Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN
Komunitas dan Kearifan Lokal

1. Komunitas

a. Pengertian Komunitas

Paguyuban sepeda ontel lama merupakan contoh komunitas


Komunitas merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
yaitu community artinya sebagai masyarakat setempat yang memiliki
cakupan wilayah sama.
Menurut Soerjono Soekanto (2012: 133), komunitas merupakan
sekelompok manusia yang menunjuk pada warga suatu daerah seperti
desa, kota, suku, atau bangsa. Komunitas berdasarkan empat kriteria
berikut.
1. Jumlah penduduk.
2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk.
3. Fungsi khusus komunitas terhadap masyarakat.
4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan.

Keempat kriteria di atas dapat digunakan untuk membedakan komunitas


masyarakat baik di kota maupun desa. Komunitas masyarakat kota
memiliki struktur organisasi lebih kompleks dibandingkan masyarakat
desa. Oleh karena itu, komunitas masyarakat kota pada umumnya
memiliki jangkauan lebih luas dibandingkan masyarakat desa.

b. Kekuatan Pengikat Komunitas

Kekuatan pengikat suatu komunitas adalah kepentingan bersama


dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosial yang biasanya didasarkan
atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, dan sosial-ekonomi.

c. Jenis-Jenis Komunitas

Komunitas dalam masyarakat beraneka ragam, misalnya komunitas


adat,komunitas lokal,dan komunitas berdasarkan kesaman minat.
Komunitas adat pada umumnya terbentuk dalam masyarakat yang
memegang teguh nilai-nilai adat tertentu. Contoh: Komunitas suku Badui,
suku Sasak, dan suku Dayak. Komunitas lokal mencakup masyarkat yang
bermukiman atau mencari nafkah di wilayah tertentu, Misalnya komunitas
lokal di sekitar pabrik, kantor, desa, atau kota tertentu. Komunitas
berdasarkan kesamaan minat misalnya komunitas pencita sepeda,
dan komunitas pencita hewan.

d. Unsur-unsur Komunitas
Tempat tinggal anggota komunitas relatif berdekatan. Keadaan ini
mendorong setiap anggota dapat menjalin hubungan erat sehingga
membentuk solidaritas kuat. Contohnya : seperti semakin sering anda
menggunakan telepon seluler, semakin besar ketergantungan anda
terhadap fungsi telepon seluler tersebut. Menurut Soerjono Soekanto
(2012:134), unsur-unsur perasaan komunitas sebagi berikut.
1) Seperasaan
Unsur seperasaan timbul akibat seseorang berusaha
mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam
kumunitas. Faktor kedekatan menyebabkan setiap anggota memiliki
keinginan mewujudkan tujuan bersama dalam komunitas tersebut.
Contoh: komunitas pencita sepak bola.
2) Sepenanggungan
Sikap sepenganggungan dalam komunitas menunjukkan
bahwa setiap anggota kelompok menyadari peran masing-masing. Tujuan
komunitas menjadi tanggung jawab semua anggota komunitas. Contoh:
Komunitas pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri.
3) Saling memerlukan
Kedekatan wilayah menimbulkan rasa ketergantungan dalam
memenuhi kebutuhan baik fisik maupun nonfisik. Contoh: kegiatan
membangun rumah dengan cara gotong royong.

2. Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakam gagasan-gagasan lokal yang bersifat


bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga
masyarakatnya.

a. Kearifan Lokal Cerminan Budaya Bangsa


Gotong royong merupakan bentuk kearifan lokal yang dimiliki bangsa
Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan secara
turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi, oleh karena itu,
nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia dapat mencerminkan budaya
bamgsa indonesia. Kearifan lokal pada dasarnya memuat tata
kelakuan/etika dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan alam.
Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma,
tindakan, dan tingkah laku masyarakat. Oleh karena itu, kearifan lokal
dapat menjadi pedoman masyarakat dalam bersikap dan bertindak.

