2. GERAKAN PEMUDA INDONESIA 3. PARTAI INDONESIA RAYA
Sejarah Indonesia 1. GERAKAN WANITA INDONESIA
Munculnya gerakan wanita Indonesia ini dirintis oleh
R.A Kartini di Jawa Tengah untuk mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Cita-cita R.A Kartini itu di tulis dalam sebuah buku berjudul “ Habis Gelap Terbitlah Terang “. Perjuangan dan cita-cita R.A Kartini kemudian di ikuti oleh Raden Dewi Sartika di Bandung Jawa Barat.
R.A RADEN DEWI
KARTINI SARTIKA Untuk mewujudkan cita-cita dan perjuangan R.A Kartini dan Raden Dewi Sartika, pada masa pergerakan nasional muncul gerakan wanita lain yang bergerakan dalam bidang pendidikan dan sosial budaya melaui suatu organisasi yaitu :
a. Putri Mardika di Batavia ( 1912 ) dengan tujuan
membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya, tokoh-tokohnya : 1. R.A Saburudin 2. R.K Rukmini 3. R.A Sutinah Joyopranata
b. Kartinifounds didirikan oleh T.Ch. Van Deventer ( 1912 )
membentuk sekolah-sekolah Kartini bagi kaum wanita di Semarang, Batavia, Malang, Madiun. c. Kerajinan Amal Setia berdiri di Gadang Sumatera Barat oleh Rohana Kudus ( 1914 ), bertujaun meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca, menulis, berhitung, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan dan cara pemasarannya.
d. Aisyah, merupakan organisasi Muhammadiyah yang
didirikan oleh Ny. Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan ( 1917 ) tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
e. Organisasi wanita Pawiyatan di Magelang ( 1915 )
f. Organisasi Wanita Wanito Susilo di Pemalang ( 1918 ) g. Organisasi Wanita Rukun Santoso di Malang h. Organisasi Wanita Budi Wanito di Solo i. Organisasi Wanita Putri Budi Sejati di Surabaya ( 1919 ) j. Organisasi Wanita Mulyo di Yogyakarta ( 1920 ) k. Organisasi Utomo dan Katolik di Yogyakarta ( 1921 ) l. Organisasi wanita Taman Siswa di Yogyakarta ( 1922 )
Selain berdirinya organisasi wanita, muncul juga surat
kabar wanita bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan. Surat kabar tersebut yaitu : Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukit Tinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempuan Bergolak di Medan Putri Mardika di Batavia Puncak gerakan wanita ini terselenggaranya Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, yang menghasilkan keputusan terbentuknya Perhimpunan Wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yang dikenal dengan nama Perserikatan Perempuan Indonesia ( PPI ). Kemudian dalam Kongres II di Batavia pada tanggal 28-31 Desember 1929 nama PPI diubah menjadi Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia ( PPII ) sehingga setian tanggal 22 ditetapkan sebagai hari ibu Kegiatan organisasi wanita Indonesia pada masa Pergerakan Nasional 2. Gerakan Pemuda Indonesia
Pada masa Pergerakan Nasional muncul gerakan
Pemuda Indonesia bernama Trikoro Dharmo yang didirkan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia. Trikoro Dharmo ini memiliki tiga arti mulia yakni Sakti berarti kekuasaan dan kecerdasan, Budi berarti bijaksana, Bakti berarti bijaksana. Tiga arti itu dikembangkan menjadi Tujuan dari Trikoro Dhamo ini adalah : a. Mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra. b. Menambah pengetahuan umum bagi para anggota c. membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya. Untuk mencapai tujuan Trikoro Dharmo dalam mancapai rasa persatuan antara para pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok. Kemudian untuk mengubah sifat Trikoro Dharmo yang masih dianggap bersifat Jawa Sentri bagi pemuda-pemuda di luar Jawa. Dan menghindari terjadi perpecahan. Maka pada kongres pemuda di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 , nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java ( Pemuda Jawa ). Sejalan dengan munculnya Jong Jawa, pemuda-pemuda di daerah lain membentuk organisasi pemuda seperti : Jong Sumatra Bond, Jong Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong Batak, Sekar Rukun ( Pemuda Betawi ), Timorees Verbond. Kemudian berdiri juga organisasi pemuda yang bersifat keagamaan yaikni Jong Islamieten Bond, Perkumpulan Pemuda Katolik, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
Kelompok pemuda tersebut umumnya memiliki cita-cita
yang sama yaitu menginginkan kemajuan Indonesia dengan memajukan budaya daerahnya masing-masing. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu dipersatukan dalam sebuah wadah persatuan yang lebih besar . Pada tanggal 25 November 1925 para wakil dari organisasi pemuda itu membentuk panitia untuk menyelenggarakan kongres pemuda I yang dikenal dengan nama Kongres Pemuda Indonesia dengan susunan panitia : Ketua : M. Thamrin Wakil Ketua : Sumarto Sekretaris : Jamaludin Bendahara : Suwarso Pembantu : Bahder Johan, Sumarto, Yan Toule Soulehuwiy, Paul Pinontuan, Hamami, Sanusi Pane
Kongres Pemuda I berhasil diselenggrakan pada tanggal
30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta yang di hadiri oleh seluruh organisasi pemuda dari berbagai daerah.
