Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Sebelumnya saya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada saya , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini .
Semoga makalah ini dapat memenuhi kewajiban kami dalam tugas mata Pelajaran
Sejarah Peminatan Kelas XII. Adapun harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca mengenai Perang Teluk II (Irak-Kwuait).
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bekasi, 21 Februari 2020


Penulis

Sabrina

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...  4


A. Latar Belakang ……………………………………………………………….   4
B. Rumusan Masalah .......................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………  5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….  6


A. Penyebab Terjadinya Perak Teluk II ………..............................……………. 6
B. Proses Terjadinya Perak Teluk II ……………..………………….................…  7
C. Dampak Konflik Perang Teluk II ………………………….……………………  9

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………..11


A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 11
B. Saran …………………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Keberagaman negara diseluruh dunia ini memang juga mempunyai tradisi dan watak
tersendiri-tersendiri. Adanya beberapa faktor mendasar yang sudah berlangsung sejak lama
dan menyangkut kepercayaan serta menyangkut kemakmuran hidup bersama, ternyata sangat
mudah menimbulkan konflik (peperangan).Hal-hal yang menyangkut terkait ideologi bangsa,
suku, keyakinan, sangat mudah sekali mengobarkan  adanya perselisihan dan permusuhan
dan kemudian menjadi perang. Hal inilah yang terjadi pada Iran dan Irak yang saling
berperang memperebutkan hak-nya yang sudah diklaim masing-masing. Mereka mempunyai
dasar sendiri-sendiri yang dijadikan alat untuk membela dirinya supaya menjadi miliknya.

Kawasan Timur Tengah memang terkenal dengan sumber daya alamnya terutama
hasil minyaknya yang mampu menyuplay keseluruh penjuru dunia. Iran sebagai salah satu
negara yang kaya akan minyak, hal tersebut tidak lantas membuat Iran kaya dan tentram
seperti yang diharapkan. Karena kita ketahui bahwa negara-negara lain yang butuh akan
kekayaan minyak tersebut sudah siap untuk merebutnya. Irak adalah negara tetangga
terdekatnya yang memiliki perbatasan dengan Iran. Di perbatasan itulah yang menjadi
sengketa dan menyulutkan perselisihan. Irak mengeklaim bahwa wilayah itu merupakan
miliknya akan tetapi Iran juga tidak mau kalah dan menanggap bahwa itu juga wilayahnya.

Jika sudah begitu maka akan sangat sulit sekali untuk menengahinya. Dengan
berbagai faktor baik intern maupun ekstern maka jelas perang antara negara tetangga ini tak
mampu dielakkan lagi. Negara yang berdampingan yang seharusnya damai justru harus
berperang dan mengakibatkan jatuhya korban yang tidak sedikit.

Konflik antar negara yang sampai sekarang masih terus berlanjut terjadi di Kawasan
Timur Tengah, menjadikan bahan yang menarik untuk terus diulas dan dipelajari lebih
mendalam. Terutama salah satu aktor negara yang sangat mencolok dengan konfliknya yaitu
Irak. Irak terlibat perang dengan Iran negara tetangganya. Samapi sekarang konflik-konflik di
negara-negara tersebut masih terus ada, hal tersebut disebabkan adanya faktor-faktor tertentu
yang sangat mendasar di tambah lagi faktor-faktor pendukung lainnya. Kekurang pahaman
terkait peran Irak-Iran ini tentunya membuat kita sebagai umat manusia yang sama tinggal di
planet ciptaan Tuhan ini harus saling tahu dan memperhatikan bahkan ikut andil menjaga

4
kerukunan antar negara. Karena pada dasarnya setiap peperangan pasti akan mempunyai
dampak tidak hanya positif tetapi cenderung negatif terutama bagi pihak yang kalah.

Perang merupakan pengalaman tersulit dalam kehidupan yang selalu membawa


berbagai macam masalah baik secara individu, sosial dan bahkan global. Ketika sebuah
bangsa melalui masa-masa perang, fakta dan berbagai peluang yang terkandung di dalamnya
jika kemudian hari kita pikirkan kembali, mungkin tidak dapat terbayangkan besarnya.
Banyak orang yang menolak perang dan menghindarinya serta sedikit sekali orang yang
menerima atau menyukainya. Orang-orang yang pernah berperang di medan pertempuran dan
bangsa-bangsa yang telah merasakan pahitnya perang, mengetahui dengan baik apa saja yang
terjadi dan masalah apa yang dihadapi satu generasi dan setelahnya.

