Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REVIEW JURNAL

OLEH

NELLA KHAFIZA

19040015

ILMU KEALAMAN DASAR

DOSEN PENGAMPU : LIZA YULIA SARI,M.Pd

FAKULTAS FISHUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

2022
JURNAL 1

Judul Perkembangan Bioteknologi di Indonesia


Jurnal Rekayasa (journal of science and technology)
Volume & halaman 85-90
Tahun 2019
Penulis Ummi Wasilah, Siti Rohimah, Mukhamad
Su’udi
Reviewer Nella Khafiza
Tanggal 17 juni 2022
Abstrak Bioteknologi telah berkembang di Indonesia
sejak lama namun cenderung lambat
dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor
pertama adalah minimnya dana penelitian
dalam bidang bioteknologi. Penelitian
bioteknologi dibutuhkan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas produk serta
pengetahuan tentang bioteknologi. Faktor lain
yaitu rendahnya sumber daya manusia, fasilitas
dan kebijakan pemerintah yang terkesan
memperpanjang proses pemasaran produk
rekayasa genetika. Bioteknologi memiliki
peranan positif bagi dunia pertanian, kesehatan
serta lingkungan. Dalam dunia pertanian,
bioteknologi membantu untuk mengurangi
krisis pangan, memperbaiki kualitas pangan
dan meningkatkan jumlah produksi hasil
pertanian. Di bidang kesehatan, bioteknologi
dapat mendiagnosis suatu penyakit genetis
maupun non genetis serta mengobati penyakit
tertentu. Dalam bidang lingkungan,
bioteknologi dapat meningkatkan kualitas
lingkungan yang telah tercemar seperti
remediasi, bioleaching, mengurangi sampah
plastik dengan memproduksi bioplastik serta
memproduksi pupuk hayati yang ramah
lingkungan.
Pengantar Bioteknologi di Indonesia telah berkembang
sejak lama, misalnya pembuatan keju, tempe,
oncom dan lain sebagainya. Namun
bioteknologi modern baru berkembang pada
tahun 1985 ketika Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang mengizinkan munculnya
program Bioteknologi seperti Bioteknologi
pertanian IPB, Bioteknologi kesehatan di
UGM dan Bioteknologi Industri di ITB
Bandung. Tujuan pemerintah dalam program
ini adalah untuk meningkatkan penelitian di
bidang bio - teknologi dan memperluas
jaringan bioteknologi di tingkat nasional
maupun internasional (Wahyono, 2001). Tahun
1994, Indonesian Biotechnology Consortium
(IBC) terbentuk dengan tujuan aktif terlibat
dalam pengembangan dan pemanfaatan
bioteknologi secara bijak untuk kesejahteraan
manusia dan konservasi lingkungan
(Retnoningrum, 2005).
Pada tahun 1988, perhatian terhadap
bioteknologi semakin meningkat. Hal ini
terbukti dengan peran pemerintah dalam
memberikan bimbingan untuk perkembangan
bioindustri dan adanya dukungan dari Research
and Development (R & D) (Sukara dan
Loedin, 2014). Jaringan bioteknologi semakin
berkembang hingga pada tahun 1999, Lembaga
Eijkman bekerja sama dengan PT. Biofarma
mengembangkan vaksin hepatitis B (Wahyono,
2001). Pada tahun 2013, Indonesia
(Kementerian Riset dan Teknologi) bekerja
sama dengan Jerman dalam rangka
mengembangkan bioteknologi pembuatan obat
(LIPI, 2013). Kemudian pada tahun 2018,
Indonesia menjadi Centre of Excellence
pengembangan vaksin dan produk bioteknologi
negara-negara yang tergabung dalam OKI
(Organisasi Kerjasama Islam) yang merupakan
produsen vaksin di Negara Islam (Kementerian
Kesehatan, 2018)
Pembahasan Perkembangan bioteknologi di Indonesia
masih tergolong dalam kategori tertinggal jika
dibandingkan dengan negara lain. Minimnya
dana penelitian menjadi fakor penyebab
ketertinggalan Indonesia dalam
mengembangkan bioteknologi. Anggaran riset
Indonesia merupakan anggaran terendah di
Asia tenggara yaitu 0.2% atau 17 triliun,
sedangkan Singapura dan Thailand telah
menganggarkan dana riset sebesar 2.5%,
sementara Malaysia menganggarkan 1.8%
(LIPI, 2016). Dana riset sendiri 76%
bersumber dari anggaran APBN dan sisanya
dari pihak swasta. Berbeda halnya dengan
negara Asia yang lain seperti Singapura yang
80% dana riset berasal dari pihak swasta atau
industri sedangkan Korea selatan hanya sekitar
16% dana yang berasal dari pemerintah dan
sisanya dari pihak swasta dan industri (Antara
News, 2019)
Bioteknologi Pertanian
Penelitian bioteknologi pertanian mulai
digalakkan dengan pembentukan Panitia
Nasional Bioteknologi di bawah Menteri
Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1985.
Kegiatan penelitian bioteknologi pertanian
mulai terasa meningkat dengan
dilaksanakannya program Riset Unggulan
Terpadu (RUT) yang dikelola oleh Dewan
Riset Nasional dan Hibah Bersaing yang
dilaksanakan perguruan tinggi, yang
memungkinkan kegiatan penelitian lebih dari
satu tahun dengan dana yang
berkesinambungan (Sunarlim dan Sutrisno,
2003). Lembaga-lembaga swasta dan
pemerintah turut berperan dalam melakukan
penelitian di bidang bioteknologi pertanian.
Bioteknologi Kesehatan
Bioteknologi dalam bidang kesehatan
memberikan kesempatan dalam pemecahan
masalah yaitu mendiagnosa, mencegah, serta
mengobati berbagai penyakit termasuk
penyakit genetis. Penerapan antibodi
monoklonal dapat membantu mendiagnosa
suatu penyakit (Prentis, 1984). Widyastuti
(2017) melaporkan bahwa perkembangan
bioteknologi di bidang kesehatan yaitu terapi
gen yang dapat digunakan untuk penanganan
penyakit baik bersifat genetis ataupun bukan.
Terapi gen merupakan teknologi yang
memungkinkan gengen yang rusak dapat
diganti dengan gen-gen normal menggunakan
vektor untuk menyisipkan DNA ke dalam sel
(Moeljoprawiro, 2005)
Bioteknologi Lingkungan
Perkembangan bioteknologi dalam bidang
lingkungan dapat merestorasi lingkungan yang
tercemar serta meningkatkan kualitas
lingkungan terutama bagi manusia. Untuk
mengatasi permasalahan lingkungan,
bioteknologi memanfaatkan mikroorganime
dalam pengolahan limbah atau permasalahan
lingkungan yang lain dikarenakan penggunaan
mikroorganisme ini dinilai lebih alami dan
tidak menimbulkan dampak yang berbahaya
dibandingkan menggunakan bahan kimia atau
sintetis (Susilowati, 2007).
Penutup Bioteknologi memiliki banyak manfaat untuk
kemajuan dalam bidang pertanian, kesehatan
maupun lingkungan. Namun, bioteknologi di
Indonesia belum berkembang pesat
dibandingkan dengan negara Asia yang lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
keterlambatan perkembangan bioteknologi ini
meliputi dana penelitian yang rendah,
sumberdaya manusia dan kurangnya fasilitas.
Faktor lain seperti budaya dan agama juga
mempengaruhi perkembangan bioteknologi di
Indonesia
Kekuatan penelitian 1. Menjelaskan perkembangan
bioteknologi di Indonesia
2. Menjelaskan peran bioteknologi dalam
berbagai bidang
3. Mudah dipahami bagi pembaca
Kelemahan penelitian 1. Tidak menjelaskan upaya yang
dilakukan guna untuk mengembangkan
bioteknologi yang sudah ada
2. Abstrak kurang menarik perhatian
pembaca
JURNAL II

