0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara tidak mungkin dapat berdiri sendiri, seperti halnya manusia atau
individu sebagai makhluk sosial. Suatu negara pasti akan membutuhkan bantuan dari
negara lain dan akan negara tersebut akan menjalin sebuah kerjasama, dimana negara
satu dengan negara lain akan saling mengisi kekurangannya dalam berbagai
komponen. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Salah satunya adalah negara dengan
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi
dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik
negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya
perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial,
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang lain.
finansial yang tidak berkeadilan. Kebijakan politik tidak memihak pada tegaknya
B. Rumusan Masalah
1
1. Bagaimana latar belakang terjadinya Perang Teluk I, proses jalannya perang
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dapat ditarik dari
D. Manfaat
1. Bagi siswa
Dapat mengetahui sejarah terkait Perang Teluk 1 dan Perang Teluk II,
dunia.
2. Bagi guru
diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Latar Belakang Terjadinya Perang Teluk I (Irak-Kuwait)
Perang Teluk Persia (Gulf War) merupakan perang yang terjadi antara Irak
melawan Kuwait. Perang akibat adanya invasi Irak atas sebuah negara kecil yang
kaya minyak di Timur tengah, Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Invasi ini di
tandai dengan penyerangan yang dilakukan dua brigade pasukan khusus Republik
Irak menguasai istana Amir dan Bank Sentral Kuwait. Penyerangan dilakukan dengan
dalil bahwa Presiden Saddam Hussein akan menemukan emas Kuwait di tempat
tersebut. Namun, setelah menguasai kedua tempat tersebut, Saddam Hussein tidak
Selain daripada itu, perang dipicu oleh karena terjadinya pelanggaran kuota
minyak yang dilakukan oleh pemerintah Kuwait, Arab, dan Uni Emirat Arab dalam
memproduksi minyak secara melimpah sehingga harga minyak menjadi turun secara
drastis. Akibatnya, Irak yang hanya mengandalkan minyak mentah sebagai masukan
menemukan sumur minyak baru di Alaska, Laut Utara, dan negara bekas jajahan Uni
Sovyet. Persaingan harga yang begitu ketat dari hasil sumur minyak baru tersebut
memaksa Irak harus menurunkan minyaknya jauh di bawah harga yang telah
1
Norman Cigar, “Iraq’s Strategic Mindset and the Gulf War,” (Journal of StrategicStudies,
1992), hal. 9-11.
2
Norman Friedman, Desert Victory. Annapolis, (Md.: Naval Institute Press, 1991), hal. 66, 108-
111.
3
ditetapkan. Hal ini menyebabkan Irak semakin terpuruk, terlebih lagi pada saat itu,
tahun 1980-1988. Oleh karena itu, Irak menuduh Kuwait telah mencuri minyak Irak
Selain dari pada itu, keinginan kuat Presiden Saddam Hussein menjadi orang nomor
satu di dunia Arab juga merupakan dampak dari Irak ingin menguasai Kuwait
Hussein percaya bahwa negara Arab tidak mendukung keberadaan Amerika Serikat
atas Israel yang bersifat imperialis di wilayah Timur Tengah 3. Presiden Saddam
ke wilayah Kuwait.
1. Pada masa Perang Teluk Persia I Irak diestimasi menghabiskan dana antara $94
sampai $112 miliar, pada saat itu ekonomi Irak sedang mengalami hambatan
sehingga membutuhkan pinjaman dana dari negara tetangga seperti Arab Saudi,
Kuwait dan Uni Emirat Arab sebanyak $55 miliar. Irak sendiri masih
4
2. Irak menganggap Kuwait merupakan bagian Irak dan berusaha menaklukkannya
sekaligus sebagai bentuk ambisi Saddam Hussein unuk menguasai negara lemah di
Irak selama masa peran merasa tidak menerima rasa terimakasih dari Irak.
