Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERPECAHAN USSR

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
 Arfia
 Agustia
 Nur paramudita c
 Arjuna walahe
 Yopi ramadhan

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BUTON


TAHUN PELAJARAN
2022/2023
LATAR BELAKANG

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti saat ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan keritik dari pembaca demi penyempurnaan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pasarwajo, 18 Januari 2023

                                                                                                             Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................

A. Sejarah Terbentuk dan Runtuhnya Uni Soviet ........................................................


B. Mengenal Uni Soviet ..............................................................................................
C. Sejarah Terbentuknya Uni Soviet ...........................................................................
D. Berdirinya Uni Soviet .............................................................................................
E. Runtuhnya Uni Soviet.............................................................................................
F. Faktor Penyebab Runtuhnya Uni Soviet ................................................................
G. Dampak Runtuhnya Uni Soviet ..............................................................................
H. Daftar 15 Negara Pecahan Uni Soviet yang Sudah Merdeka dan Ibu Kotanya .....

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perpecahan Uni Soviet dimulai pada tahun 1960an. Lebih tepatnya ketika
pemerintahan Mikhail Gorbachev mengalami masalah akibat beban tanggungan dalam
dan luar negeri yang harus diselesaikan serta ketidakmampuan dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Gorbachev menerapkan suatu kebijakan dan pemikiran baru yang
membuat pemerintahan merosot seperti Democratizatsia, Perestroika, Glasnot,
Zakonost.

Pemikiran Gorbachev ini terkait dengan pembaruan Uni Soviet yang mendapatkan
serangan dari kelompok konservatif yang dinilai bertolak belakang dengan ideologi
komunisme. Pada prakteknya, konsep yang diterapkan justru menjadi awal kehancuran
total Uni Soviet.

Selain mendapat serangan dari dalam, negara ini juga mengalami serangan
ekonomi dari Amerika Serikat, tepatnya pada masa kepemerintahan Ronald Reagan.
Dengan begitu, kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur hilang. Gorbachev memutuskan
untuk melepas kekuasaannya pada 24 Agustus 1991, hanya beberapa hari setelah
kegagalan kudeta.

Dengan mundurnya Gorbachev dari kepemimpinan, maka semakin gencar saja


kehancuran Uni Soviet. Sementara itu keruntuhan ini menandai ikut runtuhnya pengaruh
komunis internasional. Hal ini, secara tidak langsung membuat Amerika Serikat
memenangkan perang dingin dengan seterusnya itu.

Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya
mendapatkan jati diri dan kebebasannya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
kedaulatan sesuai kepribadian warganya sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang
sidah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis.

Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, 15 republik independen berpisah.
Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang,
Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan
melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Terbentuk dan Runtuhnya Uni Soviet

Sejarah Terbentuknya Uni Soviet – Banyak orang salah kaprah dengan menyebut Uni
Soviet sebagai negara Rusia, padahal hal itu tidaklah benar. Sebenarnya, Uni Soviet itu adalah
wilayah yang terbentang di sepanjang Eurasia dan merupakan suatu kesatuan dari 15 negara.
Mungkin penyebab salah kaprah tersebut adalah karena Uni Soviet kala itu kebetulan memiliki
ibukota yang terletak di wilayah Moskow, Rusia. Selain itu, wilayah Uni Soviet juga didominasi
oleh RSFS Rusia sebagai republik yang terbesar dan terkuat.

B. Mengenal Uni Soviet


Uni Soviet adalah sebuah gabungan atau federasi negara-negara yang memiliki paham
sosialis-komunis dan berdiri dari tahun 1922 sampai 1992. Federasi tersebut bernama Republics
Sosialist Soviet (RSS). Awalnya, federasi RRS ini hanya terdiri atas empat negara saja, yakni
Russian Soviet Federated Socialist Republic atau Rusia SFSR, Transcaucasia SFSR, Ukrainian
SSR, dan Belorussian SSR.

