-tasybih 2. Majaz : Majaz ‘Aqly dan Majaz Lughawy
Objek kajian ilmu bayan adalah tasybih, majaz, dan kinayah, Melalui ketiga bidang ini
kita akan mengetahui ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang fasih baik dan benar, serta
mengetahui ungkapan-ungkapan yang tidak fasih dan tidak cocok untuk diucapkan. llmu ini
dapat membantu kita juga untuk mengungkapkan suatu ide atau perasaan melalui bentuk
kalimat dan ushlub yang bervariasi sesuai dengan muqtadha al-hal.
Dalam menyampaikan firman-Nya melalui Al-Qur’an, Allah banyak menggunakan
simile atau perumpamaan-perumpamaan baik untuk memberikan gambaran yang baik
maupun gambaran yang buruk. Diantara ayat-ayat yang mengandung simile dalam Al-
Qur’an adalah QS Al-Fiil : 5, QS An-Nur :35, QS Al-Baqarah : 19, dan QS As-Shaf : 4.
Tentu saja masih banyak lagi ayat-ayat yang mengandung perumpamaan dalam Al-Qur’an.
Dalam QS Az-Zumar : 27 Allah berfirman, “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi
manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat
pelajaran.”. Hal ini senada hasil penelitian para ahli yang membuktikan efektivitas dari
pendekatan analogis dalam memahami konsep-konsep baru. Penggunaan analogi dapat
memberi ruang kepada pelajar untuk berpikir. Perumpamaan digunakan dalam Al-Qur’an
untuk memudahkan manusia dalam memahami pelajaran yang Allah berikan. Ini adalah
sebuah bukti dari kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
B. Saran
Al-Qur’an banyak menggunakan majas simile atau perumpamaan yang mana perlu
pemikiran untuk mampu mencernanya. Oleh sebab itu, perlu dipahami tentang penggunaan
gaya bahasa ini di dalamnya. Hal ini bukan hanya membantu dalam memahami kebenaran-
kebenaran dalam Al-Qur’an, namun juga mampu memberikan pelajaran tentang cara
memberikan pengajaran yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA