DI/TII di Sulawesi
Selatan
Eunike Laurine Randa
X I I I PA B / 1 1
1. Eunike Laurine Randa/11
2. Chindy Christie Davina/07
3. Stephanie Anggawijaya/27
4. Kristoforus Kenry Tjoanto/19
X I I I PA B
LATAR BELAKANG TERJADINYA
DI/TII DI SULAWESI SELATAN
Gerakan DI/TII di Sulawesi
Selatan dipimpin oleh Kahar
Muzakar.
KAHAR
L ATA R B E L A K A N G
MUZAKKA
Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar
Mudzakkar, lahir di Lanipa, Ponrang Selatan,
R
Luwu, Sulawesi Selatan, Hindia Belanda , 24
Maret 1921 – meninggal di Lasolo, Konawe
Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia, 3
Februari 1965 pada umur 43 tahun (nama
kecilnya La Domeng), adalah pendiri Tentara
Islam Indonesia di Sulawesi.
KAHAR
L ATA R B E L A K A N G
MUZAKKA
Pada awal tahun 1950-an, dia memimpin para
R
bekas gerilyawan Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Tenggara dan mendirikan
TII (Tentara Islam Indonesia), yang kemudian
bergabung dengan Darul Islam (DI), dan di
kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII
di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
L ATA R B E L A K A N G
DI/TII
Negara Islam Indonesia (NII), Tentara Islam
Indonesia (TII) atau biasa disebut dengan DI (Darul
Islam) adalah sebuah gerakan politik yang didirikan
pada tanggal 7 Agustus 1949 (12 syawal 1368 Hijriah)
oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di sebuah
desa yang berada di kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
NII tersebut diproklamasikan pada saat Negara
Pasundan yang dibuat oleh Belanda mengangkat
seorang Raden yang bernama Raden Aria Adipati
Wiranatakoesoema sebagai pemimpin/presiden di
Negara Pasundan tersebut.
GERAKAN NII INI BERTUJUAN UNTUK
MENJADIKAN REPUBLIK INDONESIA
SEBAGAI SEBUAH NEGARA YANG
MENERAPKAN DASAR AGAMA ISLAM
SEBAGAI DASAR NEGARA. DALAM
PROKLAMASINYA TERTULIS BAHWA “HUKUM
YANG BERLAKU DI NEGARA ISLAM
INDONESIA ADALAH HUKUM ISLAM” ATAU
LEBIH JELASNYA LAGI, DI DALAM UNDANG-
UNDANG TERTULIS BAHWA “NEGARA
BERDASARKAN ISLAM” DAN “HUKUM
TERTINGGI ADALAH AL QUR’AN DAN
HADIST”. PROKLAMASI NEGARA ISLAM
INDONESIA (NII) MENYATAKAN DENGAN
TEGAS BAHWA KEWAJIBAN NEGARA UNTUK
MEMBUAT UNDANG-UNDANG BERDASARKAN
SYARI’AT ISLAM, DAN MENOLAK KERAS
TERHADAP IDEOLOGI SELAIN AL QUR’AN
DAN HADIST, ATAU YANG SERING MEREKA
SEBUT DENGAN HUKUM KAFIR.
Pada masa awal
pemberontakan
Pasukan Abdul Kahar Muzakkar, Baraka—
kini sebuah kecamatan di Enrekang—telah
menjadi markas bagi calon Brigade
Hasanuddin. Setelah pemberontakan,
Kahar Muzakkar bergerak berpindah-
pindah. Gerakan DI/TII disebutnya
gerombolan
20 Januari 1952
K E T I K A K A H A R M E N YATA K A N
MENDUKUNG PERGERAKAN
D I / T I I P I M P I N A N K AT O S O E W I R J O
D I J AWA B A R AT, D A N
M E N J A D I K A N N YA S E B A G A I
PA N G L I M A D I V I S I I V T I I
(DISEBUT PULA DIVISI
HASANUDDIN), BERAGAM TEROR
TERJADI.
