Anda di halaman 1dari 4

Sejarah PPKI

Setelah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia/Dokuritsu Junbii


Chosakai) dibubarkan oleh pemerintah Jepang, pada tanggal 7 Agustus 1945 sebagai gantinya
dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang, Dokuritsu Junbi
Iinkai. Pembubaran BPUPKI disebabkan karena BPUPKI dianggap terlalu cepat dalam memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta dengan jumlah
anggota sebanyak 21 orang yang terdiri atas 12 orang asal jawa, 3 orang asal sumatera, 2 orang asal
Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku dan
terakhir 1 orang etnis Tionghoa.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga tokoh penting PPKI yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta dan
Radjiman Wedyodiningrat, dipanggil ke Dalat, Vietnam untuk mendengarkan instruksi Jepang terhadap
langkah PPKI selanjutnya. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauci mengatakan bahwa
pengumuman kemerdekaan Indonesia dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1945 dengan wilayah
yang meliputi bekas Hindia Belanda dahulu. Pada tanggal 15 Agustus 1945, jepang menyerah kepada
sekutu dan menyuruh jepang mempertahankan status quo. Karena peritiwa tersebut seakan-akan
memupuskan harapan untuk memerdekakan Indonesia.

Pada 16 Agustus 1945, terjadi peristiwa rengasdengklok dimana terjadi perbedaan pendapat
antaran golongan tua dan golongan muda mengenai waktu dan tempat dilaksanakannya proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamirkan
secepat mungkin sedangkan golongan tua ingin menunda dan memusyawarahkan hal tersebut dengan
anggota PPKI yang lain. Karena desakan tersebut, golongan muda yaitu Adam Malik dan Chairul Saleh
menculik Soekarno dan Moh. Hatta dan mereka dibawa ke Rengasdengklok, Karawang pada pukul 04.30
WIB.

Semula pembacaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta akan dilakukan pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong.
Naskah teks proklamasi sudah dibuat dan bendera merah putih juga sudah dikibarkan para pejuang
Rengasdengklok pada hari sebelumnya, Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka telah berpikir keesokan
harinya Indonesia akan merdeka.

Kunto dan Achmad Soebardjo yang tidak mendapat kabar dari Jakarta, memutuskan ke
Rangasdengklok untuk menjemput Ir. Soekarno dan Moh. Hatta berangkat ke Jakarta untuk
membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan
tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, 17 Agustus 1945 dilakukan upacara pembacaan proklamasi dengan teks
proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang
diambil dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Proklamasi diperdengarkan kepada ribuan bangsa Indonesia secara rahasia melalui siaran oleh pegawai
radio menggunakan pemancar yang dikontrol.

Tujuan PPKI

Tujuan dibentuknya PPKI secara umum yaitu untuk melanjutkan tugas BPUPKI dengan tujuan
utama menyegerakan proklamasi kemerdekaan dan juga melakukan tata negara serta membuat struktur
kenegaraan.

Tugas PPKI

Secara umum, tugas PPKI diantaranya yaitu: Mempersiapkan Kemedekaan Indonesia

Tujuan utama dibentuknya PPKI yaitu untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan
kemerdekaan Indonesia mulai dari waktu dan tempat pembacaan teks proklamasi, persiapan anggota
hingga menyusun struktur negara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Mengesahkan Undang-Undang Dasar

Dalam suatu negara tentunya harus memiliki konstitusi yang mengatur segala hal yang berkaitan
dengan negara. Dalam hal ini, tugas PPKI meliputi membuat, menyusun dan mengesahkan undang-
undang dasar negara Indonesia.

Memilih dan Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh.Hatta sebagai wakil Presiden

Tugas PPKI yang lainnya yaitu memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden Indonesia.
Nantinya presiden akan bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, sedangkan wakilnya
akan membantu. Kemudian, PPKI mengangkat Soekarno sebagai presiden Indonesia dan Mohammad
Hatta sebagai wakil presiden Indonesia.

Membentuk Komite Nasional

Sebelum adanya DPR dan MPR terbentuk, untuk membantu presiden, PPKI membentuk suatu
badan komite nasional.

Keanggotaan PPKI

Pada awalnya jumlah anggota PPKI yaitu 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2
orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang
dari golongan Tionghoa). Berikut susunan awal anggota PPKI:

Ketua PPKI: Ir. Soekarno


Wakil Ketua PPKI: Drs. Moh. Hatta
Anggota PPKI:

Prof. Mr. Dr. Soepomo


KRT Radjiman Wedyodiningrat
R. P. Soeroso
Soetardjo Kartohadikoesoemo
Kiai Abdoel Wachid Hasjim
Ki Bagus Hadikusumo
Otto Iskandardinata
Abdoel Kadir
Pangeran Soerjohamidjojo
Pangeran Poerbojo
Dr. Mohammad Amir
Mr. Abdul Maghfar
Teuku Mohammad Hasan
Dr. GSSJ Ratulangi
Andi Pangerang
A.A. Hamidhan
I Goesti Ketoet Poedja
Mr. Johannes Latuharhary
Drs. Yap Tjwan Bing

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan PPKI bertambah 6 yaitu:

Achmad Soebardjo (Penasihat)


Sajoeti Melik (anggota)
Ki Hadjar Dewantara (anggota)
R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
Kasman Singodimedjo (anggota)
Iwa Koesoemasoemantri (anggota)
Sidang PPKI

Sidang PPKI dilakukan sebanyak 3 kali. Sidang pertama PPKI dilakukan pada tanggal 18 Agustus
1945, sidang kedua PPKI dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1945 dan sidang ketiga PPKI dilakukan pada
tanggal 22 Agustus 1945.

Sidang PPKI 1 (18 Agustus 1945)

Hasil sidang PPKI yang pertama, diantaranya yaitu:

1. Mengesahkan UUD 1945 beserta pembukaannya.


2. Mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden RI atas usulan
Otto Iskandardinata secara aklamasi.
3. Membentuk Komite Nasional, komite nasional ini berfungsi membantu tugas presiden sebelum
dibentuknya MPR dan DPR.

Sidang PPKI 2 (19 Agustus 1945)

Hasil sidang PPKI kedua, diantaranya yaitu:

1. Membagi Indonesia menjadi 8 provinsi yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan dengan masing-masing provinsi dipimpin oleh
seorang gubernur sebagai kepala daerah.
2. Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
3. Membentuk Komite Nasional Daerah

Sidang PPKI 3 (22 Agustus 1945)

Hasil sidang PPKI ketiga, diantaranya yaitu:

1. Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), dengan 137 anggota dari golongan muda
dan masyarakat.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI), diketuai oleh Ir. Soekarno.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), fungsi BKR yaitu menjaga keamanan umum bagi
masing-masing daerah.
I. Kerjakan soal-soal berikut ini dalam buku tugas
II. Pekerjaan ditulis tangan, hasilnya di foto, disampaikan melalui WA

SOAL :

1. Jelaskan pembahasan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI I, tanggal 29 Mei-1 Juni 1945
2. Apa perbedaan dasar negara Indonesia yang terdapat dalam Piagam Jakarta dengan dasar
negara yang disahkan dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945, apa alasannya !
3. Apa yang dilakukan PPKI untuk keluar dari bayang-bayang bahwa PPKI adalah buatan Jepang!
4. Sebutkan tokoh yang termasuk Panitya Kecil (Panitia Sembilan)
5. Jelaskan terjadinya Peristiwa Rengasdengklok saat menjelang Proklamasi !
6. Perubahan apa yang dilakukan dari Teks Proklamasi dari Klad ke Outentik !

Teks Klad

Teks Outentik

Anda mungkin juga menyukai