Berawal dari empat negara, kemudian Uni Soviet berkembang menjadi 15 negara (pada
tahun 1956) yang terdiri dari Armenia, Azerbaijan, Byelorussia, Estonia, Georgia, Kazakhstan,
Kirgizstan, Latvia, Lithuania, Moldavia, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan
Uzbekistan.

Uni Soviet ini menganut sistem politik satu partai, yakni Partai Komunis, hingga tahun
1990. Meskipun sebenarnya, Uni Soviet adalah suatu kesatuan politik dari beberapa negara
republik Soviet, tetapi ternyata sistem pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem
ekonomi terencana.

C. Sejarah Terbentuknya Uni Soviet


Era Kepemimpinan Tsar Nicholas II
Sebelum Uni Soviet terbentuk, ada cikal bakal atau pendahulunya yakni Kekaisaran Rusia.
Kerajaan Rusia ini dipimpin oleh seorang kaisar yang dijuluki dengan Tsar. Pada kala itu,
pemimpin Tsar kerap bertindak semena-mena kepada rakyatnya.
Pada tahun 1984, yakni pada kepemimpinan Tsar Nicholas II, telah mencapai
perkembangan industri secara pesat.Industri yang dikembangkan tersebut meliputi
pertambangan, minyak, batu bara, besi, hingga senjata. Bahkan, perkembangan industri mereka
tak kalah pesat dengan industri di wilayah Eropa Barat.
Dari perkembangan industri yang pesat ini menyebabkan berkembang pula golongan
buruh atau proletar. Kala itu, para buruh justru dijadikan budak bagi para kaum borjuis sehingga
menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat Rusia. Akhirnya, pergerakan sosialisme terus
bermunculan.

Pergerakan sosialis yang menentang kapitalis di Rusia ini terus berjuang hingga akhirnya
mereka mendirikan Partai Sosial Demokrat pada tahun 1898, yang dicetuskan oleh George
Plekhanov. Bersama para kaum buruh lainnya, mereka memperjuangkan persamaan dalam
hukum, pers, kemerdekaan, hingga perbaikan nasib supaya sejahtera.
Sayangnya, pada tahun 1903, Partai Sosial Demokrat ini terpecah menjadi Partai Sosialis yang
dipimpin oleh George Plekhanov dan Partai Komunis yang dipimpin oleh Vladimir Lenin.
Pada kepemimpinan Tsar II tersebut tidak hanya terjadi perkembangan industri saja, tetapi juga
perang antara Rusia dengan Jepang, tepatnya pada 1904-1905 dan kemudian dimenangkan oleh
negara Jepang. Hal tersebut mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap Tsar Nicholas II
menjadi menurun secara drastis. Nah, baik pendukung Partai Sosialis dan Partai Komunis
menuntut perubahan terhadap Kerajaan Rusia.

Perlu diketahui bahwa kekaisaran Tsar Nicholas II ini runtuh disebabkan oleh banyak hal,
salah satunya adalah Peristiwa Minggu Berdarah yang terjadi pada 22 Januari 1905.
Kala itu, seorang pendeta bernama Georgy Apollonovica Gapon memimpin kaum buruh untuk
menuju istana guna menyampaikan petisi berisi tuntutan akan perubahan nasib, terutama pada
kaum buruh dan tani. Namun, para pengawal di istana Tsar II tersebut menanggapi kedatangan
mereka dengan tembakan senjata api, sehingga menimbulkan kemarahan besar bagi masyarakat
Rusia.

Setelah melakukan pemogokan besar-besaran di kota St Petersburg dan pemberontakan,


akhirnya perjuangan kaum buruh ini mencapai puncaknya pada tahun 1917. Pada tahun itulah
juga terjadi Revolusi Februari yang menyebabkan Tsar Nicholas II menjadi tawanan sehingga
harus turun tahta. Pada bulan Februari-Oktober 1917, Rusia dipimpin oleh kaum liberal.
Tepat pada Oktober 1917, revolusi yang dicita-citakan oleh kaum buruh ini dapat terwujud. Para
kaum Partai Komunis menjanjikan harapan dan janji kepada kaum buruh dan tani, yakni dengan
menyarankan para kaum tani untuk merebut tanah yang kemudian dibagi-bagi, sementara para
buruh menyita pabrik. Namun ternyata, saran tersebut justru menjadi pertumpahan darah
kembali, yakni antara pendukung Tsar Nicholas II (Tentara Putih) dengan kaum komunis
(Tentara Merah).

