Anda di halaman 1dari 12

Perang Teluk I

Persoalan pokok dalam perang Irak-Iran atau Krisis Teluk I adalah maksud Irak
dan Iran dalam peperangan ini. Seperti diterangkan oleh Menteri Pertahanan Irak,
Adnan Khairallah bahwa Irak memulai peperangan mencapai tiga tuntutan pokok
yang tidak dapat dicapainya dengan cara lain. Pertama, Irak menuntut kedaulatan
atas seluruh Shatt al-Arab. Menurut perjanjianAlgiers tahun 1975 perbatasan
ditetapkan di tengah perairan dan navigasi akan diatur bersama. Kedua, ketiga
pulau kecil di Selat Hormuz yang diduduki Iran sejak 1971 harus dikembalikan
kepada kedaulatan Arab. Ketiga, Iran harus melindungi hak-hak minoritas Arab
di propinsi Khuzestan oleh pihak Arab disebut Arabistan, mayoritas
penduduknya adalah Arab. Krisis teluk dimaksudkan Irak untuk menjatuhkan
rezim Khomeini. Perang irak – iran ( krisis teluk 1 )
Dampak Perang Teluk I
A. Dampak Sosial-Ekonomi
•Perang Teluk I menelan korban jiwa yang sangat besar dari kedua belah pihak. Jumlah korban tewas
selama perang diperkiran mencapai 750.000 hingga 1.000.000 jiwa (Alfianto, 2015:77). Jumlah korban
tersebut mayoritas berasal dari laki-laki dewasa berusia 18-30 tahun. Besarnya jumlah korban ini
mengakibatkan banyak istri yang kehilangan suaminya serta anak-anak yang menjadi yatim. Kondisi ini jelas
menjadi suatu guncangan hebat yang dirasakan oleh sebagian penduduk dari kedua negara. Perang Teluk I
telah menimbulkan problem sosial baru di Iran maupun Irak.
•Perang Teluk I juga menghancurkan perekonomian Iran dan Irak. Iran dan Irak melakukan cara yang
sama untuk memperkuat militer mereka dengan cara memobilisasi rakyat sipil untuk ikut berperang.
Mobilisasi rakyat sipil inilah yang membuat banyak pabrik kehilangan tenaga kerjanya. Selain itu,
kehancuran yang ditimbulkan oleh perang juga mencakup berbagai infrastruktur penunjang perekonomian.
Akibatnya, perekonomian di kedua negara mengalami stagnasi dan bahkan kemunduran.
Dampak Politik
•Dampak Perang Teluk I di Iran dan Irak juga terjadi di bidang politik. Secara umum, perang mampu
meningkatkan rasa patriotik rakyat Iran dan Irak. Hal tersebut setidaknya dibuktikan dengan keberadaan
rakyat sipil yang dimobilisasi untuk ikut perang dari kedua belah pihak. Perang juga memberikan dampak
pada konstelasi elit politik dalam negeri dari kedua negara. Selama Perang Teluk, baik Iran maupun Irak
mengalami gejolak politik di dalam negeri.
• Pada awal Perang Teluk, pemimpin spiritual Iran Imam Khomeni dan presiden Ali Khameni mampu
memanfaatkan isu tersebut untuk menyatukan berbagai golongan politik di Iran. Upaya ini mengalami
keberhasilan ketika golongan sejumlah golongan politik baik sayap kanan maupun sayap kiri mampu
dimobilisasi untuk mendukung perang. Meskipun demikian, terdapat golongan lain yang menjadi oposisi utama
pemerintah dari kelompok Mujahidin. Khomeni menganggap jika kelompok Mujahidin merupakan antek
Amerika Serikat yang berusaha menyerang Iran dari dalam.
• Penolakan Iran untuk menerima resolusi PBB akhirnya membuat Amerika Serikat turun tangan untuk
menyelesaikan konflik. AS melakukan cara yang bisa dibilang licik untuk memaksa Iran menerima resolusi Dewan
Keamanan PBB. Pada tanggal 3 Juli 1988, kapal AS, USS Vincennes menembak jatuh pesawat sipil Iran yang sedang
dalam perjalanan menuju Dubai, Uni Emirat Arab. Peristiwa tersebut menewaskan 290 orang (Farrokh , 2011:411).
Presiden Ali Khameni akhirnya dengan terpaksa menerima resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 589 yang berisi
tentang perintah gencatan senjata. Saddam Husein kemudian juga menerima resolusi tersebut. Kedua belah pihak
akhirnya menyetujui untuk menghentikan pertempuran dan mulai membuka negosiasi damai untuk mengakhiri perang
secara keseluruhan.
• Dewan Keamanan PBB akhirnya mengeluarkan resolusi nomor 619 untuk mempercepat proses perdamaian
kedua belah pihak. Resolusi tersebut berisi tentang pembentukan United Nations Iran-Iraq Military Observer Group
(UNIIMOG). Pembentukan UNIIMOG ini bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata yang dilakukan
kedua belah pihak.(Alfianto, 2015:76). PBB kemudian menyatakan bahwa kedua belah pihak akan segera bertemu
untuk mengakhiri perang. Secara prinsipil kedua belah pihak telah melakukan kesepakatan damai pada bulan Agustus
1988. Kesepakatan damai tersebut dapat tercapai setelah kedua belah pihak setuju untuk melakukan pertukaran
tawanan perang.
Perang Teluk II
• Perang Teluk Persia II atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang
langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan
provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan
serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan (kemungkinan berada
di Arab Saudi).