Jalur diplomasi antara Irak dengan Kuwait maupun Arab Saudi mengalami
Agustus 1990 pukul 4.30 waktu setempat, sekitar 300.000 tentara Irak dengan di
dukung 3500 tank, puluhan rudal Scud, Mic-29 dan beberapa pesawat Mirage
menyerbu Kuwait. Pasukan Irak hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk
menguasai seluruh Kuwait. Keberhasilan ini karena pengalaman tempur pasukan Irak
selama Perang Teluk I dan perimbangan kekuatan yang mencolok antara Irak dengan
Kuwait.4
segera mengadakan sidang guna membahas situasi di Kuwait. Hasil sidang yaitu
keluarnya Resolusi DK PBB No.660 yang berisi kutukan terhadap tindakan Irak
Isawati. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat) Jilid 2: Dari Revolusi Libya Sampai
Revolusi Melati 2011), (Yogyakarta: Ombak, 2013), hal. 49.
5
meninggalkan Kuwait tanpa syarat. PBB memberi batas sampai 29 November 1990
1990 merupakan propinsi ke-19 dari negara Irak. Status ini tidak dapat diubah oleh
pihak manapun. Bahkan Irak tidak akan mundur satu inci pun dari wilayahnya.
Kuwait5
Pada Januari 1991 waktu Baghdad, operasi pembebasan Kuwait yang diberi
pabrik yang diperkirakan memproduksi gas syaraf dan gas mostar yang terletak di
sekitar 40 km barat daya Kota Samara. Pabrik ini merupakan pabrik kimia terbesar di
Irak.
Januari 1991, Irak melepaskan 8 rudal Scud ke Israel dan Arab Saudi. Serangan
6
akan pecah dan negara-negara Arab akan membantu Irak. Namun karena lobi AS
peluncur-peluncur peluru kendali Scud milik Irak. Serangan rudal Scud ke Tel Aviv
dan Dahran menewaskan 4 orang sipil dan melukai beberapa warga Israel. Pada
waktu yang sama, pasukan multinasional juga berhasil melakukan serangan udara
banyak mengandalkan serangan udara daripada darat. Hal ini didasarkan pada
pengalaman pahit AS selama Perang Vietnam. Serangan udara juga dimaksudkan agar
akan keluar dari bunker-bunker perlindungan dan mental pasukan Irak akan merosot
sehingga akan menyerah dan tertekan. Dengan hancurnya infrastruktur Irak juga
memasuki Kota Khafji di Arab Saudi dan menduudkinya selama dua hari. Serangan
bunker sipil Irak yang menewaskan 300 orang penduduk sipil Irak.
7
Sampai pada 23 Februari 1991, pasukan multinasional pimpinan AS melancarkan
ultimatum terhadap Irak, yaitu jika pasukan Irak tidak segera ditarik mundur dari
Kuwait, maka perang darat akan pecah. Sebaliknya justru Irak menyikapi ultimatum
1991, perang darat pecah. Pada hari berikutnya, pasukan multinasional berhasil
menawan 20.000 tentara Irak serta menghancurkan ratusan tank. Pada 26 Februari
nya, Irak mengumumkan pasukannya siap mundur dari wilayah Kuwait. Pada 27
mengatakan paling tidak 29 Devisi Irak dan lebih dari 300.000 tentara Irak berhasil
mengatasi masalah Internasional. Hal ini tidak hanya terlihat jelas dari
negera-negara besar, khususnya Amerika Serikat. Hal ini berarti pecahnya Perang
Teluk II kembali membuktikan bahwa PBB pada hakikatnya memang lebih banyak
8
Invasi Irak ke Kuwait telah menyebabkan suhu politik di Timur Tengah
1990. Tragedi Yerusalem sangat berkaitan erat dengan situasi di kawasan Teluk Parsi.
Dalam Perang Teluk I, Saddam Hussein berhasil tampil sebagai motor kubu radikal
melawan kubu moderat, yaitu rezim-rezim yang berkuasa di Mesir, Arab Saudi dan
Negara-negara monarki teluk lainnya. Bangsa Palestina yang selama ini merasa
kecewa terhadap tingkah laku politik rezim-rezim tersebut seakan menemukan sosok
idola pada diri Saddam Husein. Apabila dalam Perang Teluk I selanjutnya yang
dilihat Palestina bahwa yang dihadapi Irak tidak hanya Kuwait tetapi pasukan
musuh Palestina.
sejunlah factor, yaitu : (1) sekitar 170.000 orang Palestina tinggal di Irak (2)
kegagalan proses perdamaian melalui jalur diplomasi (3) perlakuan tidak simpatik
bekas penguasa Kuwait (4) desakan opini public Palestina di daerah Tepi Barat dan
Jalur Gaza untuk mendukung Saddam. Pada waktu Perang Teluk I, Saddam juga
Palestina sebagai prasyarat mundurnya tentara Irak dari Kuwait. Semangat gerakan
intifadhah warga Palestina di daerah pendudukan yang sebelum pecah Krisis Teluk I
tepat bagi rakyat Palestina untuk kembali bangkit dan berjuang melawan Israel.
9
Pada 12 Oktober 1990, juga terjadi pembunuhan terhadap pemimpin milisi
manorit, Jenderal Michel Aoun di Libanon. Di Mesir, Ketua Parlemen Mesir Rifa’at
Mahghoub dan tiga pengawalnya ditembak mati oleh orang-orang tak dikenal.
unsure-unsur pendukung Saddam Husein, yaitu bisa terdiri dari para agen Saddam
atau para ekstremis Palestina. Jika sangkaan tersebut terbukti, maka terbunuhnya
Mahghoub bisa dianggap sebagai salah satu “getah pahit” yang harus dirasakan Mesir
Dampak perang Teluk I bagi Mesir juga terasa dibidang ekonomi. Perang
ratusan ribu tenaga kerja Mesir dari Irak dan Kuwait. Pemerintah Mesir menuduh
rezim Saddam Hussein telah merampok lebih dari US$ 12 miliar harta benda tenga
kerja Mesir dari Irak dan Kuwait. Kembalinya lebih sejuta tenaga kerja kerja Mesir
dari Irak dan Kuwait tidak hanya berdampak kurangnya anggaran pendapatan
Pemerintah Mesir, tetapi juga menimbulkan masalah sosial ekonominya yang lebih
serius, terutama yang berkaitan dengan sector lapangan kerja, perumahan dan
menyumbangkan sekitar 10% dari total pendapatan luar negeri. Akibat perang
Teluk I, pendapatan dari sector pariwisata menurun US$ 400 juta sampai
US$ 1 miliar karena banyak turis yang membatalkan rencana kunjungan ke Mesir.7
M.Riza Shihbudi, Bara Timur Tengah, (Jakarta: Mizan, 1991), hal. 57.
10
2. Irak merugi secara ekonomi, dikucilkan dari dunia Internasional dan Krisis
Dalam Negeri
Perang Teluk I membawa dampak yang luar biasa bagi Irak di bidang
ekonomi. Dapat dikatakan bahwa Irak merupakan Negara yang paling parah dan
menderita di sector ekonomi akibat Perang Teluk I. Secara kasar, kerugian Irak di
bidang ekonomi akibat Perang Teluk I ditaksir sekitar 500 triliun. Disamping itu Irak
harus membayar kerugian perang sebesar 14 miliar dolar AS. Meskipun demikian
Kuwait juga harus menerima kenyataan bahwa 300 dari 500 sumur minyaknya
banyak yang hancur akibat aksi bumi hangus yang dilakukan pasukan Irak.
semakin terpojok dan terisolasi dari dunia Internasional Sanksi Ekonomi yang
dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB yang didukung oleh blokade militer Amerika
Serikat dan sekutunya sangat menyulitkan posisi Saddam Husein dalam pergaulan
Intenasional. Dalam bidang olahragapun, Irak tidak berhak turut serta didalamnya.