b. Ruang lingkup kearifan lokal

Kearifan lokal bisa merupakan kearifan yang belum lama


muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan alam dan interaksinya dengan masyarakat serta budaya lain.
1) Pengetahuan Lokal
setiap masyrakat memiliki pengetahuan lokal terkait
lingkungan hidupnya. pengetahuan terkait dengan perubahan dan siklus
iklim, jenis flora dan fauna, kondisi geogrfis, demografis, serta sosiografis.
keadaan ini terjadi karena masyarakat mendiami suatu daerah cukup lama
sehingga mereka dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
2) Nilai Lokal
Menurut Sugih Biantoro (dalam puslitbangbud; 2011:218),
kearifan lokal merupakan suatu upaya menemukan nilai-nilai bersama
sebagai akibat hubungan dengan ligkungannya. Artinya, nilai lokal yang
mereka sepakati dan dijalani masyarakat dalam menjalankan aktivitas.
kearifan lokal dilandasi oleh nilai-nilai dan di sesuaikan dengan lingkungan
demi kepentingan bersama.
3) Keterampilan lokal
Kearifan lokal juga mengandung kemampuan suatu masyarakat
dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya. Artinya, masyarakat
memiliki aktivitas-aktivitas yang dilakukan demi menunjang kehidupannya.
Akitivitas tersebut diselaraskan dengan keadaan dan kondisi lingkungan
maupun sosial. Dalam aktivitas ini terkandung keterampilan lokal.
Keterampilan lokal paling sederhana antara lain berburu, meramu,
bercocok tanam, sampai membuat industri rumah tangga.
4) Sumber daya alam lokal
Sumber daya alam dalam masyarakat di bagi menjadi 2 yaitu,
sumberdaya alam terbarukan dan sumber daya alam tidak terbarukan.
sumber daya alam terbarukan meliputi hutan, kebun, perairan, dan lahan
pertanian. Sumber daya alam yang tidak terbarukan antara lain gas alam,
batubara, dan minyak bumi. Melalui kearifan lokal, masyarakat mengelola
sumber daya alam lokal sesuai kebutuhan dan tidak mengeksploitasi
secara berlebihan.
5) Mekanisme pengambilan keputusan
Setiap masyarakat mempunyai mekanisme pengambilan
keputusan berbeda. Ada masyarakat yang melakukan pengambilan
keputusan secara demokratis, ada juga masyarakat yang mengambil
keputusan berdasarkan suara terbanyak, atau bahkan otoriter.
6) Solidaritas kelompok
Ikatan komunal yang mempersatukan masyarakat
terletak pada solidarits lokal. setiap anggota masyarakat saling memberi
dan menerima sesuai bidang dan fungsinya. Contoh, dalam solidaritas
mengelolah tanaman padi dan kegiatan pembersihan lingkungan secara
gotong royong.

C. Kearifan lokal dan pengaruh gobalisasi

Perkampungan padat penduduk di wilayah perkotaan


Menurut Rebertson, globalisasi merupakan proses yang menghasilkan
dunia tunggal. Ketimpangan pembangunan desa ke kota akan berakibat
buruk secara sosial dan ekonomi. Kota akan mengalami kepadatan
penduduk karena karena terbukanya kesempatan kerja di berbagai
bidang. Akibat kepadatan penduduk meningkat, muncul kawasan
perkampungan kumuh di kota yang disebut slump area. Sebaliknya, desa
kekurangan tenaga kerja karena banyak penduduk desa ke kota
kearifan lokal dapat digunakan sebagai solusi dalam menghadapi
berbagai permasalahan karena telah teruji kemampuannya untuk
bertahan sampai sekarang. Ciri-ciri kearifan lokal sebagai solusi dalam
menghadapi globalisasi sebagai berikut :
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar
2) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur
budaya luar
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur
budaya luar dalam budaya asli.
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan
5) Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Menurut Anthony Giddens dalam bukunya The Runaway World(2002),
kehidupan modern ibarat sebuah kendaraan yang berjalan cepat, suatu
saat dapat dikendalikan namun juga terancam lepas kendali. gay hidup
modern yang berpijak pada hedonisme dan materialisme berpotensi
menggeser budaya bangsa. Contoh, berkembang budaya korupsi yang
berakar dari rasa tamak atau keuntungan duniawi.

