Disusun Oleh :
Kelompok 1:
1. Windi Natalia
5. Muna Rosida L
6. Sifa Urrohmah
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah mengenai Perpecahan Uni Soviet.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan guru dan semua pihak yang
telah membantu kami semua sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini, maka kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada guru dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi susunan kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan
makalah yang baik dan benar.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................................
D. Manfaat........................................................................................................................................
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................................
B. SARAN ........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu Negara adidaya yang pernah ada dari 1917-1991, Uni Soviet adalah Negara
terbesar dan tertua yang berbasis Komunis yang pernah ada. Uni Soviet juga pernah berjasa
atas Indonesia, semasa pemerintahan Soekarno berkuasa. Indonesia sempat meminta bantuan
Amerika Serikat untuk mengusir Belanda dari Irian Barat namun gagal. Hingga akhirnya
Indonesia berhasil membuat perjanjian jual beli senjata dengan Uni Soviet dan berhasil
merebut kembali Irian Barat. Pada awalnya mereka hanya terdiri atas empat negara
Republik Sosialis Soviet, Uni Soviet berkembang menjadi 15 negara atau "uni republik" pada
tahun 1956, yaitu: Armenia, Azerbaijan, Byelorusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan,
Latvia, Lituania, Moldavia, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina dan Uzbekistan.
Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur terlibat dalam Perang Dingin, yaitu
perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan melawan Amerika
Serikat dan sekutu-sekutunya di Blok Barat. Pada akhirnya, Uni Soviet mengalami kekalahan
dalam hal ekonomi serta politik dalam dan luar negeri. Pada akhir tahun 1980-an, pemimpin
Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang
dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di
Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember 1991setelah
gagalnya percobaan kudeta pada bulan Agustus sebelumnya. Hak dan kewajiban negara ini
kemudian dilanjutkan oleh Federasi Rusia. Dari berbagai permasalahan di atas, dalam
makalah ini kami akan mengulas lebih dalam mengenai proses berdirinya Uni Soviet hingga
proses runtuhnya negara tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas makalah mata
pelajaran Sejarah. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk megetahui proses
perpecahan Uni Soviet dan menjelaskan faktor - faktor apa saja yang dapat melatar belakangi
runtuhnya uni soviet.
D. Manfaat Penulisan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Awal terbentuknya Uni Soviet
Uni Soviet mulai dibentuk sejak meletusnya Revolusi Rusia pada 25 Oktober 1917. Revolusi
Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II yang despotis dan korup.
Revolusi digerakkan kaum Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah pimpinan Vladimir
Ilyich Lenin.
Uni Soviet secara resmi didirikan pada bulan Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSS
Ukraina, RSS Byelorusia, dan RSFS Transkaukasia yang masing-masing dipimpin oleh Partai
Bolshevik setempat. Lenin ditunjuk sebagai Pemimpin Uni Soviet yang pertama. Walaupun Uni
Soviet didirikan sebagai federasi, sebutan "Soviet Rusia" – yang sebenarnya hanya berlaku bagi
RSFS Rusia – sering kali disalahgunakan untuk menyebut Uni Soviet secara keseluruhan oleh
penulis dan politisi non-Soviet.
Setelah berhasil merebut tampuk kekuasaan, sejak tahun 1922 Lenin mulai mengembangkan
teritorial negara ke wilayah sekitarnya. la kemudian membentuk federasi dengan nama Uni
Soviet. Mulai 30 Desember 1922, federasi ini terdiri dari 15 negara bagian, yaitu Rusia,
Armenia, Azerbaijan, Belorusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgisia, Latvia Lithuania,
Moldovia, Tadjikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
Pada tahun 1924 Lenin meninggal dan digantikan Joseph Stalin. Semasa tampil di panggung
kekuasaan, Stalin sering menindas dan melenyapkan semua saingan politiknya. Tidak tanggung-
tanggung, tokoh sekaliber Leon Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan
dibunuhnya. Tatkala Stalin mampu mengukuhkan kekuasaannya, pada tahun 1952 Partai Uni
Serikat Komunis (PUSK) diubahnya dengan nama baru Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). la
menjabat Sekretaris Jenderal PKUS sampai tahun 1953. Berkat kepiawaian politik, ia menjadi
diktator yang mampu mengantarkan Uni Soviet menjadi negara komunis terkuat di dunia.Upaya
Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis memang membawa harapan, tetapi tidak dapat
dikendalikan sehingga mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup dengan
pembubaran Uni Soviet. Kebijakan perestroika dan glasnost yang mulanya dimaksudkan sebagai
alat untuk merangsang perekonomian Uni Soviet malah menimbulkan akibat-akibat yang tak
diharapkan.