Irak disingkirkan dari Pesta Olahraga Asia atau Asian Games tahun 1990 di Beijing
dan dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Bahkan pada 30 November 1990,
Dewan Keamanan PBB atas desakan Amerika Serikat dan sekutunya mengesahkan
Resolusi No. 678 yang memberikan legitimasi bagi penggunaan kekuatan militer
untuk menggempur pasukan Irak. Akibat Perang Teluk I, Irak dikucilkan dari hampir
semua sektor kehidupan internasional, baik politik, ekonomi, militer maupun sosial
budaya.
juga cukup memperihatinkan, terutama dalam bidang politik. Akibat Perang Teluk I,
11
Saddam Husein harus menghadapi berbagai kelompok politik yang berusaha
semakin mencengkeram Irak dengan menguasai Iran bagian Selatan dengan dalih
menjaga balance of power di kawasan tersebut dan melindungi kaum Syiah yang
selama ini ditindas oleh Saddam Husein. Larangan bagi Irak untuk terbang di Irak
Selatan yang notabene masih menjadi bagian dari wilayah Irak merupakan tamparan
Perang Teluk II selain sebagai bencana ternyata juga berdampak positif bagi
perbaikan hubungan anatar Irak dengan Iran yang bersitegang selama delapan tahun
selama Perang Irak-Iran. Salah satu factor menarik yang mendorong usaha
Perang Irak Iran. Sebagian besar mendukungnya kemudian justru secara mengejutkan
balik menyerangnya dalam Perang Teluk I. Dalam posisi yang semakin terjepit, maka
tidak ada jalan lain bagi Irak untuk mendekati bekas musunya dalam perang Irak-Iran.
Sikap tersebut diambil oleh Irak setelah melihat bahwa Iran berusaha bersikap netral
dalam Perang Teluk I. Meskipun Iran mengencam invasi Irak ke Kuwait, tetapi disis
lain Iran juga sangat menentang kehadiran pasukan multinasional dan kekuatan
untuk menerima seluruh syarat yang diajukan oleh Iran demi tercapainya perdamaian
Ibid., hal.59.
12
antara Irak dan Iran. Di antara syarat tersebut adalah diberlakukannya kembali
Perjanjian Aljiers tahun 1975 yang pernah dibatalkan secara sepihak oleh Saddam
serta ditaatinya seluruh pasal Resolusi Dewan Keamanan PBB No.598 tahun 1988.
Pada awal September 1990, Menteri Luar Negeri Irak Tariq Azis berkunjung ke Iran.
Pada pertengahan November 1990, Menlu Iran Ali Akbar Velayati sebagai balasan
kunjungan Tariq Azis mengunjungi Irak. Inilah saling kunjung pertama antara pejabat
tinggi kedua Negara sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Kunjungan Tariq Azis ke
Iran Velayati ke Irak menandai era baru dalam hubungan kedua Negara yang selama
masih mendapat tantangan keras dari kaum mullah radikal, normalisasi hubungan
Irak-Iran justru mendapat dukungan penuh dari hamper seluruh elite politik
Iran.”New Day for Iran-Iraq, Old Threat From US”, merupakan salah satu judul tajuk
rencana harian Kayhan Internasional yang mencerminkan aspirasi kaum mullah garis
keras. Bahkan pada 10 September 1990, Ayatullah Shadeq Khalkhali, anggota Majlis
Syura Islami dan para tokoh garis keras secara terbuka mendesak pembentukan
aliansi militer Irak-Iran guna menghadapi Israel, Amerika Serikat dan Arab Saudi.
