Anda di halaman 1dari 5

KONFLIK CEKOSLOWAKIA Charles Prawiro 12S4/7

Nama "Cekoslowakia" diambil dari dua etnis setempat yaitu etnis Ceko/Bohemia yang berada di
sebelah barat dan etnis Slovak yang mendominasi wilayah timur. Dan beribukotakan di Praha
yang sekarang menjadi ibukota Ceko. Sebelum menjadi negara merdeka, wilayah Cekoslowakia
menjadi negara tempat membuat senjata dan menjadi gudang senjata setelah Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Seiring perjalanannya sebagai sebuah negara, di tahun 1948-1989,
Cekoslowakia-pun menjadi republik yang berpaham komunis.

Latar belakang perpecahan :


Selain memiliki paham komunis, Cekoslowakia melakukan politik tangan besi (menggambarkan
rezim kepemimpinan yang keras dan kejam) hanya kepada pihak-pihak yang dianggap
membahayakan kepentingan pemerintah. Agama berada di bawah kendali pemerintah, ditambah
penangkapan pihak-pihak yang dianggap antipemerintah. Meski awalnya merupakan negara
yang maju, lama-kelamaan Cekoslowakia mengalami kemunduran karena sistem ekonomi yang
terpusat. Hal ini mendorong timbulnya gagasan dan tuntutan kepada pemerintah untuk
melakukan reformasi. Salah satunya dari Alexander Dubček.

(Alexander Dubček)
Pada tahun 1968, Dubcek yang proreformasi terpilih menjadi sekretaris tertinggi partai komunis.
Ada beberapa kebijakan yang diberlakukan Dubcek. Salah satunya adalah melonggarkan
pengawasan terhadap media. Periode reformasi ini sering disebut dengan nama "Musim Semi
Praha" (Prague Spring; Prazske Jaro) yang berlangsung pada tanggal 5 Januari 1968-21 Agustus
1968. Hal-hal yang dilakukan oleh Dubcek ternyata mengundang rasa tidak suka dari Uni Soviet,
karena pendukung ideologinya berkurang. Uni Soviet akhirnya menginvasi Cekoslovakia
bersama beberapa negara lainnya pada tanggal 21 Agustus 1968.
Pasca invasi yang dilakukan oleh Uni Soviet, pasukan Uni Soviet masih ditempatkan di
Cekoslowakia guna mengawasi pergerakan Cekoslowakia. Dubcek yang menjadi kepala negara
tidak bebas untuk melakukan sesuatu dan akhirnya mundur pada 1969. Kepemimpinannya
digantikan oleh Gustáv Husák yang prokomunis. Di tahun ini juga, sistem administrasi
Cekoslowakia dimodifikasi menjadi sistem federal yang terdiri menjadi dua negara federasi
(bagian) yaitu Republik Sosialis Ceko dan Republik Sosialis Slovakia.
(Gustáv Husák)
Pada 1989, terjadi demonstrasi yang disusul tekanan dari rakyat untuk melakukan reformasi
politik. Sadar apabila dengan melawan demonstran hanya akan memantik permasalahan yang
lebih besar, pemerintah Cekoslowakia akhirnya melunak dan mengizinkan pembentukan
pemerintahan koalisi dengan kubu oposisi nonkomunis.

Terbentuknya pemerintahan koalisi kemudian diikuti dengan naiknya Václav Havel sebagai
presiden dari Cekoslowakia pada bulan Desember 1989. Periode dari komunis ke demokratis ini
kemudian dikenal dengan nama Revolusi Beludru atau dikenal juga dengan Revolusi Velvet
yang terjadi pada 17 November-29 Desember 1989.