B.      Rumusan Masalah

Jadi berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan masalah yang akan
kita bahas dalam makalah ini adalah :

1.   Apakah penyebab sehingga terjadinya perang Teluk II ?

2.   Bagaimanakah proses terjadinya Perang Teluk II ?

3.   Bagaimanakah dampak dari terjadinya Perang Teluk II ?

C.      Tujuan

Jadi setelah membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas, makalah ini
bertujuan :

1.     Untuk mengetahui apakah  penyebab sehingga terjadinya perang Teluk II.

2.     Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya Perang Teluk II.

3.     Untuk mengetahui bagaimanakah dampak terjadinya Perang Teluk II.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Penyebab terjadinya Perang Teluk II

Perang teluk II dimulai ketika Irak melakukan Invasi ke Kuwait pada tanggal 2
Agustus 1990. Irak dengan strategi gerak cepat langsung menguasai Kuwait. Invasi yang
dilakukan Irak ke Kuwait ini disababkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah terjadiya
Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam Perang Irak – Iran. Akibat invasi ini, Arab Saudi
meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan
PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990. Amerika Serikat mengirimkan
bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab
kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer
Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di
kawasan Asia.

Selain itu Invasi Irak ke Kuwait ini juga disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak
setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan
petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat
kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam
Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun
pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak
secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan
Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.

1.   Sebab umum terjadinya perang:

1)   Ambisi Saddam Husein untuk tampil sebagai orang yang dihormati di negara-negara
Arab.

2)   Kuwait dituduh Irak mencuri minyak Irak di Padang Rumeila yang terletak di perbatasan
kedua negara (dipersengketakan)

3)   Kuwait menolak tuntutan Saddam untuk membayar ganti rugi dan memberikan daerah
Rumailah dan Pulau Bubiyan.

4)   Irak mengalami kerusakan infrastruktur ekonomi dan membengkaknya utang akibat


Perang Teluk 1.

6
5)   Penguasa Irak sering mengklaim Kuwait sebagai wilayah kekuasaannya, karena
perbatasan antara kedua negara tersebut tidak jelas.

2.   Sebab Khusus terjadinya perang:

1)   Terjadinya pelanggaran kuota minyak oleh Kuwait, Arab, dan Uni Emirat Arab sehingga
produksi melimpah, akibatnya harga minyak anjlok. Irak yang waktu itu sangat
mengandalkan pendapatan negara dari sektor minyak sangat terpukul dengan peristiwa ini.
Irak waktu itu sedang membangun negaranya yang rusak akibat perang dengan Iran. Sumber
dana diandalkan dari minyak karena irak merupakan negara penghasil minyak yang
diandalkan negara lain

2)   Adanya serangan Irak terhadap Kuwait tanggal 2 Agustus 1990 yang berhasil menduduki
wilayah Kuwait.

B.      Proses Terjadinya perang Teluk II

Pada awalnya Saddam mengira jika AS tidak akan menganggu agenda Irak tersebut
mengacu pada dukungan sebelumnya pada Perang Persia I, akan tetapi diluar dugaan, PBB
dan AS menuntut Irak untuk hengkang dari wilayah Kuwait. Presiden Mesir, Hosni Mubarak
pun mencoba menjadi penengah konflik antara Irak-Kuwait namun tidak berhasil. Ketika
diplomasi tidak menemukan hasil, hanya dalam kurun waktu satu minggu AS berhasil
membentuk pasukan koalisi berjumlah ribuan pasukan berpusat di Arab Saudi. 16 Januari
1991, tentara AS beserta koalisi dibawah otoritas PBB menyerang wilayah Irak dan wilayah
Kuwait yang diduduki Irak melalui serangan udara.

Irak menanggapi dengan meluncurkan rudal Seud menuju pos-pos militer musuh,
serta mengarahkan rudal kepada Israel dengan tujuan Tel Aviv, dengan maksud memancing
Israel untuk ikut masuk dalam perang. Ini adalah taktik Saddam untuk membredel koalisi
antara AS dan bangsa Arab. Dengan asumsi apabila Israel menjawab pancingan tersebut dan
menerjunkan pasukan untuk ikut menggempur Irak, maka negara-negara Arab akan
melepaskan diri dari koalisi akibat perang Arab-Israel yang masih berlarut-larut, sehingga
kekuatan AS akan berkurang sebab hengkangnya bantuan bangsa Arab. Strategi ini tidak
berhasil karena AS menjamin Israel aman dari jangkauan rudal Irak. Israel tidak menggubris
pancingan Irak.