1 Januari 1955
PEMBE
Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade
yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan
itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi
TAKAN
Pemerintah mengambil kebijaksanaan
menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps
Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik
sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan
Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para
pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan
membawa persenjataan lengkap dan mengadakan
pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama
pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan
menyatakan sebagai bagian dari DI/TII
Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953.
Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakkar
tertembak mati oleh pasukan ABRI (TNI-POLRI)
dalam sebuah baku tembak.
Sejak pergolakan Kahar
Muzakkar antara tahun 1910-
1952, lalu berlanjut mengusung
bendera Islam tahun 1952-1965,
PEMBERO
yang memeluk Islam, Nasrani,
ataupun agama leluhur.
NTAKAN
Pemberontakan
Jangankan Makan, Menjaga
Pada Masa
Nyawa pun Sulit
Pada masa itu beras sulit
didapat. Yang ada cuma nasi
ubi, itu pun kalau (masih) ada
yang tersisa di ladang
Jangankan mengisi perut,
menjaga nyawa saja di masa itu
juga sulit. Pada 1950-an,
pemerintah Republik kerepotan
menjaga kehidupan sipil karena
gangguan keamanan.
Lantaran daerah-daerah di sekitar
Sulawesi Selatan itu tidak terjamin
Pemberontakan keamanannya, banyak orang
Pada Masa
DI/TII DI
THOMAS LASAMPA
pidato dengan berapi-api. Pengumumannya membuat
penganut agama selain Islam merinding.“Kalau ada yang
DI/TII
SABARUDDIN
DI DI/TII semua warga mengungsi. Di tempat
pengungsian yang terjangkau oleh pasukan DI/TII,
SELATAN
BERBAGAI
KISAH HIDUP DI tengah konflik TNI dengan pasukan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan
PADA MASA Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan terdapat satu
kisah penyelamatan seorang pastor asal Belgia.
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
Adalah Harry Versteden, pemuka Katolik di
Minangga, Tana Toraja yang pernah menjadi korban
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR
penculikan oleh DI/TII.
SELATAN
BERBAGAI
KISAH HIDUP
PADA MASA
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR Pastor Harry Versteden dari CICM (Congregation of
SELATAN the Immaculate Heart of Mary) pernah disekap di
pedalaman selama sembilan tahun, dari Huub JWM
Boelaars dalam Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik
di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia.
BERBAGAI
KISAH HIDUP
Versteden diberitakan mulai menghilang sejak 12
Februari 1953. Menurut para saksi, ia telah dibawa
oleh sekelompok orang bersenjata dari tempat
PADA MASA peribadatan di Minangga, Tana Toraja, Sulawesi
Selatan, dengan alasan untuk menyambuhkan orang
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
sakit lewat pelayanan sakramen. Kedatangan
sekelompok orang itu juga disebutkan dalam
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR
kesaksian kolega Verstedan, M. Pijnenburg dalam
tulisan Uit het Oirschotse Roomse leven oleh Clari
SELATAN van Esch-van Hout.
Dalam tulisan itu, Pijnenburg mengaku mendapat
surat tulisan tangan dari Versteden sendiri yang
BERBAGAI dikirimkan orang tak dikenal pada 19 Februari 1953.
Surat yang intinya berisi bahwa dia masih hidup
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR
SELATAN
Seiring terdesaknya posisi pasukan Kahar Muzakkar,
Versteden diberitakan terlihat bersama rombongan
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
menemui rombongan DI/TII pada September 1961.
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR Setelah menyelidiki lebih cermat, Mayor Rais baru
SELATAN mengetahui bahwa Versteden sudah menjadi seorang
muslim. Dengan mata kepalanya sendiri, ia bahkan
pernah melihat Versteden ikut melakukan shalat di
rumah seorang perwira TNI sebelum perundingan
berlangsung.
