Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin

Perang dingin merupakan perang yang terjadi tanpa adanya bentrokan fisik, maksudnya
pihak yang berperang saling menggertak satu sama lain dengan memperlihatkan kebolehannya
dan kelebihannya tanpa menyerang satu sama lain.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold
War, bahasa Rusia: холо́дная война́, kholodnaya voyna, 1947–1991) adalah sebutan bagi
sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika
Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet(beserta sekutunya disebut Blok
Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991.

Istilah “Perang Dingin” ini sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch
dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Setelah perang dunia ke-2 berakhir, Amerika Serikat dan Unisoviet muncul sebagai
negara adikuasa. Amerika serikat muncul dengan ideologi demokratis kapitalis, dan Unisoviet
muncul dengan ideologi komunis. Kedua negara tersebut berusaha mencari pengaruh dan
dukungan dari negara-negara yang baru memerdekakan diri. Mereka bersaing dalam melakukan
ekspansi ideologi. Hal ini memicu terjadinya perang dingin dan berpengaruh kepada negara-
negara di luar Eropa.
Sebelum lebih jauh membahas tentang perang dingin sebelumnya perlu diketahui bahwa
Amerika dan Unisoviet juga terlibat di dalam Perang Dunia I dan II. Pada perang Dunia pertama
Jerman, Austria, dan Turki membuat negara aliansi dan bekerja sama. Awalnya Amerika sekrikat
merupakan negara netral dan tidak memihak siapapun akan tetapi ketika perang kapal selam tak
terbatas, secara tidak sengaja Jerman mengenai kapal Amerika sehingga Amerika yang awalnya
netral akhirnya memihak Inggris, Unisoviet dan Pranciss yang merupakan lawan dari aliansi
Jerman. Dengan turun tangannya Amerika maka akan mempermudah kekalahan Jerman.
Setelah Jerman kalah pihaknya dipaksa menandatangani perjanjian Fersailes yang isinya
membuat pihak Jerman harus membayar kerugian yang dikeluarkan pihak musuh selama perang.
Jerman telah kalah, ditambah lagi harus membayar kerugian musuh. Hal ini menyebabkan
Jerman harus pontang-panting memperbaiki kondisi ekonominya tetapi ketika Adolf Hilter
meminpin Jerman, ia melancarkan politik balas dendam. Inilah cikal bakal penyebab Perang
Dunia ke-2. Pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerang negara Polandia yang
merupakan negara yang dilindungi oleh pihak sekutu yang terdiri dari Inggris, Pranciss dan
Unisoviet. Pada perang dunia ke Dunia yang bertindak sebagai negara sentral adalah Jerman,
Itali, dan Jepang. Jepang memiliki pemikiran tersendiri, Jepang ingin menguasai dunia. Sebelum
menguasai dunia hal yang pertama harus dilakukan adalah menguasai Cina, lalu Asia dan
Seluruh dunia. Sehingga Jepang pada waktu itu sangat gencar memperluas wilayahnya dan
menyerang wilayah lain. Jepang juga ingin menundukkan Amerika dan berpikiran bahwa jika
mereka berhasil menyerang pelabuhan Pearl maka mereka akan dengan mudah mengalahkan
Amerika. Akan tetapi, rencananya tidak berhasil, Jepang hanya membangunkan macan yang lagi
tidur. Amerika yang semula netral di Perang Dunia ke-2 akhirnya turun tangan dan mempercepat
kekalahan Jepang dengan mengebom atom Nagasaki dan Hirosima.
Selama berlangsungnya perang dunia ke -2, Amerika Serikat merupakan salah satu
negara Sekutu yang memiliki kekuatan militer cukup besar. Dalam pertempuran melawan
Jerman dan Italia, Amrika serikat berhasil memukul mundur dan bahkan memaksa kedua negara
tersebut untuk menyerah kepada sekutu. Selain itu, Jepang juga menyerah dan tunduk di bawah
kekuatan sekutu setelah kota Hirosima dan Nagasaki dijatuhi bom atom pada 9 Agustus 1945.
Sementara itu, Unisoviet juga memiliki peran yang sangat besar dalam kemenangan Sekutu
dalam Perang Dunia II. Berkat Unisoviet, negara-negara Eropa Timur berhasil direbut oleh pihak
sekutu dari tangan Jerman.
Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Unisoviet
memunculkan perimbangan kekuatan dalam hal ekonomi, politik dan ideologi. Kedua negara
adikuasa itupun melakukan ekspansi ideologi ke negara-negara lain. Berbagai metode pun
digunakan, baik dalam bentuk pemberian bantuan ekonomi, maupun kerja sama militer dan
persenjataan. Hal itulah yang dimaksud perang dingin.
Dalam usaha untuk melancarkan ekspansi politis dan ideologis, pada tahun 1947,
Amerika serikat mengeluarkan Marshall Plan yaitu sebuah traktat tentang bantuan ekonomi
dalam rangka pemulihan perekonomian Eropa yang hancur akibat perang Dunia II. Selain
Marshall Plan posisi luar negeri Amerika tercermin dalam Truman Doctrine yang merupakan
sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Hary Truman pada tahun 1947 yang
menyatakan kesediaan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan bagi kekuatan anti komunis
di Turki dan Yunani dalam menghadapi kekuatan komunisme Unisoviet.
Pada 4 April 1949 North Atlantic Treaty Organization dibentuk dengan tujuan
mendukung stabilitas politik dan keamanan di daerah Atlantik Utara. Pembentukan NATO
memancing blok Timur untuk mendirikan Warsawaw Pact atau Pakta Warsawa. Pakta tersebut
dibentuk tanggal 14 Mei 1955 di kota Warsawa, Polandia. Di bawah kepemimpinan Unisoviet.

DAMPAK PERANG DINGIN

Dampak Positif
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK maju pesat karena kedua Blok ini
banyak melakukan pengembangan dan mempunyai hasil yang sangat bagus terutama masalah
eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi
konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok
Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—
1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan
tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan
persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir,
yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh
Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan
yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Dampak positif di tiap bidang :
1. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada
perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan
munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia
banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara
berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga
melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati
untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan
tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik
modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga
membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan
besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah
istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah
beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah
negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.
2. Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara
mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara
besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua
memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
3. Bidang Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung
adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian
HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan
tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
4. Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan
yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk
tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba
menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan
doktrin-doktrin yang mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba
untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya
kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama
kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga
berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.
5. Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer
mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang
besar demi kemajuan iptek di negara mereka.
Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada
masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau
komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah
ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-
sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang
besar.

Dampak Negatif

Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin
berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang
dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat
dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.

Dampak negatif di tiap bidang :


1. Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka
masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir
yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar rumor
bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika.
Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian
menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira
menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap
sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet
menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
2. Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman
sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini
memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Baran yang beribukota di Bonn dan Jerman
Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham
yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang
dianut jerman timur.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh
lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan
untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan
Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat.
Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada
di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga
menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang.
Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.

Anda mungkin juga menyukai