B. Strategi Pemberdayaan Komunitas di Tengah Pengaruh


Globalisasi
Globalisasi menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan
masyarakat. Salah satu dampak globalisasi berupa ketimpangan sosial.
Ketimpangan sosial terutama tamak dalam hubungan negara-negara
dengan ekonomi kuat dan negara-negara dengan ekonomi lemah. Pada
era globalisasi, banyak negara maju mendominasi kehidupan ekonomi
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

1. Inisiator Pemberdayaan Komunitas

Perdagangan bebas dapat dimaknai sebagai proses kegiatan


perdagangan antarbangsa atau antarnegara yang ditandai tidak adanya
hambatan dari pemerintah. Akibatnya, muncul persaingan secara ketat
baik antarindividu maupun perusahaan di negara berbeda. Di sisi lain,
konsumen dapat memperoleh barang-barang berkualitas internasional
secara mudah. pelaku usaha di Indonesia harus mengalami persaingan
ketat.

a. Pemerintah

Logo program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri

Pemerintah memiliki peran penting dalam melakukan pemberdayaan


masyarakat karena bertanggung jawab atas nasib, masa depan, dan
kesejahteraan rakyat. pemerintah sebagai inisiator akan memberi stimulan
kepada masyarakat melalui program yang dilaksanakan, salah satunya
PNPM Mandiri.
b. Swasta

Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) juga berperan besar sebagai


inisiator pelaksanaan pemberdayaan komunitas. Artinya, lembaga ini tidak
berasal dari bagian lembaga pemerintahan, tetapi bersifat independen.
LSM sangan dibutuhkan untuk membantu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.

c. Masyarakat

Pemberdayaan ibu-ibu PKK melalui pelatihan ekonomi kreatif

Kegiatan sosial masyarakat dapat mempererat hubungan sosial


masyarakat.pemberdayaan dari dalam masyarakat biasanya diprakasai
oleh para pemangku kepentingan. seperti: kepala desa, lurah, RT, RW,
tokoh masyarakat.

2. Prinsip Pemberdayaan Komunitas


Pemberdayaan komunitas tidak semata-mata bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi tujuannya dapat
berkembang sesuai bidang kegiatannya. Terdapat 4 prinsip
pemberdayaan komunitas.

a. Kesetaraan

Pemberdayaan komunitas hendaknya memperhatikan prinsip


kesetaraan. Artinya, pihak pemberdaya dan komunitas yang akan
diberdayakan memiliki kedudukan setara. Dalam hal ini pihak
pemberdaya/pendamping diposisikan secara fleksibel. Selain memiliki
tugas berbagi ilmu pengetahuan, mereka mendengarkan dan
mengakomodasi pendapat masyarakat.

b. Partisipatif

Dalam kegiatan pemberdayaan, masyarakat diberi kebebasan memiliki


dan merumuskan kebutuhan dalam proses pemberdayaan. Mayarakat
diajak melihat kemampuannya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Keswadayaan

Pemberdayaan komunitas hendaknya memperhatikan aspek ke


swadayaan. Artinya, ada proses menghargai kemampuan masyarakat
dalam upaya pemberdayaan dengan mengedepankan kemampuan
masyarakat.

d. Berkelanjutan

Program yang dilaksanakan dalam komunitas ada baiknya dirancang


secara berkelanjutan. Artinya, meskipun proses pemberdayaan selesai,
program pemberdayaan dapat dilanjutkan dan dikelola masyarakat secara
mandiri. Peran dari berbagai pihak seperti peran generasi muda
diperlukan untuk menyukseskan upaya pemberdayaan.

3. Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas

Strategi yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pemberdayaan


komunitas sebagai berikut.
a. Mempertimbangkan Potensi Masyarakat

Pemberdayaan komunitas hendaknya dimulai dengan


mempertimbangkan potensi masyarakat. Artinya, fasilitator atau pihak
pemberdaya komunitas hendaknya menghargai segala potensi yang
dimiliki komunitas. Sebagai contoh, pihak pemberdaya menerima
pandangan, pendapat, pengalaman, dan pengetahuan yang dapar
dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemberdayaan. Dalam
mempertimbangkan potensi masyarakat. Kearifan lokal dapat digunakan
sebagai batu loncatan upaya pemberdayaan masyarakat. Dengan
demikian, masyarakat akan lebih mudah menerima berbagai perubahan
dalam proses pemberdayaan.

b. Memberikan Pendampingan secara Berkelompok

Pelaksanaan pemberdayaan akan lebih efektif jika dilakukan dalam


sebuah kelompok. Pemberdayaan dalam sebuah kelompok dinilai lebih
efektif. Sebagai contoh, untuk melakukan pemberdayaan pemuda dalam
suatu dusun perlu mendatangi pemuda satu per satu.

c. Memberikan Pelatihan Khusus

Pihak pemberdaya perlu mengakomodasi usulan anggota


masyarakat yang meminta dilakukan pelatihan tertentu di luar program
pemberdayaan. Sebagai contoh, dalam pelatihan kekriyaan pemuda
karang taruna, terdapat beberapa pemuda yang menginginkan diberi
pelatihan pembuatan kerajinan tangan.

d. Mengangkat Kearifan Lokal

Tidak semua norma dan kebiasaan yang menjadi kearifan lokal


menghambat perubahan. Pihak pemberdaya perlu mengangkat kearifan-
kearifan lokal dalam upaya pemberdayaan komunitas. Sebagai contoh,
mengajarkan masyarakat membuat dan mengelola tambak ikan.

e. Memberikan Bantuan Sarana

Bantuan sarana berkebun seperti polybag dan tanaman dapat


mempercepat proses pemberdayaan masyarakat
Sarana merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Adapun wujud bantuan sarana
dari pihak pemberdaya di antaranya modal stimulan untuk menggerakkan
program yang telah disepakati, pengadaan peralatan yang digunkan
selama program berlangsung, bantuan hukum seperti pembebasan lahan,
atau bantuan perizininan seperti menggunakan bangunan dan fasilitas
umum.
f. Melaksanakan Pemberdayaan secara Bertahap

Adapun tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan sebagai berikut.

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan


masyarakat dalam rapat perencanaan pembangunan

Pada tahap perencanaan, pihak pemberdaya dapat menerapkan metode


PRA atau Participatory Rural Appraisal. PRA pada dasarnya merupakan
metode penelitian atau kajian untuk menggali potensi dan permasalahan
dalam masyarakat, serta merumuskan alternatif pengembangan dan
solusi permasalahan.

2) Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan atau disebut tahap kapasitasi biasanya dilakukan


dengan metode pendampingan serta diadakan kegiatan memfasilitasi
program pemberdayaan.
3) Evaluasi

Bentuk peran komunitas dalam evaluasi program pembangunan


antara lain memberikan masukan, saran, dan kritik bagi program
pembangunan yang telah berlangsung. Proses evaluasi dapat dilakukan
bersama masyarakat. Jika program pemberdayaan dirasa berhasil, tahap
berikutnya adalah terminasi, yaitu pengakhiran seluruh kegiatan termasuk
pendampingan, serta penyerahan tugas pendampingan kepada komunitas
tersebut.
BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Ragam pemberdayaan komunitas melalui kearifan lokal


1. Pemberdayaan kampung batuk taman sari di Yogyakarta
Batik merupakan budaya asli indonesia. Salah satu daerah yang
masih mengembangkan tradisi membatik berada di Yogyakartya, tepatnya
di kampung Taman Sari. Jaug sebelum menjadi tempat wisata,
perkampungan Taman sari semula adalah lokasi bagi istri Sultan
Yogyakarta membatik.
Melalui pengembangan teknologi informasi pada era globalisasi,
saat ini kampung tersebut semakin di kenal baik wisatawan dalam negeri
ataupun luar negeri. Banyaknya wisatawan yang datang mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya.

2. Pemberdayaan petani bakumpai di kabupaten barito kuala


Salah satu hal menarik dalam tradisi bertani petani bakumpai
adalah pemilihan lokasi pertanian dan sistem penanaman pada laham
pasang surut yang disebut tana. Dilihat dari segi geografis, lahan
pertanian petani bakumpai termasuk kategori rawa pasang surut tipe A,
yakni lahan yang selalu di rendam air baik pada saat pasang besar
maupun kecil.

3. Pemberdayaan Suku Bajo


Salah satu lokasi tempat tinggal suku bajo adalah di pesisir pantai
desa torosiaje, kecamatan popayato, kabupaten pohuwato, provinsi
dorontalo. suku bajo dikenal masih memegang teguh kwarifan lokal.
Kegiatan menanam kembali mangrove bertujuan agar warga terbiasa
melakukan reboisasi mangrove. Rusaknya ekosistem laut akan
berdampak pada menurunnya jumlah ikan sedangjan ikan merupakan
komoditas untama masyarakat suku bajo.

4. Pemberdayaan Masyarakat Kampung Naga


Kampung naga merupakan sebuah kampung adat di Jawa Barat
yang masih alami. Rumah serta bangunan yang terdapat di Kampung
Naga masih tradisional. Kampung Naga terletak di Desa Neglasari,
kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Kampung Naga masih memegang teguh adat tradisi nenek moyang
merek, dan menolak intervensi pihak luar yang ingin merusak kelestarian
kampung. Kampung Naga didirikan seiring dengan masa penyebaran
Islam oleh Sunan Gunung Jati, dan mayoritas penduduk Kampung Naga
adalah pemeluk agama Islam.
Masyarakat Kampung Naga membagi penggunaan lahan menjadi
tiga bagian sebagai berikut.
a. Kawasan suci, yaitu sebuah bukit kecil disebelah barat perkampungan
yang sering disebut hutan larangan. Hutan larangan berfungsi sebagai
pengontrol ekologis lingkungan di sekitar.
b. Kawasan bersih, yaitu kawasan yang bebas dari benda-benda yang
mengotori kampung baik sampah rumah tangga maupun hewan. Kawasan
ini dibatasi pagar bamboo.
c. Kawasan kotor, yaitu kawasan yang digunakan untuk kegiatan penunjang
kehidupan lainnya. Di area ini terdapat WC, kolam, dan kandang ternak.

Masyarakat menganggap segala sesuatau yang datangnya bukan dari


ajaran Kampung Naga dan sesuatu yang tidak dilakukan leluhur
merupakan sesuatu yang tabu. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang
ditolak oleh warga, salah satunya menolak masuknya listrik.
Pemerintah melalui Kemendikbud dan Pusat Pengembangan
Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) melakukan upaya
pemberdayaan di wilayah Kampung Naga. Tujuan program ini adalah
menekan jumlah buta huruf masyarakat. Dengan demikian, diharapkan
pendudukan Kampung Naga dapat memperoleh akses pendidikan
meskipun hidup dalam tradisi yang kuat.
Lingkungan asri dan kekhasan cara hidup penduduk Kampung Naga
diberdayakan dengan cara mengembangkan pariwisata di Kampung
Naga. Penetapan Kampung Naga sebagai objek wisata selain bertujuan
mengenalkan keragaman budaya di Jawa Barat, diharapkan dapat
menunjang perekonomian warga setempat dengan banyaknya wisatawan
yang berkunjungan.

5. Pemberdayaan Masyarakat Adat Deponsero Utara


“Hutan merupakan paru-paru dunia”. Anggapan tersebut tentu tidak
ber;lebihan mengingat hutan menjadi pemasok oksigen terbesar. Tapi
hutan beralih menjadi hutan produksi. Banyak penebangan liar, baik
dalam skala kecil maupun besar yang mengeksploitasi hutan secara
berlebihan. Keadaan ini disebabkan berbagai factor, salah satunya
kurangnya pengawasan kelestarian hutan.
Dikutip dari artikel dalam situs www.worldagroforestrycentre.org,
masyarakat Deponsero Utara telah mengenal sejumlah aturan adat yang
berlaku turun-temurun untuk melindungi kelestarian alam.ada sejumlah
area yang ditetapkan sebagai wilayah konservasi, kawasan perlindungan
untuk air, serta kawasan untuk dikelola guna memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
Masyarakat adat Deponsero Utara telah memberlakukan system
pemanfaatan lahan yang diatur menurut aturan adat. Kebiasaan
masyarakat Deponsero menanam pohon serta larangan segala bentuk
aktivitas penebangan di wilayah dekat sungai. Mereka meyakini bahwa
pohon berguna untuk menjaga kualitas air sekaligus mencegah erosi.
Tidak hanya itui masyarakat Deponsero Utara juga memiliki tempat-
tempat keramat yang dilindungi dan tertutup untuk aktivitas manusia
dalam bentuk apapun.

6. Pemberdayaan Masyarakat Badui


Suku Badui merupakan salah satu suku yang tinggal di Provinsi
Banten. Suku Badui dibagi menjadi dua, yaitu Badui Luar dan Badui
Dalam. Suku Badui Dalam cenderung menolak pengaruh dari luar,
sedangkan suku Badui Luar cenderung lebih membuka diri terhadap
pengaruh luar, termasuk menerima peralatan teknologi.
Suku Badui terkenal sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan
alam. Sebagai contoh, kebiaasan masyarakat Badui dalam menjada air
agar selalu jernih dan bersih sehingga bisa dimanfaatkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Upaya menjaga kebersihan sungai oleh suku Badui dilakukan dengan
cara membagi area dalam pemanfaatan sungai. Pembagian area sungai
merupakan sebuah konsep pelestarian sungai dengan memperhatikan
daya pulih area.
Upaya masyarakat Badui menjaga kelestarian lingkungan alam juga
terlihat dari cara mereka membangun rumah. Masyarakat Badui
menggunakan batu sebagai penopang tiang-tiang utama rumah yang
terbuat dari kayu.
Masyarakat Badui terkenal menjauhi barang-barang modern dalam
kehidupan mereka. Mereka lebih milih berjalan kaki untuk bepergian
tradisi masyarakat Badui yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-
hari menjadi cara ampuh menjaga kelestarian lingkungan.

7. Pemberdayaan Masyarakat Rawa Lebak


Rawa lebak adalah rawa yang bukan akumulasi air pasang, melainkan
limpasan air permukaan, baik di wilayah tersebut maupun wilayah
sekitarnya karena topografinya yang lebih rendah.
Beberapa penduduk memiliki mata pencaharian sebagai penangkap
ikan dan peternak itik atau kerbau rawa, bergerak disektor perdagangan,
kerajinan, serta jasa. Pada umumnya hampir seluruh penduduk rawa
lebak berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya lahan.
Pada awalnya daerah rawa lebak hanya dijadikan tempat tinggal
sementara bagi para penebang kayu dan pencari ikan. Namun semakin
lama komunitasnya semakin bertambah, sementara kayu kayu yang
ditebang semakin berkurang. Masyarakat rawa lebak qtidak berupaya
melawan alam, tetapi berusaha menyesuaikan diri dengan alam di
sekitarnya.
Usaha tanam padi yang dikembangkan di lahan rawa lebak sebagian
besar merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Dalam tradisi
petani Kalimantan, lahan rawa lebak yang ditanami padi pada musim
hujan disebut sawah barat. Jenis padi yang ditanam adalah padi surung.
Adapun lahan lebak yang ditanami padi pada musim kemarau disebut
sawah timur. Jenis padi yang ditanam adalah padi rintak.
Keberhasilan budi daya padi di lahan rawa lebak sangat bergantung
musim, khususnya pola hujan karena umumnya rawa lebak sering
mengalami banjir.
Adapun fenomena alam yang dimaksud sebagai berikut.
a. Apabila ikan-ikan mulai meninggalkan kawasan lahan rawa lebak menuju
sungai, pertanda akan datang musim kering. Gejala alam ini biasanya
terjadi pada bulan April dan Mei.
b. Apabila ketinggian air semakin menyusut, tetapi masih ada ikan saluang
yang bertahan, menunjukan bahwa lahan rawa lebak tidak kekeringan
c. Tingginya air pasang yang datang secara bertahap juga menjadi ciri yang
menentukan lamanya musim kering.