13
Strategy/NSS) pemerintahannya. Konsep ini disebut NSS-2002 yang merupakan
doktrin kebijakan keamanan terbaru Amerika Serikat dan sering pula disebut sebagai
Doktrin Bush. Dapat dikatakan bahwa doktrin baru yang menjadi kebijakan resmi
internasional. Isi Doktrin Bush ini juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak
ingin cita-citanya menciptakan Tata Dunia Baru (The New World Order) yang
doktrin ini merupakan bagian dari langkah Amerika Serikat untuk mengekalkan gelar
Teori-teori mengenai motivasi dibalik invasi Amerika Serikat terhadap Irak ini
akan dapat diidentifikasi dengan baik jika kita menganalisis perkembangan politik
luar negeri pasca perang dingin dan situasi dalam negeri Amerika Serikat. Setelah
Perang Dingin, politik luar negeri Amerika Serikat mempunyai banyak dimensi.
Diantara dimensi-dimensi tersebut yang paling penting dan utama adalah dimensi
dianggap sebagai ancaman untuk pertahanan diri Amerika Serikat). Paradigma ini
14
bagi Amerika Serikat termasuk Irak. Amerika Serikat juga mempunyai kepentingan
ekonomi.
Dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa salah satu tujuan invasi Amerika
Meskipun ada kemungkinan fakta lain bahwa motivasi invasi Amerika Serikat
Saddam Hussein dan putra-putranya untuk meninggalkan Irak dalam waktu 48 jam
atau menghadapi perang. Namun ultimatum tersebut tidak digubris oleh Presiden Irak
Saddam Hussein dan bahkan mereka menyatakan telah siap untuk berperang.
Akhirnya pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2003 pukul 05.35 waktu
Baghdad, hanya sekitar 95 menit dari batas akhir ultimatum 48 jam yang ditetapkan
Amerika Serikat bagi Presiden Irak untuk mundur dari jabatannya, perang yang
dilancarkan Amerika Serikat dan Inggris terhadap Irak dimulai. Peluru kendali
Baghdad.
Siti Muti’ah Setiawati, Irak Di bawah Kekuasaan Amerika, Dampaknya Bagi Stabilitas Politik
Timur Tengah dan Reaksi (Rakyat) Indonesia, (Yogyakarta: PPMTT HI FISIPOL UGM, 2004), hal.
77-81.
15
Sementara itu selain serangan udara yang dilancarkan di kota Baghdad
penyerangan darat terjadi di Ummu Qashr sebuah kota kecil yang berada di
melintasi perbatasan dan masuk ke Irak.10 Irak pun tidak tinggal diam dan mulai
jam setelah serangan awal Amerika Serikat ke Irak dimulai. Sebagian besar rudal
scud Irak menghantam tempat-tempat di wilayah Kuwait utara. Serangan rudal scud
Irak ke Kuwait ini merupakan aksi balasan Irak mengingat Kuwait menjadi tempat
Jum’at, 21 Maret 2003 malam, berita yang muncul dari medan perang di Irak adalah
bahwa pasukan Amerika Serikat telah memasuki Irak sejauh 160 kilometer.
Sementara dari udara, pesawat tempur Amerika Serikat dan Inggris terus mengebom
Saddam Hussein, markas besar partai Baath dan instalasi militer yang masih tersisa.
telekomunikasi untuk memutus rantai komando antara para petinggi Irak dan
Amerika Serikat maupun Irak sangat memerlukan radio atau televisi untuk
mempengaruhi dan menggalang opini publik. Amerika Serikat memerlukan radio dan
10
Alauddin Al Mudarris, Huru-Hara Irak Isyarat Akhir Zaman, (Yogyakarta: Hikmah, 2004),
hal. 72.
11
Musthafa Abd. Rahman, Geliat Irak Menuju Era Pasca Saddam (Laporan dari Lapangan).
(Jakarta: Kompas, 2003), hal.1.
