Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SEJARAH PEMINATAN

PERANG YUGOSLAVIA

Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Pelajaran Sejarah Pemintan

Guru Pengajar : Reza Renaldy S.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Falih Taqi Rabbani (Ketua) 13


2. Difa Azizah (Anggota) 12
3. Hilda Ariva Septiriani (Anggota) 18
4. Hilmi Julian Megantara (Anggota) 19
5. Yanwar Fernandi (Anggota) 38

SMAN 1 MARGAHAYU
jalan KH wahid Hasyim No.387, Sulaiman, Margahayu, Bandung, Jawa Barat 40226
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perang Yugoslavia ini dengan sebaik
mungkin. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah peminatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi semua kalangan dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, Juli 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ……………………………………………………………………….2
Bab 2 PEMBAHASAN
2.1 Perang Yugoslavia……………………………………………………………………3
2.2 Latar belakang terbentuknya Yugoslavia…………………………………………….4
2.3 Awal bencana………………………………………………………………………...4
2.4 Konflik di Yugoslavia………………………………………………………………..5
2.5 Konflik diantara Bosnia dan Serbia pada Tahun 1991……………………………….8
2.5.1 Sejarah Bosnia dan Herzegovina……………………………………………8
2.5.2 Keadaan umum Bosnia dan Herzegovina…………………………………11
2.5.3 Kemerdekaan Bosnia dan timbulnyaperang saudara……………………...11
2.5.4 Tragedi kemanusiaan Bosnia Herzegovina………………………………..12
2.3.5 Upaya perdamaian…………………………………………………………13
2.6 Proses peace building di Bosnia…………………………………………………….17
2.7 Pembubaran Yugoslavia…………………………………………………………….18
2.8 Latar belakang terpecahnya Yugoslavia…………………………………………….19
2.9 Kronlogi perang …………………………………………………………………….21
2.10 Dampak konflik Yugoslavia………………………………………………………..22
2.11 Dampak bagi dunia…………………………………………………………………26
Bab 3 KESIMPULAN…………………………………………………………………….28

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Yugoslavia berarti Slavia Selatan merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan,
di sebelah tenggara Eropa. Wilayah Yugoslavia yang terletak di semenanjung Balkan itu telah
menoreh sejarah panjang, menjadi tempat perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang
Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks, berlanjut ke era Ottoman Turki yang
beragama Islam, membawa pengaruh dalam etnis dan agama yang dianut. Dalam
perjalanannya, negara ini pernah berbentuk kerajaan dan republik.

Republik Federal Sosialis Yugoslavia, sebelumnya bernama Federal Demokratik Yugoslavia


(1943-1946) dan Republik Rakyat Federal Yugoslavia (1946-1992), eksis dari tahun 1943-
1992. Negaraini adalah kelanjutan dari Kerajaan Yugoslavia (1918-1943). Negara ini
merupakan negara federal dengan negara-negara bagian yakni Serbia, Montenegro, Slovenia,
Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Makedonia serta dua daerah otonomi khusus Kosovo dan
Vojvodina. Negara ini beribukota di Beograd. Perjalanan Yugoslavia memang sangat panjang,
konflik yang ada di dalamnya juga macam-macam.Salah satu peristiwa yang menarik perhatian
dunia pada dasawarsa 1990 adalah runtuhnya Republik Federasi Yugoslavia. Pada tahun 1953,
Josep Broz Tito terpilih menjadi Presiden Yugoslavia menggantikan Ivan Ribar. Josep Broz
Tito merupakan seorang pemimpin yang digambarkan sebagai diplomat sangat ulung, yang
luwes bergaul dengan Blok Barat dan Blok Timur. Di bawah kepemimpinannya, Yugoslavia
tumbuh menjadi negara yang kuat di Eropa Timur tanpa harus menjadi anggota Pakta Warsawa
ataupun Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perang Yugoslavia

Gambar : Peta Negara Yugoslavia

Perang Yugoslavia adalah berbagai konflik dan kekerasan yang terjadi di Republik Federal
Sosialis Yugoslavia selama tahun 1990-an hingga awal 2001. Peperangan ini berciri konflik
etnis antara suku-suku yang mendiami Republik Federal Sosialis Yugoslaviaseperti Suku
Slovenia,Suku Kroasia ,Suku Bosnia ,Suku Serbia ,Suku Montenegro, dan Suku Albania.
Perang ini berakhir dengan kekacauan ekonomi Republik Sosialis Federal Yugoslavia yang
berganti nama menjadi Republik Federal Yugoslavia dan pada
akhirnya Montenegro dan Kosovo memutuskan untuk berpisah dari Serbia karena konflik
pembantaian suku.

Sering disebut sebagai perang paling mematikan di Eropa setelah terjadinya Perang Dunia Ke-
2, perang ini berciri konflik Rasisme yang mengakibatkan terjadinya kejahatan
perang dan pembersihan etnis besar-besaran. Perang ini adalah perang pertama setelah
terjadinya Perang Dunia Ke-2 yang dianggap sebagai genosidal dan banyak tokoh kunci perang
ini yang dituduh melakukan kejahatan perang.[2] International Criminal Tribunal for the former
Yugoslavia(ICTY) didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengusut kejahatan
perang selama perang ini.

Ketegangan di Yugoslavia meningkat sejak awal tahun 1980-an. Di tengah kesulitan ekonomi,
Yugoslavia menghadapi bangkitnya nasionalisme di antara grup etnis.

3
2.2 Latar Belakang terbentuknya Yugoslavia

Yugoslavia merupakan negara federasi yang terbentuk karena persamaan sejarah bahwa
mereka pernah sama-sama terjajah selama berabad-abad. Yugoslavia yang berarti tanahnya
orang-orang Slavia, didiami oleh beberapa suku atau etnis yaitu Bosnia-Herzegovina, Serbia,
Montenegro, Kroasia, Slovenia dan Macedonia. Sebenarnya di antara etnis tersebut tidak ada
kesamaan. Bersatunya mereka dalam sebuah negara federasi dikarenakan kemiripan asal-usul
dan sejarah sehingga saat mereka bersatu dan bernaung di bawah satu pemerintahan, mulai
muncul banyak konflik. Konflik terjadi karena masing-masing etnis memiliki keyakinan
berbeda, ide dan sistem politik pun juga berbeda, sehingga latar belakang Yugoslavia
menjadi penyebab konflik sosial yang sangat panjang hingga bertahun-tahun.

Pembentukan Yugoslavia sebenarnya bukanlah sebuah ide yang bagus, karena setelah
pembentukan negara tersebut selalu saja terjadi konflik antar suku, sehingga Yugoslavia
termasuk contoh konflik antar ras. Konflik mulai muncul ketika sistem pemerintahan
dijalankan namun tidak sesuai dengan pemikiran setiap etnis, sehingga selalu muncul
perdebatan yang berujung konflik. Perbedaan antar suku tersebut antara lain Bosnia yang
beragama Islam, Kroasia dan Slovenia yang beragama Katolik Roma menggunakan huruf latin,
Serbia, Montenegro, dan Macedonia yang menggunakan huruf cyrilik merupakan pemeluk
agama Kristen Ortodoks. Mereka memiliki wilayah otonom sendiri di bawah federasi
Yugoslavia. Perbedaan aspirasi setiap bangsa telah menimbulkan konflik dan perpecahan
sehingga seringkali terjadi pembantaian sadis saat salah satu bangsa memiliki pendapat
berbeda.

2.3 Awal Bencana


Pada masa kepemimpinan Tito, Republik Federasi Sosialis Yugoslavia cukup populer di fora
internasional berkat popularitas kepemimpinan pribadi Tito. Figur Tito sebagai tokoh
pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena di samping bakat kepemimpinan dan
kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis Kroasia Tito menikah dengan warga etnis Serbia.
Akan tetapi keadaan kemudian berubah yaitu ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia
tanpa sempat mempersiapkan pengganti yang sekuat dirinya.

Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang
kemudian dipimpin secara kolektif oleh suatu badan Presidensi berjumlah delapan orang dan
partai juga dipimpin Presidium beranggotakan 24 orang, ternyata praktik pengambilan

4
keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan
memperdalam perpecahan. Demikian juga pengaruh pimpinan Federal (partai maupun Negara)
menjadi semakin berkurang, dan dilain pihak pengaruh kekuasaan Republik bagian menjadi
bertambah kuat.

Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia ke arah jurang perpecahan nasional ketika
tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektif tersebut dan
kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina. Puncak
dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni
1991 Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak
yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan
Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah negara sendiri.

Setelah itu Republik Bosnia-Herzegovina pada bulan Maret 1992


mengadakan referendum untuk menentukan sebagai negara merdeka atau tetap dalam
Federasi. Referendum yang diboikot oleh etnis Serb di Bosnia Herzegovina (karena etnis Serb
di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan referendum sendiri dan
memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia) tersebut menghasilkan suatu keputusan untuk
merdeka. Oleh sebab itu pada tanggal 6 April 1992 kelompok negara-negara ME dan AS
kemudian memberikan pengakuan dengan segera kepada Republik Slovenia, Kroasia dan
Bosnia Herzegovina, tanpa menunggu tercapainya stabilitas politik di wilayah-wilayah
tersebut.

Dengan adanya pengakuan negara-negara lain kepada kemerdekaan Republik Slovenia,


Kroasia dan Bosnia Herzegovina, maka Republik Serbia dan Republik Montenegro
membentuk Federasi Yugoslavia versi baru dengan nama "Republik Federasi Yugoslavia"
pada tanggal 27 April 1992 namun tidak mendapat pengakuan internasional sebagaimana
republik-republik bagian yang memisahkan diri tersebut. Sedangkan
Republik Makedonia yang juga menyatakan kemerdekaannya, namun karena namanya yang
ditentang oleh Yunani menghambat pengakuan dari Masyarakat Eropa.

2.4 Konflik di Yugoslavia

Yugoslavia mungkin merupakan Negara yang sudah di takdirkan penuh dengan konflik. Sejak
awal berdirinya, konflik-konflik sudah banyak bermunculan baik dari dalam ataupun luar.
Namun Salah satu pemimpin terbaik dari Yugoslavia yaitu Josif Broz Tito memiliki ideology
yang tertulis pada buku John R. Lampe ynang berjudul Yugoslavia as History: Twice There

5
Was a Country halaman 3 “Even a bad Yugoslavia is better than no Yugoslavia”. Konflik
internal di sebabkan oleh perasaan kesukuan yang tidak kunjung hilang di antara republik-
republik Yugoslavia, yang memiliki ciri berbeda satu sama lain. Yugoslavia terdiri dari
berbagai keturunan suku bangsa. Sebelum pecah 36 persen suku Serbia, 20 persen Kroasia, 9
persen keturunan Muslim Bosnia, persen suku Slovenia, Masedonia 6 persen dan keturunan
Albania 8 persen. Dan sebagai bekas jajahan Turki 400 tahun, di negara ini juga terdapat
sejumlah besar keturunan Turki.

Sedangkan Konflik eksternal Di awali oleh penandatanganan persetujuan kerja sama dengan
poros Jerman-Italia-Jepang oleh pangeran Paul yang di ikuti oleh pemberontakan oleh perwira
Serbia anti-Jerman yang membuat Hitler marah dan pada tahun 1941 menyerang Yugoslavia.
Setelah menduduki Yugoslavia, Hitler menggabung Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina ke
dalam wilayah Negara Kroasia. Sementara Kosovo, Montenegro selatan, dan makedonia barat
di gabung dalam Negara Albania Raya.

Gambar: Josep Broz Tito

Penduduk Yugoslavia kemudian bangkit melawan, dalam buku Perang Eropa halaman
77 Volume 2 oleh Peng Koen Awjong, R. B. Sugiantoro, di tulis pendapat dari Churchill yang
mengatakan bahwa “keberanian adalah sifat dan watak pembawaan dari bangsa Yugoslavia”.
Pendapat Churchil di perlihatkan dengan bangkitnya penduduk Yugoslavia untuk mengusir

6
pasukan pendudukan dengan bergabung dengan dua kekuatan gerilya utama yaitu kaum
Chetnik yang didominasi orang Serbia pendukung raja dan kaum Partisan pimpinan Tito. Kaum
chetnik di pimpin oleh Pahlawan pertama yang melawan jerman yaitu Kolonel Draza
Mihailovich yang seorang mantan menteri pertahan Yugoslavia. Sementara perlawanan Josif
Broz Tito dengan partisannya baru di mulai setelah jerman menyerang Rusia pada juni 1941.

Pada bulan April 1945, pasukan Partisan berhasil menguasai wilayah Yugoslavia dan memaksa
pasukan jerman untuk angkat kaki. Pada bulan November 1945 Josif Broz tito berhasil
memenangkan pemilu dan pada 29 November 1945 Kerajaan Yugoslavia di bubarkan dan di
gantikan oleh Bentuk Republik yang di namakan Republik Rakyat Federal Yugoslavia dengan
Boznia-Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Montenegro, Serbia, dan Slovenia sebagai Negara
penyusun.

Sepeninggal Tito, Deskiriminasi ras mulai muncul di dalam tubuh Yugoslavia. Setelah
sekianlama Tito berhasil meredam untuk timbulnya penyakit itu muncul ke permukaan.
Semakin parahnya krisis yang menimpa Yugoslavia pada gilirannya turut berdampak pada
melonjaknya inflasi dan membludaknya pengangguran. Dikombinasikan dengan dendam lama
warisan Perang Dunia II, hubungan antar etnis yang menghuni yugoslavia semain lama
semakin memanas.

Pada bulan Juni 1991 Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan. Tentara Federal
(terutama beranggotakan orang Serbia) mengintervensi. Akan tetapi perang di Slovenia hanya
berlangsung 7 hari karena penduduk di sana nyaris homogen sehingga tidak ada kepentingan
warga Serbia yang terancam. Dibandingkan dengan Slovenia yang memiliki penduduk
homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit dan lama serta kejam karena ingatan sejarah
Perang Dunia II maupun besarnya komunitas Serbia di wilayah tersebut. Ketika Republik
Makedonia, negara bagian termiskin, memerdekakan diri, Tentara Federal diam saja. Pada
tahun 1992 Penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia -Herzegovina memilih untuk merdeka
dan mendeklarasikan negara Bosnia-Herzegovina. Penduduk Serbia Bosnia menolak hasil
tersebut dan berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan Tentara Federal, yaitu
Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian menjadi Republik Srpska. Sekali
lagi, perang di Bosnia-Herzegovina berlangsung sengit dan kejam karena alasan trauma
sejarah. pada tahun 1995 perjanjian Dayton yang bertempat di Pangkalan Udara Wright-
Patterson di Dayton, Ohio. Pertemuan tersebut berlangsung sejak 1 November hingga 2

7
November 1995. Peserta utamanya adalah presiden Serbia, Slobodan Milošević, presiden
Kroasia, Franjo Tuđman, presiden Bosnia, Alija Izetbegović, kepala negosiator Amerika
Serikat, Richard Holbrooke dan Jenderal Wesley Clark. Persetujuannya ditanda tangani di
Paris, Perancis pada 14 Desember. Dan dengan di tandatangani nya perjanjian itu berahir pula
perang Bosnia-Herzegovina.

Konflik masih belum berahir pada Negara ini, pada tahun 1999 terjadi pemberontakan orang
Albania di Kosovo, NATO tanpa perintah PBB menyerang Serbia yang membuat Milosevic
menyerah dan Kosovo berada di bawah pengawasan Internasional. Dilain itu , tentara KLA
(Kosovo Liberationn Army) menghabisi etnis Serbia dan juga budayanya sebagai jalan untuk
menghapus jejak Serbia di sana. Pada bulan Oktober 2000 Milosevic mundur dan di gantikan
oleh Vojislav Kostunica. Dan Pada tahun 2003 Yugoslavia mengganti namanya
menjadi “Serbia dan Montenegro”. Pergantian nama tersebut sebagai tanda berakhirnya
riwayat negara Yugoslavia. Total, ada 6 negara baru yang lahir pasca runtuhnya Yugoslavia
yaitu Bosnoa-Herzegovina, Kroasia, Serbia, Slovenia, Makedonia, dan Montenegro.

2.5 Konflik antara Bosnia dan Serbia pada Tahun 1991

2.5.1 Sejarah Bosnia Herzegovina

Kekuatan yang berpengaruh dalam sejarah negeria Bosnia muncul pada akhir abad ke-13,
ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh kerajaan Turki Usmani. Dalam perkembangannya,
kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi
tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia yang tetap memeluk agama
leluhurnya. Oleh karena itu mereka menjadi pembela fanatik Kesultan Usmani untuk menjaga
hak-hak istimewa mereka. Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan
memerdekakan diri. Salah satu di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini
berusaha menggabungkan Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh kekaisaran Austria -
Hongaria, yang mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian
mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo
pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.

8
Genosida di bosnia

Setelah Perang Dunia I usai, Bosnia-Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia,


dan Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari
penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan). Akan tetapi perpecahan
segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha
membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar.
etnis Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah
tersebut. Beberapa etnis Bosnia mendukung klaim Serbia dan menyebut dirinya sebagai etnis
Serbia. Namun lebih banyak lagi yang pro Kroasia dan menyebut dirinya sebagai orang etnis
Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi
menguasai Yugoslavia tahun 1941.

Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Tito berusaha membangun kembali persaudaran
negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi perselisihan antar
kelompok etnis dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem federal yang ditarik
berdasarkan etnisitas. Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian
berat bagi Tito. Orang Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk
Serbia yang hampir mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi
Tito menolaknya. Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh
karena itu, dia memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil
dengan membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro dan Makedonia) serta dua propinsi
otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa
wilayah Bosnia-Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian, orang
Serbia dapat diimbangi oleh gabungan etnis Bosnia-Kroasia di wilayah tersebut. Selain itu,

9
Tito memutuskan bahwa etnis Bosnia diperbolehkan menyebut dirinya sebagai orang
Muslimani (Muslim) sehingga tidak perlu menyebut dirinya sebagai orang Muslim Serbia atau
Muslim Kroasia.

Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan besi
untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tapi hanya untuk sementara waktu. Ketika
Tito meninggal, pertikaian antar etnik dan menjurus kepada agama kembali meletus di
Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.
Pada tahun 1389, orang–orang Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Murad bin Orkhan
berhasil meraih kemenangan yang meremukkan tentara Serbia dalam perang Kosovo, dan
menjadikan Bosnia sebagai bagian dari wilayah Utsmaniyah (Turki) dari tahun 1463. Sejak
saat itulah Islam mulai menyebar dan mendarah daging di sana. Orang–orang Utsmaniyah telah
menderita kerugian cukup lama karena kekayaan lokal negeri ini disubsidi oleh orang–orang
Eropa.

Pada tahun 1878, Austria berhasil menguasai dua wilayah, yaitu Bosnia dan Herzegovina yang
telah direbutnya dari tangan pemerintahan Utsmaniyah. Maka, pada tahun 1908, kekaisaran
Austria mengumumkan penggabungan Bosnia dan Herzegovina ke dalam wilayahnya. Etnis
Bosnia bangkit menentang keputusan ini dengan segala kekuatan, tetapi usaha mereka berakhir
dengan sia–sia. Percikan awal yang menyebabkan terjadinya Perang Dunia I bermula dari
Sarajevo (ibukota Bosnia) sebagai pengaruh atas pembunuhan putra mahkota Austria, Frans
Ferdinand dan istrinya di tangan seorang pemuda bernama Princip yang mengaku sebagai
pemuda anggota gerakan Serbia raya. Peperangan ini telah membawa kehancuran kekaisaran
Austria/Hungaria. Maka, Hungaria memisahkan diri dan mendirikan kerajaan Yugoslavia
(dengan menjadikan Bosnia dan Herzegovina sebagai bagian dari wilayahnya) pada tahun
1918.

Pada masa antara dua Perang Dunia ini, Bosnia berada di bawah naungan kekuasaan
Yugoslavia (Serbia–Kroasia–Slovenia). Pada tahun 1971, negara Federasi Yugoslavia
mengizinkan etnis Bosnia untuk membentuk daerah otonomi yang tergabung ke dalam federasi
ini (pada masa presiden Bros Tito).

10
2.5.2 Keadaan Umum Bosnia Herzegovina
Negara pecahan Yugoslavia ini terletak di Barat Daya Eropa.Luas negaranya 51.233 km2.
Jumlah penduduk Bosnia sebanyak 3.800.000 jiwa dengan presentase etnis di Bosnia 47 %
bosnia, etnis Serbia 39 %, etnis kroasia 17 %. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Serbo–
Kroasia (bahasa resmi), Slow, dan Serbia.Hasil pertanian yang paling banyak dihasilkan adalah
jagung, gandum, dan jawaaut.Mata uang yang digunakan adalah mata uang dinar.

Bosnia Herzegovina dibagi menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika
Srpska.Distrik Brčko bukan bagian kedua entitas politik ini, tetapi diperintah secara
supranatural dan dijaga olehe tentara internasional. Federasi Bosnia dan Herzegovina dibagi
menjadi 10 kanton: Una-Sana, Posavina, Tuzla, Zenica-Doboj, Podrinje Bosnia, Bosnia
Tengah, Herzegovina-Neretva, Herzegovina Barat, Sarajevo, Bosnia Barat.

2.5.3 Kemerdekaan Bosnia dan Timbulnya Perang Saudara


Terjadinya perubahan politik globalisasi membawa pangaruh di negara Federasi
Yugoslavia.Perang saudara di Yugoslavia diawali dengan merdekanya Kroasia dan Slovenia
pada tanggal 25 Juni 1991.Mereka memisahkan diri dari negara Federasi Yugoslavia. Hal ini
membuat Serbia marah karena rencananya mendirikan negara Serbia Raya akan gagal apabila
negara–negara bagian Yugoslavia satu per satu memisahkan diri. Serbia tidak tinggal diam.
Serbia melakukan penyerangan ke Slovenia dan Kroasia untuk mencaplok kembali wilayah
yang sudah meredeka itu menjadi wilayah kekuasaan etnis Serbia.

Kemudian, lewat kehancuran Komunis pada tahun 1990, parlemen Bosnia dan Herzegovina
malakukan pemungutan suara pada tanggal 15 Oktober 1991 untuk mengusahakan pelepasan
wilayah ini dari Yugoslavia, dan hasilnya rakyat Bosnia dan Herzegovina sepakat untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Bosnia mengumumkan kemerdekaannya di bawah
kepemimpinan Ali Izzet Begovic yang memenangkan pemilihan presiden pada tahun yang
sama.

PBB dan negara–negara besar lalu merestuinya, juga lebih dari 120 negara lainnya.Ketika
Federasi Yugoslavia itu hancur, tinggallah di Bosnia 60.000 tentara Serbia yang dengan
persenjataan dan perbekalan lengkap yang memungkinkan orang–orang Serbia yang minoritas
menindas kaum muslimin yang ada di Bosnia.

11
2.5.4 Tragedi Kemanusiaan Bosnia Herzegovina
Sejak kemerdekaannya, Bosnia Herzegovina baru merasakan kedukaan yang mendalam akibat
konflik berdarah yang disebabkan oleh permusuhan monster Serbia.Metode penghapusan ras
ini dilakukan terhadap etnis Bosnia sebagai upaya penghilangan etnis tertentu.
Konflik yang terjadi antara etnis Bosnia dan etnis serbia berawal dari keinginan masyarakat
Bosnia untuk memerdekakan diri dari wilayah Serbia. Akibat dari jatuhnya kekuatan negara
Yugoslavia menjadi beberapa negara.Sehingga Bosnia yang merupakan bagian wilayah dari
Yugoslavia juga berusaha untuk memerdekakan dirinya.Hal ini yang kemudian ditentang oleh
masyarakat Serbia yang tetap menginginkan Bosnia menjadi wilayah dari negara Serbia.Hal
ini disebabkan karena letak etnis Serbia menginginkan menguasai wilayah Bosnia dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada.Hal ini menyingkirkan etnis asli Bosnia yang tidak
menginginkan Bosnia kembali menguasai mereka.

Konflik ini merupakan konflik lokal antara penduduk asli Bosnia yang menginginkan
kemerdekaan penuh bagi negara Bosnia sesuai dengan referendum yang telah dilakukan
masyarakat Bosnia.Namun hal ini kemudian di tentang keras oleh etnis Serbia.Sehingga
konflik ini kemudian menjadi konflik antar etnis.Yaitu antara etnis Serbia dan etnis Bosnia
yang memang memiliki banyak perbedaan terutama soal keyakinan.Konflik ini kemudian
semakin besar mengingat ada upaya-upaya dari etnis Serbia yang didukung oleh tentara dan
presidennya untuk melakukan pembersihan etnis terhadap etnis Bosnia.
Serbia membombardir ibukota Bosnia, Sarajevo dan kota lainnya dibombardir habis–habisan,
gerilyawan Bosnia ditangkap dan disiksa dalam kamp–kamp konsentrasi dan puluhan ribu
wanita muda dan gadis kecil Bosnia diperkosa. Data menyebutkan bahwa korban kaum
muslimin sepanjang perang ini mencapai 200.000 orang yang terbunuh.Dunia pada saat itu
dipenuhi oleh korban pembantaian dan kuburan massal yang menakutkan yang ditimpakan
Serbia kepada etnis Bosnia.

Konflik ini semakin meningkat ketika Serbia membombardir ibukota Bosnia, Sarajevo dan
kota lainnya dibombardir habis–habisan, gerilyawan Bosnia ditangkap dan disiksa dalam
kamp–kamp konsentrasi dan puluhan ribu wanita muda dan gadis kecil Bosnia diperkosa. Data
menyebutkan bahwa korban etnis Serbia sepanjang perang ini mencapai 200.000 orang yang
terbunuh.Dunia pada saat itu dipenuhi oleh korban penyembelihan dan kuburan massal yang
menakutkan yang ditimpakan Serbia kepada etnis Bosnia.Sampai pada awal 1993, konflik
antara Serbia dan Bosnia masih belum reda walaupun pasukan penjaga perdamaian PBB yang

12
terdiri atas tentara Amerika Serikat, Inggris, Perancis telah melakukan operasi pemeliharaan
perdamaian.

Pembantaian ribuan etnis Serbia di Srebrenica pada Juli 1995 juga menjadi konflik ini semakin
berkepanjangan.Dan menyebabkan dinamika konflik Bosnia semakin meningkat.Sekitar 8.000
etnis Bosnia, yang sebagian besar adalah pria dan anak laki-laki, dibantai dalam aksi yang
paling biadab dalam sejarah Eropa.Pembantaian berlangsung saat pasukan Serbia menyerang
wilayah aman dalam perlindungan PBB, yakni Srebrenica. Pasukan Belanda yang berjaga di
sana tidak mampu berbuat apa pun. Dalang pembantaian itu Radovan Karadzic, yang saat itu
menjabat pemimpin perang Bosnia Serbia, dan Jenderal Ratko Mladic. Pembantaian ini
dimulai ketika para pengungsi yang berasal dari etnis Serbia melakukan pelarian ke wilayah
Srebrenica.Para pengungsi ini menyangka bahwa wilayah Srebrenica merupakan wilayah aman
karena dijaga oleh pasukan NATO. Namun, ternyata itu hanyalah tipuan dari tentara serbia
untuk melakukan pembunuhan massal terhadap etnis Bosnia. Di wilayah ini kemudian
ditemukan kuburan massal etnis bosnia yang di kubur secara massal oleh tentara Serbia.

2.5.5 Upaya Perdamaian


Komunitas Internasional banyak membantu mengakhiri konflik yang terjadi di
Bosnia.Pengiriman pasukan perdamaian yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,
NATO dan juga Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Uni Eropa dan juga Amerika
Serikat. Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 1992 Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk
UNPROFOR ( United Nation Protection Force) yaitu pasukan perdamaian yang ditugaskan
untuk menjaga perdamaian di negara-negara pecahan Yugoslavia. Termasuk
Bosnia.UNPROFOR ini terdiri dari negara-negara anggota PBB yang mengirimkan pasukan
perdamaiannya guna menjaga perdamaian di Bosnia.Pasukan perdamain ini terdiri dari negara
Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis dan Indonesia tergabung dalam UNPROFOR
ini.Sekitar 17.000 pasukan UNPROFOR tercatat dalam misi perdamaian di Yugoslavia
termasuk Bosnia. Indonesia juga tercatat membantu menjaga perdamaian di Bosnia dengan
mengirimkan pasukan Garuda 14 yang terdiri dari 25 anggota yang ditugaskan untuk menjaga
perdamaian di Bosnia dan juga memberikan bantuan medis dan obat-obatan.

Selain itu juga Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan kepada Serbia untuk menarik
pasukannya dari wilayah Bosnia dan meminta dilakukannya perundingan untuk mengakhiri
konflik tersebut.Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengirimkan utusannya sebagai mediasi

13
guna mencari penyelesaian konflik antara Serbia dan Bosnia.Perserikatan Bangsa-bangsa
mengutus Lewis Mckeujic selaku kepala staf UNPROFOR.Lewat letnan Mckeujic ini terjadi
perundingan antara Serbia dan Bosnia untuk membahas mengenai penyelesaian perang di
kawasan tersebut.Perundingan ini dilaksanakan di Sarajevo tahun 1992.Dalam perundingan ini
tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak dikarenakan pihak Bosnia meninggalkan
perundingan karena terjadi ledakan bom di Sarajevo yang banyak menewaskan warga etnis
Bosnia.

Uni Eropa juga ikut berpartisipasi dalam proses perdamaian yang terjadi di Bosnia. Masyarakat
Uni Eropa mencoba mengajak kedua belah pihak yang bertikai untuk mau melakukan
perundingan guna menyelesaikan konflik tersebut. Masyarakat Uni Eropa menjadi mediator
perundingan antara Serbia dan juga Bosnia dalam perundingan Lissabon yang dilaksanankan
pada tahun 1992 guna mencari solusi kedua belah pihak dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam perjanjian ini kedua belah pihak sepakat menjadikan Bosnia sebagai negara Federasi
yang terdiri dari tiga etnis dan memiliki wilayah masing-masing dari etnis tersebut.Yaitu, etnis
Muslim Bosnia, etnis Serbia, dan etnis Kroat Kroasia.Namun perjanjian ini juga belum mampu
menghentikan kekerasan yang terjadi di Bosnia.Karena ledakan yang terjadi di Sarajevo
tersebut menyebabkan pihak Bosnia masih merasa terancam walaupun telah terjadi
kesepakatan.

NATO sebagai sebuah pakta keamanan atlantik juga turut berpartisipasi dalam menjaga
perdamaian di kawasan Bosnia dan mengupayakan tercapainya perdamaian di wilayah
tersebut.Sekitar 35.000 pasukan NATO berada di wilayah-wilayah bekas negara Federasi
Yugoslavia, termasuk Bosnia.NATO jualah akhirnya yang memaksa Serbia untuk melakukan
perundingan perdamaian pada tahun 1995 dengan melakukan penyerangan terhadap negara
Serbia.Hal ini dilakukan karena upaya-upaya perdamaian yang telah dilakukan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa serta negara-negara lainnya belum mampu
mengatasi krisis yang terjadi di Bosnia.
Beberapa perundingan yang diupayakan oleh PBB, Uni Eropa Maupun negara-negara lain :

1. Perundingan Sarajevo. Pada tanggal 17 Maret 1992 dilaksanakan pertemuan yang kelima
kalinya antara tokoh-tokoh etnis Bosnia Herzegovina (Muslim, Kroasia dan Serbia) yang
disponsori oleh Masyarakat Eropa dibawah diplomat Portugal, Hose Cutleri, yang
menyarankan adanya kantonisasi. Bosnia Herzegovina akan menjadi negara yang terdiri dari 3

14
unit etnik dan tetap berada didalam batas wilayah yang ada sekarang. Usul ditolak oleh
Presiden Bosnia Herzegovina, Alija Izetbegovic yang mengakibatkan tidak tercapainya
kesepakatan dalam perundingan tersebut.

2. Pada tanggal 5 Nopember 1992, dilaksanakan perundingan diantara ketiga kelompok pihak
yang bertikai di Jenewa untuk menyusun Undang-Undang Republik Bosnia Herzegovina.
Pihak Muslim Bosnia Herzegovina mendesak diberlakukannya regionalisasi Bosnia
Herzegovina tanpa berdasarkan etnis tetapi berdasarkan prinsip geografis.Pihak Serbia Bosnia
Herzegovina yang didukung oleh Kroasia Bosnia Herzegovina mendesak konsep pembagian
wilayah Bosnia Herzegovina berdasarkan 3 etnis.

3. Pada tanggal 3 dan 4 Januari 1993, para wakil dari 3 pihak yang bertikai di Bosnia
Herzegovina mengadakan perundingan paripurna untuk yang pertama kalinya di Jenewa.
Ketua Bersama Konperensi, Lord Owen dan Vance mengusulkan suatu peta yang membagi
Bosnia Herzegovina terdiri atas 10 propinsi dimana masing-masing mempunyai wewenang
yang luas dibandingkan dengan pemerintah pusat. Bosnia Herzegovina akan merupakan negara
desentralisasi dengan pemerintahan yang kuat di 10 provinsi yang bukan berdasarkan etnis
akan tetapi berdasarkan prinsip geografis, historis dan komunikasi.

4. Pada tanggal 25 - 26 Mei 1994, wakil pihak-pihak yang bertikai di wilayah Bosnia
Herzegovina (Muslim Bosnia Herzegovina, Serbia Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia
Herzegovina) beserta “Kontak Group” internasional masalah Bosnia Herzegovina (wakil
negara AS, Russia dan EU) mengadakan perundingan di Talloires (Perancis) guna mencari
upaya penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah Bosnia Herzegovina. Perundingan yang
berlangsung selama 2 hari tersebut memfokuskan pembicaraan tentang implementasi
keputusan yang dibuat dalam pertemuan tingkat Menteri dari negara AS, Russia dan kelompok
EU pada tanggal 13 Mei 1994 di Jenewa yaitu negara Federasi Muslim - Kroasia Bosnia
Herzegovina dimasa yang akan datang akan memiliki wilayah 51% dan Faksi Serbia Bosnia
Herzegovina 49%. Tidak terdapat hasil yang konkrit dari pertemuan tersebut namun disepakati
perundingan akan dilanjutkan kembali.

5. Pada tanggal 21 Juli 1994 wakil dari pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina
beserta anggota Kontak Group mengadakan pertemuan di Jenewa guna membicarakan
pengakhiran krisis di Bosnia Herzegovina. Dalam pertemuan tersebut pihak-pihak yang

15
bertikai menyampaikan jawabannya atas proposal pembagian wilayah Bosnia Herzegovina
yang telah disampaikan 2 minggu sebelumnya.Pihak Muslim Bosnia Herzegovina dan Kroasia
Bosnia Herzegovina menerima proposal Kontak Group tersebut. Dilain pihak wakil Serbia
Bosnia Herzegovina menyampaikan jawabannya kepada Kontak Group melalui suatu amplop
yang disegel yang inti jawabannya mengatakan bahwa Majelis Serbia Bosnia Herzegovina
tidak dalam posisi untuk dapat memutuskan mengenai peace plan Kontak Group tersebut
karena proposal Kontak Group dinilai tidak jelas. Dalam jawaban Serbia Bosnia Herzegovina
tersebut mempermasalahkan persetujuan-persetujuan konstitusional, persetujuan penghentian
permusuhan, masalah kota Sarajevo, masalah akses Serbia Bosnia Herzegovina ke Laut
Adriatik, persetujuan implementasi peace plan dan masalah-masalah pencabutan sanksi-sanksi
terhadap penduduk Serbia. Jawaban Serbia Bosnia Herzegovina tersebut oleh Kontak Group
(kecuali Russia) merupakan penolakan karena tidak memberikan suatu jawaban.Dan perjanjian
inipun mengalami kegagalan.

Setelah upaya-upaya yang dilakukan oleh PBB, Uni Eropa Maupun negara-negara lainnya
mengalami kegagalan dalam kurun waktu 1992 hingga 1994.Maka pada bulan Mei tahun 1995
pakta keamanan atlantik (NATO) mengambil keputusan untuk melakukan invasi militer ke
wilayah Serbia.Invasi ini mendapatkan dukungan dari PBB dan Uni Eropa serta Amerika
Serikat guna memaksa Serbia untuk kembali melakukan perundingan dalam upaya
menyeesaikan konflik di wilayah tersebut.Target operasi militer yang dilakukan oleh NATO
ini adalah untuk menghancurkan infrastruktur-infrastruktur yang ada di wilayah Serbia.NATO
menjadi faktor yang sangat berperan dalam upaya memaksa Serbia untuk kembali melakukan
perundingan guna mencapai perdamaian di Bosnia.Karena serangan yang dilakukan oleh
NATO tersebut berhasil memaksa Serbia untuk mau duduk dan melakukan perundingan
dengan Bosnia guna mencapai kesepakatan.Serangan NATO tersebut berhasil melumpuhkan
infrastruktur yang ada di Serbia.

Akhirnya pada bulan November tahun 1995 Serbia dan Bosnia kembali berunding dan
melakukan perjanjian di Dayton Amerika Serikat.Perjanjian ini merupakan puncak dari semua
perjanjian yang telah diupayakan PBB, Uni Eropa maupun negara-negara lainnya. Perjanjian
Dayton adalah nama perjanjian untuk menghentikan perang di Bosnia yang sudah berlangsung
selama tiga tahun terakhir. Perjanjian ini disetujui di Pangkalan Udara Wright-Patterson di
Dayton, Ohio.

16
Pertemuan tersebut berlangsung sejak 1 November hingga 2 November 1995. Peserta
utamanya adalah presiden Serbia, Slobodan Milošević, presiden Kroasia, Franjo Tuđman,
presiden Bosnia, Alija Izetbegović, kepala negosiator Amerika, Richard Holbrooke dan
Jenderal Wesley Clark.Persetujuannya ditanda tangani di Paris, Perancis pada 14 Desember.
Pembagian politik Bosnia-Herzegovina saat ini dan struktur pemerintahannya merupakan hasil
persetujuan dari Perjanjian Dayton.
Hasil perundingan Dayton berisi antara lain sebagai berikut :
 Bosnia Herzegovina tetap sebagai negara tunggal secara internasional
 Ibukota Sarajevo tetap bersatu di bawah federasi muslim Bosnia
 Penjahat perang seperti yang telah ditetapkan mahkamah internasional tidak boleh memegang
jabatan.
 Pengungsi berhak kembali ke tempatnya
 Pelaksanaan pemilu menunggu perjanjian Paris
2.6 Proses Peace Building di Bosnia
Proses peacebuilding di Bosnia sesuai dengan perjanjian Dayton adalah Bosnia menjadi sebuah
negara tunggal secara internasional. Sebelumnya selama Bosnia berada dibawah Yugoslavia,
Bosnia Herzegovina termasuk negara yang paling miskin dibandingkan negara-negara bagian
lain. Setelah kita lihat kondisi yang seperti itu kemudian diperparah oleh konflik etnis dengan
Serbia.

Untuk memulihkan kondisi perekonomian yang seperti itu, Bosnia masih mengandalkan
bantuan-bantuan dari luar negeri seperti Bank Pembanguanan Islam (IDB) yang saat itu telah
mendirikan Bank Internasional Bosnia pada September 2000. Bank tersebut dibentuk atas
modal dasar sebesar 300 juta dolar AS dengan modal yang disetor sebesar 60 juta dolar AS.
Modal tersebut antara lain berasal dari IDB serta bank Islam lainnya sebagai pendiri seperti
Bank Islam Abu Dhabi, Bank Islam Dubai, Bank Islam Bahrain serta dari investor swasta
muslim lainnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan konflik Bosnia sebagai pembersihan etnis yang


dilakukan etnis Serbia terhadap etnis Bosnia dan memutuskan untuk membawa kasus ini ke
mahkamah internasional untuk kejahatan Yugoslavia (ICTY). Kemudian mahkamah
internasional menetapkan beberapa nama sebagai pelaku kejahatan perang di Bosnia terkait
dengan pembersihan etnis tersebut. Diantaranya adalah : Slobadan Milosevic selaku presiden
dari Serbia, Jendral Radovan Karadjic, dan jendral Ratko Mladic.

17
Slobodan Milosevic telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah diberikan hukuman penjara.
Dan akhirnya meninggla di tahanan ketika proses hukuman masih berlangsung, sedangkan
jendral Ratko Mladic pada tahun 2008 telah berhasil di tangkap di wilayah Serbia dan kini
dalam proses persidangan. Sedangkan untuk jendral Ratko Mladic hingga saat ini masih
menjadi buron.

2.7 Pembubaran Yugoslavia


Disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti
krisis politik pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia
terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis
Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia.
Setelah kemenangan komunis dalam Perang Dunia Kedua, Yugoslavia didirikan sebagai
negara federal yang terdiri dari enam republik, yang mana dipisahkan berdasarkan latar
belakang sejarah dan etnis, di antaranya Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia,
Montenegro dan Makedonia. Terdapat pula dua provinsi otonomi yang didirikan di Serbia,
yaitu Vojvodina dan Kosovo. Setiap negara republik memiliki cabang partai komunis dan
pejabat elit, dan semua perselisihan yang ada diselesaikan di tingkat federal. Model
pemerintahan Yugoslavia beserta “jalan tengah” di antara ekonomi terpimpin dan liberal yang
dianut merupakan sebuah keberhasilan dan negara tersebut pun mengalami masa-masa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta politik yang relatif stabil sampai dengan tahun 1980-
an, di bawah kekuasaan handal presiden seumur hidup Josip Broz Tito. Sepeninggalnya pada
tahun 1980, sistem pemerintahan federal yang melemah tidak lagi mampu menangani
tantangan politik dan ekonomi yang semakin sulit.

Pada tahun 1980-an, penduduk etnis Albania di Kosovo mulai menuntut agar provinsi otonomi
mereka diberi status republik anggota, dimulai dari protes pada tahun 1981. Ketegangan antara
etnis Albania dan Serbia yang tidak mereda sepanjang dasawarsa, yang mana mengakibatkan
penyebaran etnis Serbia ke seluruh Yugoslavia, dan sistem perundingan yang tidak efektif di
tingkat federal dianggap sebagai penghambat oleh etnis Serbia yang menyaksikan semakin
tingginya otonomi provinsi-provinsi di Serbia. Pada tahun 1987, Slobodan Milošević
mengambil alih kepemimpinan di Serbia dan melalui serangkaian gerakan yang didukung
khalayak ramai, berhasil secara de facto menguasai Kosovo, Vojvodina dan Montengro.
Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan etnis
Serbia. Akan tetapi, Milošević mendapat bantahan dari pemimpin-pemimpin partai di Slovenia

18
dan Kroasia yang mendukung perluasan azas demokrasi seiring dengan melemahnya paham
komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia yang merupakan perkumpulan negara-
negara berpaham komunis pun bubar pada tahun 1990.

Pada tahun 1990, partai komunis dikalahkan oleh parta-partai nasionalis dalam pemilihan
umum multi-partai pertama yang diselenggarakan di seluruh negara, kecuali Serbia dan
Montenegro, di mana Milošević dan sekutu-sekutunya memenangkan pemilihan umum.
Hasutan nasioanlis yang bersumber dari berbagai arah pun semakin memanas. Pada tahun
1991, satu demi satu republik anggota memproklamasikan kemerdekaan, kecuali Serbia dan
Montengero, tetapi masalah status etnis minoritas Serbia yang berada di luar Serbia tetap tidak
terselesaikan. Setelah segelintir peristiwa bentrokan antaretnis, Perang Yugoslavia pun
meletus, pertama-tama di Kroasia, yang kemudian merambat dan berdampak paling parah di
Bosnia dan Herzegovina. Perang Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina yang multi-etnis
meninggalkan jejak berupa krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan.

2.8 Latar Belakang Terpecahnya Yugoslavia


Pembentukan negara Yugoslavia dilakukan oleh Joseph Broz Tito, sehingga saat negara
federasi tersebut berdiri ia dijadikan pemimpin dari Yugoslavia. Saat kepemimpinannya,
perpecahan di Yugoslavia bisa diredam. Joseph melakukan tindakan berupa membentuk
sistem politik satu partai dengan sistem ekonomi sentralistik. Tindakan tersebut didukung
oleh kekuatan militer nasional, dan selama sistem tersebut berjalan keinginan bangsa-bangsa
di bawah Yugoslavia untuk merdeka bisa ditekan. Namun saat Joseph Broz Tito berhenti
memerintah karena telah meninggal, konflik mulai bermunculan. Setiap etnik menginginkan
kekuasaan sendiri dengan cara ingin membebaskan diri dari Yugoslavia dan berdiri sebagai
negara merdeka. Perpecahan pun tidak dapat terelakkan, dimana pembantaian mulai
dilakukan terutama oleh Serbia yang memiliki dominasi kekuasaan dibandingkan bangsa
lainnya dan hal ini menjadi penyebab konflik SARA yang bersejarah.

Serbia selalu menyerang bangsa yang ingin merdeka dan konflik pun terjadi di Yugoslavia.
Kondisi di negara tersebut sangat memprihatinkan, karena pembantaian yang dilakukan
Serbia telah menghilangkan banyak nyawa dan termasuk contoh konflik antara agama karena
telah menyerang bangsa lain yang memiliki agama berbeda. Ada beberapa hal yang menjadi
penyebab munculnya berbagai konflik di Yugoslavia, beberapa di antaranya sebagai berikut.

19
1. Pengaruh Politik di Uni Soviet
Uni Soviet yang runtuh dan terbagi dalam beberapa negara yang berdiri sendiri, mendorong
bangsa-bangsa di Yugoslavia untuk melakukan hal yang sama. Mereka merasa memiliki ide
politik sendiri sehingga akan lebih mudah mewujudkannya bila memiliki sistem
pemerintahan sendiri. Apalagi adanya politik glasnost dan perestroika di Uni Soviet
memberikan pengaruh yang besar terhadap negara bagian Yugoslavia, karena telah
menimbulkan rasa nasionalisme yang cukup besar. Masing-masing negara bagian merasa
memiliki keyakinan dan sistem politik yang berbeda dan ingin mendirikan keyakinan tersebut
di atas tanah mereka sendiri yang merdeka dan terbebas dari pengaruh politik Yugoslavia.

2. Perbedaan Agama dan Bahasa


Yugoslavia yang terdiri beberapa bangsa memiliki beberapa keyakinan, yang sebenarnya tidak
dapat dipaksakan untuk bersatu. Tentunya peraturan dalam agama Islam akan berbeda dengan
Kristen
Ortodoks, begitu pula dengan Kristen Roma sehingga sangat tidak mungkin bila mereka
menjalankan satu sistem bersama-sama. Apalagi setiap bangsa memiliki bahasa dan huruf
yang berbeda, dan hal ini seringkali menjadi pemicu perpecahan. Jadi perpecahan yang
terjadi di Yugoslavia bukan hanya merupakan konflik antar etnis namun juga merupakan
konflik antar agama.

3. Penentangan Serbia terhadap Keinginan Bangsa Lain


Serbia merasa hak-haknya dikurangi ketika bergabung dengan Yugoslavia, sehingga mereka
memperkuat diri dan ingin menguasai negara bagian dengan cara memiliki kedudukan yang
tinggi di Yugoslavia. Serbia juga menolak keinginan bangsa lain yang ingin merdeka.
Penyerangan terhadap Bosnia dianggap cukup sadis karena dibalik tindakan tersebut, Serbia
tidak ingin Bosnia yang didominasi agama Islam berdiri sendiri. Pembantaian umat Islam
sepanjang sejarah pun tidak dapat terelakkan. Dampak konflik agama yang terjadi di Bosnia
telah memicu marahnya negara-negara Islam terutama Turki, sehingga negara tersebut
mengirimkan pasukannya untuk membantu Bosnia. Serbia sendiri lebih banyak mendapat
dukungan dari negara-negara barat.

Latar belakang Yugoslavia mulai dari pembentukan hingga terjadinya konflik dan perpecahan
memang cukup panjang. Pengendalian konflik sosial telah dilakukan dan setelah bertahun-
tahun Yugoslavia bisa didamaikan. Namun setelah negara-negara bagian merdeka tetap saja
ada konflik lainnya yang muncul sehingga peperangan dapat terjadi dan sulit untuk dihindari.

20
2.9 Kronologi Perang

Tahun 1991 – 1992 : Perang Antara Serbia dan Bosnia


Serbia menaklukkan sebagian besar dari wilayah Kroasia dan Bosnia. Kira-kira sepertiga dari
seluruh wilayah Kroasia dan lebih dari dua per tiga wilayah Bosnia.

Tahun 1991, 26 Juni : Kroasia dan Slovenia mengumumkan kemerdekaannya


Tahun 1992 : European Community mengakui kemerdekaan Kroasia dan Slovenia
Tahun 1992 : Serbia mendominasi Yugoslavia
Macedonia dan Bosnia menginginkan kemerdekaan dan lepas dari bayang-bayang Serbia

Tahun 1992, April : Perang saudara terjadi di Bosnia


Tahun 1992, April : Serbia dan Montenegro mengakui kemerdekaan 4 negara bagian lain
(Kroasia, Slovenia, Macedonia, Bosnia) dan bersatu di bawah Republik Federasi Yugoslavia
Tahun 1992 : Kemerdekaan negara bagian Yugoslavia (kecuali Macedonia) diakui oleh
Komunitas Internasional. Serta adanya penolakan kedaulatan Republik Federasi Yugoslavia
sebagai pengganti Yugoslavia
Tahun 1995, 21 November : Persetujuan perdamaian oleh seluruh pihak yang terlibat dalam
perang Bosnia. Persetujuan ini ditandatangani oleh tiga pemimpin negara yaitu dari Bosnia
(Alija Izetbegovic), Kroasia (Franjo Tundjamn) dan bekas Yugoslavia yang sekarang
dibawah Serbia (Slobodan Milosevic). Perjanjian ini berlangsung di Dayton, Ohio, Amerika
Selatan setelah mengalami perundingan sengit selama kurang lebih 3 minggu.
Tahun 1995, 14 Desember : Penandatanganan perdamaian di Paris Perancis di Istana Elysee
yang dihadiri oleh beberapa pemimpin negara sebagai saksi diantaranya adalah :

 Presiden Prancis – Jacques Chirac


 Presiden Amerika Serikat – Bill Clinton
 Perdana Menteri Inggris – John Major
 Konselor Jerman – Helmut Kohl
 Perdana Menteri Rusia – Victor Chernomyrdin
 Perdana Menteri Maroko – Abdulatif
 Pejabat Presiden Spanyol – Felipe Gonzales
 Calon Sekjen NATO – Javier Solona

21
2.10 Dampak Konflik Yugoslavia

· Bidang politik

Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan Negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang
kemudian dipimpin secara kolektip oleh suatu badan Presidensi berjumlah delapan orang dan
partai juga dipimpin Presidium beranggotakan 24 orang, ternyata praktek pengambilan
keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan
memperdalam perpecahan.

Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia kearah jurang perpecahan nasional ketika
tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektip tersebut dan
kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina.
Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni
1991 Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara
sepihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan
Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah Negara sendiri.

· Adanya Korban mulai berjatuhan.

Proses disintegrasi Yugoslavia, secara riil dimulai dengan aksi proklamasi pemisahan diri
secarasepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia menjadi negara yang
berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991. Pemisahan diri tersebut sedikitnya didukung oleh
negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada akhirnya mendapat pengakuan masyarakat
internasional padahal pemerintah Yugoslavia berkeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah
konflik bersenjata yang bermula di Kroasiadan Slovenia.

Rumitnya permasalahan yang terjadi di kawasan Yugoslavia khususnya di Bosnia-


Herzegovina telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina melalui
perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh faktor-faktor internasional menjadi
sangat sulit. Kegagalan-kegagalan perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin
mengobarkan pertempuran di antara pihak-pihak yang bertikai yang mengakibatkan
timbulnya banyak sekali korban.

· Slovenia dan Kroasia merdeka.

22
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menghendaki
pembubaran Federasi Yugoslavia yang diikuti adanya Republik-Republik Bagian yang
merdeka. Dari Republik-Republik yang merdeka tersebut kemudian di bentuk Negara
berdaulat yang mendapat pengakuan satu sama lain maupun dari masyarakat internasional
dan selanjutnya bergabung kembali dalam suatu Negara baru dengan bentuk Konfederasi.
Pihak Serbia (Republik Serbia dan Republik Montenegro) dan Propinsi Otonom Vojvodina
maupun Kosovo menentang ide Kroasiadan Slovenia tersebut di atas dengan alas an bahwa
Kroasia di tuduh ingin melegalisasi perbatasan-perbatasan yang memisahkan antar Republik-
Republik satu sama lain menjadi perbatasan negara yang diakui oleh masyarakat
internasional.

Keadaan demikian yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari pihak-pihak luar
telah mengakibatkan Slovenia dan Kroasia secara bersama-sama pada tanggal 25 Juni 1991
memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya sehingga menimbulkan ketegangan-
ketegangan di dalam Negara antara yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan.

· Pengakuan Masyarakat Eropa dan Internasional.

Kelompok Masyarakat Eropa yang sejak semula turut terlibat dalam proses disintegrasi
Yugoslavia menghadapi gerakan Slovenia dan Kroasia yang memproklamirkan
kemerdekaannya tersebut. Di lain pihak Kroasia dan Slovenia terus mendesak untuk
mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional terutama dari kelompok Masyarakat Eropa.

Sementara itu Masyarakat Eropa membentuk suatu Komisi Arbitrasi untuk mengkaji kelayakan
dari keinginan-keinginan Republik-Republik Yugoslavia untuk mendapatkan pengakuan.

Padatanggal 15 Januari 1992 hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa mengatakan
bahwa Slovenia dan Makedonia telah memenuhi syarat untuk mendapat pengakuan, Kroasia
belum memenuhi syarat sebelum mengubah Undang-Undang-nya yang mengatur etnis-etnis
minoritasnya sedangkan Bosnia Herzegovina akan mendapat pengakuan setelah
menyelenggarakan referendum di wilayahnya.

Puncak pengakuan Negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah pengakuan AS terhadap
Slovenia dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992 yang turut pula mendorong negara-negara
maupun lembaga internasional memberikan pengakuannya terhadap Kroasia dan Slovenia.

23
· Deklarasi Yugoslavia baru (Republik Federal Yugoslavia)

Keadaan yang semakin tidak menentu di wilayah Republik-Republik Bagian Yugoslavia baik
di Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina telah memaksa Parlemen Federal
Yugoslavia untuk bersidang yang selanjutnya mengesahkan Undang-UndangDasar yang baru.

Undang-Undang Dasar yang baru tersebut menetapkan pembentukan Yugoslavia yang baru
sehingga pada tanggal 27 April 1992 diproklamirkan Republik Federal Yugoslavia yang
anggotanya terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montenegro di dalam wilayah perbatasan
yang ada sekarang. Dengan deklarasi Yugoslavia baru tersebut secara de facto dan de jure telah
menjadikan Republik-Republik Kroasia, Slovenia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia tidak
anggota Yugoslavia lagi.