Konflik tersebut menjadikan kaum komunis atau Tentara Merah menang, sehingga
kekuasaan jatuh pada Vladimir Lenin. Selanjutnya, Vladimir Lenin bersama Leon Trotsky dan
Joseph Stalin membentuk triade untuk menjadi pemimpin baru bagi Kerajaan Rusia. Nah, Uni
Soviet pun resmi dideklarasikan.
D. Berdirinya Uni Soviet
Uni Soviet berdiri tepat setelah terjadinya Revolusi Oktober, yakni pada 25 Oktober
1917. Pasca revolusi, Uni Soviet yang awalnya memiliki paham sosialisme berkembang
menjadi paham komunisme.

Kala itu juga, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Vladimir Lenin mengukuhkan diri


sebagai negara komunis. Kemudian pada tahun 1919, Vladimir Lenin bahkan membentuk
Komintern (Komunis Internasional) yang nantinya bertugas menyebarkan paham komunisme
di seluruh dunia.
Pada masa kepemimpinan Vladimir Lenin, pemerintah berusaha mematahkan sistem
patriarki keluarga, yakni dengan memberikan kebebasan hak politik kepada para wanita.
Bahkan Vladimir Lenin juga menjalankan adanya New Economic Policy (NEP), dimana
para petani dibebaskan dari segala pungutan dan memperbolehkan mereka untuk menjual
kelebihan produknya di pasar terbuka. Sistem NEP tersebut tentu saja menguntungkan pihak
petani dan bahkan mampu menghidupi perekonomian Uni Soviet.
Namun, setelah Vladimir Lenin meninggal dunia, kepemimpinan Uni Soviet
kemudian digantikan oleh Joseph Stalin. Berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya,
Joseph Stalin justru membuat Rencana Lima Tahun, yakni dengan berupa penghapusan
sistem NEP, adanya industrialisasi besar-besaran, kolektivisasi pertanian, hingga mengontrol
seluruh aktivitas ekonomi.

Pada masa kepemimpinan Joseph Stalin ini justru kekejaman pemerintahan komunis
paling dirasakan. Bahkan dirinya tak sungkan untuk menindas hingga melenyapkan para
saingan politiknya. Joseph Stalin mengadopsi langkah Adolf Hitler, yakni dengan mendirikan
kamp khusus bagi para pembangkangnya yang diberi nama Gulag. Kamp tersebut didirikan
untuk mencegah adanya upaya berbahaya yang mengancam kedudukan Joseph Stalin.
Bahkan, Joseph Stalin melakukan “pembersihan” dengan menerapkan deportasi besar-
besaran bagi para etnis minoritas yang menempati kawasan Asia Tengah dan Siberia. Sekitar
tahun 1936-1952, upaya “pembersihan” tersebut berhasil mendeportasi sekitar tiga juta
manusia.

Setelah Joseph Stalin meninggal, kepemimpinan terus berlanjut hingga Mikhail


Gorbachev. Pada era kepemimpinan ini, Mikhail Gorbachev merumuskan sebuah kebijakan
tentang perestroika dan glasnost.
Kebijakan Perestroika (restrukturisasi) ini berkaitan dengan mengubah kebijakan sosial dan
ekonomi demi kemajuan Uni Soviet. Di bidang sosial yakni dengan meningkatkan disiplin
kader partai dan pekerja, juga adanya kampanye anti konsumsi alkohol.
Lalu di bidang ekonomi, yakni perdagangan internasional dan investasi asing yang ketat, akan
dikurangi sedikit demi sedikit. Selain itu, adanya pengurangan kontrol negara pada
perusahaan-perusahaan.
Sementara itu, kebijakan Glasnost (transparansi/keterbukaan), ini berkaitan dengan
kemudahan publik dalam mengakses informasi secara bebas dan menghilangkan sensor yang
sebelumnya telah diberlakukan.
Puncaknya adalah ketika Mikhail Gorbachev melakukan amandemen Undang-Undang Pemilu
pada tahun 1998. Dalam amandemen tersebut menyatakan bahwa kandidat di luar Partai
Komunis mempunyai hak untuk mencalonkan diri untuk menjadi pejabat tingkat nasional dan
lokal. Hal tersebut tentu saja disambut baik oleh para masyarakat Uni Soviet.