16
televisi untuk mengajak tentara dan rakyat Irak meninggalkan Saddam dan
menyerahkan diri. Sedangkan Saddam memerlukan radio dan televisi untuk menjaga
agar tentara dan rakyat tetap setiap padanya dan mau berjuang untuknya. Sementara
itu, upaya-upaya bom bunuh diri juga sangat banyak. Akan tetapi karena lemahnya
sarana yang dimiliki oleh pers Irak, maka sulit bagi mereka untuk mengungkap
semuannya. Sebagai contoh adalah upaya bom bunuh diri yang dilakukan Ali Ja’far
Peristiwa ini terjadi pada awal operasi pasukan relawan, Sabtu 29 Maret, dimana
Amerika Serikat pun mengakui perisitwa ini, yang kemudian disiarkan oleh beberapa
pers internasional.12 Fenomena friendly fire atau salah tembak teman sendiri sangat
kental mewarnai pasukan Amerika Serikat dalam Perang Teluk II. Sistem senjata
yang macet, antena patah dan kegagalan sistem komunikasi sangat berperan dalam
membedakan kawan atau lawan. Apalagi dengan keletihan yang dialami para tentara
Pada 7 April 2003, pasukan Inggris berhasil menguasai Basra, kota terbesar
kedua di Irak. Hari itu, dilakukan 1500 misi penerbangan, antara lain 500 misi
serangan, 35 misi pengisian bahan bakar, 400 misi kargo, 175 misi pengawasan,
kontrol, komando dan mata-mata. Pada 9 April 2003, kota Baghdad jatuh dan
12
17
pasukan Amerika Serikat pun berhasil menguasai kota. Meskipun begitu pertempuran
menghilang dan tidak diketahui jejaknya. Pada 14 April 2003, Pentagon menyatakan
bahwa pertempuan besar di Irak selesai setelah pasukan Amerika Serikat merebut
Tikrit kota kelahiran Saddam. Sementara itu, keberadaan Saddam Hussein tidak
diketahui.
Tanggal 14 April 2003, Jenderal Jay Garner ditunjuk oleh Amerika Serikat
menjadi pondasi bagi sistem negara dan pemerintah Irak pasca Saddam Hussein.13
Pada tanggal 1 Mei 2003, Presiden George W. Bush, di atas kapal USS
Abraham Lincoln menyatakan bahwa perang telah selesai. Selanjutnya Presiden Bush
Amerika Serikat. Sejak saat itu pula maka dimulailah fase stabilitas dan rekonstruksi
sebelah tenggara Tikrit. Saddam disergap oleh pasukan Amerika Serikat di sebuah
13
Musthafa Abd. Rahman, Geliat Irak Menuju Era Pasca Saddam, hal. 207.
18
peternakan kambing dalam sebuah lubang berukuran 1 x 0,5 meter persegi yang
Bush sudah menyatakan bahwa perang telah selesai sejak 1 Mei 2003, namun
aksi perlawanan bersenjata rakyat Irak tak kunjung usai. Sepeninggal Saddam rakyat
Irak menentang pendudukan yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap
Irak. Jadi meskipun perang sudah berakhir, tetapi perlawanan bersenjata masih sering
terjadi.
