Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 3

1. ARJUNA DESTADUPA
2. AZHAR ELHAQ PRATAMA
3. CHERDY PRASETYA
4. DANIA AUDYSTI

KASUS BANGLADESH
 Kasus Bangladesh
Sebelum mendeklarasikan kemerdekaan dari Pakistan pada 26 Maret 1971,
Bangladesh adalah bagian dari negara Pakistan. sebutan untuk wilayah tersebut
sebelum tahun 1971 adalah Pakistan Timur. deklarasi kemerdekaan ini ditentang oleh
Pakistan yang berujung perang antara kedua negara pada 26 Maret - 16 Desember
1971.Dengan dukungan dari india, Bangladesh berhasil mempertahankan
kemerdekaan dengan presiden pertama Syekh Mujibur Rahman (1971-1975).Pada
masa awal kemerdekaan, Bangladesh menghadapi masalah internal, yaitu
pemberontakan dari suku minoritas Jumma atau orang Jumma, yang bermungkim di
sepanjang jalur bukit Chittagong, Bangladesh bagian tenggara.
Konflik jalur Chittagong adalah konflik politik disertai perjuangan bersenjata antara
pemerintah Bangladesh dan Parbatya Chattagram lana Sanghati Samiti (PCJSS) dan
sayap bersenjatanya Shanti Bahini. Secara garis besar ada 13 kelompok etnis
aslinyang mendiami jalur bukit Chittagong yang secara kolektif disebut orang
Jumma.Kelompok etnis terbesar adalah Chakma, Marma, dan Tripura.Sebagian besar
orang Jumma menganut agama Buddha diikuti agama Hindu, Kristen dan
Animis.Jumlah mereka diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa atau 0,5% penduduk
Bangladesh mayoritas beragama islam.
Pada 1860, Inggris secara resmi menganeksasi wilayah JBC dan membentuk
kabupaten atau distrik tunggal di JBC, yaitu kabupaten JBC.Inggris mengeluarkan
CHT regulation 1900, sebuah peraturan yang dibuat untuk melindungi hak-hak dan
kepentingan suku asli JBC serta melestarikan budaya mereka.Pada saat india dibagi
menjadi India dan Pakistan pada 1947, yang dikenal dengan Partition of India,
Penduduk JBC ingin menjadi bagian dari India karena alasan kedekatan budaya.

 Konflik Antara JBC dan Pemerintah Bangladesh


Pada 1972, Penduduk orang Jumma mendirikan Parbatya Chattagram Jana Sanghati
Samiti (PCJSS) atau partai bersatu JBC. Gerakan ini dibentuk sebagai reaksi atas
diabaikannya hak-hak pribumi dalam konstitusi baru Bangladesh (1971). Sebagai
balasannya, presiden yang baru Ziaur Rahman (1977-1981) menambah jumlah
pasulan di JBC dan aktif mendukung migrasi kaum etnis Benggala ke wilayah orang
Jumma. Pada Maret 1989, pemerintah Bangladesh mengesahkan 4 Undang-Undang
untuk menyelesaikan konflik, salah satunya memberikan otonomi terbatas bagi 3
kabupaten, yaitu Rangamati, Khagrachari, dan Bandarban.
Pada 1994, Pemerintah mengumumkan beberapa langkah untuk merepatriasi
pengungsi JBC di India serta memperpanjangj jangka waktu berlakunya amnesti
sampai 30 Juni 1994. Para pengungsi dijanjikan uang, makanan, pinjaman lunak,
pekerjaan tapi faktanya janji tersebut belum terealisasikan. Kegagalan pemerintah
melindungi orang Jumma dari serangan penduduk etnis Benggala didokumentasikan
oleh Amnesty International dalam laporannya berjudul Pushed to The Edge-
Indigenous Right Denied in Bangladesh’s Chittagong Hili Tracts.

Pada Agustus 1991, JBC masuk dalam organisasi PBB yang disebut dengan THE
UNREPRESENTED NATION AND PEOPLE ORGANIZATION (UNPO). UNPO
merupakan suatu organisasi internasional yang demokratis, yangt terdiri atas
penduduk asli, kelompok minoritas, negara berdaulat. UNPO bertujuan melindungi
HAM dan hak budaya dari anggotanya, menjaga lingkungan mereka dan memastikan
adanya solusi tanpa kekerasan.Beberapa bekas anggota UNPO, Seperti Armenia,
Estonia, Latvia, dan Georgia kini menjadi negara merdeka dan bergabung menjadi
anggota PBB.
Pada 2 Desember 1997, PCJSS yang meeakili penduduk asli JBC dan pemerintah
Bangladesh menandatangani perjanjiam damai JBC. Inti perjanjiam pemerintah
adalah pemerintah mengakui otonomi khusus dan kekhasan identitas budaya orang
Jumma dengan diberi status istimewa.Perjanjian juga menyepakati demiliterasi
wilayah Chittagong dan pembentukan dewan regional JBC, yang terdiri atas wakil
pemerintah dari 3 kabupaten yang membentuk JBC (Khagrachari, Rangamati,
Bandarban) serta wakil-wakil suku (Chakma, Marma, Tripura, Murang, dan
Tanchangya) .

 Tanggung Jawab dan Wewenang Dewan Regional


1. Bertanggung jawab menjamin keamanan dan ketertiban
2. Memelihara keadilan sosial
3. Mempertahankan aturan-aturan tradisional penduduk asli
4. Mengawasi pemerintahan secara umum
5. Mengoordinasi dan mengatur bantuan pasca bencana
6. Mengeluarkan izin untuk industri besar
7. Mengawasi proyek pembangunan

Anda mungkin juga menyukai