Uni Republik Sosialis Soviet
1922–1991
Sepeninggal Stalin, jabatan sekjen partai dipegang oleh Nikitaj Khuschev sampai tahun 1964.
Kemudian beralih kepada Leonid Brezhnev yang berkuasa cukup lama, yaitu dari tahun 1964
sampai 1982. Pada saat Uni Soviet di bawah kendalinya, negara mengalami kemerosotan di
segala bidang. Tingkat pertumbuhan ekonomi menurun drastis, korupsi merajalela, produk
pertanian kurang variatif, sektor jasa berjalan payah, dan berbagai kemunduran lainnya.
Penerus pemerintahan Uni Soviet harus mewarisi kerusakan dan kemacetan ekonomi dari
Brezhnev. Jabatan Sekjen PKUS berturut-turut beralih dari Yuri Andropov (1982-1984), ke
Konstantin Chernenko (1984-1985), sampai akhirnya dijabat oleh Mikhail Gorbachev sejak 11
Maret 1985. Mikhail Gorbachev menyadari bahwa penerapan marxisme telah menyeret negara
ke ambang kemunduran. Sistem politik yang dijalankan itu ternyata gagal membawa Uni Soviet
ke dalam kehidupan yang makmur seperti di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, sejak berkuasa, Gorbachev menghadapi tantangan kemacetan ekonomi yang
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. la ingin memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet
melalui suatu reformasi.
Melalui reformasi politik dan ekonomi, Gorbachev berusaha membawa Uni Soviet kepada
kehidupan yang lebih baik. Sejak diterapkan ide pembaharuan, tumbuh suatu suasana yang
makin hidup di Uni Soviet. Akan tetapi di lain pihak, kebijakan Gorbachev menimbulkan
dampak yang tidak diduga sebelumnya. Pertentangan sosial dalam masyarakat muncul. Bahkan
di era reformasi itu lahir kelompok-kelompok masyarakat yang satu sama lainnya bersaing
memperebutkan pengaruh dan kekuasaan, yaitu kelompok moderat, konservatif, dan radikal.
1. Kelompok moderat, yakni kelompok yang menyetujui reformasi tetapi tetap menjalankan
komunisme yang disempurnakan.
2. Kelompok konservatif, yakni kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme.
3. Kelompok radikal, yakni kelompok yang mendukung reformasi, tetapi ingin
meninggalkan komunisme.
Pada tanggal 19 Agustus 1991 kelompok konservatif di bawah pimpinan Wakil Presiden
Gennadi Yanayev melancarkan kudeta terhadap Gorbachev. Akan tetapi usaha perebutan
kekuasaan ini dapat digagalkan Boris Yeltsin, pemimpin kelompok radikal. Gorbachev dapat
diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.
Gorbachev memang selamat dari kudeta, tetapi ia menghadapi kesulitan ekonomi dalam negeri
yang makin parah. Selain itu, kelompok militer mulai terpecah-pecah dan negara-negara bagian
semakin banyak yang menuntut kemerdekaan. Pada saat itulah seakan-akan timbul kekosongan
pimpinan pusat dan negara berada dalam vacuum of power. Apalagi hal ini kemudian disusul
dengan pernyataan pengunduran diri Gorbachev sebagai Sekjen PKUS dan sekaligus
mengeluarkan dekrit pembubaran PKUS pada 24 Agustus 1991.
Sehari sesudah peristiwa itu, Boris Yeltsin mengambil alih kekuasaan. Sayang sekali tindakan
Boris Yeltsin tidak didukung semua negara bagian di Uni Soviet. Mereka malahan dengan
leluasa dapat melepaskan diri dari Uni Soviet. Akibatnya, runtuhlah negara adidaya yang telah
dibangun dengan susah payah itu. Secara resmi, pembubaran Uni Soviet berlangsung pada 8
Desember 1991. Bendera Uni Soviet diturunkan dan dikibarkanlah bendera Rusia. Selanjutnya,
negara-negara bekas Uni Soviet mengikat diri dalam organisasi Commonwealth of Independent
States (CIS) di bawah pimpinan Rusia.
Ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet.
1. Sistem marxisme-komunisme ternyata tidak memiliki kontrol efektif terhadap bidang
politik dan ekonomi.
2. Marxisme-komunisme tidak memiliki kelenturan dalam menghadapi perubahan.
3. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah memberi peluang
kepada negara-negara bagian untuk melepaskan diri dari Georgia
4. iet.
5. Sistem ekonomi pasar telah mengundang masuknya liberalisme dan kapitalisme yang
bertentangan dengan komunisme.
6. Kaum buruh yang merupakan andalan marxisme-komunisme ternyata lebih memihak
kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunis yang
tidak mengakui hak individu.