BERBAGAI Rupanya sejak diculik pada 1957 lalu, selain
diislamkan, Versteden juga dimanfaatkan oleh Kahar
KISAH HIDUP Muzakkar untuk memantau siaran-siaran radio dan
sejumlah surat kabar luar negeri.Beberapa waktu
PADA MASA sebelum perundingan mulai, tetiba datanglah utusan
Uskup Agung Makassar bernama Scheurs, seorang
DI/TII DI
OPERASI PENYELAMATAN
pastor yang juga berasal dari Belgia. Kepada Rais
Abin, Scheurs menyampaikan permintaan Uskup
SULAWESI
SEORANG PASTOR DARI
KAHAR MUZAKKAR
Agung untuk bisa bertemu Versteden kepada Rais
Abin. Permintaan itu kemudian diteruskan ke Kolonel
SELATAN M. Jusuf. Atasan Rais itu justru meninginkan Versteden
diselamatkan.
BERBAGAI
KISAH HIDUP
PADA MASA
Dibantu sejumlah perwira lainnya, Rais Abin mulai
mengatur siasat. Usaha menyelamatkan sang pastor,
DI/TII
OPERASI DI
PENYELAMATAN
SEORANG PASTOR DARI
dirasa takkan berhasil tanpa peran Versteden sendiri. Rais
Abin pun minta Versteden untuk mengumbar berita
SULAWESI
KAHAR MUZAKKAR
bohong bahwa dia telah diculik sekelompok orang dan
dibawa pergi ke Jakarta.“Anda harus ikut berperan.
SELATAN
Mungkin bertentangan dengan jiwa Anda yang tidak
boleh berbohong. Tetapi pada waktunya nanti, Anda harus
melaporkan bahwa Anda diculik,” ujar Rais kepada
Versteden dalam suatu pertemuan rahasia.
BERBAGAI
KISAH HIDUP
PADA MASA
Dibantu sejumlah perwira lainnya, Rais Abin mulai
mengatur siasat. Usaha menyelamatkan sang pastor,
DI/TII
OPERASI DI
PENYELAMATAN
SEORANG PASTOR DARI
dirasa takkan berhasil tanpa peran Versteden sendiri. Rais
Abin pun minta Versteden untuk mengumbar berita
SULAWESI
KAHAR MUZAKKAR
bohong bahwa dia telah diculik sekelompok orang dan
dibawa pergi ke Jakarta.“Anda harus ikut berperan.
SELATAN
Mungkin bertentangan dengan jiwa Anda yang tidak
boleh berbohong. Tetapi pada waktunya nanti, Anda harus
melaporkan bahwa Anda diculik,” ujar Rais kepada
Versteden dalam suatu pertemuan rahasia.
Lewat operasi senyap, TNI berhasil membawa Versteden
ke Lapangan Terbang Mandai, Maros, Sulawesi Selatan,
BERBAGAI
tanpa sepengetahuan Kahar Muzakkar yang memang
belum datang ke tempat perundingan. Di Mandai itulah
KISAH HIDUP
sebelum terbang ke Jakarta, Versteden diminta mengontak
anak buah Kahar Muzakkar dan mengatakan bahwa dia PADA MASA
diculik.Segera setelah mengontak seseorang di DI/TII,
Versteden dibawa terbang ke Jakarta dan sehari DI/TII
OPERASI DI
PENYELAMATAN
SEORANG PASTOR DARI
kemudian, dikirim ke Vatikan oleh Keuskupan Jakarta. Di
Vatikan oleh Sri Paus Yohannes XXIII, Versteden kembali SULAWESI
KAHAR MUZAKKAR
SELATAN
diberkati untuk kembali menjadi seorang pastor. Terakhir
pada 1987, Versteden ditempatkan pada salah satu daerah
terpencil di pulau Luzon, Filipina.
Upaya pemerintah untuk
menumpas pemberontakan