Pada masa ini untuk memojokkan Irak, isu mengenai senjata biologis yang digunakan
Irak untuk menyerang pasukan Iran kembali digulirkan setelah tidak digubris sama sekali.

7
Sebelumnya kantor berita Iran, IRNA, menuduh bahwa Irak telah meluncurkan senjata kimia
lainnya ke medan tempur sebelah selatan, dan melukai 600 tentara Iran.

Senjata kimia itu adalah bis-(2-chlorethyl)-sulfide, atau lebih dikenal dengan sebutan
gas mustard dan etil N, N-dimethylphosphoroamidocyanidate, gas saraf atau dikenal sebagai
Tabun. Pada saat itu Kementrian Luar Negeri AS dalam laporannya tanggal 5 Maret 1984
menyatakan, “Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Irak menggunakan senjata kimia
yang mematikan.” Akan tetapi Rumsfeld yang berada di Baghdad tidak membicarakan
masalah tersebut meskipun ada laporan dari Kementrian Luar Negeri AS. Sebaliknya, harian
The New York Times pada edisi 29 Maret 1984 dari Baghdad memberitakan, “para diplomat
Amerika menyatakan mereka puas dengan hubungan antara Irak dan Amerika Serikat dan
menyarankan agar hubungan diplomatic secara formal dipulihkan.” Berita ini kembali
diangkat untuk mendesak Irak dan memancing dukungan dari Iran, namun tidak berhasil.

Setelah itu AS menggempur dengan serangan darat selama 3 hari dimulai 23 hingga
26 Februari 1991 yang akhirnya memukul mundur pasukan Irak dari Kuwait. Akibat
kelelahan menghadapi musuh yang tidak diduga, ditambah gejolak internal pemberontakan
Syi’ah etnis Kurdi yang memanas membuat Irak semakin terdesak. Pada 27 February, George
W. Bush memerintahkan gencatan senjata pada Irak. 3 Maret 1991 Irak mematuhi mandate
AS dengan menerima Resolusi DK PBB 660, 662, dan 674 dan perang berakhir.

Setelah kalah dalam perang menginvasi Kuwait, Irak mengalami beberapa


konsekuensi yang haru dihadapi:

1)   Sanksi ekonomi dan perdagangan internasional

2)   Jumlah korban yang besar

3)   Pelucutan persenjataan oleh PBB

4)   Menimbulkan pemberontakan dari Syi’ah dan etnis Kurdi untuk mendapatkan hak-
haknya yang selama ini dikekang oleh Saddam Hussein. Supreme Council of the Islamic
Revolution in Irak (SCIRI) medapatkan dukungan lisan dari AS melalui pidato George W.
Bush lewat radio untuk menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Akan tetapi pada 28
Maret 1991 Saddam mengumumkan pemberontak Syi’ah Irak selatan dapat dikendalikan,
kemudian menyusul 30 maret 1991 pada pemberontak Kurdi

8
Sedangkan pihak aliansi yang mendukung Irak seperti Yaman dan PLO pun
mengalami masa sulit setelah kekalahan perang Irak melawan Kuwait. Hubungan antara
Yaman dan Arab Saudi memanas, dan PLO kurang mendapatkan bantuan kembali dari dunia
Arab untuk memperjuangkan Palestina.

Mengenai dukungan pada agenda perang Irak kali ini telah jelas menggambarkan
bahwa baik AS maupun Liga Arab tidak mendukung kebjakan Saddam Hussein untuk
menginvasi Kuwait. Hal ini didsampaikan melalui KTT Kairo pada Agustus 1990 dengan
hasil musyawarah setuju untuk membentuk pasukan keamanan guna membantu angkatan
bersenjata Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.

C.       Dampak terjadinya Perang Teluk II

Perang Teluk II yang berlangsung lebih singkat daripada Perang Teluk I, ternyata
membawa akibat yang tidak kalah hebatnya dengan Perang Teluk I. Akibat-akibat itu sebagai
berikut.

1)   Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar oleh Irak.

2)   Negara dan perekonomian Irak rusak berat karena gempuran tentara multinasional dan
blokade ekonomi serta embargo yang diterapkan PBB.

3)   Peranan Amerika Serikat semakin kuat di Timur Tengah.

4)   Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya.

5)   Timbulnya semangat anti-Amerika.

6)   Perpecahan negara-negara Arab.

7)   Irak membayar ganti rugi.

8)   Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB memeriksa nuklir Irak.

9)   Irak kena embargo ekonomi.