• Perang Teluk Persia II memiliki sebab khusus yaitu Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang
langsung menguasai Kuwait.

• Selain itu adapun faktor-faktor yang menyebabkan Perang Teluk II:

• 1. Sengketa Irak Vs Kuwait, Tentang masalah minyak di padang Rumaillah.

• 2. Ambisi Saddan Hussaen, Untuk menjadi pemimpin negara-negara Arab seperti Nebukadnezar dan diklaim Kuwait dahulu
kala bagian dari Irak.
DAMPAK PERANG TELUK II

• Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel terutama Tel Aviv
dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B buatan Sovyet rakitan Irak, yang bernama Al
Hussein. Untuk menangkal ancaman Scud, koalisi memasang rudal penangkis, Patriot, serta memaksimalkan sorti
udara untuk memburu rudal-rudal tersebut sebelum diluncurkan. Irak juga melakukan perang lingkungan dengan
membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-
menawar perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov dan
Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991.

• Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal
mengambil hak veto, meskipun Uni Sovyet pada saat itu dikenal sebagai sekutu Irak, terutama dalam hal suplai
persenjataan. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari
berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.
• Secara umum Perang Teluk 2 membawa beberapa akibat sebagai berikut :
• 1. Peranan Amerika Serikat semakin dominan dalam politik Timur Tengah.
• 2. Perpecahan di negara Arab.
• 3. Perekonomian Irak mengalami kehancuran serta terkena blokade ekonomi dan sanksi
embargo dari PBB.
• 4.Ladang minyak kuwait mengalami kerusakan berat.
• 5. Irak membayar ganti rugi
• 6. Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB memeriksa nuklir Irak
• 7. Irak kena embargo ekonomi.
• 8.Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya
• Tengah malam tanggal 2 Agustus 1990 Irak secara resmi menginvasi Kuwait, dengan membombardir ibu kota
Kuwait dari udara. Meskipun Angkatan Bersenjata Kuwait, baik kekuatan darat maupun udara berusaha
mempertahankan negara, mereka dengan cepat kewalahan. Namun, mereka berhasil memperlambat gerak Irak
untuk memaksa keluarga kerajaan Kuwait untuk meloloskan diri ke Arab Saudi, beserta sebagian besar tentara yang
masih tersisa. Kuwait dijadikan provinsi ke-19 oleh Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla' (28 Agustus 1990).
Akibat invasi ini, Kuwait meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan
Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.
Perang Teluk III
• Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya menuduh Irak
sedang berusaha membuat senjata pemusnah masal yang mengancam kemanan nasional
mereka, koalisi, dan sekutu regional. Pada tahun 2002, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
Resolusi 1441 yang mewajibkan Irak untuk bekerjasama sepenuhnya dengan inspektur senjata
PBB guna membuktikan bahwa Irak tidak berada dalam suatu usaha membuat senjata
pemusnah masal. Hans Blix, pemimpin dari tim inspeksi senjata yang dikirim, mengatakan
bahwa tidak ditemukan senjata pemusnah massal dan Irak telah bekerja sama dengan aktif.

• Namun AS tetap pada rencananya untuk menyerang Irak walaupun banyak negara yang
menentangnya, ditambah lagi dengan alasan-alasan juga tujuan terselubung milik AS hingga
akhirnya tanpa mandat PBB dibantu Inggris dan Australia pada tanggal 20 maret 2003 AS
dengan kode "Operasi Pembebasan Irak" mulai melakukan penyerangan ke wilayah Irak dan
selanjutnya Irak bertahan dengan membalas serangan tersebut terjadilah peperangan antara
keduanya. Tujuan resmi yang ditetapkan amerika serikat dalam penyerangan ini adalah untuk
melucuti senjata pemusnah massal Irak, menakhiri dukungan Saddam Hussein kepada
terorisme, dan memerdekan rakyat Irak dari kekuasaan otoriter Saddam.
• Namun secara umum, Amerika Serikat memiliki tujuan terselubung
dalam Perang Teluk III ini, yaitu :
• a. Keinginan Amerika Serikat untuk menguasai ladang minyak milik
Irak yang terbesar kedua setelah Arab Saudi.
• b. Menjaga Israel dari Irak.
• c. Menguatkan pengaruh politik di Timur Tengah dan Negara Teluk.