Judul Rekayasa genetik dan perkembangan


bioteknologi di bidang peternakan
Jurnal Proceeding Biology Education Conference
Volume 13 (1) 23-27
Tahun 2016
Penulis Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D
Reviewer Nella Khafiza
Tanggal 17 Juni 2022
Abstrak Bioteknologi adalah bidang penerapan biosains
dan teknologi yang menyangkut penerapan
praktis organisme hidup atau komponen
subsellulernya pada industri jasa dan
manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Atau
dapat pula di definisikan sebagai teknologi
yang menggunakan sistem hayati (prosesproses
biologi) untuk mendapatkan barang dan jasa
yang berguna bagi kesejahteraan manusia.
Bioteknologi memanfaatkan: bakteri, ragi,
kapang, alga, sel tumbuhan atau sel hewan
yang dibiakkan sebagai konstituen berbagai
proses industri.
Pada umumnya bioteknologi dibedakan
menjadi bioteknologi tradisional dan modern.
Bioteknologi tradisional adalah bioteknologi
yang memanfaatkan mikrobia (organisme)
untuk memodifikasi bahan dan dan lingkungan
untuk memperoleh produk optimal. Misalnya
pembuatan tempe, tape, roti, pengomposan
sampah. Sedangkan bioteknologi modern
dilakukan melalui pemanfaatan ketrampilan
manusia dalam melakukan manipulasi makhluk
hidup agar dapat digunakan untuk
menghasilkan produk sesuai yang diinginkan
manusia. Misalnya melalui teknik rekayasa
genetik. Rekayasa genetik merupakan teknik
untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi
gen baru yang diinginkan atau kombinasi gen-
gen baru atau dapat dikatakan sebagai
manipulasi organisme.
Pendahuluan Bioteknologi modern berkembang pesat setelah
genetika molekuler berkembang dengan baik.
Dimulai dengan pemahaman tentang struktur DNA
pada tahun 1960an dan hingga berkembangnya
berbagai teknik molekuler telah menjadikan
pemahaman tentang gen menjadi semakin baik.
Gen atau yang sering dikenal dengan istilah DNA,
merupakan materi genetik yang bertanggung jawab
terhadap semua sifat yang dimiliki oleh makhluk
hidup (Sutarno, 2014). Genetika merupakan ilmu
yang mempelajari bagaimana sifat-sifat suatu
makhluk hidup ini diturunkan dari induk kepada
keturunannya. Sebagian besar dari sifat yang
dimiliki oleh suatu makhluk hidup dikendalikan
oleh gen-gen yang berada di dalam inti sel
(nukleus), dan pola penurunannya dipelajari
dalam Genetika Mendel (Mendelian Genetics).
Prinsip dasar dari pola penurunan Mendel ini
adalah bahwa suatu sifat yang diturunkan
kepada keturunannya separoh (50%) berasal
dari induk jantan dan separoh (50%) berasal
dari induk betina. Namun demikian, adapula
sifatsifat makhluk hidup yang dikendalikan
oleh DNA yang berada di luar Inti
(mitokondria, kloroplast), yang pola
penurunannya tidak mengikuti pola Mendel,
sehingga sering disebut sebagai Genetika non-
Mendel (Non-Mendelian Genetics) (Sutarno,
2015). Pada genetika non-Mendel, sifat yang
dimiliki keturunan secara keseluruhan (100%)
berasal dari induk betina, sehingga pola
penurunannya sering disebut dengan
maternally inherited. Dengan berkembangnya
teknologi molekuler, maka berkembang pula
teknik-teknik untuk memanipulasi gen
sehingga muncul teknik rekayaya genetic
(genetic engineering)
Pembahasan Penerapan bioteknologi dalam bidang
peternakan antara lain
Transplantasi Nukleus (Kloning) Teknologi
ini lebih dikenal dengan teknologi kloning
yaitu teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan
induknya). Teknologi kloning telah berhasil
dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah
satunya adalah pengkloningan domba yang
dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning
hewan, beberapa organ manusia untuk
keperluan transplantasi penyembuhan suatu
penyakit berhasil dibentuk.
Inseminasi Buatan Teknik ini dikenal dengan
nama kawin suntik, suatu teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan
diproses terlebih dahulu yang berasal dari
ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin
betina dengan menggunakan metode dan alat
khusus.
Transfer Embrio Apabila kawin suntik
memfokuskan pada sperma jantan, maka
transfer embrio tidak hanya potensi dari jantan
saja yang dioptimalkan, melainkan potensi
betina berkualitas unggul juga dapat
dimanfaatkan secara optimal. Teknik TE ini,
betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya
berfungsi menghasilkan embrio yang untuk
selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan
dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi
memiliki kemampuan untuk bunting. Embrio
yang didapat dapat langsung di transfer ke
dalam sapi resipien atau dibekukan untuk
disimpan dan di transfer pada waktu lain.
Penutup Kemajuan-kemajuan ilmu pengetahun dan
teknologi yang telah ada baik di bidang fisika,
kimia, matematika dan biologi telah memicu
majunya bioteknologi. Selain itu, banyak hal
yang juga ikut berperan dalam memicu
lahirnya bioteknologi, diantaranya adalah
karena semakin besar tuntutan untuk mencapai
target yang diinginkan dengan proses yang
lebih cepat dan terobosan yang inovatif yang
bisa menguntungkan bagi umat manusia.
Bioteknologi juga memiliki peran penting
dalam ilmu pengetahuan dewasa ini,
bioteknologi sendiri mengalami berbagai
pembaruan dari bioteknologi yang bersifat
tradisional kearah bioteknologi yang modern.
Manfaat bioteknologi bagi kehidupan manusia
dalam meningkatkan kesejahteraan dan
perbaikan hidup telah terbukti, antara lain
penerapannya untuk memerangi kelaparan,
mengatasi kelangkaan sumber daya energi,
mengurangi pencemaran lingkungan dan masih
banyak lagi
Kekeuatan penelitian Memaparkan bioteknologi di bidang
peternakan dengan jelas dan mudah dipahami
Kelemahan penelitian Pembahasannya sedikit

Anda mungkin juga menyukai