Anda di halaman 1dari 16

Permasalahan Sosial Globalisasi

Beberapa permasalahan sosial yang muncul akibat globalisasi, dalam beragam bentuknya
dari sosial budaya, teknologi, sikap konsumerisme, dan sikap-sikap lainnya. Penjelasan
mengenai permasalahan sosial akbiat globalisasi tersebut antara lain, adalah sebagai
berikut.

Budaya Populer
Budaya populer merupakan tren yang sengaja diciptakan agar dikonsumsi atau digemari
masyarakat secara luas. Budaya populer mendorong kesamaan budaya di seluruh dunia.
Sebagai contoh permasalahan dampak budaya dalam globalisasi ini adanya suatu negara
diikuti oleh negara-negara lain. Kongristnya, seperti K-Pop, J-Pop, dan maraknya selfie
menunjukkan berkembangnya budaya populer yang ada di dalam kehudupan manusia.

Konsumerisme
Konsumenisme menunjukkan perilaku konsumtif, yaltu suatu prilaku membeli barang
dengan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Perliaku konsumtif dipengaruhi
gaya hidup western, tuntutan gaya hidup, dan akibat persaingan antara produsen lokal dan
produsen internasional dalam menawarkan produknya. Baca juga; Pengertian Westernisasi,
Ciri, dan Contohnya

Persaingan mendonong munculnya tawaran benupa diskon. Kondisi tersebut memenganuhi


konsumen untuk berpenilaku konsumtif. Akhirnya, karena adanya prilaku ini masyarakat
cederung tidak bisa berkara untuk dirinya sendiri, masyarakat akan cederung menjadi
pekerja atau mencarai kerja daripada menciptkan peluang kerja.

Neokolonialisme
Neokolonialisme merupakan cerminan negara berdaulat dan merdeka, tetapi sistem
ekonomi dan politiknya ditentukan oleh pihak luar. Walaupun dan segi politik era kolonial
sudah berakhir, penjajah masih berkuasa di berbagai bidang kehidupan dalam bentuk
neokolonialisme.

Beberapa permasalahan lain yang sening muncul akibat neokolonialisme sebagai benikut.

 Negara berkembang hanya memperoleh sebagian kecil dan keuntungan industri


(sebagai dampak ekonomi globalisasi)
 Eksploitasi sumber daya alam meningkat sehingga terjadi kenusakan lingkungan,
terutama di negara-negana berkembang.
 Tidak hanya sekton ekonomi, kapitalisme mulai berpengaruh pada sektor politik di
negara-negara berkembang.

Contoh nyata dalam permasalahan sosial akbiat globalisasi, di Indonesia khususnya adalah
neokolonialisme ini ialah adanya perusahaan-perusahaan yang menjadi penambang emas
atau kekayaan alam lainnya, di Indonesia. Mereka memiliki modal dan pengetahuan untuk
mengelola, akibatnya dengan adnaya modal tersebut sebagian besar warga negara kita
hanya di jadikan pekerja atau hanya diberikan keuntungan sekitar 2 % untuk memenuhi
kebutuhannya.
Kerusakan Lingkungan
Globalisasi ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan penusahaan multinasional.
Perusahaan multinasional berusaha mengembangkan usahanya di negana-negara lain.
Akibatnya, tenjadi eksploitasi sumben daya di negana tujuan tempat penusahaan tensebut
mengembangkan usaha.

Kondisi tersebut menunjukkan kurangnya sikap kepedulian perusahaan multiriasional


terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas mereka. Adapun dampak aktivitas
tensebut yaitu muncul persoalan lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan udana.

Mudahnya Menonton Video Porno


Permasalahan sosial yang bisa timbul dari adanya globalisasi ini ialah banyaknya
bermunculan video-video yang tidak pantas di tonton oleh generasi muda. Kemunculannya
secara langsung dan tidak langsung akan memberikan pengaruh pada tindakan
kriminalisasi, khususnya pemerkosaan, atau tindakan lainnya yang terjadi karena mudahnya
menonton video porno.