8. Pembedayaan Suku Laut


Dikutip dalam http://kebudayaanindonesia.net, sebagian besar mata
pencaharian masyarakat suku Laut adalah nelayan. Suku laut merupakan
salah satu suku yang mendiami peraran Riau, Bangka, dan Belitung. Suku
Laut memiliki pola hidup cenderung nomaden.
Warga suku Laut memercayai memancing pada tengah malam akan
mendapatkan ikan lebih mudah. Suku Laut suka berakulturasi karena
mereka lebih banyak hidup di laut. Suku Laut mengandalkan bintang
untuk menentukan arah perahu saat mencari ikan. Pengetahuan suku
Laut terhadap merupakan strategi mereka dalam menghadapi masalah-
masalah saat melaut.
Usaha pemberdayaan masyarakat suku Laut dilaksanakan oleh
pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan alat rumah tangga, alat
kerja, perahu mesin, mesin jahit, dan hewan ternak hingga membangun
perumahan, jalan lingkungan, serta rumah ibadah. Sayangnya, beberapa
warga suku Laut di antara mereka kerap kembali ke laut.

9. Pemberdayaan Komunitas Pemuda


Dalam masyarakat terdapat banyak komunitas pemuda yang dapat
diberdayakan. Berikut beberapa komunitas yang mampu berkontribusi
terhadap masyarakat.
a. Komunitas 1001 Buku
Komunitas 1001 Buku merupakan organisasi nirlaba, sebuah jaringan
relawan dan pengelola taman bacaan anak. Latar belakang pembentukan
komunitas ini muncul dari keprihatinan atas kurangnya ketersediaan akses
atas bahan bacaan bagi anak-anak Indonesia. Komunitas 1001 Buku
melakukan pengumpulan dan pendistribusian bahan bacaan anak serta
penguatan taman baca melalui saran pengembangan kresativitas anak
dari masyarakat. Anda dapat mencari informasi
melalui www.1001Buku.or.id
b. Komunitas jendela
Komunitas Jendela bergerak di bidang pendidikan anak, khususnya
untuk meningkatkan minat baca anak-anak. Basis Komunitas Jendela
berada di Kota Yogyakarta dan Jakarta.
c. Akademi Berbagi
Akademi Berbagi merupakan gerakan sosial nirlaba yang bertujuan
berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang bisa di aplikasikan
langsung sehingga para anggota bisa meningkatkan kompetensi di bidang
yang telah terpilih.
d. Save Street Child
Komunitas Save Street Child merupakan komunitas yang berupaya
menjadi wadah penggerak peduli terhadap permasalahan anak jalanan.
Kegiatan komunitas ini antara lain kampanye kepedulian tentang anak
jalanan. Keterangan lebih lanjut, mengenai komunitas ini dapat Anda
tentukan pada situs http://savestreetchild.org
Komunitas pemuda tersebut hanya sebagian kecil dari komunitas
inspiratif di Indonesia. Keberadaan komunitas pemuda membuktikan
bahwa pemuda Indonesia memiliki kepedulian terhadap lingkungan
sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai