Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERANG DUNIA I

Disusun Oleh :
1. Gede Armada
2. Komang Arya
3. Maya Wulandari
4. Riyan Hakiki
5. Komang Purwati
6. Rani Novianti
7. Wiwin Novisah

SEKOLAH MENENGAH ATAS


NEGERI 1 LUNYUK
TA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perang Dunia I” dengan tepat
waktu. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaik i
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
A. Pengertian Perang Dunia I ..................................................................2
B. Sebab Perang Dunia I..........................................................................4
C. Dampak Perang Dunia I dalam Bidang Politik ...................................8
D. Dampak Politik .................................................................................11
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12
A. Kesimpulan .......................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perang Dunia 1 merupakan perang yang melibatkan seluruh kekuatan
besar di dunia. Perang ini berlangsung dari tanggal 28 Juli tahun 1914 dan
berakhir pada tanggal 11 November 1918. Kekuatan besar yang terlibat meliputi
2 aliansi yang saling bermusuhan yakni pihak Sekutu (Prancis, Britania Raya
dan Rusia), dengan Blok Sentral yang terdiri dari (Italia, Austria Hungaria dan
Jerman). Dalam sejarahnya, Perang Dunia 1 melibatkan banyak sekali tentara
atau pasukan militer yang saling berperang. Berdasarkan informa si yang
ditemukan, perang ini melibatkan 70 juta pasukan militer dan merupakan
perang terbesar sepanjang sejarah perang di dunia.
Banyaknya pasukan yang terlibat, mengakibatkan korban dalam perang
dunia 1 juga sangat fantastis yaitu lebih dari 9 juta pasukan militer gugur. Hal
ini disebabkan karena teknologi yang digunakan dalam perang sudah sangat
maju sehingga banyak korban yang berjatuhan. Penyebab Perang Dunia 1 yaitu
karena kebijakan luar negeri dari negara-negara dengan kekuatan besar di
Eropa. Kekuatan besar ini meliputi : Kekaisaran Jerman, Kesultanan
Utsmaniyah, Kekaisaran Austria Hungaria, Imperium Britania, Kekaisaran
Rusia, Italia dan Republik Prancis

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian Perang Dunia I?
2. Apa penyebab terjadinya Perang Dunia I?
3. Bagaimana dampak Perang Duni I terhadap bidang politik?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perang Dunia I


Perang Dunia I adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang
dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering
disebut Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang
Dunia II pada tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I
setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi
menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang
terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (terpusat pada
Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia).
Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu)
dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70
juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu
perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat
kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata
tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia
I adalah konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga
membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa
negara yang terlibat.
Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri
imperialis kekuatan besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran
Austria-Hongaria, Kesultanan Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium
Britania, Republik Perancis, dan Italia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914
terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria, pewaris tahta Austria-
Hongaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan
Herzegovina adalah pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung pada
ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk
selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitunga n

2
3

minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka,
konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia.
Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dibuka dengan invasi ke Serbia oleh
Austria-Hongaria, diikuti invasi Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Perancis;
dan serangan Rusia ke Jerman. Setelah pawai Jerman di Paris tersendat, Front
Barat melakukan pertempuran atrisi statis dengan jalur parit yang mengubah
sedikit suasana sampai tahun 1917. Di Timur, angkatan darat Rusia berhasil
mengalahkan pasukan Kesultanan Utsmaniyah, namun dipaksa mundur dari
Prusia Timur dan Polandia oleh angkatan darat Jerman. Front lainnya dibuka
setelah Kesultanan Utsmaniyah ikut serta dalam perang tahun 1914, Italia dan
Bulgaria tahun 1915, dan Rumania tahun 1916.
Kekaisaran Rusia runtuh bulan Maret 1917, dan Rusia menarik diri dari
perang setelah Revolusi Oktober pada akhir tahun itu. Setelah serangan Jerman
di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan Jerman mundur
dalam serangkaian serangan yang sukses dan pasukan Amerika Serikat mulai
memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu, setuju
melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak
dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini berakhir dengan kemenanga n
di pihak Sekutu.
Peristiwa di front Britania sama rusuhnya seperti front depan, karena para
pihak terlibat berusaha memobilisasi tenaga manusia dan sumber daya ekonomi
mereka untuk melakukan perang total. Pada akhir perang, empat kekuatan
imperial besar Kekaisaran Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Utsmaniya h
bubar. Negara pengganti dua kekaisaran yang disebutkan pertama tadi
kehilangan banyak sekali wilayah, sementara dua terakhir bubar sepenuhnya.
Eropa Tengah terpecah menjadi beberapa negara kecil. Liga Bangsa-Bangsa
dibentuk dengan harapan mencegah konflik seperti ini selanjutnya.
Nasionalisme Eropa yang muncul akibat perang dan pembubaran kekaisaran,
dampak kekalahan Jerman dan masalah dengan Traktat Versailles diyakini
menjadi faktor penyebab pecahnya Perang Dunia II.
4

B. Sebab Perang Dunia I


1. Terjadi Pertentangan antara Negara-negara Eropa
Menjelang Perang Dunia I negara-negara di Eropa saling bermusuha n
antara satu dengan lainnya. Penyebabnya bermacam-macam, baik politik,
ekonomi, maupun saling berebut daerah pengaruh. Contoh dari
pertentangan antara negara Eropa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perancis - Jerman
Negara Jerman terpecah menjadi beberapa negara kecil
berdasarkan keputusan Kongres Wina (1815). Perdana Menteri Prusia
(Otto Von Bismarck) tampil untuk menyatukan Jerman. Usaha tersebut
berhasil pada tahun 1871 bersamaan waktunya dikalahkannya Perancis
dalam perang Jerman-Perancis (1870-1871). Pengumuma n
terbentuknya negara kesatuan Jerman dilakukan di Istana Versailles
yang merupakan lambang keagungan Perancis. Ini merupakan suatu
penghinaan, sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk
membalas dendam (Revanche Ide).
b. Inggris - Jerman
Pada akhir abad ke-19 Jerman telah berkembang menjadi negara
industri. Produksinya terlalu banyak sehingga tidak dapat diserap oleh
pasar dalam negeri (over produksi). Oleh karena itu perlu dicarikan
lebensraum (ruang hidup) untuk menjual hasil produksinya sekaligus
sebagai tempat untuk memperoleh bahan mentah. Inggris yang telah
muncul lebih dulu sebagai negara industri merasa mendapat saingan
sehingga ke dua negara saling berebut tanah jajahan.
c. Rusia - Jerman
Kedua negara saling berebut pengaruh di Timur Tengah. Sejak
abad ke-18 Rusia menjalankan Politik Air Hangat, yaitu mencari
pelabuhan yang airnya tidak beku di waktu musim dingin (di sebelah
Utara Rusia berbatasan dengan laut yang airnya beku sehingga tidak
dapat dilayari). Salah satu usaha yang dilakukan adalah ke Timur
Tengah. Di lain pihak pada abad ke-19 Jerman juga bermaksud
5

mengadakan kerjasama militer dan ekonomi dengan Irian dan Turki.


Terjadilah ketegangan antara Rusia dengan Jerman.
d. Rusia - (Austria - Hongaria)
Baik Rusia maupun Austria-Hongaria berusaha menanamka n
pengaruhnya di daerah Semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan
Politik Air Hangatnya Rusia membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan
tersebut bertujuan mempersatukan bangsa Slavia Selatan di daerah
Bosnia Hersegowina, yang dikuasai oleh Austria Hongaria. Hubungan
Rusia dengan Austria - Hongaria menjadi tegang dan keadaan ini juga
merupakan salah satu sebab terjadinya Perang Dunia I.
e. Rusia -Turki
Turki menguasai sebagian Timur Tengah sejak abad ke-16.
Setelah kekuasaan Turki melemah (sering disebut dengan istiloah the
Sick Man), maka Rusia ingin meluaskan wilayahnya di wilayah Timur
Tengah. Akibatnya hubungan Rusia - Turki menjadi renggang.
2. Pembentukan Aliansi
Negara Eropa yang sedang bermusuhan seperti digambarkan di atas
berusaha mencari teman untuk menghadapi lawannya. Demikian juga yang
dilakukan oleh pihak lawan. Karena itu menjelang Perang Dunia I terjadi
polarisasi antara negara Eropa. Mereka membentuk aliansi (persekutuan)
yang isinya apabila salah satu dari anggota persekutuan diserang oleh
negara lain maka anggota yang lain harus membantunya. Sebagai contoh
Jerman yang bermusuhan dengan Inggris mencari kawan Austria - Hongaria
yang bermusuhan dengan Rusia. Di Eropa kemudian terdapat dua aliansi
yang saling berhadapan.
a. Triple Aliantie
Triple Aliantie atau Aliansi Tiga adalah aliansi militer antara
Kekaisaran Jerman, Austria-Hongaria dan Italia yang belangsung dari
tahun 1882 hingga dimulainya Perang Dunia I tahun 1914. Setelah
memperbaharui aliansi tahun 1902, Italia diam-diam membuat
perjanjian dengan Perancis. Ketika Jerman dan Austria-Honga r ia
6

terlibat dalam perang pada Agustus 1914 dengan musuh Entente Tiga,
Italia membantu Blok Sentral, namun setelah konflik hampir berakhir
Italia memihak Entente melawan Austria-Hongaria pada Mei 1915 dan
Jerman pada Agustus 1916.
b. Triple Etente
Triple Etente adalah nama yang diberikan untuk persekutuan
antara Britania Raya, Perancis dan Rusia setelah penandatanga na n
Entente Anglo-Rusia tahun 1907. Persekutuan tiga kekuatan, diikuti
dengan perjanjian dengan Portugal, Jepang, Amerika Serikat dan
Spanyol, menjadi tandingan untuk Aliansi Tiga antara Jerman, Austria -
Hongaria dan Italia.
3. Perlombaan Persenjataan
Baik Triple Aliantie maupun Triple Etente saling mencurigai. Masing-
masing merasa khawatir jika suatu waktu pihak lawan menyerang mereka.
Untuk mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri. Terjadilah
perlombaan dalam membuat persenjataan yang mengakibatkan suasana di
Eropa semakin genting.
4. Pengaruh Darwinisme Sosial
George Wilhelm Friedrich Hegel (27 Agustus 1770-14 November
1831) adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart,
Württemberg. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai
posisi, termasuk para pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Küng,
Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx) dan mereka yang menentangnya
(Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling). Dapat
dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan dalam filsa fat,
gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa
keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah abadi
dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain dalam proses
pencapaian kesadaran diri (filsafat dialektika tuan-hamba).
Pemikiran utama Hegel adalah Negara merupakan penjelmaan “Roh
Absolut” (Great Spirit atau Absolute Idea). Negara bersifat absolute
7

melampaui hak individu, berbeda dengan J.J Roaseau dan John Locke,
Hegel berpendapat Negara bukan sebagai alat kekuasaan melainkan tujuan
itu sendiri. Karena itu dalam pribadi Hegel bukan Negara yang harus
mengabdi terhadap Rakyat namun sebaliknya lah yang seharusnya demi
kebaikan Negara dan rakyat itu sendiri.
Dari pemikiran Hegel inilah mulai muncul Ludwig Feurbach (1804-
1872), Karl Marx (1818-1883) dan Soren Kierkegand (1813-1855),
meskipun terdapat perbedaan namun semuanya masih searah dengan Hegel
dan memiliki keyakinan hanya Fenomena alamlah yang berada. Fenomena
selalu dapat dilihat dan dirasa, manusia adalah makhluk alamiah yang
didorong nafsu alamiah. Yang terpenting dari manusia bukan akalnya tapi
usaha, sebab pengetahuan adalah alat untuk keberhasilan usaha.
Kebahagiaan manusia dapat dicapai di Dunia ini, oleh karena itu agama dan
metafisika harus ditolak.
Meskipun ide Hegel yang dikenal Idealisme dan ide Ludwig Feurbach,
Karl Marx dan Soren Kirkegand yang dikenal Sosialisme dan Materialis me
berbeda prinsipnya namun pada dasarnya prinsip Negara dan kebahagiaan
serta metafisika memiliki aliran yang sama. Ide mereka ini dirubah menjadi
karya nyata yang sangat dikagumi pada masanya oleh Charles Robert
Darwin (12 Februari 1809-19 April 1882). Darwin adalah seorang naturalis
Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi
modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan
mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap
sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
Ia mengembangkan minatnya dalam sejarah alam ketika ia mula- mula
belajar ilmu kedokteran, dan kemudian teologi, di universitas. Perjalanan
lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle
tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis
terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologis nya
membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia
mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada 1838. Karena sadar
8

sepenuhnya bahwa orang-orang lain yang mengemukakan gagasan-gagasa n


yang dianggap sesat seperti itu mengalami hukuman yang hebat, ia hanya
menyampaikan penelitiannya ini kepada teman-teman terdekatnya. Namun
ia meneruskan penelitiannya dengan menyadari akan munculnya berbagai
keberatan terhadap hasilnya. Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred
Russel Wallace juga menemukan teori serupa mendorongnya melakukan
penerbitan bersama tentang teori Darwin.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or
The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya
disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang
paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui
garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan
mengenai keanekaragaman di dalam alam.
Darwin inilah yang mencetuskan Darwinisme Sosial, Darwinis me
Sosial ini banyak menginspirasi para pemimpin di Eropa agar tidak ragu
mengganggap benar teori Hegel ide-ide Sosialisme dan Materialisme. Bukti
mengenai hal ini dapat ditemukan dari catatan harian para pemimpin dalam
Perang Dunia Pertama.
5. Krisis Juli 1914
Diduga yang menjadi sebab Perang Dunia pertama juga adalah krisis
yang memuncak di bulan Juli, krisis ini diawali dengan macetnya rempah-
rempah khusunya sepinya tembakau yang beredar di kota Bremen dan kota
Hamsburg Jerman. Konon tembakau yang menjadi sumber utama krisis
ekonomi ini dikarenakan macetnya panen tembakau di daerah timur
Indonesia.

C. Dampak Perang Dunia I dalam Bidang Politik


1. Ketidakpuasan di Jerman
Munculnya Nazisme dan fasisme meliputi kebangkitan spirit
nasionalis dan penolakan berbagai perubahan pascaperang. Sama pula,
popularitas legenda pengkhianatan (Jerman: Dolchstoßlegende) adalah
9

wasiat terhadap keadaan psikologis Jerman yang kalah dan penolakan


tanggung jawab atas konflik ini. Teori konspirasi pengkhianatan ini menjadi
umum dan penduduk Jerman melihat diri mereka sebagai korban.
Penerimaan rakyat Jerman terhadap Dolchstoßlegende' memainkan peran
penting dalam kemunculan Nazisme. Rasa disilusi dan sinisisme dibesar-
besarkan disertai pertumbuhan nihilisme. Banyak pihak percaya perang ini
mengawali akhir dunia karena korban yang tinggi dari kalangan pria,
pembubaran pemerintahan dan kekaisaran, dan jatuhnya kapitalisme dan
imperialisme.
Gerakan komunis dan sosialis di seluruh dunia mengumpulka n
kekuatan dari teroi ini dan menikmati popularitas baru. Perasaan-perasaan
ini lebih lantang diteriakkan di daerah-daerah yang langsung terkena
dampak perang. Dari ketidakpuasan Jerman terhadap Perjanjian Versailles
yang masih kontroversial, Adolf Hitler berhasil memperoleh popularitas
dan kekuasaan. Perang Dunia II juga merupakan kelanjutan perebutan
kekuasan yang tidak pernah selesai sepenuhnya oleh Perang Dunia Pertama;
faktanya, sudah biasa bagi Jerman pada tahun 1930-an dan 1940-an untuk
menjustifikasi tindakan agresi internasional karena persepsi ketidakadila n
yang diberlakukan oleh para pemenang Perang Dunia Pertama. Sejarawan
Amerika Serikat William Rubinstein menulis bahwa:
Zaman Totalitarianisme mencakup hampir semua contoh genosida
terkenal dalam sejarah modern, dipimpin oleh Holocaust Yahudi, tetapi juga
terdiri dari pembunuhan dan pemusnahan massal di dunia Komunis,
pembunuhan massal lain oleh Jerman Nazi dan sekutunya, serta genosida
Armenia tahun 1915. Semua pembantaian ini memiliki asal usul yang sama,
kejatuhan struktur elit dan mode pemerintahan normal di sebagian besar
Eropa tengah, timur, dan selatan akibat Perang Dunia Pertama, yang
tanpanya tentu saja Komunisme atau Fasisme tidak akan muncul kecuali
dalam pikiran para penghasut dan orang sinting.
Pendirian negara modern Israel dan akar dari Konflik Israel-Palestina
yang terus berlanjut dapat ditemukan pada dinamika kekuatan yang tidak
10

stabil di Timur Tengah akibat Perang Dunia I. Sebelum perang berakhir,


Kesultanan Utsmaniyah berhasil mempertahankan pertahanan dan stabilitas
di seluruh Timur Tengah. Dengan jatuhnya pemerintahan Utsmaniya h,
kekosongan kekuasaan terjadi dan klaim wilayah dan kebangsaan saling
bermunculan. Perbatasan politik yang ditetapkan oleh para pemenang
Perang Dunia Pertama segera diberlakukan, kadang baru setelah konsultas i
dengan penduduk setempat. Dalam beberapa kasus, hal ini menjadi masalah
dalam perjuangan identitas nasional abad ke-21. Sementara bubarnya
Kesultanan Utsmaniyah pada akhir Perang Dunia I menentukan dalam
kontribusi terhadap situasi politik modern di Timur Tengah, termasuk
konflik Arab-Israel, berakhirnya kekuasaan Utsmaniyah juga menciptakan
sengketa yang belum diketahui terhadap perairan dan sumber daya alam
lain.
2. Pandangan di Amerika Serikat
Intervensi A.S. dalam perang ini, termasuk pemerintaha n Wilson
sendiri, semakin sangat tidak populer. Ini tampak dari penolakan Senat A.S.
terhadap Perjanjian Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa.
Pada masa antarperang, sebuah konsensus disepakati bahwa intervensi A.S.
adalah suatu kesalahan, dan Kongres mengesahkan beberapa hukum dalam
upaya melindungi netralitas A.S. pada konflik-konflik selanjutnya.
Pemungutan suara tahun 1937 dan bulan-bulan pertama Perang Dunia II
menunjukkan bahwa hampir 60% responden menyatakan intervensi pada
PDI adalah kesalahan, dan hanya 28% yang menentang pandangan tersebut.
Tetapi pada periode antara kejatuhan Perancis dan serangan Pearl Harbor,
opini publik berubah total dan untuk pertama kalinya mayoritas responden
menolak pandangan bahwa Perang Dunia I adalah suatu kesalahan.
3. Identitas nasional baru
Polandia lahir kembali sebagai sebuah negara merdeka setelah lebih
dari satu abad. Sebagai "bangsa Entente kecil" dan negara dengan korban
terbanyak per kapita, Kerajaan Serbia dan dinastinya menjadi tulang
belakang negara multinasional baru, Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia
11

(kelak bernama Yugoslavia). Cekoslovakia, menggabungkan Kerajaan


Bohemia dengan sebagian Kerajaan Hongaria, dan menjadi satu bangsa
baru. Rusia menjadi Uni Soviet dan kehilangan Finlandia, Estonia, Lituania,
dan Latvia, yang menjadi negara-negara merdeka. Kesultanan Utsmaniya h
langsung digantikan oleh Turki dan beberapa negara lain di Timur Tengah.
4. Peta perubahan wilayah Eropa setelah Perang Dunia I
Di Imperium Britania, perang ini melepaskan bentuk baru
nasionalisme. Di Australia dan Selandia Baru, Pertempuran Gallipo li
semakin terkenal sebagai "Baptisme Perjuangan" negara-negara tersebut.
Inilah perang besar pertama yang melibatkan negara-negara yang baru
berdiri, serta untuk pertama kalinya tentara Australia berperang sebagai
penduduk Australia, bukan subjek dari Kerajaan Britania Raya. Hari Anzac
memperingati Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru dan
merayakan momen-momen menentukan tersebut.

D. Dampak Politik
1. Ketidakpuasan di Jerman
Munculnya Nazisme dan fasisme meliputi kebangkitan spirit
nasionalis dan penolakan berbagai perubahan pascaperang. Sama pula,
popularitas legenda pengkhianatan (Jerman: Dolchstoßlegende) adalah
wasiat terhadap keadaan psikologis Jerman yang kalah dan penolakan
tanggung jawab atas konflik ini. Teori konspirasi pengkhianatan ini menjadi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perang Dunia Pertama memberi pengaruh besar terhadap ingatan sosial.
Perang ini dipandang oleh banyak orang di Britania sebagai tanda akhir zaman
stabilitas yang sudah ada sejak zaman Victoria, dan di seluruh Eropa banyak
orang menganggapnya sebagai ambang batas. Generasi pemuda tak bersalah,
kepala mereka dipenuhi abstraksi tinggi seperti Kehormatan, Kejayaan dan
Inggris, pergi berperang untuk menjadikan dunia ini aman bagi demokrasi.
Mereka dibunuh dalam pertempuran bodoh yang dirancang oleh jenderal
yang bodoh pula. Mereka yang selamat terkejut, mengalami disilusi dan
terpahitkan oleh pengalaman perang mereka, dan melihat bahwa musuh asli
mereka bukanlah Jerman, tetapi orang-orang tua di kampung halaman yang
telah membohongi mereka. Mereka menolak nilai-nilai masyarakat yang
mengirimkan mereka ke perang, dan dalam melakukannya mereka memisa hka n
generasinya sendiri dari masa lalu dan warisan budayanya.

B. Saran
Perang Dunia I telah menelan jutaan korban jiwa dan telah mengubah
dunia, baik pada bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Lebih baik jika kita
mengambil hikmah dari peristiwa ini dan selalu menjaga kedamaian antar
sesama agar peristiwa ini tidak terulang kembali.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_I

https://id.wikipedia.org/wiki/Entente_Tiga

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyebab_Perang_Dunia_I

Anda mungkin juga menyukai