Uni Soviet mengalami penguatan otoritas yang cukup berarti setelah Perang Dunia II. Kerjasama
diplomatik dengan 52 negara terbentuk pada saat itu. Uni Soviet pun turut serta dalam
Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas nasib negara-negara bekas sekutu Jerman seperti
Italia, Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Finlandia. Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga
memprakarsai berdirinya PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya.
Ketegangan antara blok timur yang dipimpin Uni Soviet dan blok barat dipimpin oleh Amerika,
mulai mereda ketika Mikhail Gorbachev (1985-1991) mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan
secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Gorbachev berbeda dengan penguasa-
penguasa Uni Soviet sebelumnya, pada tahun 1987 ia berkunjung ke AS untuk mendekatkan
keduanya kedalam sebuah forum dialog. Bahkan pada tahun 1988, Persetujuan Genewa dicapai
dan pada 15 Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet telah mundur dari Afganistan.
Komitmen Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet tidak menghanyutkan diri dan mengambil
sikap lebih netral dalam Perang Teluk tahun 1990-1991. Bahkan bantuan untuk Kuba yang telah
diberikan selama 30 tahun pun dihentikan pada tahun 1991 oleh Gorbachev. Namun kebebasan
dan keterbukaan yang dicanangkan oleh Gorbachev menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh
komunis dalam negeri. Puncaknya terjadi pada Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi oleh
Marsekal Dimitri Yazow (Menteri Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan
Boris Pugo (Menteri Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat
perlawanan dan penolakan dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin dan Unit
Militer Uni Soviet. Sebagai akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova
memisahkan diri dari Uni Soviet. Latvia, Listhuania dan Estonia sendiri berhasil memperoleh
kemerdekaan dari Uni Soviet pada tanggal 6 September 1991.
Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir
1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah menjadi
beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of
Independent State/CIS)
1. Negara-negara Baltik
Estonia
Latvia
2. Eropa Timur
Belarus
Hari Kemerdekaan : 25 Agustus 1991
Ibukota : Minsk
Presiden : Alexander Lukashenko
Mayoritas agama : ortodoks
Moldova
5. Rusia
Rusia
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uni Soviet adalah sebuah negara adidaya yang lahir oleh karena adanya
ketidakpuasan rakyat akan sifat pemerintahannnya yang bersifat despotik. Pemerintahan
ketika itu bersikap sewenang-wenang dan terjadi banyak korupsi ketika itu. Akhirnya
muncullah Revolusi Rusia yang didasari oleh ideologi komunisme dan marxisme, yang
bertujuan untuk menghilangkan hak-hak individu dan menyamaratakan semua
kepemilikan seluruh rakyat demi kepentingan negara. Tidak ada istilah kepemilikan
pribadi, yang ada hanyalah kepemilikan negara. Namu siapa yang menyangka
ternyata sistem pemerintahan yang seperti inipun tidak berlaku secara efektif untuk
memerintah Uni Soviet. Ideologi Marxisme dan Komunisme dinilai tidak memiliki
kelenturan sehingga tidak dapat beradaptasi dengan kemajuan jaman. Sistem
pemerintahan yang seperti ini justru membawa Uni Soviet menuju ambang kemunduran.
Oleh karena itulah, rakyat yang tidak puas akhirnya menuntut agar kebebasan
dikembalikan, dan Uni Soviet pun dihancurkan, diganti dengan Rusia. Sistem komunis
dan Marxis telah gagal diterapkan di kehidupan pemerintahan Uni Soviet.
B. Saran
Saran yang merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah dikaji,AS sudah
selayaknya menjadi "polisi dunia" karena kemenangan ideologi yang dikibarkannya. Arogansi
duo Bush yang ingin menguasai suplai minyak dunia di Timur Tengah dengan mengobarkan
Perang Teluk I dan II merupakan tindakan yang kompatibel dengan tesis Fukuyama
tersebut.Selama hampir dua dekade, lembaga-lembaga internasional, termasuk Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tak mampu menahan tindakan-tindakan sepihak
Amerika untuk menghancurkan pemerintah-pemerintah yang tak dikuasainya. Amerika adalah
polisi dan penguasa dunia yang tak ada tandingannya. Ketika Bush menyatakan follow me or
against me, tak ada satu pun negara di dunia yang memprotesnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ayodonk.blogspot.com/2011/04/sejarah-runtuh-nya-uni-soviet.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Uni-Soviet
http://sejarah.kompasiana.com/2012/12/26/mengenang-uni-sovyet-negara-adi-kuasa--
519340.html
http://news.liputan6.com/read/2519084/kirim-tentara-ke-ukraina-putin-niat-bentuk-reinkarnasi-
uni-soviet
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Negara-negara_bekas_Uni_Soviet