runtuhnya rezim Saddam Hussein. Perang telah dinyatakan selesai oleh Presiden
Bush dan selanjutnya Irak jatuh ke tangan pasukan pendudukan pimpinan Amerika
Serikat. Setelah tumbangnya Saddam Hussein Irak memasuki babak baru yang sangat
berbeda dengan sebelumnya. Dari perang yang berlangsung selama 43 hari ini dapat
dikatakan bahwa Irak mengalami kekalahan. Amerika Serikat telah berhasil untuk
menjatuhkan rezim Saddam Hussein dan membentuk pemerintah baru di Irak yang
ini maka secara otomatis Irak menjadi daerah pendudukan Amerika Serikat. Amerika
Serikat yang akan membentuk pemerintah transisi Irak untuk menuju pemerintah
Runtuhnya Saddam Hussein tidak serta merta membuat Irak aman dan damai,
19
peluang bagi lahirnya manifesto politik yang chaotik dan kadang-kadang berakhir
dengan kerusuhan. Semua itu dilakukan rakyat Irak yang tiba-tiba memperoleh
kebebasan terlepas dari pemerintahan tirani. Rakyat Irak benar-benar bebas dan tidak
terkendali karena tidak ada aturan yang harus ditaati. Tidak aneh kalau kemudian
banyak terjadi tindak kriminal, perampokan dan penculikan. Aksi bom bunuh diri
juga terjadi dan sasarannya tidak hanya tentara pendudukan tetapi juga rakyat dan
para tokoh Irak. Kondisi ini menumbuhkan kebencian mendalam dari rakyat Irak
Hussein, perasaan terbebas itu seketika berubah ketika situasi di Irak setelah Saddam
jatuh tidak menjadi lebih baik secara ekonomi, sosial, politik dan keamanan.
Sejak rezim Saddam Hussein jatuh, Irak benar-benar bebas karena tidak ada
lagi hukum yang mengikat, tidak ada lagi peradilan dan polisi yang baru dibentukpun
kemudian secara lantang menyatakan agar pasukan pendudukan segera angkat kaki
dari Irak. Pernyataan itu diwujudkan dengan berbagai aksi perlawanan terhadap
pasukan pendudukan. Setiap hari di bulan-bulan awal pendudukan selalu tersiar kabar
ada tentara Amerika Serikat atau Inggris yang tewas. Entah itu karena menjadi korban
para penembak jitu, korban peledak bom bunuh diri atau korban penyerangan. Aksi
penyerangan kelompok bersenjata Irak ini selalu dibalas oleh pasukan pendudukan.
20
pemerintah rumah sakit, pemukiman penduduk, jalan-jalan, pusat perdagangan serta
sanksi ekonomi berupa embargo yang telah dialami Irak sejak Perang Teluk II usai.
Selain kerugian ekonomi banyak sekali korban yang berjatuhan, baik sipil maupun
membebaskan rakyat Irak sama sekali tidak terbukti. Justru yang kebanyakan menjadi
korban tindakan mereka adalah warga sipil Irak, pada hari ketujuh peperangan sudah
ada 350 orang yang meninggal dan tak kurang dari 4000 orang mengalami luka-luka.
telepon dan listrik. Sementara itu pasar dan pertokoan sepi karena tidak ada barang
lagi yang bisa dijual. Barang-barang yang masih ada adalah sisa-sisa sebelum invasi
Amerika Serikat dan Inggris ke Irak di mulai. Para pemilik toko itu lebih memilih
rumah sakit, universitas, museum, perusahaan besar, hotel mewah atau rumah pejabat
15
Musthafa Abd. Rahman, Geliat Irak Menuju Era Pasca Saddam, hal.192.
16
Budiarto Shambazy, Obrak-Abrik Irak. (Jakarta: Kompas, 2003), hal. 167.
21
Perang Teluk III juga berdampak pada hilangnya benda-benda bernilai sejarah
gabungan Amerika Serikat atas Irak tidak hanya melahirkan penderitaan bagi orang-
orang tak berdosa, tetapi juga menghilangkan warisan kebudayaan masa lampau yaitu
Serikat dan Inggris melepaskan peluru kendali ke bumi Irak, seakan merupakan
pertanda bahwa saat itu pula peradapan manusia di kubur dalam-dalam. Negara Irak
sebelumnya ibarat buku sejarah, arkeologi dan antropologi yang begitu tebal yang
dimulai sejak dunia ada hingga masa yang akan datang. Cerita tentang Irak yang
merupakan negara asal mula peradapan manusia telah hancur akibat perang. Perang
telah mengakibatkan salah satu laboratorium sejarah yang terpenting di dunia dengan
Januari 2005 untuk memilih 275 anggota Dewan Nasional serta anggota DPRD untuk
18 provinsi di Irak. Dari hasil perhitungan suara diumumkan bahwa kelompok Islam
Islam Sunni yang pada pemerintahan sebelumnya berkuasa duduk pada peringkat
belum juga membuat tentara pendudukan angkat kaki dari Irak. Tentara pendudukan
perlawanan. Aksi penyerangan dan bom bunuh diri masih terus terjadi hingga
17
Trias Kuncahyono, Dari Damascus ke Baghdad, (Jakarta: Kompas, 2004), hal. 191.