· Banjir darah di Bosnia.

Republik Bosnia Herzegovina terletak di bagian sentral Yugoslavia, dan sering dianggap
sebagai "miniatur Yugoslavia" karena penduduknya multi nasional yaitu terdiri dari bangsa
Muslim, Serbia danKroasia yang bercampur menjadi satu. Itulah sebabnya Republik tersebut
sebelum mendapat pengakuan internasional masih dilanda pertikaian-pertikaian seperti
masalah etnis.

Perbedaan-perbedaan yang mendalam di antara penduduk Bosnia Herzegovina ditambah


dengan gesekan-gesekan dari pihak luar telah memercikkan api pertikaian di antara mereka
yang akhirnya berubah menjadi perang saudara, agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia
Herzegovina.

 Merdekanya 4 negara bagian Yugoslavia, yaitu Slovenia, Kroasia, Macedonia dan Bosnia
 Terbentuknya International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia (ICTY) oleh PBB
yang berperan besar dalam peradilan tokoh-tokoh yang terlibat yang secara tidak langsung
menyebabkan perang Yugoslavia
 Perdamaian pada tanggal 21 November 1995 yang disepakati oleh 3 negara yaitu Bosnia,
Kroasia dan bekas Yugoslavia yang berada di bawah kepemimpinan Serbia
 Ditandatanganinya perjanjian di Prancis yang berisi bahwa Bosnia menjadi negara tunggal
yang terdiri dari Republik Federasi Muslim Kroasia dan Republik Serbia Bosnia. Pasukan

24
militer Serbia harus meninggalkan Sarajevo, yang disepakati menjadi miliki Republik Federasi
Muslim Kroasia. Pemerintahan Bosnia yang tersentral dan pemilihan presiden oleh parlemen.
Gerakan kebebasan, pengurusan kembalinya pengungsi ke rumah-rumah mereka dan larangan
penjahat perang untuk menjabat dalam pemerintahan.
 Penyelesaian konflik Yugoslavia secara resmi diadakan dengan penandatanganan perdamaian
di Prancis yang disaksikan oleh beberapa negara lain pada tanggal 14 Desember 1995
 Terjadinya pemberontakan kaum Albania di Kosovo, yang akhirnya meluas ke Macedonia
 Mundurnya Milosevic pada bulan Juni 2001 dan peradilannya yang diserahkan pada
pengadilan internasional
 Bangsa Serbia dan Bangsa Montenegro membuat satu visi untuk bersatu membuat Uni yang
lebih besar. Yang akhirnya bernama Uni Negara Serbia dan Montenegro.

Beberapa konflik yang terjadi dalam internal sebuah negara dapat terjadi diakibatkan karena
perbedaan suku, ras, dan agama yang dipertajam oleh faktor-faktor tertentu. Penyebab konflik
sara dapat disebabkan oleh banyak hal dan dapat menyangkut pula dengan isu-isu sosial,
ekonomi, politik dan budaya.

2.11 Dampak Bagi Dunia

Krisis ekonomi pada awal tahun 1980


Slovenia dan Kroasia adalah republik yang kaya dan republik lain berada di keadaan ekonomi
yang sebaliknya. Adanya kebijakan sentra politik dan ekonomi yang dibuat oleh mantan
presiden Joseph Broz Tito membuat masalah setelah beliau meninggal. Banyaknya huru hara
politik dan konflik rasisme mulai bermunculan

SARA
Perbedaan sejarah dan kultur yang ada menjadi salah satu faktor terjadinya konflik ini.
Yugoslavia dibangun atas persamaan nasib beberapa bangsa yang dijajah selama berabad-abad,
namun persatuan dalam hal politik, sudut pandang dan visi misi masa depan tidak pernah satu
kata. Agama katolik Roma dianut oleh bangsa Kroasia dan bangsa Slovenia. Kedua bangsa ini
menggunakan huruf latin.

25
Selain Katolik Roma, Kristen Ortodoks dan Islam adalah dua agama yang dianut oleh bangsa
lain. Islam dianut oleh bangsa Bosnia, sedangkan Serbia, Motenegro dan Macedonia menganut
agama Kristen Ortodoks.

Naiknya nasionalisme
Sistem politik glasnost dan perestroika yang berada di Uni soviet meningkatkan nasionalisme
di negara-negara bagian Yugoslavia. Sistem glasnost dan perestroika adalah dua sistem yang
dijalankan pada pertengahan tahun 1980 oleh Presiden Uni Soviet yang bernama Mikhail
Gorbanchev.

Mikail Gorbanchev membuat kebijakan glasnost yang berarti periode kebebasan berinformasi
dan perestroika yang berarti restrukturisasi ekonomi. Pada intinya, saat negara-negara tersebut
mengalami perubahan sosial ekonomi, Presiden Uni Soviet mengumandangkan modernisasi
dan perubahan konsep mengenai reformasi.

Seperti terbukanya interaksi dengan Amerika, yang tadinya hanyalah konfrontasi. Menciptakan
jalur komunikasi antar negara yang menguntungkan semua pihak. Adanya kebebasan untuk
berpendapat, pluralisme pandangan politik dan ekonomi, serta kebebasan memeluk keyakinan.
Memberikan kesempatan pada pangsa internasional untuk berinvestasi , kesempatan pada
pihak selain negara untuk berperan dalam jalannya ekonomi bangsa.

Konsep ini ditujukan untuk membuat Uni Soviet menjadi lebih modern dan berkembang di
masa kedepannya. Namun demikian, ada beberapa dampak yang timbul akibat kebijakan ini.
Diantaranya adalah kebebasan yang diberikan memberikan ruang untuk mendebat atau
mengkritisi permasalahan apapun, termasuk sosial, ekonomi, politik dan budaya. Adanya
kemajuan perkembangan pesat dalam hal-hal tersebut memicu perbedaan pendapat yang tajam
dan menjadi salah satu faktor pertikaian antar etnis.

26
BAB III
KESIMPULAN
Yugoslavia merupakan salah satu negara di daerah balkan yang merupakan sebuah federasi
antara tiga kerajaan, yaitu : Kerajaan Serbia, Kerajaan Kroasia, dan Kerajaan Slovenia. Konflik
yang terjadi antara etnis Bosnia dan etnis serbia berawal dari keinginan masyarakat Bosnia
untuk memerdekakan diri dari wilayah Serbia. Akibat dari jatuhnya kekuatan negara
Yugoslavia menjadi beberapa negara.Sehingga Bosnia yang merupakan bagian wilayah dari
Yugoslavia juga berusaha untuk memerdekakan dirinya.Hal ini yang kemudian ditentang oleh
masyarakat Serbia yang tetap menginginkan Bosnia menjadi wilayah dari negara Serbia.Untuk
memulihkan kondisi perekonomiannya Bosnia masih mengandalkan bantuan-bantuan dari luar
negeri seperti Bank Pembanguanan Islam (IDB) yang saat itu telah mendirikan Bank
Internasional Bosnia pada September 2000.Hal ini disebabkan karena letak etnis Serbia
menginginkan menguasai wilayah Bosnia dan memanfaatkan sumber daya alam yang

27
ada.Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan etnis
Serbia. Akan tetapi, Milosevic mendapat bantahan dari pemimpin-pemimpin partai di Slovenia
dan Kroasia yang mendukung perluasan azas demokrasi seiring dengan melemahnya paham
komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia yang merupakan perkumpulan negara-
negara berpaham komunis pun bubar pada tahun 1990.

28
Daftar Pustaka
https://hukamnas.com/latar-belakang-yugoslavia
https://id.wikipedia.org/wiki/Disintegrasi_Yugoslavia
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Yugoslavia
http://sejaraheropa.wixsite.com/offering-b-2014/single-post/2015/04/16/Konflik-Yugoslavia
https://hukamnas.com/dampak-konflik-yugoslavia
http://pendidikansejarahofferingdum.blogspot.com/2014/04/tugas-kelompok-11-konflik-
yugoslavia.html

iii

Anda mungkin juga menyukai