Pada pasal 72 konstitusi Uni Soviet (yang merupakan “produk” dari Mikhail
Gorbachev), berisi tentang “negara bagian memiliki kebebasan untuk melepaskan diri”. Atas
dasar pasal tersebut menjadikan satu persatu negara bagian menjadi lepas.

E. Runtuhnya Uni Soviet


Akibat adanya pasal 72 konstitusi Uni Soviet yang telah dijelaskan sebelumnya,
menjadikan satu per satu negara bagian melepaskan diri dan membentuk negara merdeka
sendiri. Sebenarnya, runtuhnya Uni Soviet ini tidak semata-mata disebabkan oleh pasal 72
Konstitusi Uni Soviet tersebut. Ada banyak faktor penyebab yang menjadikan Uni Soviet
runtuh. Bahkan pada kebijakan Glasnost yang berkaitan dengan kebebasan masyarakat untuk
mengakses informasi tersebut justru membuat Uni Soviet mengalami perubahan, misalnya
meredanya perselisihan antara blok timur (Uni Soviet) dengan blok barat (Amerika Serikat).

Meskipun kebijakan kebebasan dan keterbukaan tersebut membuat perselisihan blok


timur dan blok barat mereda, ternyata dalam kelompok masyarakatnya malah muncul
pertentangan sosial. Para kelompok masyarakat ini bersaing untuk memperebutkan pengaruh
dan kekuasaan. Ada kelompok moderat yang menyetujui adanya reformasi tetapi paham
komunisme harus tetap dijalankan. Ada kelompok konservatif yang menentang reformasi
dan ingin paham komunisme tetap dipertahankan. Ada pula kelompok radikal yang
mendukung adanya reformasi dan ingin meninggalkan paham komunisme.

Hingga akhirnya pada 19 Agustus 1991, kelompok konservatif yang kala itu
dipimpin oleh Wakil Presiden Gennady Yanayev, melancarkan aksi kudeta terhadap
kepemimpinan Mikhail Gorbachev. Aksi kudeta tersebut berhasil digagalkan oleh kelompok
radikal, yakni Boris Yeltsin.
Meskipun Mikhail Gorbachev selamat dari aksi kudeta, tetapi dirinya harus menghadapi
kesulitan ekonomi yang terjadi di Uni Soviet. Selain itu, kelompok militer juga mulai
terpecah belah, bahkan negara-negara bagian juga banyak yang menuntut kemerdekaan.

Akhirnya, Mikhail Gorbachev mengundurkan diri dan menyebabkan kekosongan


pemerintahan. Kemudian, Boris Yeltsin selaku pemimpin kaum radikal mengambil alih
kekuasaan. Namun, tindakan tersebut tidak didukung oleh beberapa negara bagian, terutama
Latvia, Georgia, Lithuania, Estonia, dan Maldova, yang kemudian negara-negara bagian
tersebut memisahkan diri dari Uni Soviet dan memperoleh kemerdekaannya.
Atas adanya berbagai konflik tersebut, akhirnya pada 6 September 1991 Uni Soviet
dibubarkan. Uni Soviet yang runtuh tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa negara
yang berdaulat dan menjadikan Federasi Rusia sebagai “pewaris” kebesaran dari Uni Soviet.
Negara-negara yang sebelumnya berada di bawah Uni Soviet (kecuali negara Balkan),
kemudian membentuk organisasi Commonwealth of Independent States (CIS) di bawah
pimpinan Rusia.

