Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

‘‘Keseimbangan suhu tubuh”

Disusun Oleh :

Kelompok 9

 Ivon kacella
 Istanti nuraini
 Rinca c sintia
 Kharunnisa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan
cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap.

Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan
pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas
(Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya
menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli),
kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu
penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus
pada penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.

B. Kosep Dasar

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan
adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu
dengan valid.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-
atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang
diukur dengan alat termometer.
C. Kulit sebagai Pengatur Suhu

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

D. Macam – macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

 Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan


antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

 Gangguan organ.

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
 Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

 Emosi

Saat emosi tidak setabil misalnya dalam keadaan marah akan menyebabkan
meningkatnya suhu tuhuh.Sedangkan apatis dan depresi menyebabkan menurunya
suhu tubuh.

 Waktu

Bervariasi 1,1-1,6 C

 Jenis Kelamin
Wanita biasanya lebih baik dalam mengisolasi panas dan menjaga suhu
internal.Peningkatan progesteron selama ovulasi menyebabkan perubahan suhu
sekitar 0,3-0,5 C.

2. Keseimbangan Suhu Tubuh

Panas secara terus menerus di hasilkan dalam tubuh sebagai efek hasil metabolisme dan
panas secara terus menerus di buang di lingkungan sekitar.

Pembentukan panas akan sesui dengan laju hilangnya panas pada orang yang
mempunyai keseimbangan panas.

Pembentukan yang terlebih→Panas tubuh meningkat→Temperatur tubuh meningkat.

Kehilangan yang terlebih→Panas tubuh menurun sehinga temperatur tubuh menurun.

Produksi panas→Banyak dihasilkan organ dalam terutama hati,otak,jantung,dan otot


rangka. Dihantarkan ke kulit sebagai suhu tubuh

3. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

a. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang


panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila
suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara
menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses
pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.

b. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-
benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu
yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung
dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator
benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus
menerus.

c. Evaporasi

vaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas


tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak
berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal
ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16
kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi
akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system
pernafasan.

d. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.


Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh
akanàmenjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat,
naik dan diganti udara yang lebih dingin.

4. Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh Diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan


ringan suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga
meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus
menstimulasiinterferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola demam
berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen
berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama
demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah.
Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu.
Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat
menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.

2. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan


kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan
yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang
umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan
klien kelingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan
dan elektrolit.

3. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk


meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah
kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

4. Heat stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan


suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini
disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka
mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda atau
sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes
atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi
obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis.
fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta-
adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat
(mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke
termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan
visual, dan bahkaninkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit
yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C
mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital
menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak
mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya
terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak
sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika
tindakan pendinginan segera dimulai.

5. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin


memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan
mengakibatakan hipotermia.

Tingkatan hipotermia

~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami
hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan
tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung,
pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia
jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap
stimulus nyeri.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama3-5menit

3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan


melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil
melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan
aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30%
total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit
menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas
yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan


kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka
kecendrungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke
lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi sangat di tentukan oleh
perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna.

B.Saran

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mata
kuliah “Keperawatan Integumen”. Selain itu diperlukan lebih banyak referensi
dalam penyusunan makalah ini agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson ,Fundamental of Nursing,1997

Carpeniton,Lynda Juall,Diagnosa Keperawatan,Aplikasi pada


praktik,edisi6,EGC,Jakarta,1999

Guyton,Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit,EGC,Jakarta,1997.

Anda mungkin juga menyukai