(Václav Havel)
Pada tahun 1990, Cekoslowakia menjalani pemilu multipartai untuk pertama kalinya dan
membawa Havel kembali terpilih sebagai presiden. Sistem ekonomi terpusat a la komunis tak
lagi dijalankan, dan perusahaan swasta bermunculan. Media diberi hak seluas-luasnya dalam hal
pemberitaan. Embel-embel "sosialis" dalam nama negara dihilangkan.
Revolusi ini ternyata menimbulkan perdebatan di dalam parlemen Ceko dan Slowakia. Hingga
akhirnya pada 1 Januari 1993, kedua negara memutuskan untuk pecah (berdiri sendiri-sendiri).
Di samping Revolusi Beludru, penyebab lainnya adalah perpecahan dalam anggota parlemen
karena ada yang mendukung adanya desentralisasi (pemusatan) dan ada yang tidak setuju.
Akibat pusat pemerintahan yang berada di Kota Praha, anggota parlemen dari wilayah Slovakia
tidak setuju karena dianggap tidak adil bagi wilayahnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan perpisahan cekoslowakia antara lain :
1. Adanya perbedaan kondisi masyarakat dan infrastruktur ke-2 negara
2. Ceko menganggap Slovakia menjadi Beban, dan Slovakia merasa di anaktirikan
3. Sistem komunis tumbang, dank e-2 negara sepakat akan menjadi mudah untuk
berkembang jika berpisah.
Penyelesaian konflik :
Penyelesaian konflik Cekoslowakia tidak lepas dari adanya Revolusi Velvet atau dikenal pula
dengan Revolusi Beludru (tenang). Di dalam revolusi ini, menyebabkan terjadinya demonstrasi
besar-besaran secara damai untuk membuat negara ini menjadi berhaluan demokratis, yang
semula negara ini menggunakan partai tunggal dan berhaluan komunisme.
Di samping itu, revolusi ini berdampak pada perdebatan antara parlemen Ceko dan Slowakia,
yang semakin memperlebar menjadi pecahnya kedua negara.
Dampak lain dari Konflik Cekoslowakia adalah dengan dilakukannya sistem multipartai di
Cekoslowakia. Komunisme semakin lama tidak berlaku lagi di Cekoslowakia pada masa itu.
Kesimpulan yang didapat adalah penyelesaian konflik Cekoslowakia adalah:
1. Membagi wilayah Cekoslowakia menjadi dua negara, yakni negara ceko dan negara
Slowakia
2. Melakukan pemilu multipartai yang kemudian dimenangkan oleh haluan liberalisme.
Sehingga terjadilah kebebasan perusahan swasta untuk berkembang di negara Ceko dan
Slowakia
3. Yang paling penting adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik
Cekoslowakia dengan cara dilakukannya Revolusi Velvet atau Beludru, yang kemudian
membawa terjadinya penyelesaian konflik Cekoslowakia itu sendiri.
Dampak :
1. Adanya Perbedaan budaya

Suku Bohemia atau Ceko yang tinggal di bagian barat memiliki pola pikir yang lebih
sekuler dan liberal. Sedangkan masyarakat Slowakia mayoritas masih menjunjung tinggi
agama atau religius serta konservatif. Tidak hanya itu saja, dari segi infrastruktur wilayah
Ceko lebih menganut konsep industri sedangkan di sisi Slowakia sebagian besar masih
berupa lahan untuk pertanian.

2. Perbedaan Pendapat atau Opini

Terdapat pendapat di Ceko yang mengatakan jika Slowakia adalah daerah yang
memberikan beban terhadap anggaran negara. Sedangkan di sisi Slowakia berpendapat
bahwa wilayah mereka kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dalam hal
pembangunan nasional.

3. Sistem Pemerintahan

Banyak pihak dari parlemen yang mendukung adanya sistem desentralisasi ada pula yang
menentang sistem pemerintahan desentralisasi.

4. Kemudahan Dalam Mengembangkan Wilayah

Saat rezim komunis yang sentralik dan otoriter berakhir kedua belah pihak menganggap
jika mereka lebih mudah dalam hal memajukan dan mengembangkan daerah mereka jika
dilakukan secara terpisah.

Pada tahun 1992, dilakukanlah sebuah pertemuan antara pihak Ceko yang diwakilkan
oleh Václav Klaus dengan perwakilan dari Slowakia yaitu Vladmir Mečia untuk
melakukan negosiasi membahas permasalahan yang timbul akibat perbedaan pendapat
antara Ceko dan Slowakia.

Permasalahan yang dibahas yakni mengenai keinginan dari pihak Slowakia (tempat para
anggota parlemen) untuk dilakukan desentralisasi, akan tetapi dari pihak Ceko tidak
setuju dan cenderung memilih Praha sebagai pusat pemerintahan. Tidak hanya itu saja,
dari kedua belah pihak juga tercipta persaingan dalam pengembangan industri senjata
sehingga Slowakia memutuskan untuk memisahkan diri dari Ceko agar tercipta
persaingan yang sehat di bidang industri senjata.

Keinginan pemisahan diri dari kedua belah pihak semakin kuat. Hingga pada akhirnya
pada tanggal 25 November 1992 disahkan sebuah Konstitusi UU 542 yang memecahkan
Cekoslowakia menjadi dua yakni Republik Ceko dan Republik Slowakia yang berlaku
pada tanggal 1 Januari 1993.
Dampak Perpecahan :
1. Pembagian Wilayah Kekuasaan
2. Pembagian Properti Negara
3. Pembagian Arsip Negara
4. Penetapan Mata Uang
5. Penetapan Status Kewarganegaraan Penduduk
6. Penetuan Bendera dan Lambang Negara
7. Pendaftaran Kembali Menjadi Anggota PBB

Daftar Pustaka:
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-perpecahan-cekoslowakia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/144016869/revolusi-beludru-dan-runtuhnya-
cekoslovakia
https://www.ruangguru.com/blog/peristiwa-kontemporer-dunia-perpecahan-cekoslovakia
https://cerdika.com/pecahnya-slovakia/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/latar-belakang-munculnya-cekoslovakia-8989/

Anda mungkin juga menyukai