Setelah beberapa tahun krisis Kuwait berakhir, memasuki tahun 2002 terjadi konflik
antara Irak dengan pihak Amerika Serikat. Melalui PBB, AS menuduh Irak telah
mengembangkan senjata nuklir dan senjata pemusnahan massal lainnya.

Beberapa penyidik yang dibentuk PBB diturunkan di Irak untuk membuktikan


tuduhan tersebut. Mereka bergabung dalam United Nations Monitoring Verification

9
Commision (UNMOVIC), yaitu tim inspeksi senjata PBB yang ditugaskan untuk menyelidiki
adanya usaha pengembangan senjata pemusnah massal Irak. Pemimpin UNMOVIC adalah
Hans Blix.

Untuk kepentingan tersebut PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.
1441 pada tanggal 18 November 2002. Isi resolusi tersebut adalah menuntut Orak untuk
mengizinkan dan memberikan akses sepenuhnya kepada UNMOVIC dan International
Atomic Energy Agency (IAEA) atau Badan Energi Atom Internasional, untuk meneliti segala
hal yang berkaitan dengan persenjataan yang dimiliki Irak.

10
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Perang Teluk II yaitu Invasi Irak ke Kuwait ini disebabkan oleh kemerosotan ekonomi
Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat
membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro
dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap
Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla
sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan
suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan
akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan
Usmaniyah Turki.

Proses terjadinya Perang Teluk II yaitu Tanggal 2 agustus 1990, dibawah komando
pemerintahan saddam hussein irak dengan 100.000 tentaranya menyerang kuwait yang saat
itu hanya memiliki tentara 20.000 dapat dengan mudah dikuasai tanpa perlawanan yang kuat.
Penguasa kuwait Ahmad El Sabah terpaksa melarikan dirinya ke Arab Saudi untuk meminta
pertolongan.Invasi tersebut benar benar di tentang oleh dunia internasional, terbukti dalam
konferensi di Cairo, Liga Arab mengeluarkan pernyataan bahwa Irak harus segera menarik
mundur pasukannya dari Kuwait. Pada tanggal 8 Agustus 1990, AS, Inggris, Perancis,
Australia dan negara Liga Arab pun melakukan Operasi Perisai Gurun (Desert Shield
Operation). Namun operasi ini belum sampai menyerang irak yang berada di daerah kuwait,
dan operasi ini pun diganti menjadi Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) dibawah
jendral Norman Schwarzkopf (AS). Operasi ini membuat Irak dibombardir oleh pesawat-
pesawat pasukan koalisi. Dalam perang tersebut terjadi unjuk persenjataan. Pihak koalisi
menjatuhkan rudal Patriot untuk menangkal rudal-rudal Scud milik Irak. Rudal juga
ditembakkan ke ibu kota Israel, Tel Aviv, karena Irak mencurigai Israel terlibat dalam
serangan kenegaraannya.

11
Perang Teluk II yang terjadi antara irak dan kuwait membawa beberapa dampak
negatif yaitu Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar oleh Irak dan Negara
dan perekonomian Irak rusak berat karena gempuran tentara multinasional dan blokade
ekonomi serta embargo yang diterapkan PBB serta Peranan Amerika Serikat semakin kuat di
Timur Tengah.Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya.Timbulnya semangat anti-
Amerika.Perpecahan negara-negara Arab.Irak membayar ganti rugi.Irak harus mengizinkan
tim inspeksi nuklir PBB memeriksa nuklir Irak dan juga Irak kena embargo ekonomi.

B.   Saran

Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata
dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih
baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa
berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang sejarah asia
barat baru.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf yang
sebesar besarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Ahmad. (2010). Perang Perang Paling Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta: Jogja


Bangkit Publisher

Isawati. (2012). Sejarah Timur Tengah II (Sejarah Asia Barat) Dari Peradaban Kuno
Sampai Krisis Teluk II. Yogyakarta: Ombak

Cahyo, Agus. (2012). Perang Perang Paling Fenomenal. Jogjakarta: Buku Biru

Badrika, Wayan. 2006. Buku Cetak Sejarah untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial.
Erlangga

Kirdi Dipoyudo. (1977). Timur Tengah Dalam Pergolakan. Jakarta : Centre For Strategic
And International Studies

Rita, Widyana. Perang Teluk( Irak-Kwuait ).Angkatan 1999. Sejarah FKIP UNS Surakarta.

Daliman. (1933). Sejarah Asia Barat Daya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia. Surakarta: Universitas sebelas Maret

Riza Shihbudi. (1991). Islam, Dunia Arab, Iran : Bara Timur Tengah. Jakarta : Mizan

13

Anda mungkin juga menyukai