Anda di halaman 1dari 4

Egylia Setia Hati

XII IPS 2 / 13

DISINTEGRASI YUGOSLAVIA

 LATAR BELAKANG

Yugoslavia merupakan negara yang dihuni beragam etnik budaya. Pada masa
Romawi Kuno, negara ini menjadi rebutan bagi Romawi Timur (Ortodoks) dan Romawi
Barat (Katolik). Selain itu, kawasan Yugoslavia pernah dikuasai oleh Turki Ottoman.

Pada 1946 berdiri Republik Rakyat Federal Yugoslavia yang terdiri atas beberapa
negara. Negara-negara tersebut yaitu Serbia, Montenegro, Slovenia, Kroasia, Bosnia-
Herzegovina, Makedonia serta dua daerah otonom khusus Kosovo dan Vojvodina.
Republik Rakyat Federal Yugoslavia beribu kota di Beograd.

Bersatunya negara-negara tersebut merupakan keputusan yang cukup berani,


hal ini mengingat negara-negara tersebut memiliki etnik yang beragam. Mereka telah
terbiasa dalam pergaulan dengan nasionalisme etnik masing-masing yang mereka
agungkan. Nasionalisme tersebut yang menyebabkan Yugoslavia mengalami
perpecahan (disintegrasi).
 PROSES DISINTEGRASI YUGOSLAVIA

Sejak 1991 Republik Federasi Yugoslavia diwarnai perang antaretnik. Perang


tersebut diawali perang antara Slovenia melawan pasukan Yugoslavia. Perang ini terjadi
karena Serbia berusaha mempertahankan keberadaan federasi Yugoslavia. Perang
antaretnik terbesar di Yugoslavia terjadi antara Serbia dan Bosnia. Perang ini tidak
hanya dilatarbelakangi oleh sentiment etnik, tetapi juga agama.

Pada Maret 1992 Republik Bosnia-Herzegovina mengadakan referendum dan


menghasilkan keputusan untuk merdeka. Akan tetapi, etnik Serbia di Bosnia-
Herzegovina menolak referendum tersebut dan meninginkan tetap bergabung dengan
federasi Yugoslavia.

Pada 6 April 1992 kelompok negara Eropa dan Amerika Serikat memberikan
pengakuan kedaulatan kepada Republik Slovenia, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina
tanpa menunggu terjadinya stabilitas politik di wilayah-wilayah tersebut. Republik
Serbia dan Republik Montenegro kemudian membentuk federasi Yugoslavia versi baru
dengan nama “Republik Federasi Yugoslavia” pada 27 April 1992. Republik ini dipimpin
oleh Presiden Slobodan Milosevic. Akan tetapi federasi baru ini tidak mendapatkan
pengakuan dari dunia internasional.

Konflik berkepanjangan di Yugoslavia menyebabkan disintegrasi Yugoslavia pada


awal decade 2000an. Disintegrasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor
diantaranya:
 Krisis antaretnik. Hal inilah yang menjadi penyebab paling kuat pecahnya
Yugoslavia. Krisis ini disebabkan karena karakter bangsa Balkan yang keras
sehingga sulit tercapainya persatuan di Yugoslavia.
Konflik Serbia-Bosnia (1992-1995) menewaskan 8000 warga sipil. Hal ini
disebabkan karena sepeninggalan presiden Joseph Broz Tito setiap etnik di
Yugoslavia berupaya memerdekakan diri. Hal ini terjadi karena sentiment antar
etnik sangat tinggi.

 Krisis Ekonomi. Pada 1980an Yugoslavia dilanda krisis ekonomi. Saat itu presiden
Joseph Broz Tito menerapkan system ekonomi pasar (system ekonomi swakelola).
Yang mana inti dari system ini adalah tidak menginginkan adanya pengangguran
dalam setiap negara. Prinsip “semua harus kerja” menciptakan ekonomi tidak
efisien. Karena semua perusahaan dipaksa untuk menampung buruh sebanyak
mungkin, tanpa memperhitungkan jumlah yang harus dikeluarkan untuk
membayar upah buruh. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa system tersebut
dikuasai buruh yang artinya perusahaan adalah milik buruh, sehingga buruh
bekerja seenaknya sendiri yang kemudian menyebabkan produksi dengan kualitas
rendah yang tidak laku di pasaran.

 Krisis Kepemimpinan. Presiden Joseph Broz Tito merupakan tokoh sentral dibalik
bersatunya negara-negara Slavia. Pada masa kepemimpinan Broz Tito, Yugoslavia
berhasil tumbuh menjadi negara yang kuat. Selain itu Presiden Joseph Broz Tito berhasil
membangun semangat nasionalisme Yugoslavia atas semangat keetnikan. Akan tetapi,
sepeninggalan Presiden Joseph Broz Tito, Yugoslavia kehilangan sosok pemimpin yang
memperjuangkan kepentingan rakyat. Sementara itu, penggantinya yaitu Presiden
Slobodan Milosevic dinilai tidak mampu memimpin Yogoslavia dengan baik.

 Pengaruh Politik dari Uni Soviet. Perpecahan Uni Soviet mendorong bangsa-bangsa di
Yugoslavia untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, gerakan glasnost dan perestroika
di Uni Soviet mencitakan rasa nasionalisme bagi negara bagian Yugoslavia. Tiap-tiap
negara bagian merasa memiliki keyakinan dan sistem politik berbeda dan ingin
mendirikan keyakinan tersebut di atas tanah mereka sendiri yang terbebas dari pengaruh
politik Yugoslavia.

 DAMPAK DISINTEGRASI YUGOSLAVIA


Konflik antaretnik, krisis ekonomi, dan ketidakstabilan politik yang terjadi di
Yugoslavia berakhir dengan disintegrasi. Satu per satu negara federasi Yugoslavia
memilih lepas dari Yugoslavia dan memilih memerdekakan diri. Negara-negara baru
yang terbentuk dari perpecahan Yugoslavia yaitu:
1. Kroasia
2. Slovenia
3. Boznia Herzegovina
4. Makedonia
5. Montenegro
6. Serbia
7. Kosovo

Konflik antar etnik yang terjadi di Yugoslavia memberikan pelajaran berharga


bagi bangsa Indonesia. Perbedaan etnik, budaya, bahasa di Indonesia seharusnya
dijadikan kekuatan untuk selalu bersyukur, bersatu, dan menghargai satu sama lain.
Sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya kita semua menjunjung tinggi rasa
cinta damai dan saling menghargai untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai