Anda di halaman 1dari 6

PERJUANGAN KEMBALI

MENUJU NEGARA KESATUAN

KELOMPOK 6
1. FEBRI MELANIA DAMANIK
2. SILFI NISA FITRIANA

XI-MIA4
• Sejak dinyatakan berdirinya RIS, di daerah-daerah timbul reaksi keras
     
yang tidak setuju dengan bentuk negara serikat. mereka menuntut
bentuk negara kesatuan seperti yang  telah dirumuskan dalam Bab I
pasal 1 UUD 1945.

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan semakin kuatnya dorongan


pembubaran RIS

1. Anggota  kabinet RIS pada umumnya orang orang republik


pendukung NKRI.
2. Ada anggapan  dikalangan rakyat Indonesia bahwa pembentukan
sistem federal (RIS) merupakan upaya Belanda untuk kembali
memecah bangsa Indonesia.
3. Pembentukan RIS tidak di dukung oleh ideologi yang kuat dan tanpa
tujuan kenegaraan yang jelas
4. Pembentukan RIS tidak mendapatkan dukungan rakyat banyak.
5. RIS menghadapi rongrongan dari sisa-sisa kekuatan Belanda seperti
KNIL dan KL serta golongan yang takut kehilangan hak-haknya
setelah Belanda meninggalkan Indonesia.
Dalam kabinet RIS, hanya dua orang  yang mendukung sistem federal di
Indonesia, yaitu Sultan Hamid II dan Anak Agung Gede Agung,
sedangkan lainnya seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Arnold
Manuhutu lebih mendukung sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Demonstrasi menuntut pembubaran negara-negara bagian dan tuntutan


untuk kembali ke negara kesatuan terjadi di berbagai kota di Indonesia,
seperti di Bandung rakyat berdemonstrasi menuntut dibubarkannya
negara Pasundan bentukan Belanda dan sebaliknya menuntut
dibentuknya negara kesatuan. Munculnya demonstrasi tersebut
bersamaan dengan timbuulnya pemberontakan di beberapa negara
bagian, misalnya di makassar terjadi pemberontakan yang dipimpin 
Kapten Andi Aziz dan di Maluku Selatan pemberontakan dipimpin oleh 
Dr. Soumokil yang mengumumkan berdirinya Republik Maluku  Selatan.
Hal tersebut mempercepat proses pembubaran RIS menuju
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena semakin kuatnya tuntutan pembubaran RIS, pada
tanggal 8 Maret 1950 pemerintah RIS dengan persetujuan
parlemen (DPR) dan senat RIS mengeluarkan Undang-Undang 
Darurat No. 11 Tahun 1950 Tentang Tata  Cara Perubahan
Susunan Kenegaraan RIS. Berdasarkan undang-undang
tersebut, negara-negara bagian diperbolehkan bergabung
dengan Republik Indonesia. Beberapa negara bagian yang
menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia yaitu
Negara Jawa Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatera
Selatan, Negara Kalimantan Timur, Tenggara, dan Dayak,
daerah Bangka dan Belitung, serta Daerah Riau. Hingga pada
tanggal 5 April 1950 Ris hanya memiliki tiga negara bagian,
yaitu Republik Indonesia, Negara Sumatera Timur (NST), dan
Negara Indonesia Timur (NIT).

Pembentukan negara kesatuan terjadi seteleh pemerintah


Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur
menyatakan keinginannya untuk bergabung kembali kedalam
wilayah NKRI.
Pada tanggal  19 Mei 1950 diadakan persetujuan antara RIS-RI untuk
mempersiapkan pembentukan Negara Kesatuan. dari pihak RIS diwakili
oleh Perdana Menteri Drs. Moh Hatta, sedangkan dari pihak Republik
Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Dr.  Abdul Halim. menurut
persetujuan tersebut, telah disepakati bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia akan dibentuk oleh RIS-RI di Yogyakarta.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, maka dibentuklah panitia


gabungan RI-RIS yang diketuai oleh Menteri Kahakiman RIS Prof. Dr. Mr.
Supomo. Tugas pantia gabungan adalah merancang UUD Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Panitia Gabungan telah menyelesaikan
tugasnya pada tanggal 20 Juli 1950. Kemudian Rancangan Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan itu diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Negara Bagian untuk disempurnakan menjadi UUD RIS.
Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1950, Rancangan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia diterima baik oleh senat dan
parlemen RIS dan KNIP.
Setelah dimusyawarahkan bersama, akhirnya
pada tanggal 15 Agustus 1950 melalui Undang-
Undang  Nomor 7 Tahun 1950 Presiden Soekarno
menandatangani rancangan UUD tersebut
menjadi Undang-Undang Dasar Semntara Negara
Kesatuan Republik Indonesia  yang dikenal pula
dengan UUDS 1950.

    Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1950,


dengan resmi RIS dibubarkan dan dibentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
UUDS 1950 sebagai konstitusinya.

Anda mungkin juga menyukai