22
sekarang sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan pendudukan. Aksi ini tidak
hanya mengancam tentara pendudukan tetapi juga mengancam warga sipil Irak. Baku
tembak masih sering terjadi sehingga keamanan masih sulit untuk terwujud, meski
bercokol di Irak maka kelompok-kelompok bersenjata masih terus beraksi dan selama
itu pula maka rakyat Irak masih jauh dari rasa aman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasca perang Dunia II wilayah Asia Barat mengalami beberapa gejolak dalam
bidang ekonomi dan politik. Gejolak tersebut ditandai antara lain melalui beberapa
peristiwa seperti Krisis Suez 1956-1957, embargo minyak perang Arab – Israel tahun
1973-1974, hingga revolusi Iran 1978 -1979. Pengelolaan sumber minyak dan
ketersediaan air bersih merupakan isu internal kawasan yang paling sering
23
tersebut pada jelang abad modern hingga saat ini. Disamping itu, isu Pan-Arabisme
dan Fundamentalisme merupakan isu sensitif yang telah berkembang sejak awal abad
dua puluh hingga sekarang. Sementara itu, presentase keterlibatan dunia Internasional
terhadap isu-isu tersebut mencapai 70% dari total konflik yang pernah ada. Dalam
catatan sejarah, keterlibatan asing di era modern yang didominasi oleh Barat,
Kondisi Irak selama Perang Teluk II berbanding terbalik dengan Perang Irak-
Iran. Pada Perang Irak-Iran, Irak mendapat dukungan dari mayoritas negara-negara
Arab, namun hal tersebut tidak terjadi dalam Perang Teluk I. Hampir seluruh sekutu
Irak selama Perang Teluk I berubah memusuhi Irak termasuk Amerika Serikat.
ini merupakan yang terbesar sejak terlibat dalam Perang Vietnam. Irak dihadapkan
pada kenyataan bahwa mereka harus berhadapan dengan pasukan multinasional yang
membantu Kuwait. Irak memang sempat berhasil masuk ke wilayah Kuwait, namun
hal tersebut tidak bertahan lama karena pasukan multinasional mampu mengusir Irak
dari Kuwait. Hal tersebut sesuai dengan Resolusi Nomor 678 yang pada intinya
untuk menggunakan segala cara jika Irak tidak menarik diri dari Kuwait sampai 15
Perang Teluk II dimulai dari serangan militer Amerika Serikat ke Irak pada
persenjataan antara kedua belah pihak. Amerika Serikat unggul dalam bidang
24
persenjataan dan jumlah pasukan. Pada tanggal 9 April 2003, Baghdad telah jatuh dan
kepresidenan Irak. Peperangan berlangsung selama 43 hari dan pada 1 Mei 2003,
Presiden Bush menyatakan bahwa perang telah selesai dengan kemenangan di pihak
pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat. Dalam Perang Teluk II, Irak
baru hasil pemilu, kondisi di Irak belum stabil. Setelah perang selesai, aksi kriminal
penjarahan. Di Irak juga sering terjadi bom bunuh diri dan juga aksi perlawanan
bersenjata untuk mengusir pasukan pendudukan Amerika Serikat yang belum juga
angkat kaki dari Irak. Kondisi perekonomian Irak hancur dengan rusaknya
25
26