F. Faktor Penyebab Runtuhnya Uni Soviet

1. Kegagalan Paham Marxisme-Komunisme dan Dampak Perang Dingin


Pada tahun 1946, terjadi Perang Dingin yang antara kedua belah pihaknya lebih
mengarah pada perang antar teknologi. Kala itu, Uni Soviet berhasil menjadi negara pertama
yang menerbangkan manusia ke luar angkasa sehingga mendapatkan pandangan positif di dunia
internasional. Namun ternyata, Perang Dingin tersebut justru memberikan dampak buruk bagi
kelanjutan ekonomi di Uni Soviet. Mulai dari inefisiensi (pemborosan) kerja hingga lemahnya
infrastruktur menyebabkan rakyat Uni Soviet mengalami kesulitan dan segala kebijakan tidak
memiliki mana yang berarti.

2. Kebijakan Perestroika dan Glasnost


Pada tahun 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik yang meningkat
setiap tahunnya. Adanya krisis tersebut tentu saja meningkatkan tindakan kriminalitas dan
korupsi. Nah, untuk mengatasinya, Mikhail Gorbachev berusaha membangun kembali Uni
Soviet dengan kebijakan Perestroika dan Glasnost. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut
justru menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan. Dampak dari kebijakan tersebut adalah
dengan penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Mulai dari terjadinya pemogokan, aksi
demonstrasi, hingga tindakan kriminalitas yang terus meningkat.

Bahkan dampak dari kebijakan Glasnost yang paling terlihat adalah dengan kebebasan
media dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Media perlahan mulai mengungkap
segala permasalahan sosial dan ekonomi yang selama ini telah ditutupi oleh pihak pemerintah
Uni Soviet, salah satunya adalah upaya “pembersihan” yang dilakukan oleh Joseph Stalin. Hal
tersebut tentu saja membuat keyakinan publik terhadap sistem komunis Uni Soviet menjadi
menurun secara drastis.

3. Pemisahan Diri Negara Bagian dari Uni Soviet


Buntut dari kebijakan Perestroika dan Glasnost tersebut ternyata berpengaruh pada
gerakan separatisme (gerakan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri). Terutama pada
Konstitusi Uni Soviet Pasal 72 yang secara langsung mendukung legalitas gerakan separatisme,
karena memiliki bunyi “Setiap Republik Uni berhak secara bebas keluar dari USSR”.

4. Bubarnya Pakta Warsawa


Pakta Warsawa adalah sebuah organisasi internasional di bidang pertahanan terutama
untuk negara-negara Blok Timur. Organisasi ini dicanangkan oleh Nikita Khrushchev selaku
politikus yang sebelumnya pernah memimpin Uni Soviet pada masa awal Perang Dingin. Atas
runtuhnya Uni Soviet juga secara tidak langsung membuat Pakta Warsawa juga ikut runtuh tepat
pada 1 Juli 1991. Semua mantan anggota organisasi ini, kecuali Rusia, segera bergabung dengan
aliansi “musuh” lama mereka, yaitu NATO. Mikhail Gorbachev telah melepaskan kontrol atas
urusan anggota dari Pakta Warsawa ini. Beliau berpendapat bahwa aliansi ini masih dapat
melayani tujuan politik, tetapi tidak dengan militer. Namun, pandangan tersebut seolah “tidak
berlaku”.

G. Dampak Runtuhnya Uni Soviet


Secara tidak langsung, runtuhnya Uni Soviet jelas memberikan dampak besar terhadap
situasi dunia. Hal tersebut karena Uni Soviet merupakan negara adidaya sehingga tentu saja
dalam keruntuhannya pun memberikan pengaruh kepada negara-negara lain.

Nah, berikut adalah dampak dari runtuhnya Uni Soviet:

 Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat) dengan Blok Timur (Uni
Soviet)
 Negara-negara komunis berubah menjadi negara demokrasi
 Berkurangnya kecemasan dunia akan kemungkinan terjadi Perang Dunia III
 Amerika Serikat “tampil” sebagai negara adidaya
 Tumbangnya paham komunisme di beberapa negara Eropa Timur

H. Daftar 15 Negara Pecahan Uni Soviet yang Sudah Merdeka dan Ibu Kotanya

 Uni Soviet (Soviet Union) merupakan negara sosialis-komunis yang berdiri dari tahun 1922


hingga 1992. Melansir dari Gramedia.com, Uni Soviet adalah federasi atau gabungan negara-
negara yang memiliki paham sosialis-komunis dan berdiri dari tahun 1922 hingga 1992. Pada
mulanya, federasi RRS hanya terdiri dari empat negara saja, yaitu Belorussian SSR, Ukrainian
SSR, Russian Soviet Federated Socialist Republic atau Rusia SFSR, dan Transcaucasia SFSR.
Namun, tahun 1956 Uni Soviet berkembang menjadi 15 negara, Kids. Salah satu perbedaan Uni
Soviet dengan Rusia terletak pada sistem pemerintahannya. Uni soviet memiliki sistem
pemerintahan politik satu partai. Sementara sistem pemerintahan Rusia adalah federal yang
demokratis. Uni Soviet berdiri setelah terjadinya Revolusi Oktober pada 25 Oktober 1917. Di
bawah kepemimpinan Vladimir Lenin, Uni Soviet mengukuhkan diri sebagai negara komunis.
Setelah keruntuhannya, ada 15 negera pecahan Uni Soviet yang merdeka.

Negara Pecahan Uni Soviet dan Ibu Kotanya


1. Belarus
Ibu kota: Minsk
2. Uzbekistan
Ibu kota: Tashkent
3. Rusia
Ibu kota: Moskow
4. Ukraina
Ibu kota: Kyiv
5. Georgia
Ibu kota: Tbilisi
6. Kazakstan
Ibu kota: Nursultan
7. Lituania
Ibu kota: Vilnius
8. Moldova
Ibu kota: Chișinău
9. Latvia
Ibu kota: Riga
10. Estonia
Ibu kota: Tallinn
11. Tajikistan
Ibu kota: Dushanbe
12. Armenia
Ibu kota: Yerevan
13. Kirgistan
Ibu kota: Bishkek
14. Turkmenistan
Ibu kota: Ashgabat
15. Azerbaijan
Ibu kota: Baku
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Uni Soviet adalah sebuah gabungan atau federasi negara-negara yang memiliki
paham sosialis-komunis dan berdiri dari tahun 1922 sampai 1992. Federasi tersebut
bernama Republics Sosialist Soviet (RSS). Awalnya, federasi RRS ini hanya terdiri atas
empat negara saja, yakni Russian Soviet Federated Socialist Republic atau Rusia SFSR,
Transcaucasia SFSR, Ukrainian SSR, dan Belorussian SSR.

Dari perkembangan industri yang pesat ini menyebabkan berkembang pula


golongan buruh atau proletar. Kala itu, para buruh justru dijadikan budak bagi para kaum
borjuis sehingga menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat Rusia. Akhirnya,
pergerakan sosialisme terus bermunculan.

Akibat adanya pasal 72 konstitusi Uni Soviet yang telah dijelaskan sebelumnya,
menjadikan satu per satu negara bagian melepaskan diri dan membentuk negara merdeka
sendiri. Sebenarnya, runtuhnya Uni Soviet ini tidak semata-mata disebabkan oleh pasal 72
Konstitusi Uni Soviet tersebut. Ada banyak faktor penyebab yang menjadikan Uni Soviet
runtuh. Bahkan pada kebijakan Glasnost yang berkaitan dengan kebebasan masyarakat untuk
mengakses informasi tersebut justru membuat Uni Soviet mengalami perubahan, misalnya
meredanya perselisihan antara blok timur (Uni Soviet) dengan blok barat (Amerika Serikat).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-uni-soviet/
https://kids.grid.id/read/473442936/daftar-15-negara-pecahan-uni-soviet-yang-
sudah-merdeka-dan-ibu-kotanya?page=4

Anda mungkin juga menyukai