Tujuan dari diselenggarakan kongres Pemuda I ini adalah
mewujudkan cita-cita persatuan dari para pemuda seluruh Indonesia dengan dasar nasionalisme, kemudian dalam kongres ini bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Kongres Pemuda pertama ini ternyata usaha menggalang persatuan dan kesatuan para pemuda belum dapat terwujud karena rasa kedaerahannya masih kuat. Karena selalu muncul perbedaan pendapat yang berkepanjangan. Dengan keadaan ini para di Batavia dan Bandung yang di dukung dari para pelajar di berbagai daerah pada bulan Seotember 1926 mendirikan Perhinpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ( PPPI ) di Batavia tujuannya untuk memperjuag- kan Indonesia merdeka. Menjelang tahun 1928 kondisi politik Indoneia bergelora semangat persatuan, kebangsaan di dalam jiwa para pemuda Indonesia. Atas inisiatif PPPI dalam rapat pemuda tanggal 12 Agustus 1928 agar segera membentuk panitia untuk menyelenggarakan konres pemuda II yang di selengarakan di Jakarta pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 Dengan susunan panitia sebagai berikut : Ketua : Sugondo Joyopuspito ( PPPI ) Wakil ketua : Joko Mursid ( Jong Java ) Sekretaris : Muh. Yamin ( Jong Sumatra Bond ) Bendahara : Amir Syarifuddin ( Jong Batak Bond ) Anggota : Johan Muhammad ( Jong Islamieten Bond ) Senduk ( Jong Celebes ) J. Leimena ( Jong Ambon ) Rohyani ( Pemuda kaum Betawi )
Tujuan Kongres Pemuda II
1. Melahirkan cita-cita perkumpulan pemuda 2. Masalah pergerakan Pemuda Indonesia 3. Memperkuat perasaan kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia. Isi Sumpah Pemuda dalam Kongre Pemuda II
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia bertumpah
darah satu, Tanah Indonesia Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa peratuan, Bahasa Indonesia
Pada kongres pemuda II ini dikumandangkan lagu
Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman. Sehingga setiap tanggal 28 Oktober KONGRES PEMUDA PERTAMA KONGRES PEMUDA KEDUA 3. Parta Indonesia Raya ( Parindra )
Berdirinya Partai Indonesia Raya ( Parindra) yang
merupakan difusi dari Budi Utomo dengan Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) sebagai hasil kongres di Solo pada tanggal 24-26 Desember 1935 yang di ketua Sutomo, sebagai upaya penyatuan antarperhimpunan pergerakan nasional. Dalam Parindra ini gabungan dari serikat Minahasa, serikat Ambon, Perkumpulan kaum Betawi, serikat Celebes, serikat Sumatra. Tujuan berdirinya Parindra adalah : a. Memperkokoh semangat persatuan kebangsaan b. Terus berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan yang berdasarkan demokratis dan nasionalisme c. Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat baik bidang ekonomi maupun sosial.
Setelah berkembang Perindra dalam kongres pertama di
Jakarta pada tanggal 14-18 Mei 1937 mengambil sikap moderat sehingga mendapat dukungan untuk menduduki wakilnya di Volkrarad oleh pihak Belanda yang bertugas adalah Muh. Husni Thambrin. Usaha Perindra di bidang ekonomi dan sosial adalah : a. Mendirikan poliklinik-poliklinik b. Mendirikan Rukun Tani untuk membantu dan memajukan kaum tani c. Membentuk serikat-serikat kerja d. Mengajikan swadesi dalam bidang ekonomi, ditempuh dengan mendirikan bank-bank yang berpusat pada Bank nasional Indonesia di Surabaya e. Mebentuk Rukun Pelayaran Indonesia ( Rupelin ) untuk membantuk dan memajukan pelayaran bangsa Indonesia f. Mendirikan organisasi pemuda berbentuk kepanduan dengan nama Surya Wirawan
Akibat kegagalan Petisi Sutardjo, Perindra kemudian
mengambil prakarsa untuk menggalang persatuan politik menuju pembentukan badan kosentrasi nasional yang disebut Gabungan Politik Indonesia ( GAPI ) Gambar kepengurusan Perindra