Permainan Tradisional dan Modern


Percaya atau tidak, di zaman era globalisasi seperti pada saat ini banyak masyarakat
mendapat dampak sosial sebagi akibat permainanan. Mengapa permainan?, hal ini lantaran
dengan permainan yang dilakukan oleh seorang anak akan memberikan pengaruh ketika
kelas ia menjadi dewasa.

Permainan anak pada zaman dulu memberikan ruang interkasi sosial yang tinggi, akan
tetapi permainan pada zaman sekarang ini lebih banyak memberikan pendidikan untuk
bersikap individualistik, seperti contohnya permainan game online, atau permainan lainnya.
Yang hubungan sosialnya hanya terjadi secara dunia maya.

Integrasi Bangsa Terancam


Salah satu masalah sosial yang muncul akibat globalisasi ialah ancaman mengenai integrasi
sosial, ancaman ini terjadi karena sikap masyarakat setelah mengenai perkembangan
teknologi menjadikan ia suit bergaul dan dengan mudahnya mengolok-ngolok orang yang
memiliki pandangan berbeda. Padahal bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, jika
dibiarakan maka tak khayal sikap seperti ini akan menjadi masalah sosial serius akibat
globalisasi.

Tenaga Manusia Digantikan Robot


Tenaga manusia digantikan robot adalah salah satu masalah sosial dalam globalisasi,
Masalah ini muncul lantaran dengan digantikannya pekerjaaan masyarakat dengan robot
pengangguran akan semakn tinggi, selain itu tingkat kriminalitas juga akan meningkat.

Gerakan pro-globalisasi dan Gerakan antiglobalisasi


Posted on April 13, 2011by saepudin
Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa
globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia.
Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David
Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan
dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah
ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran
sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan
bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya.
Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan
faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi
kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan
dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat
melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya
produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-
globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan
dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan,
akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan
meningkat dan begitu seterusnya.

Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka
berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada
suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak
pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya,
meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat
kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat
negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor,
sehingga laju globalisasi akan terhambat dan — menurut mereka — mengurangi tingkat
kesejahteraan penduduk dunia.

Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga
yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Antiglobalisasi” dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang
lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang
berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis
lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi
penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap “antiglobalisasi” sering menolak istilah itu, dan mereka
lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua
Gerakan atau sejumlah istilah lainnya. [sunting] Globalisasi Perekonomian

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,


dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan
jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global ke dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:

 Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan


sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai atau pun
karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja

 Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh


pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio atau pun langsung) di
semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama
mitrausaha dari manca negara.
 Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan
semakin mudah dan bebas.
 Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara
lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju
telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama.
Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa-
menuju pada selera global.
 Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan
penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian
kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah
intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara
nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai
dengan adanya kekuatan pasar dunia. [sunting] Kebaikan globalisasi ekonomi

 Produksi global dapat ditingkatkan


Pandangan ini sesuai dengan teori ‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara


Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor
lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik
dengan harga yang lebih rendah.

 Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri


Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar
yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi


Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar
saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang
dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
tersebut. [sunting] Keburukan globalisasi ekonomi

 Menghambat pertumbuhan sektor industri


Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang
lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru
berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri
domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin meningkat.

 Memperburuk neraca pembayaran


Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara
tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk
kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran
adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami
defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran. http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Globalisasi&action=edit
 Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang
semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran
bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di
pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran
cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan
di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi
secara keseluruhan.

 memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang


Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak
dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk. [sunting] Globalisasi kebudayaan Sub-kebudayaan
Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global

Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya
aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu
apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya
apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam
alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal
dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat
ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak
fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan
komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan. [sunting] Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

 Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.


 Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
 Berkembangnya turisme dan pariwisata.
 Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
 Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
 Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

Globalisasi dan Dampaknya di Bidang Ekonomi,Sosial-Budaya, dan Politik


Ditulis pada 20 Oktober 2014 oleh suciseptia

Manusia telah berinteraksi dalam kisaran jarak jauh selama ribuan tahun. Sebagai contohnya
adalah Jalur Sutra darat yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa dan menyebabkan
banyak perubahan pada peradaban bangsa-bangsa di “Dunia Lama”. Pemikiran, agama,
bahasa, kesenian, dan aspek budaya lainnya menyebar dan bercampur ketika negara-negara
bertukar barang dan ide.
Perpindahan manusia, barang, dan ide secara global meluas pada abad-abad selanjutnya. Pada
abad ke-15 dan 16, bangsa Eropa membuat rintisan terpenting dalam penjelajahan samudra,
salah satunya adalah pelayaran transatlantik ke “Dunia Baru” yang disebut Amerika. Pada
awal abad ke-19, perkembangan bentuk transportasi baru (seperti kapal uap dan rel kereta)
dan telekomunikasi yang menyusutkan ruang dan waktu memungkinan terjadinya interaksi
global dengan sangat cepat. Pada abad ke-20, kendaraan darat, angkutan intermodal, dan
maskapai penerbanganmembuat transportasi semakin cepat. Penemuan telekomunikasi
elektronik, seperti telepon genggam dan Internet, membuat miliaran orang bisa saling
terhubung dengan berbagai cara pada tahun 2010. Abad ini merupakan juga merupakan
millennium III perhitungan masehi. Perubahan abad dan perubahan millennium ini
diramalkan akan membawa perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan
struktur kebudayaan dunia.

Fenomena paling menonjol yang terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses
globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga,
setelah berlangsung gelombang pertama(agrikultur) dan gelombang kedua (industry).
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat
kekuasaan yan bersumber pada tanah, kemudian kepada capital/modal, selanjutnya dalam
gelombang ketiga kepada penguasaan terhadap terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan
teknologi).
Tentu kalian sudah sering kali mendengar kata ini, bahkan sangat familiar dengan istilah ini.
Dalam pengertiannya, Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Dengan kata
lain, Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau
batas-batas negara. Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai
proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam
interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan
lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Saat kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan lagi
menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya suatu bangsa.
Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Semua ini
merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus peluang bagi bangsa untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan.
Di era globalisasi pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada
artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang.di dalam pergaulan yang semakn kental
itu akan terjadi proses akulturasi, proses meniru, dan saling mempengaruhi antar budaya
masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses
lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri. Arus informasi yang smakin pesat
mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif akan makin besar.
Apabila tidak dibendung akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak
lagi bangga akan bangsa dan negaranya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
A.GLOBALISASI DI BIDANG EKONOMI
Bidang ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,di mana
Negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi
dengan tanpa rintangan batas teritorial Negara. Wujud nyata globalisasi bidang ekonomi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut :
-Aspek produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai Negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh
yang rendah,tarif bea masuk yang murah,infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam ini menjadi lokasi manufaktur global.
-Aspek pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi di semua Negara & dunia.
-Aspek tenaga kerja, yaitu suatu perusahaan global mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja
yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh yang di peroleh dari Negara
berkembang. Dengan globalisasi , human movement akan semakin mudah.
-Aspek jaringan informasi, yaitu masyarakat suatu Negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari Negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui televise, radio, media cetak dan lain-lain. Jaringan komunikasi yang semakin maju
telah membantu meluasnya pasar ke berbagai dunia.
Aspek perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan non-tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin ketat, bahkan transaksi menjadi semakin cepat karena less
papers document dalam perdagangan, menggunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang
semakin canggih.
Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar Negara
melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar Negara (cross-border capital
flows),pergerakan tenaga kerja (human movement), dan penyebaran teknologi informasi yang
cepat sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hamper pasti
telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap masyarakat,
kehidupan manusia, lingkungan kerja, & kegiatan bisnis.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN perlu melakukan
tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemenya
dengan basis entrepreneurship, cost efficiency, & competitive advantages. Mencermati
kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global.
Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi, jika tidak segera di
lakukan maka akan timbul berbagai konsekuensi serius antara lain :
Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi)
Jumlah pengangguran yang semakin meningkat
Kemiskinan structural yang semakin memilukan
Hutang yang semakin meningkat baik dari luar negeri ataupun dalam negeri
Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah
Dampak positif di bidang ekonomi, yaitu :

1. Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor (dengn catatan produk ekspor
Indonesia dapat bersaing si pasar internasional). Dengan demikian kesempatan pengusaha
Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar
dunia
2. kesempatan kerja lebih terbuka, dan devisa Negara meningkat.
3. Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri
4. Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di
Indonesia
5. Kegiatan pariwisata akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja dan juga
menjadi ajang promosi produk-produk Indonesia

Dampak negatif di bidang ekonomi, yaitu :

1. Masuknya tenaga kerja asing


2. hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah bersaing dengan produk luar negeri
3. usaha- usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran Indonesia
Adanya globalisasi juga berdampak pada kehidupan suatu bangsa, termasuk Indonesia.
Pengaruh globalisasi dapat bersifat positif dan negatif. Pengaruh ini akan mempengaruhi
nilai-nilai nasionalisme suatu bangsa

B. GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL-BUDAYA


– Globalisasi mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar.
1) Meningkatnya Induvidualisme
Dulu, kesempatan individu untuk menentukan dirinya sendiri dibatasi masyarakatnya, entah
leh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan yan berlaku. Di era globalisasi ini, kesempatan
individu untuk mengatur dan menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri sangat terbuka
lebar.
2) Pola Kerja
Pekerjaan-pekerjaan mengarah ke era perekonomian berbasis pengetahuan. Orang-orang
sudah tidak mengandal kerja penuh di kantor, tetapi part time job. Perempuan telah masuk
dunia kerja.
3) Kebudayaan Pop
Citra, gagasan, dan gaya hidup baru menyebar dengan begitu cepat keseluruh pelosok dunia
lebih daripada sebelumnya.
Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia.
Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi
film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.

Dampak globalisasi sosial dan budaya.


Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak
negative. Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden
kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Sisi negative globalisasi budaya:
• Akibatkan erosi budaya
• Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
• Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
• Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
• Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
MANFAAT GLOBALISASI SOSIAL BUDAYA UNTUK KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Globalisasi sosial dan budaya sudah memasuki negara Indonesia sejak lama. Globalisasi ini
cenderung lebih diterima oleh para remaja, masyarakat dengan status sosial yang lebih tinggi,
dan masyarakat yang hidup di kota. Namun, tidak menutup kemungkinan, masyarakat yang
tinggal di daerah terpencil juga bisa menerima adanya globalisasi. Hal tersebut tidak terlepas
dari peran kemajuan teknologi.
Saat ini, di era globalisasi, semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, semua
informasi yang berasal dari daerah atau bahkan negara lain bisa masuk ke dalam kehidupan
kita dengan begitu cepat. Sebagai contoh, pada tanggal 17 Januari 2013 di Ibukota Jakarta
sedang terjadi banjir. Karena kemajuan ilmu pengetahuaun dan teknologi, masyarakat yang
tinggal di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan kota-kota lainnya bisa
mengetahui informasi bencana tersebut pada hari itu juga. Bahkan, masyarakat yang tinggal
di negara-negara lain juga dapat mengetahui informasi tentang kejadian tersebut tanpa harus
datang dan menyaksikannya secara langsung.
Selain memabawa dampak positif terhadap dunia, globalisasi juga membawa dampak negatif.
Walaupun sebenarnya dampak negatif itu telah dirasakan oleh masyarakat, namun mereka
tidak menyadari bahwa globalisasi telah menjajah mereka. Sebagai contoh, akibat dari
adanya globalisasi dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, salah satunya
masyarakat Indonesia, mulai mempelajari dan mengikuti budaya-budaya negara asing yang
menurut mereka adalah budaya yang unik dan bagus. Bahkan mereka bisa mempelajarinya
tanpa harus datang langsung dan mempelajarinya secara langsung di negara yang
bersangkutan.
Kebudayaan Indonesia saat ini sudah mulai tersingkirkan dengan adanya kebudayaan asing
yang lebih mendunia. Padahal jika lebih diperhatikan lebih diteliti lagi, kebudayaan Indonesia
tidak kalah bagus dan uniknya bila dibandingkan dengan kebudayaan lain. Dan sayangnya,
kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya para remajanya, saat ini lebih tertarik pada
budaya asing daripada budaya negeri sendiri.
Tidak pernahkah kita bayangkan betapa bahagianya masyarakat negara lain saat mereka
mengetahui bahwa budaya mereka sedang kita pelajari sedangkan kita sendiri buta tentang
budaya negeri sendiri? Tidak sadarkah kita kalau kita sedang dijajah oleh bangsa lain saat
kita mempelajari budaya mereka dan mulai meninggalkan budaya kita sendiri?
Kebudayaan bukan hanya mengenai suatu tarian ataupun alat musik yang kuno dan antik
serta situs sejarahnya. Kebudayaan bisa juga mengenai bahasa dari negara itu sendiri,
perilaku dari bangsanya, dan segala sesuatunya yang bisa mengidentifikasi tentang negara
tersebut.
Bicara mengenai bahasanya, kebanyakan masyarakat Indonesia tidak bisa menggunakan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bukannya memperbaiki cara mereka berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, mereka malah asyik sibuk kursus kesana kemari untuk
mempelajari bahasa asing. Tidak bisa disangkal, sebagai makhluk sosial manusia harus
mempelajari bahasa dan budaya asing agar bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan
masyarakat dari negara lain.
Perilaku. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini bisa dibilang sudah banyak dipengaruhi oleh
budaya-budaya asing. Individualisme sudah hampir merata dalam pribadi masyarakat
Indonesia. Sekarang ini, gotong royong yang merupakan asli dari budaya negara kita sudah
mulai jarang dilakukan, terutama di kota-kota besar. Ketika ada orang lain yang jatuh dari
motor misalnya. Mereka yang melihat kejadian tersebut hanya menonton saja. Jangankan
bergerak mendekat, bergemingpun tidak.
Jika kita pergi ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bali, dan sebagainya, kita akan lebih sering
melihat perempuan-perempuan dengan celana pendek dan rok mininya daripada celana atau
rok panjang yang menutup kaki jenjang mereka. Padahal perilaku tersebut tidak sesuai
dengan kebudayaan asli negeri kita.
Ketika kita sibuk dengan budaya dan pernak-pernik negara lain, ada sebuah negara yang
mengakui salah satu kebudayaan milik kita sebagai kebudayaan negara mereka, kita barulah
sadar bahwa kita juga mempunyai kebudayaan yang ternyata disukai oleh bangsa asing
sampai-sampai diperebutkan oleh mereka, yang diam-diam juga mempelajari budaya negeri
kita.
Sebagai manusia yang mempunyai rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi, memang sudah
sewajarnya bila kita ingin tahu dan ingin mempelajari tentang budaya negara asing. Namun,
jangan sampai karena keingintahuan kita, kita malah dijajah oleh bangsa lain tanpa kita
sadari. Tidak ada salahnya bila kita mulai mempelajari kebudayaan dengan mempelajari
kebudayaan kita terlebih dahulu. Dan ambillah nilai-nilai positif dari kebudayaan-kebudayaan
asing yang kita pelajari yang sesuai dengan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Kondisi masyarakat indonesia pada era globalisasi