• Persiapan awal perang ini telah dimulai ketika 100.000 tentara Amerika serikat
dikumpulkan di Kuwait. Amerika Serikat sengaja menyediakan mayoritas
pasukan untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan Koalisi yang terdiri
dari lebih dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak. Invansi Irak tahun 2003
inilah yang jadi pembuka perang Irak. Ketika Irak sudah jatuh ketangan
Koalisi, masih terus terjadi peperangan yang digelorakan pemberontak
melawan tentara koalisi Amerika Serikat hingga 2011.
KESIMPULAN
• Perang Teluk III yang berlangsung timpang terjadi selama 43 hari. Serangan dimulai pada 20 Maret 2003
dan berhasil menjatuhkan Baghdad pada 9 April 2003. Pada 1 Mei 2003 perang dinyatakan selesai oleh
Amerika Serikat dengan kemenangan berada di pihak Amerika Serikat dan pasukan gabungan. Dalam
Perang Teluk III Irak mengalami kekalahan dan selanjutnya berada di bawah pengaruh Amerika Serikat.
Saddam Hussein jatuh dan dibentuklah pemerintahan baru di Irak. Sebelum pemerintahan baru terbentuk
kondisi Irak sangat kacau mengingat terjadi kekosongan kekuasaan. Aksi kriminal meningkat dan sering
terjadi bom bunuh diri serta perlawanan bersenjata antara kelompok-kelompok bersenjata dengan
pasukan pendudukan. Setelah perang selesai kondisi keamanan, perekonomian dan pemerintahan Irak
belum juga stabil meski pemerintahan baru hasil pemilu 31 Januari 2005 telah terbentuk. Tentara
pendudukan Amerika Serikat pun belum juga angkat kaki dari bumi Irak.
• Implikasi Teoritis, bahwa Perang Teluk III yang menjadi masalah krusial baru di Timur Tengah disebabkan
oleh ambisi Barat (Amerika Serikat) untuk menguasai minyak Timur Tengah (Irak). Motivasi untuk
membela kepentingan Israel juga menjadi alasan Amerika Serikat untuk menanamkan pengaruhnya di
Timur Tengah. Implikasi Praktis, bahwa konflik yang terjadi antara Irak dan Amerika Serikat
menimbulkan dampak bagi Irak khususnya dan bagi wilayah Timur Tengah pada umumnya. Perang Teluk
III telah berpengaruh pada prospek perdamaian Palestina dan Israel karena invasi Amerika Serikat ke
Irak ini telah memberi peluang bagi Israel untuk memperkuat eksistensinya di Palestina.
Invasi Irak - Kuwait
• Kuwait memutuskan untuk menurunkan harga minyak. Kebijakan tersebut menurunkan
pendapatan Irak secara signifikan. Arsip New York Times melaporkan Saddam
kemudian meminta Kuwait untuk membayar miliaran dolar AS kepada Irak sebagai
kompensasi. Kuwait tidak menuruti permintaan tersebut. Hubungan kedua negara
semakin tegang setelah Saddam juga menuduh Kuwait mencuri minyak Irak dengan
metode pengeboran miring (slant drilling). Yang akhirnya Irak memutuskan untuk
melakukan invasi ke kuwait pada tanggal 2 agustus 1990.
• Pada saat itu Saddam mengklaim pemerintahan koi telah digulingkan oleh grup
revolusioner dan meminta bantuan Irak. mereka juga memperingatkan agar jangan
terjadi intervensi asing lain perwakilan Kuwait kemudian menyangkal klaim tersebut
yang akhirnya nya Menyebabkan sejumlah negara langsung mengecam invasi Irak di
antaranya adalah Amerika Serikat dan Inggris. PBB mendesak Irak untuk angkat kaki
dari Kuwait namun tidak tidak mengamini apa yang diminta oleh PBB,  tidak
berlakunya aneksasi Irak atas Kuwait lalu meluncurkan Pasukan gabungannya.
• Pasukan gabungan dipimpin Amerika Serikat dan
didukung Kuwait, Inggris, Arab Saudi, Mesir dan Prancis.
Mereka diterjunkan dalam operasi penyelamatan gurun
atau Dessert Shield Operation selama beberapa bulan.
Manuver tersebut mengawali apa yang sejarah catat
sebagai perang teluk I
• Pada 17 Januari 1991 serangan gelombang kedua
digerakkan dengan nama operasi badai gurun atau
Dessert Storm Operation. Operasi ini tercatat sebagai
serangan udara dengan durasi terpanjang dalam sejarah
pertempuran di angkasa.

Anda mungkin juga menyukai