Menurut saya masyarakat Indonesia saat ini sangat buruk pada masa sekarang terutama di Era
globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia, yang
pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat ini pola
berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak mengarah pada
budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif.
Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari
kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang meniru pola
kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehiodupan
sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan “anak gaul” dimanakan idedalisme kita saat
globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari
memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif bagi
kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan
kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas
dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan
poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak
dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sanagt
memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika objek pasar dari penjualan obet
terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai
pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita
sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita gali
terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi yang
belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk tetap
menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan jadikan
budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola berfikir, karena
dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak
akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita
sebagi bangsa yang besarf dengan keaneka ragaman kultur sosial budaya mampu bersaing
dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia, yang
pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat ini pola
berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak mengarah pada
budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif.
Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari
kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang meniru pola
kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehiodupan
sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan “anak gaul” dimanakan idedalisme kita saat
globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari
memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif bagi
kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan
kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas
dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan
poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak
dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sanagt
memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika objek pasar dari penjualan obet
terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai
pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita
sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita gali
terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi yang
belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk tetap
menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan jadikan
budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola berfikir, karena
dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak
akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita
sebagi bangsa yang besarf dengan keanekaragaman kultur sosial budaya mampu bersaing
dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
C. GLOBALISASI DI BIDANG POLITIK
Pengertian Globalisasi Politik
Pembicaraan mengenai globalisasi adalah pembicaraan mengenai topik yang amat luas yang
meliputi aspek mendasar kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi dan sosial.
Konsep globalisasi adalah suatu obyek yang nyata untuk ideologi karena seperti modernisasi
yang muncul sebagai pembenaran dari penyebaran kebudayaan barat dan kapitalis. Ide-ide
globalisasi akhirnya mengerucut kepada konsep pembangunan.
Dengan bahasa lain dikatakan bahwa globalisasi adalah konsekuensi dari ekspansi
penyebaran kebudayaan eropa yang dipaksakan kepada dunia ketiga.
Kedaulatan negara merupakan ide dari proses transformasi bentuk negara di dunia. Ide ini
dimulai dari tingkatan non politik, hubungan antar masyarakat sampai kebutuhan untuk
mengeksiskan sumberdaya di sebuah negara dan kemungkinan pergantian konsep
pemerintahan. Peningkatan hubungan ekonomi dan kebudayaan antar negara mengurangi
kekuasaan dan keaktifan pemerintah pada tingkat negara-bangsa dan pemerintahan. Sehingga
pemerintah tidak dapat lagi menghegemoni pemikiran dan bentuk-bentuk perekonomian pada
wilayahnya. Akhirnya instrumen-instrumen yang telah dibangun pemerintah menjadi tidak
efektif.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.. Globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan
dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang
muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru
sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima
atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992),
mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di
sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi
kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi adalah suatu kata yang mungkin paling banyak dibicarakan orang dalam waktu
lima tahun terakhir ini dengan pemaknaan yang beragam. Namun, apa yang dipahami sebagai
istilah globalisasi akhirnya membawa kesadaran bagi semua lapisan masyarakat yang saling
terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana
semua manusia di muka bumi ini terhubung satu sama lain.
Globalisasi berpengaruh terhadap dunia politik. Kenapa?
Karena globalisasi akan mempengaruhi dasar-dasar pertimbangan dan pengambilan
keputusan suatu negara, globalisasi berbicara mengenai hubungan multinasional sebuah
negara. Politik berbicara mengenai regulasi, kebijakan, dan tata kelola manajemen
kenegaraan. Globalisasi mempengaruhi perkembangan suatu negara, dan perkembangan
negara dalam segala bidang akan mempengaruhi kebijakan politik dan keputusan yang akan
maupun yang sudah berlaku.
Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Malcolm (1995) mengungkapkan bahwa ada empat ide dasar mengenai globalisasi. Ide-ide
tersebut adalah kedaulatan negara, proses penyelesaian masalah, organisasi dan hubungan
internasional serta budaya politik. Keempat ide tersebut berhubungan dengan dimensi
material pada suatu peningkatan dan saling berhubungan diantara unit-unit politik yang
terpisah dari masyarakat.
Kedaulatan negara dimulai dari hubungan antar masyarakat sampai kebutuhan untuk
mengeksiskan sumberdaya di sebuah negara dan kemungkinan pergantian konsep
pemerintahan. Kekuatan demokrasi (yang dipahami sebagai kekuatan massa) memakai media
partai sebagai corong pembelaan ideologinya. Partai sendiri mencoba untuk mengatur
kesejahteraan anggota partainya masing-masing. Untuk itu perlu stabilitas politik yang
mantap.
Masalah hak-hak manusia (atau disebut dengan etatocentric) mengangkat kemampuan
manusia untuk melawan kedaulatan negara. Pelembagaan etatosentrik dari legal secara politik
sampai kepada ekonomi memberikan kesempatan kepada porsi nilai kemanusiaan dalam
pembangunan. Negara harus tunduk kepada beberapa konvensi hak asasi manusia dan
beberapa turunannya dalam konvensi hak PBB. Implikasinya, sebuah negara harus bersikap
demokratis dan siap untuk merubah beberapa kebijakan yang melanggar etatosentrik.
Internasionalisasi etatosentrik lebih cenderung mengambarkan keberpihakan politik negara
maju kepada negara dunia ketiga.
Kebutuhan akan agenda dan masalah bersama di antara negara-negara di dunia mengerucut
kepada ide untuk membentuk organisasi internasional. Konsensus dari organisasi
internasional ini membawa kesadaran kolektif beberapa negara tehadap permasalahan yang
dihadapinya. Pada akhirnya, jaringan organisasi dan hubungan internasional lebih mudah
untuk digunakan dari pada kemampuan kekuatan diplomatik antara negara.
Nilai dan budaya politik mengerucut kepada kebutuhan akan kesamaan cara pandang dalam
memahami hubungan antar negara. Implikasinya setiap negara kembali menguatkan tradisi
nasionalnya agar tetap mampu bersaing dalam dunia global. Kekuatan budaya negara dan
bangsa akan memenangkan pertarungan dalam globalisasi ini. Untuk itu perlu kombinasi
yang kuat antara system kapitalisme dengan nilai demokrasi sebuah negara.
Dampak Positif Globalisasi Dalam Bidang Politik
Globalisasi yang berkembang saat ini, telah merambah dalam segala aspek kehidupan
manusia. Globalisasi memberikan dampak pada mulanya dimiliki secara penuh oleh suatu
Negara. Akan tetapi, secara berangsur-angsur kedaulatan Negara itu mengalami penyesuaian
dengan kepentingan global. Politik dan pemerintahan merupakan hak kedaulatan setiap
Negara, akan tetapi dalam penyelenggaraan pemerintahannya Negara-negara lain menuntut
adanya sikap keterbukaan, demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia. Jika
pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan
positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara
menjadi meningkat.
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para
pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan
untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Meningkatnya Hubungan Diplomatik Antar
Negara, lembaga negara tingkatannya menjadi sederajat, kerjasama antar negara jadi lebih
cepat dan mudah, meningkatnya ketahanan politik, transparansi, akuntabilitas dan
professional dalam penyelenggaraan Negara semakin dapat sorotan publik, semakin
banyaknya lahir partai politik, LSM sebagai sponsor atau penyaluran aspirasi rakyat.
Dampak Negatif Globalisasi Dalam Bidang Politik
Setelah adanya globalisasi pemerintahan setiap Negara di dunia yang berdaulat dalam
mengatur dirinya sendiri semakin berkurang. Hal ini, dikarenakan adanya aturan-aturan baru
yang telah disepakati bersama dengan lembaga-lembaga global misalnya PBB dan WTO.
Campur tangan masyarakat internasional dan masuknya nilai-nilai budaya yang baru dari
dunia luar memberi perubahan bidang politik dalam suatu Negara. Semakin meningkatnya
nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas
Timbulnya fanatisme rasial, etnis dan agama dalam forum dan organisasi.
Dengan masuknya nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung
memberikan inspirasi timbulnya unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang
mengabaikan kepentingan umum. Ini memungkinkan dapat berkembangnya paham
liberalisme, terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan, adanya Konspirasi internasional,
artinya pertentangan kekuasaan dan percaturan politik internasional selalu mengarah kepada
persekongkolan.
Di era globalisasi ini, Indonesia setelah merebaknya nilai-nilai politik barat masuk secara
langsung atau tidak langsung membuat lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan
semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong. Globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan
kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai