Anda di halaman 1dari 58

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

SEJARAH INDONESIA

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

A.    Proses Kedatangan Bangsa Barat Hingga Terbentuknya Pemerintahan Kolonial

1.      Latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia

a.       Adanya Perang Salib (1070-1291); Perang ini mengakibatkan kota Konstantinopel


(Byzantium) jatuh ke tangan Turki Utsmani pada tahun 1453. Sehingga penguasa Turki pada saat
itu yakni Sultan Mahmud II menutup pelabuhan Konstantinopel bagi orang-orang Eropa. Hal ini
membuat orang-orang Eropa kesulitan mendapat rempah-rempah.

b.      Keinginan mencari rempah-rempah; Keadaan ini karena adanya hal-hal di atas, sehingga
rempah-rempah sulit dicari dan mahal harganya. Oleh sebab itu orang-orang Eropa berupaya
untuk mencari daerah asal rempah-rempah.

c.       Penjelajahan samudra; Faktor pendorong penjelajahan samudra diantaranya keinginan


mencari kekayaan (gold), keinginan menyebarkan agama (gospel), keinginan mencari kejayaan
(glory), adanya semangat reconguesta (semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di
mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib), perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco
Polo (1271-1292), adanya teori Heliosentris dari ajaran Copernicus yang menyatakan bahwa
bumi itu bulat.

2.      Faktor-Faktor Yang Mendorong Orang-Orang Eropa Mengadakan Penjelajahan


Samudra Pada Akhir Abad Ke-16.

a.          Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam
Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa, dan
mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.

b.         Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo
dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.

c.          Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu
bulat.
d.         Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).

e.          Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana


pun yang dijumpainya.

Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Indonesia


A. Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan
colonial Bangsa Barat datang ke Indonesia karena Indonesia memiliki keanekaragaman
kekayaan alam. Bangsa Barat mencari rempah rempah ke Indonesia.

1.Proses Kedatangan Bangsa Barat


Bangsa barat yang pertama kali tiba di Indonesia adalah bangsa Portugis. Setelah itu disusul oleh
Spanyol, Inggris, dan Belanda 
a. Portugis
Pada tahun 1511 Portugis dibawah kepemimpinan Alfonso d'Albuquerque berhasil menguasai
Malaka. Setelah ditaklukan Portugis, pusat pusat perdagangan baru bermunculan seperti Aceh
dan Banten. Pada tahun 1512 Alfonso mengirim ekspedisi ke Maluku, Kep. Aru, Banda, dan
Ambon. Pada tahun 1522 dibawah pimpinan Antonio de Britto mendirikan benteng Saint John di
Maluku. 
b. Spanyol
Setelah Magelhaens terbunuh di Filiphina. pelayaran Spanyol dilanjutkan oleh Del Cano. Del
Cano tiba di Maluku pada tahun 1521. Spanyol memusatkan kedudukannya di Tidore.
Kedatangan Spanyol ditentang oleh pihak Portugis karena Spanyol dianggap melanggar
perjanjian  Todesillas.  Karena menurut Portugis, Maluku berada di garis timur Todesillas yang
menjadi wilayah Portugis.
c. Belanda
Belanda merupakan negara terlama yang menguasai Indonesia. Awal kedatangan mereka adalah
untuk mencari rempah-rempah.
d. Inggris  
Pada tahun 1580 terjadi permusuhan antara Portugis-Spanyol dengan Belanda-Inggris. Pada
tahun 1600 para pelaut dagang Inggris tiba di India dan mendirikan persekutuan dagang yang
disebut dengan East Indische Compagnie ( EIC )

Tujuan Bangsa barat ke Indonesia


a. Gospel, untuk menjalankan tugas suci, yaitu menyebarkan agama kristen
b. Gold, Mencari kekayaan
c. Glory, mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan.

Pemerintah Daendels di Indonesia (1808-1811)


Kemenangan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berimplikasi pada penguasaan
negara-negara jajahan Belanda menjadi dikuasai oleh Prancis. Pada tahun 1808, Daendels
diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tujuan utamanya untuk
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan lnggris. Selain itu Daendels juga diberi
tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut,
Daendels melakukan beberapa upaya berikut.
a. Membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km,
tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil
pertanian.
b. Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang.
c. Melaksanakan sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan
jalan.
d. Membangun angkatan perang, misalnya armada laut di Ujung Kulori, Banten.
e. Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan Indonesia dan memengaruhi raja-raja di
Indonesia.
f. Menjalankan sistem pemerintah diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan.
g. Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.

2. Awal Perkembangan Pengaruh Barat dan Terbentuknya Kekuasaan Kolonial


a. Portugis
Portugis menggunakan cara licik untuk mencapai tujuannya. Contohnya Portugis menandai
setiap tempat tempat yang disinggahi dengan Batu Padrao. untuk mengakui tempat itu sebagai
wilayah kekuasaan Portugis, Portugis juga memonopoli perdagangan di Maluku

b. Spanyol
Kedatanggan Spanyol di Maluku merupakan kesempatan mereka untuk mengadu domba
kerajaan Ternate dan Tidore. Portugis mendukung Ternate dan Spanyol mendukung Tidore.
c. Belanda
Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan organisasi yang disebut dengan VOC
( Vereenigde Oost Indische Compagnie )  Pimpinan VOC terdiri atas 17 orang sehingga disebut
dengan Heren Zeventien.

3. Tujuan VOC adalah :


a. Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda
b. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan perdagangan barat
c. Membantu pemerintah Belanda menghadapi Spanyol

4. Hak kekuasaan VOC yaitu :


a. Memonopoli perdagangan
b. Mengadakan perjanjian dengan raja setempat
c. Membentuk angkatan perang sendiri
d. Membuat mata uang sendiri
e. Mengangkat pegawai yang dibutuhkan
f. Berhak mengumumkan perang

5. Tindakan VOC :
Pieter Both ( 1610-1614 ) diangkat sebagai gubernur jendral pertama VOC. Ia berkuasa di
Jayakarta. Saat itu Jayakarta di perintah oleh seorang adipati, Pangeran WIjayakrama. Awalnya
hubungan VOC dengan kerajaan kerajaan di Indonesia berjalan baik. Namun semua memburuk
ketika masa pemerintahan J.P Coen ( Jan Pieterzoon Coen ). Pada tahun 1619 Jayakarta jatuh ke
tangan VOC. Tepatnya tanggal 30 mei 1619 Jayakarta berubah nama menjadi Batavia. Nama
Batavia digunakan untuk mengabdikan nama nenek moyang bangsa Belanda, yaitu bangsa
Bataaf.

Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal


berikut.
a. Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang
atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan
harga yang tetap menguntungkan VOC.
b. Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli
perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka
petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad
XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut.
a. Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
b. Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya.
c. Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar. 
d. Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris,
semakin tajam.

B. Perkembangan Kebijakan dan Tindakann Pemerintah Kolonial

1. Kerja Rodi Masa Pemerintahan Daendels


pada tahun 1808 Louis Napoleon mengirim Marsekal Herman Williem Daendels untuk menjadi
gubernur jendral di Indonesia. Tugas Daendels yaitu :
a. Memperkuat pertahanan Jawa dari serangan Inggris
b. Mengumpulkan dana sebanyak banyaknya untuk biaya perang melawan Inggris
c. Memperbaiki kondisi keuangan pemerintah karena kas yang kosong

Kebijakan Deandels yang paling banyak memakan korban adalah Jalan Raya Anyer sampai
Panarukan. Pada masa itu Deansels dipanggil dengan nama Tuan Guntur karena bersifat kaku
dan kejam. Cara lainnya yaitu Deandels mencetak uang kertas dalam jumlah besar dan menyita
uang di bank dan pegadaian serta menjual tanah pada pihak swasta
2. Sistem sewa tanah pada masa Raffles
Pengganti Deandels adalah Yanssens. Namun pada tahun 1811 Batavia berhasil direbut oleh
Inggris. Yanssens menyerah dengan ditandatanganinya Kapitulasi Tuntang / Perjanjian Tuntang.
Untuk mengatur pemerintahannya. Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles

3. Sistem sewa tanah pada masa Pemerintahan Van Den Bosch


Pada masa pemerintahannya, ia menerapkan sistem culturstelsel pada tahun 1830. Dalam
pelaksanaannya sistem tanam paksa banyak terjadi penyelewengan  contohnya : Petani masih
harus membayar pajak, tanah yang digunakan untuk sistem tanam paksa adalah tanah yang
subur, waktu petani banyak tersita karena sistem tanam paksa sehingga waktu bertani
terbengkalai.

Namun ada sisi positif dari sistem tanam paksa yaitu :


a. Masyarakat mengenal jenis tanaman baru seperti indigo dan kopi
b. Dikembangkannya saluran irigasi
c.  Daerah mengalami peningkatan produksi padi

C. Munculnya Berbagai Perlawanan


1. Perlawanan terhadap Portugis
a. Malaka dan Demak angkat senjata
pada tahun 1512 timbul perlawanan di Malaka. Perlawanan dipimpin oleh Pate Kadir. lalu
Demak pun menyerang Portugis dibawah kepemimpinan Pati Unus ( Pengeran Sabrang Lor )
b. Perlawanan rakyat Aceh
Aceh dan Demak pada tahun 1513 melancarkan serangan ke Malaka. Untuk menghadapi
Portugis langkah langkah yang diambil oleh Aceh antara lain:
1. Kapal Aceh yang berlayar ke Timur Tengah dilengkapi dengan Meriam dan sejumlah prajurit
2. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan Ahli perang dari Turki dipenuhi pada tahun
1567.
3. Aceh juga mendatangkan bantuang dari Kalikut dan Jepara

c. Maluku Bergolak
Pada tahun 1529 terjadilah perang antara Portugis dengan Kerajaan Tidore. Portugis dibantu oleh
Kerajaan Ternate dan Bacan sedangkan Kerajaan Tidore di bantu oleh Spanyol. Sultan Hairun
dikhianati dan lalu dihukum mati. Itulah yang menyebabkan rakyat Tidore marah dan menyerang
Portugis habis habisan

2. Perlawanan terhadap VOC


a. Maluku kembali angkat senjata
Perlawanann terjadi di beberapa daerah seperti : daerah rakyat hiu, Ambon, Ternate, Jailolo dan
sebagainya
b. Perlawanan Makassar ( Gowa )
VOC ingin menguasai perdagangan di Makassar untuk itu VOC mengusulkan hal berikut kepada
Kerajaan Gowa :
1. Sultan Gowa bersama VOC menyerang Banda
2. Kerajaan Gowa hendaknya tidak menjual rempah rempah ke Portugis
3. Gowa dilarang membeli rampah rempah dari Portugis
karena tidak disetujui terjadilah perang antara VOC dengan Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh
Sultan Hasanudin
c. Perlawanan Trunajaya
Kerajaan Mataram mengadakan perjanjian perdamaian dengana VOC. Isi perjanjian tersebut
yaitu :
1. Mataram mengakui kekuasaan VOC di Batavia
2. Mataram boleh berdagang di seluruh Indonesia kecuali Maluku
3. VOC mengirim duta setiap tahun ke Kerajaan Mataram
4. Diadakan tukar menukar tawanan perang
karena Raja Amangkurat bertindak sewenang wenang terhapat rakyat terjadilah pemberontakan
Trunajaya yang dipimpin oleh Pangeran Adipati Anom yang mendapat bantuan dari Makassar
yang dipimpin oleh Karaeng Galesung.

3. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda    


a. Perlawanan di Maluku
Perlawanan terjadi karena Belanda memaksa masyarakat menyerahkan berbagai macam hasil
bumi. Pada malam hari tanggal 15 Mei 1817 para pemuda Saparua di bawah pimpinan Pattimura
mereka mambakar kapal kapal di pelabuhan Belanda. Namun pada tanggal 16 Desember 1817
Pattimura dihukum gantung oleh Belanda

b. Perang Padri ( 1815-1837 ) 


perang ini tidak lepas dari pertentangan kaum adat dan kaum padri. Pertempuran terjadi karena
Belanda menyuruh kaum adat dan padri untuk kerja rodi. Peperangan ini dipimpin oleh Tuanku
Imam Bonjol dan mendapat bantuan dari Sentot Alibasah. Namun Tuanku Imam Bonjol
diasingkan ke Cianjur

c. Perang Diponegoro ( 1825 - 1830 )


Pangeran Diponegoro menggunakan taktik gerilya untuk menghadapi Belanda. Namun Belanda
menggunakan siasat Benteng Stelsel sehingga Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado.
Setelah itu Dipindahkan ke Makassar.

d. Perang Jagaraga ( 1849 )


Kapal belanda terjebak di buleleng. sesuai hukum tawab karang, kapal itu menjadi milik kerajaan
buleleng. lalu terjadilah peperangan dengan Belanda dibawah kepemimpinan Gusti Ketut
Jelantik. Perang ini sering disebut dengan Perang puputan ( perang habis habisan ) namun
Belanda memenangkan peperangan sehingga seluruh Bali dikuasai Belanda 

Pengertian Kolonialisme

Kata Koloni berasal dari bahasa lain yaitu colonus atau colonia yang berarti tanah jajahan


(pemukiman), sehingga koloni berarti pemukiman suatu negara di luar wilayah negaranya, yang
dicap sebagai bagian dari wilayahnya.

Pengertian Kolonialisme adalah usaha untuk memperluas, mengembangkan, menguasai suatu


daerah dengan kekuasaan satu negara di luar lokasi atau wilayah negara tersebut. Untuk
menguasai suatu daerah biasanya dilakukan dengan cara paksa untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya bagi motherland atau negara induk.

Umumnya kolonialisme mempunyai tujuan untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya,
tenaga kerja, perdagangan di wilayah tersebut. Umumnya wilayah koloni adalah wilayah yang
mempunyai bahan mentah yang banyak untuk memenuhi keperluan negara ynag melakukan
kolonialisme.

Macam-Macam Bentuk Kolonialisme

1. Koloni Eksploitasi adalah penguasaan suatu wilayah atau daerah untuk dikuras habis
tenaga penduduk secara kerja paksa atau kerja rodi dan dikuras juga kekayaan alamnya
untuk kepentingan Negara yang melakukan koloni (Negara penguasa).

2. Koloni Penduduk adalah penguasaan daerah atau wilayah baru dengan cara mengusir
atau menghilangkan penduduk pribumi yang digantikan oleh pendatang yang menjadikan
kedudukan penduduk pribumi terabaikan.

3. Koloni Deportasi adalah daerah atau wilayah koloni yang digunakan sebagai tempat
membuang para narapidana yang tidak dapat ditangani lagi oleh perintah. Kebanyakan
dari mereka adalah narapidana yang mendapatkan hukuman seumur hidup, dimana
mereka dijadikan sebagai tenaga kerja tanpa bayaran daripada pemerintah harus memberi
makan mereka seumur hidup.

Pengertian Imperialisme

Kata Imperialisme berasal dari bahasa latin “imperare” yang berarti memerintah. Hak untuk


imperare atau memerintah disebut imperium. Orang yang diberi hak imperium (memerintah)
disebut imperator. Umumnya yang diberi imperium adalah raja, dan selang waktu berjalan raja
disebut imperator dan daerah dimana imperiumnya berlaku (kerajaannya) disebut imperium.
Pengertian Imperialisme adalah usaha (politik) untuk menguasai negara lain atau memperluas
kerajannya dengan paksa untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
Maksud menguasai disini yaitu tidak perlu merebut menggunakan kekuatan senjata, tetapi bisa
dijalankan menggunakan kekuatan agama, ideologi, ekonomi, kultur, asal saja dengan paksaan.

Macam-Macam Imperialisme

1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism) adalah imperialisme yang muncul kurang


lebih dari 1500M yang berlangsung pada zaman kuno sampai zaman pertengahan.
Semboyan dari imperialisme kuno yaitu 3G (Gold, Glory, Gospel). Dimana suatu negara
menjajah negara lain untuk keperluan gold (mendapatkan kekayaan), glory (mencapai
kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama). Imperialisme kuno ini dipelopori oleh
Portugal dan Spanyol

2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism) adalah imperialisme yang terjadi saat


awal revolusi indrustri (1500 M) sampai akhir perang dunia 2 (tahun 1942), revolusi
indrustri mengakibatkan pasar membutuhkan bahan mentah yang banyak untuk
mengembangkan perekonomian. Alhasil mereka mencari daerah yang kaya dengan bahan
mentah untuk dijadikan sumber bahan mentah, penanaman modal kapital surplus, dan
pasar bagi industri. Negara pelopornya adalah inggris.

3. Imperialisme Ultramodern (Neokolonialisme) berlangsung setelah perang dunia 2


sampai sekarang, imperialisme ultramodern lebih mengutamakan pada penguasaan
ideologi, mental, dan psikologi.

Tujuan kolonialisme dan imperialisme

Tujuan Kolonialisme :
Memperbanyak sumber daya alam dan juga sumber daya manusianya negara tersebut, ekspansi
budaya (lihat saja budaya inggris yang dahulu melancarkan kolonialisme besar-besaran, hasilnya
bahasa inggris tidak asing lagi di telinga, dan juga perluasan wilayah penduduk  martabat sebuah
negara

 Tujuan Imperialisme:
Penguasaan atau dominasi dunia yang teragisir secara politis

 Imperium ataupun hegemoni yang kira – kira mempunyai dimensi


kontinental.

 Semata – mata pengaruh yang lebih besar dari kekuatan yang diloklisir

Perbedaan dan Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme


Perbedaan kolonialisme & imperialisme :

 Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam atau kekayaan alam dari
Negara yang dijadikannya sebagai tempat koloni untuk diangkut ke negara induk.

 Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada seluruh bidang kehidupan


Negara yang bersangkutan.

Persamaan imperialisme & kolonialisme:


Persamaan kolonialisme dan imperialisme terletak di faktor yaitu membuat negara yang dijajah
semakin menderita atau terpuruk, dan membuat negara penjajah semakin makmur atau
maju.Berikut ini yuksinau.id juga telah merangkum tentang dampak kolonialisme dan
imperialisme barat atau belanda di indonesia di berbagai bidang.

Dampak Kolonialisme dan Imperialisme

1. Dampak di Bidang Politik

 Daendels atau Raffle sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para Bupati


dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan bupati
adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati dijadikan alat kekuasaan
pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang
menjadi sistem kepegawaian.

 Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.

 Dahulu hukum yang digunakan yaitu hukum adat dan kemudian diubah menjadi hukum
barat modern.

 Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya


tentang pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.
Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan kekuasaan
pribumi bahkan bisa runtuh.

2. Dampak di Bidang Sosial

 Pembentukan status sosial yaitu Eropa menempati status sosial tertinggi, kemudian Asia
dan Timur Jauh, untuk yang terakhir yaitu kaum Pribumi.

 Terjadinya pemerasan dan pemindahan secara kejam. Tradisi dalam bangsa Indonesia,
misalnya upacara dan tata cara yang berlaku di dalam lingkungan istana berubah menjadi
sangat sederhana dan cenderung dihilangkan. Tradisi istana perlahan-lahan tergeser oleh
tradisi pemerintah Belanda.

 Wilayah Indonesia terkepung laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman,


kemunduran perdagangan di laut melahirkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan
feodalisme, rakyat pribumi dipaksa patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing,
mengakibatkan kehidupan penduduk pribumi menurun.

3. Dampak di Bidang Ekonomi

 Perkebunan di Jawa terus berkembang tetapi di Sumatra mengalami sulit untuk mendapat
tenaga kerja sehingga dilakukan progam transmigrasi

 Eksploitasi ekonomi dan monopoli dagang VOC menyebabkan perdagangan nusantara


mundur di kancah internasional. Peran syahbandar diganti oleh pejabat Belanda

 Kolonialisme dan Imperialisme mengakibatkan belanda membuka tambang minyak bumi


di Tarakan Kalimantan Timur

 Belanda membangun rel kereta api dengan tujuan memperlancar perdagangan

 Liberalisme ekonomi

 Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal membuat Indonesia dijadikan


sebagai penghasil bahan mentah. Bangsa Belanda sebagai eksportir, dan sebagai
perantara yaitu orang timur asing terutama China dan Bangsa Indonesia hanya sebagai
pengecer. Sehingga Indonesia tidak mempunyai jiwa wiraswasta.

 Pengusaha pribumi dengan modal kecil kalah bersaing dengan pedagang besar karena
pintu politik terbuka

 Diperkenalkannya sistem sewa tanah, terjadi perubahan dari sistem ekonomi barang ke
sistem ekonomi uang yang menyebar juga di kalangan petani
 Belanda membangun waduk, jalan raya, irigasi, jalan kereta api, dan pelabuhan untuk
mendukung progam penanaman modal di Indonesia dengan sistem kerja paksa atau kerja
rodi.

4. Dampak di Bidang Budaya

 Imperialisme dan kolonialisme membuat peranan politik para elit yang merosot membuat
raja atau bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya.

 Perbuatan pemerintah Belanda untuk menghilangkan kedudukan menurut adat penguasa


pribumi dan membuat mereka jadi pegawai pemerintah, membuat runtuh kewibawaan
tradisional penguasa pribumi

 Berkembangnya budaya barat secara luas, merusak sendi-sendi kehidupan budaya


tradisional yang dimiliki oleh bangsa kita. Contoh nya yaitu kebiasaan minum-minuman
keras, padahal bukan budaya asli bangsa kita.

 Hadirnya agama katholik dan protestan

 Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dan
mengakibatkan ikatan tradisi kehidupan pribadi menjadi lemah

Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud
memperluas negara tersebut, sedangkan Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan untuk
menjajah negara lain agar mendapat keuntungan atau kekuasaan besar

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Pengertian yang sedikit lebih Detail

Kolonialisme

Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para
petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih
subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk)
daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada negara asal
(mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme).

Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya
atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian dijadikan
bagian wilayah mereka.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Imperialisme

Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.

Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau penguasa.

Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami
wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera.

Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara
lain.

Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan
pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.

Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan
imperialisme modern. Adapun perbedaan dari Imperialisme kuno dan imperialisme modern
adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya

Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri

Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri

b. Segi Kepentingan

Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan
mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel).

Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah


mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara
jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.
c. Contoh negara yang menganut

Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi

Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, belanda, Jerman, dan Italia.

Akibat adanya imperialisme :

Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum partikelir/swasta

Perdagangan dunia semakin meluas

Negara jajahan semakin miskin

Rakyat jajahan serta kekurangan karena rakyat dibebankan berbagai macam kewajiban tanpa
memiliki hak

Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa.

Kolonialisme Barat di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan peristiwa-peristiwa di Eropa


pada abad ke-8 sampai dengan abad ke-13. Dan perubahan-perubahan di Eropa membawa
pengaruh terhadap dunia timur. Perubahan tersebut diantaranya adalah adanya reformasi Gereja
(abad 16-17), Gerakan Merkantilisme, Revolusi Perancis(1789), Revolusi Industri(1780).

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Jadi walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda
namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain.

Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah,

sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Quote:

Quote:

Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Kolonialisme dan Imperialisme sendiri sudah berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa Eropa
ke seluruh dunia dan akhirnya masuk ke Indonesia. Hal itu dilatarbelakangi sejak terjadinya
Perang Salib dan Jatuhnya Konstatinopel ke Turki Usmani (Ottoman) pada tahun 1453.

Akhirnya jalur perdagangan Asia - Eropa yang melewati laut tengah ditutup, jadi mau tidak mau
bangsa Eropa dengan bekal kemajuan Teknologi Pelayaran mulai mencari jalur perdagangan
yang baru

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Selain Penjelasan diatas, ada Latar belakang lain yang menimbulkan Kolonialisme &
Imperealisme, yaitu :

Berkembangnya Paham Renaissance dan Humanisme Di Eropa

Renaissance

Renaissance berarti “kelahiran kembali” peradaban Yunani dan Romawi kuno. Pada abad ke-14
dan ke-15 di Eropa terdapat suatu gerakan cendikiawan dan ilmuwan untuk mengkaji kembali
ilmu pengetahuan, seni, arsitektur dan filsafat Yunani-Romawi dengan penafsiran baru.
Tujuannya untuk memeperteguh ajaran Kristiani dan mengubah pandangan hidup abad
pertengahan yang bersifat dogmatif menjadi pandangan yang berdasarkan akal.

Sejak Renaissance, tulisan-tulisan mengenai kesusastraan tidak lagi ditulis oleh orang-orang
gereja, tetapi juga ditulis oleh orang biasa dengan menggunakan bahasa ibu penulis.

Di bidang seni lukis pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 muncul nama-nama seperti :
Boticelli, Titian, Raphael, Leonardo da Vinci, dan Michelangelo selain sebagai seniman lukis,
Michelangelo juga seorang ahli pahat. Dengan demikian masyarakat umum dapat mengetahui
pikiran-pikiran yang hidup pada masa Yunani dan Romawi, termasuk kebebasan menyatakan
pikiran-pikiran itu di muka umum.

Pada masa itu terjadi pertentangan terhadap berbagai teori ilmu pengetahuan yang pada masa
sebelumnya dianut oleh gereja, salah satu diantaranya pengetahuaan tentang alam semesta,

Tersebarnya ilmu pengetahuan adalah berkat adanya jasa Gutenberg, seorang Jerman yang
menemukan mesin cetak pada tahun 1440, Secara garis besarnya Renaissance membawa bebagai
perubahan dalam kehidupan manusia.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Dampak Renaisance

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Humanisme

Humanisme adalah paham yang berusaha mempelajari dan menyelidiki buku-buku kuno bangsa
Yunani dan Romawi kuno.

Renaissance sebagai gerakan intelektual melahirkan humanisme, salah satu tokohnya adalah
Eracmus, seorang sarjana Belanda yang ahli dalam masalah kebudayaan Yunani.

Pengaruh Humanisme kelihatan pada perubahan pandangan hidup yang lebih mementingkan
kehidupan dunia, serta menghormati manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan memiliki
keunggulan rasional.
Pendeknya perubahan terjadi dalam suatu semangat humanistis yang percaya kepada potensi
manusiawi, untuk terus menerus mencari tahu dengan tekanan perhatian kepada penelitian dan
kecermatan pengamatan.

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Apabila diringkas Perkembangan Imperealisme & Kolonialisme Mencakup Beberapa Bidang


Berikut

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

1. Di Bidang Ilmu Pengetahuan

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya teori Heliosentris (tata surya)
oleh Nicolaus Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan astronomi dari Polandia. Ajaran
Copernicus yang muncul pada tahun 1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari
seluruh benda-benda antariksa dan ia menyatakan pula bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti
bola. Pernyataan Copernicus ini sesungguhnya pernah muncul jauh sebelumnya, yakni
bersumber dari pengalaman Marco Polo yang melakukan perjalanan dari Venesia (Italia) melalui
jalur darat ke negeri Cina antara tahun 1271 - 1292 hingga kembali ke tempat asalnya.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


2. Di Bidang Teknologi

Selain di bidang ilmu pengetahuan, Nicolaus Copernicus juga mampu mengembangkan


teknologi dengan cara membuat kompas yang dapat digunakan untuk menunjukkan arah dalam
pelayaran. Pada tahun 1610, muncul ilmuwan baru dari Italia bernama Galileo yang mendukung
dan memperjelas pokok-pokok ajaran Heliosentris dari Copernicus. Pada saat itu, Galileo telah
mampu mengembangkan teknologi dengan cara membuat teropong jauh (teleskop).

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

3. Di Bidang Sosial Ekonomi

Pada tahun 1453, bangsa Turki Usmani berhasil merebut wilayah Konstantinopel (terutama
Bandar Bizantium yang biasa digunakan sebagai bandar penghubung perdagangan antara Asia
dan Eropa). Peristiwa itu mengakibatkan terputusnya jalur perdagangan antara Asia dan Eropa
sehingga para pedagang sulit untuk mendapatkan rempah-rempah. Kondisi sosial ekonomi para
pedagang Eropa menurun akibat krisis lalu lintas perdagangan ini, dan memaksa mereka untuk
mencari jalan lain dalam menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan membelinya secara
langsung dengan cara berlayar menjelajahi samudera.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

4. Idealisme

Keberhasilan para pelaut Portugis dan Spanyol merintis jalan laut menuju Nusantara, mendorong
gelombang pelayaran berikutnya. Tidak hanya ekspedisi dari Portugis dan Spanyol, melainkan
juga dari Inggris dan Belanda. Bangsa Eropa yang datang ke dunia timur pun pada dasarnya
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor idealisme, dan merupakan tujuan utama mereka. Tujuan
mereka sama yaitu Gold, Glory, dan Gospel.

Gold secara harfiah berarti emas.


Namun selain emas, orang-orang Eropa secara khusus mencari rempah-rempah, yang merupakan
sumber kekayaan yang sangat penting dan laku dipasaran Eropa. Hasil pertanian ini mereka
perlukan untuk obat-obatan dan penyedap serta pengawet makanan. Terlebih setelah terjadi
Perang Salib, orang-orang Eropa lebih terdorong untuk mendapatkan sumber kekayaan itu
langsung dari tempat asalnya.

Selain bermotifkan Gold, para penjelajah Eropa pun mengharapkan Glory, atau kejayaan.
Hampir setiap orang ingin berjaya. Hanya anak kecil, orang tua yang pikun dan orang gila yang
tidak memikirkan kejayaan. Bukan orang Eropa saja yang mengejar kejayaan di Nusantara.
Bahkan kata "Nusantara" merupakan lambang kejayaan Majapahit yang berhasil menundukan
kerajaan-kerajaan yang lemah. Setelahmendapatkan daerah rempah-rempah, bangsa-bangsa
Eropa mempunyai idealisme penguasaan daerah tersebut guna mencapai kejayaan.

Idealisme terakhir dari para penjelajah Eropa adalah menyebarkan agama (Gospel). Salah
seorang tokoh penyebar agama Nasrani di Indonesia bagian timur, seperti di Makassar, Ambon,
Ternate, dan Morotai adalah Franciscus Xaverius atau Santo Francis Xavier (1506-1552).
Xaverius bersama Santo Ingatius de Loyola yang mendirikan Ordo Yesuit.

Perjalanan Marco Polo dari Venesia (Italia) ke negeri Cina dan ajaran Copernicus yang
menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti bola, telah mampu mempengaruhi dan mendorong
pelaut-pelaut Eropa lain seperti bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Perancis untuk
berlayar mengarungi samudera ke segala penjuru dunia hingga dapat menemukan daerah-daerah
baru yang kemudian dikuasai sebagai daerah jajahannya.

Inspiratif Faktor Pendukung Kolonialisme dan Imperialisme & Ekspedisi Bangsa Asing Ke
Indonesia

Quote:

Faktor Pendukung Kolonialisme dan Imperialisme & Ekspedisi Bangsa Asing Ke Indonesia

Quote:

Quote:

Faktor Pendukung Munculnya Kolonialisme dan Imperialisme

Sebenarnya hal yang melatarbelakanginya munculnya Kolonialisme dan Imperialisme selain


beberapa hal yang disebutkan diatas juga ada beberapa faktor pendukung lainnya, yaitu :
Quote:

1. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang - orang yang beragama islam.

2. Jatuhnya Kontantinople, ibu kota Imperium ke tangan Dinasti Usmani Turki.

3. Adanya keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan geografi,
dan bangsa - bangsa yang tinggal di belahan bumi lain.

4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah - rempah.

5. Kisah penjelajahan Marcopolo ( 1254-1324), seorang pedagang dari Venesia, Italia ke Cina
yang dituang dalam buku Book of Various Experience.

6. Ingin memperoleh keuntungan / kekayaan yang sebanyak - banyaknya.

7. Adanya teori Copernicus dan Galileo Galilei.

8. Ambisi 3G ( Gold, Glory dan Gospel ).

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Quote:

Ekspedisi Malaka oleh Bangsa Portugis

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Ekspedisi Malaka ini disebabkan oleh Faktor Politik bangsa Eropa yang mulai mencari rempah-
rempah di Indonesia yang saat itu sedang mengalami perkembangan pesat meskipun dengan
harga yang tinggi!. Kemudian Raja Portugis mengutus Diogo Lopes de Sequira untuk ekspedisi
Malaka, ia tiba disana pada tahun 1509

Pada awal tiba di Malaka semua berjalan baik dan disambut oleh Sultan Mahmud Syah namun
lama kelamaan beliau berbalik melawan Diogo Lopes de Sequira

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Pelayaran Alfonso de Albuquerque

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Alfonso de Albuquerque merupakan seorang tokoh penjelajah Samudra dari Portugis dimana
pada tahun 1511 iya melakukan pelayaran dari daerah Goa (India) menuju Malaka. Tidak lama
setelah kedatangan Alfonso, ia disambut 'meriah' dengan peperangan melawan Sultan Mahmud
dan akhirnya Malaka berhasil dikuasai oleh Portugis

Setelah menguasai Malaka, Alfonso memerintahkan Francisco Serrao untuk mencari rempah-
rempah di pulau tersebut sementara Alfonso kembali ke India dengan barang rampasan yang
besar di kapalnya. Namun naas saat di laut lepas Pantai Sumatra, kapal yang ditungganginya
karam
Pada tahun 1512 Francisco Serrau berhasil menemukan pulau rempah-rempah yang beranama
Pulau Hitu dan pada tahun 1522, Portugis mengadakan persekutuan dengan Ternate dan
membangun benteng di sana

Namun hubungan mereka tak berjalan lama karena penduduk Ternate geram dengan Kristenisasi
penduduk Islam di sana dan sikap Portugis yang tidak sopan. Perlawan rakyat ternate dipimpin
oleh Sultan Hairun dengan mengepung Benteng Santo Palo milik Portugis namun gagal.
Akhirnya pada tahun 1575 orang-orang portugis diusir dari ternate oleh Sultan Baabullah walau
memakan perang dengan cara mengepung selama 5 tahun

Tentu saja dengan akhir seperti itu tidak serta merta menjadikan Kolonialisme dan Imperialisme
di Indonesia berhenti, masih ada negara lain yang melakukan hal tersebut

Ekspedisi Bangsa Belanda

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Bangsa Belanda menyusul bangsa Portugis dan Spanyo melakukan penjelajahan dunia sampai ke
Kepulauan Indonesia. Pertengahan abad ke-16, Belanda sedang bersaing dengan bangsa Portugal
dan Spanyol. Belanda di bawah jajahan Spanyo berusaha untuk merdeka.

Para perualang Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa
Portugis di Asia dan Indonesia dari Jan Hugyen van Linschoten, orang Belanda yang ikut
bersama orang-orang Portugis ke Indonesia. Tiga buah kapal di antaranya, mampu mencapai
pelabuhan Banten pada 1596.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Jawa

Setelah bersaing dengan bangsa Portugis, bangsa Indonesia juga harus berhadapan dengan
bangsa Eropa lainnya, yaitu bangsa Belanda. Oleh karena bersikap kasar dan melakukan
penghinaan terhadap penduduk di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya, dia kehilangan
banyak awak.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Quote:

Maluku

Petualang dari Belanda akhirnya datang juga di Maluku. Akibat dari kekayaan rempah-rempah
yang dimilikinya, warga Maluku harus menerima banyak kapal dagang Belanda, baik yang
berminat untuk berdagang ataupun yang ingin menguasai sumbernya.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Penjelajahan Bangsa Belanda

Bangsa Belanda menyusul bangsa Portugis dan Spanyo melakukan penjelajahan dunia sampai ke
Kepulauan Indonesia. Pertengahan abad ke-16, Belanda sedang bersaing dengan bangsa Portugal
dan Spanyol. Belanda di bawah jajahan Spanyo berusaha untuk merdeka.

Para perualang Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa
Portugis di Asia dan Indonesia dari Jan Hugyen van Linschoten, orang Belanda yang ikut
bersama orang-orang Portugis ke Indonesia. Tiga buah kapal di antaranya, mampu mencapai
pelabuhan Banten pada 1596.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:
Quote:

Ekspedisi Bangsa Spanyol

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Bangsa Spanyo menyusul bangsa Portugis melakukan penjelajahan dunia dan menjadi pelopor
kolonialisme. Antara 1492-1502, Christopher Colombus (1451-1506) melakukan empat kali
pelayaran ke Amerika dan menemukan Kepulauan Karibia.

Niat untuk mencari jalur pelayaran ke Asia terus dilakukan oleh bangsa Spanyol. Penguasa
Spanyol, Charles V, menugaskan Ferdinand Magellan (1480-1521) untuk menemukan jalur
langsung ke kepulauan Maluku sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Pelayaran Magellan
berpengaruh besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan membuktikan teori Colombus bahwa dunia
ini bulat.

Penjelajahan bangsa Spanyol ke benua Amerika diikuti dengan penaklukan dan kolonisasi.

Inspiratif Munculnya dan Berkembangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Jatuhnya Jaringan Perdagangan Islam di Indonesia

Jaringan perdagangan Indonesia, terutama yang diperlopori oleh para pedagang Islam,
mengalami kehancuran akibat monopoli perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Portugis dan
Belanda.

Quote:

Hak octrooi yang diberikan kepada VOC yaitu:

a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan.

b. VOC memperoleh hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri.

c. VOC dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.

d. VOC berhak mengadakan perjanjian.

e. VOC berhak memaklumkan perang dengan nama lain.

f. VOC berhak menjalankan kekuasaan kehakiman.


g. VOC berhak mengadakan pemungutan pajak.

h. VOC berhak memiliki angkatan perang sendiri.

i. VOC berhak mengadakan pemerintahan sendiri.

Akibat hak-hak monopoli yang dimilikinya, VOC bisa memaksakan kehendaknya pada
perusahaan-perusahaan perdagangan Indonesia. Untuk mempertahankan monopoli
perdagangannya, kekuatan militer pun ditingkatkan.

VOC mengalami kemunduran yang disebabkan: merajalelanya korupsi pada para pegawai VOC
kuatnya persaingan di antara kongsi-kongsi perdagangan lain terlalu banyak biaya untuk
menumpas berbagai pemberontakan rakyat dan meningkatnya kebutuhan untuk gaji pegawai
VOC.

Menuru Ricklefs, kemunduran VOC disebabkan:

“Meskipun VOC merupakan organisasi milik Belanda, tetapi sebagian besar anggotanya
bukanlah orang Belanda. Para petualang, gelandangan, penjahat, dan orang-orang yang bernasib
jelek dari seluruh Eropalah yang mengucapkan sumpah setia pada VOC. Ketidakberdayagunaan,
ketidakjujuran, nepotisme, dan alakoholisme tersebar luas dikalangan anggota VOC.”

Hal itu pula yang melatarbelakangi sikap operasional VOC terhadap bangsa pribumi yang
cenderung kejam, sewenang-wenang, dan tanpa kompromi.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Quote:

Indonesia pada Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808-1811)

Indonesia yang terletak jauh dari kawasan Eropa ternyata pernah menjadi bagian dari konflik
antarnegara Eropa. Pemerintah Kerajaaan Belanda yang sudah menjadi bagian dari Imperium
Prancis harus berhadapan dengan Inggris, musuh Napoleon Bonaparte yang belum dapat
ditaklukkan.

Sementara itu, di Indonesia, kedudukan Belanda yang sudah jatuh ke Prancis sangant terancam.
Untuk kepentingan perang Prancis dengan Inggris, bangsa Indonesia harus menghadapi
penderitaan di bawah pemerintahan Daendels. Untuk membiayai proyek tersebut, rakyat
dibebani dengan pajak-pajak tertentu yang cukup besar. Dengan demikian, sistem wajib
penyerahan model VOC diteruskan oleh Daendels.

Kehidupan keraton di Jawa juga terancam akibat ulah Daendels. Demikian juga dengan
intervensinya terhadap kehidupan di Yogyakarta yang menimbulkan keresahan di kalangan
keraton.

Indonesia pada Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (1811-1816)

Serangan terhadap kekuasaan Imperium Prancis di Indonesia terbukti pada 1811. Pada 8 Agustus
1811, 60 kapal Inggris melakukan serangan ke Batavia. Akhirnya Batavia dan daerah-daerah
sekitanya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.

Mungkin tidak disadari bahwa pada masa penjajahan Inggris wilayah Indonesia secara ekonomis
dan politis pernah bersatu dengan wilayah India. Raffles lebih bersifat liberal dalam menjalankan
pemerintahannya.

Beberapa tindakan Raffles:

a. Menghapuskan sistem kerja paksa (rodi), kecuali untuk daerah Priangan dan Jawa Tengah;

b. Menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di Maluku;

c. Melarang adanya perbudakan;

d. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan hasil bumi;

e. Melaksanakan sistem landrente stelsel (sistem pajak bumi), dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan;

b) Mengurangi kekuasaan para bupati;

c) Menerapkan sistem pengadilan dengan sistem juri.

Raffles menggambarkan dirinya sebagai seorang pembaru yang hebat(dalam buku History of
Java yang ditulisnya).
Perubahan Ekonomi

Setelah kekuasaan Inggris berakhir, Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Setelah mendapat
kritikan dari kaum humanis dan kaum demokrat di negeri Belanda dan di Hindia Belanda,
akhirnya Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870.

Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bagi bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti
Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan
adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.

Dengan demikian, eksploitasi terhadap penduduk pribumi tetap berjalan, walaupun dengan
menggunakan sistem ekonomi modern, Sistem Ekonomi Terbuka. Pada 1881, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan Koelie Ordonantie yang mengatur para kuli.

Kuli Ordonantie mendapat kecaman dari Amerika Serikat. Masuknya bangsa Eropa ke perairan
Indonsesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke daerah pedalaman. Dengan
feodalisme, rakyat pribumi, terutama di wilayah-wilayah pedesaan, dipaksa untuk tunduk dan
patuh terhadap para tuan tanah Belanda dan Timur Asing yang dijaga oleh para centeng
penguasa lokal/pribumi.

Penderitaan penduduk Indonesia dikritisi oleh kaum humanis Belanda. Menurut Van Devender
ada tiga cara untuk menyehatkan, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat Indonesia, yakni
memajukan pengajaran (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan melakukan perpindahan
penduduk (transmigrasi). Gagasan ini disebut Politik etis.

Pada awalnya, pemerintah Belanda tidak langsung menerima gagasan Van Deventer, tetapi
lambat laun dijalankan juga. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan
kolonial Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaat.

Quote:

Komersialisasi Ekonomi dan Perubahan Sosial di Pedesaan dan Perkotaan

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Setelah Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870, pemerintah kolonial menerapkan sistem
ekonomi baru yang lebih liberal. Dalam sistem perburuhan dikeluarkan aturan yang ketat.

Walaupun Wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial
menetapkan pajak kepala pada 1882. Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme sampai pada
tingkat individu, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Pendidikan dan Mobilitas Sosial di Berbagai Daerah

Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakan sistem yang
diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katolik, dan Islam.

Sistem Pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yang terbuka
serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Bersamaan dengan berkembangnya sistem
pendidikan pesantren berkembang pula sistem pendidikan Barat.

Sistem pendidikan yang dijalankan pemerintah kolonial menggunakan sistem Barat dengan
menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur. Bahasa yang
digunakan dalam sekolah gubernemen adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau Melayu,
bergantung dari asal lokasi sekolah tersebut.

Antar 1873-1883 dicipai kemajuan dalam bidang pendidikan yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah siswa dan guru.

Quote:

Menurut Sartono Kartodirjo, perkembangan pendidikan abad ke-19 dipengaruhi oleh


kecenderungan politik dan budaya:

1) Pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas agama tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh
paham humanis dan liberalis di negara Belanda.

2) Bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah masing-masing sesuai kebutuhan. Misalnya, jika
murid pribumi menghendaki bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya, sekolah harus
memenuhinya.

3) Sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan praktis pekerjaan kejuruan.

4) Sekolah pribumi diarahkan agar lebih berakar pada kebudayaan setempat. Oleh karena itu,
bahasa daerah dijadikan sebagai bahasa pengantar.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pangreh praja (birokrasi pemerintah), didirikan
hoofdenschool di Bandung, Magelang, Probolinggo, dan Tondano pada 1878. Di tingkat
perguruan tinggi didirikan sekolah pertanian di Bogor, sekolah dokter hewan di Surabaya,
sekolah bidan di Weltervreden, dan sekolah mantri cacar di Jakarta yang kemudian berubah
menjadi Sekolah Dokter Jawa.

Memasuki abad ke-20, sejarah Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya orang terpelajar
yang mendapat pendidikan Belanda.

Mobilitas Penduduk pada Akhir Abad Ke-19 dan Awal Abad Ke-20

Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah
lain.

Sebab-sebab terjadinya :

1) Sistem ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial melalui Tanam Paksa serta sistem
kapitalisme menurut Undang-Undang Agraria pada 1870 mengakibatkan terjadinya mobilitas
tenaga kerja dari tempat tinggal mereka ke daerah perkebunan, baik yang berada dalam satu
pulau maupun antar pulau.

2) Dibangunnya jaringan jalan raya, jalan kereta api, serta perhubungan laut dengan
menggunakan kapal api.

3) Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke19 lahirlah kota-
kota baru di pedalaman serta pesisir pantai.

4) Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk .

Kehidupan Keagamaan dan Sosial Budaya

Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Kehidupan Agama

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia berkaitan dengan penyebaran dua aliran besar
agama yaitu, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Kedatangan agama Protestan di Indonesia
dibawa oleh para Zending atau penyebar Protestan, terutama orang-orang Belanda yang
tergabung dalam Nederlandsch Zendelings Genootschap (NZG).
Pada Masa Kolonial, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan yang menghambat
perkembangan agama, terutama islam. Kebijakan di bidang sosial-budaya keagamaan dianggap
tidak membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial
dalam bidang keagamaan, terutama Islam, telah menimbulkan kebangkitan Islam yang ditandai
dengan munculnya pemikiran-pemikiran pembaruan dalam Islam.

Kedudukan dan Kehidupan Perempuan pada Masa Kolonial

Kedudukan kaum perempuan pada abad ke-19 masih rendah dibandingkan dengan kedudukan
laki-laki. Keterlibatan kaum wanita dalam pergerakan nasional pada mulanya hanya berupa
pergerakan sosial yang memperjuangkan kedudukan wanita dalam masyarakat.

Pergerakan emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini, Dewi Sartika, Maria Walanda
Maramis. Pada abad ke-19, tradisi pembelengguan perempuan masih cukup kuat. Menurut
Wiriaatmadj, Tradisi pingitan tersebut lebih menonjol pada anak gadis dari golongan bangsawan
atau priyayi.

Setelah dibukanya daerah perkebunan menurut sistem ekonomi kapitalis, kegiatan prostitusi di
tempat itu makin marak. Penderitaan yang berat yang dialami kaum perempuan di perkebunan
semakin diperkuat oleh diberlakukannya peraturan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda.

Linda Crystanty menyatakan bahwa kedatangan para pria Eropa sebagai pemilik modal di daerah
perkebunan yang tidak diikuti istri-istri mereka berpengaruh terhadap kehidupan perempuan
pribumi di lingkungan perkebunan.

Melaluinya, orang Eropa dapat lebih mudah mempelajari kebudayaan pribumi. Namun demikian,
posisi mereka tetap rawan. Sepeningga tuannya, para nyai dihadapkan pada pilihan sulit.
Menurut Cahyo Budi Utomo, secara biologis ada dua jenis gerakan perempuan pada masa-masa
awal abad XX, yakni organisasi lokal kedaerahan dan organisai keagamaan.

Putri Mardiko merupakan organisasi keputrian tertua yang merupakan bagian dari Budi Utomo.
Berdiri pada 1912. Tujuan : memberikan bantuan, bimbingan, dan penerangan pada gadis
pribumi dalam menuntut pelajaran dan menyatakan pendapat di muka bumi.
Setalah Putri Mardiko berdiri, lahirlah berbagai organisasi perempuan, baik yang dibentuk
sendiri oleh kaum perempuan maupun organisai yang beranggotakan kaum pria. Salah satu
organisai keagamaan yang memerhatiakan masalah kedudukan perempuan adalah organisai
Aisyiyah.

Menurut Sukanti Suryocondro dalam bukunya yang ditulis oleh T.O. Ihronmi yang berjudul
Kajian Perempuan dalam Pembangunan (1995), organisai-organisasi tersebut bergerak dalam
bidang sosial dan kultural, yaitu memperjuangkan nilai-nilai beru dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat.

Perkembangan bangunan kolonial di Indonesia

Untuk sejarah arsitektur kolonial di Nusantara,ente buka saja colonialarchitecture.eu.Di sana


banyak bacaan pdf tentang perkembangan kota dan arsitektur bangunan kolonial di Indonesia.

Kedatangan bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda) yang diikuti dengan jatuhnya bangsa
Indonesia kepada cengkraman bangsa-bangsa tersebut menimbulkan reaksi perlawanan di
berbagai daerah di Nusantara.

Perlawanan Sebelum Tahun 1800

Perlawanan bangsa Indonesia sebelum tahun 1800 ditandai dengan perang atau perlawanan
langsung terhadap kekuasaan bangsa barat. Perlawanan tersebut juga ditandai dengan persaingan
diantara kerajaan-kerajaan Indonesia dalam rangka memperebutkan hegemoni di kawasan
tersebut.Di bawah ini merupakan pembahasan singkat tentang gambaran perlawanan tersebut .

Upaya rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun maupun Sultan Baabullah (1575) sejak
kedatangan bangsa Portugis di kawasan itu pada 1512 tidak berhasil.

Adapun , perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Maluku kepada bangsa Portugis tersebut
dipimpin oleh Sultan Hairun . Namun sayangnya, Sultan Hairun dapat diperdaya oleh bangsa
Portugis dengan cara licik, hingga akhirnya Sultan Hairun meninggal dengan cara yang
mengenaskan di benteng Duurstede. Hingga akhirnya, perlawanan rakyat Maluku pecah lagi dan
perlawanan tersebut dipimpin oleh Sultan Baabullah. Dalam melawan bangsa Portugis tersebut,
Sultan Baabulah mengerahkan segala kekuatannya , termasuk tentaranya untuk mengepung
benteng Portugis .

Hingga pada akhirnya, Portugis menyerah dan telah dipaksa oleh Sultan Baabulah dan rakyat
Maluku untuk meninggalkan Ternate pada tahun 1575. Setelah, bangsa Portugis tersebut telah
meninggalkan (terusir) dari Maluku , khususnya kerajaan Ternate , Portugis kemudian
melanjutkan aksinya lagi ke lain wilayah yaitu Ambon. Namun di wilayah tersebut, Bangsa
Portugiis dikalahkan lagi oleh saingannya, yaitu Belanda.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Rakyat Demak

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan
perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan
Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa,
dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500-
1518).

Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran
agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka,
setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi
keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di
Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.

Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap
berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati
Unus (1518 ? 1521), Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis
kekurangan makanan.

Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 ? 1546),
karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa
Barat sampai Jawa Timur.
Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Rakyat Mataram

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Perlawanan Rakyat Mataram Pertama

Perlawanan rakyat Mataram pertama terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus
1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat
menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis,
pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.

Sebagian pasukan Mataram melakukan serangan mendadak melalui perairan laut Batavia serta
sebagian lagi mendarat dan bermukim di daerah Marunda (terletak di sebelah timur Cilincing,
Jakarta) untuk membangun benteng darurat yang terbuat dari bambu yang dianyam. Namun,
benteng pertahanan darurat milik pasukan Mataram dan perkampungan rakyat untuk berlindung
tersebut banyak dibakar kompeni.

Pada saat situasi demikian, datanglah pasukan bantuan dari Mataram yang dipimpin oleh Suro
Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati Mandururejo, dan Dipati Ukur mulai bergerak menyerang
kota tetapi mendapat kesulitan karena tembakan yang gencar dilakukan oleh kompeni. Upaya
yang dilakukan pasukan Mataram berikutnya adalah membendung Sungai Ciliwung agar
penghuni benteng (Belanda) kekurangan air. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa
Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat
membahayakan jiwa manusia.
Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan dan terserang penyakit memaksa pasukan Mataram
mengundurkan diri sehingga perlawanan rakyat Mataram saat itu mengalami kegagalan.

Perlawanan Rakyat Mataram Kedua

Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629 dan
dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai
menipis, pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng
Hollandia. Penyerbuan berikutnya dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena
pasukan Mataram sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan. Perlawanan pasukan
Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena kekurangan bahan pangan,
senjata, terserang wabah penyakit, dan kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Rakyat Banten

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng
Tirtayasa) dan puteranya bernama Pangeran Purbaya (Sultan Haji). Sultan Ageng Tirtayasa
dengan tegas menolak segala bentuk aturan monopoli VOC dan berusaha mengusir VOC dari
Batavia. Pada tahun 1659, perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan, yaitu ditandai oleh
keberhasilan Belanda dalam memaksa Sultan Ageng Tirtayasa untuk menandatangani perjanjian
monopoli perdagangan.
Pada tahun 1683, VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng
Tirtayasa dengan puteranya yang bernama Sultan Haji, sehingga terjadilah perselisihan antara
ayah dan anak, yang pada akhirnya dapat mempersempit wilayah serta memperlemah posisi
Kerajaan Banten. Sultan Haji yang dibantu oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Ageng
Tirtayasa. Kemenangan Sultan Haji atas bantuan VOC tersebut menghasilkan kompensasi dalam
penandatanganan perjanjian dengan kompeni.

Perjanjian tersebut menandakan perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dapat dipadamkan,
bahkan Banten dapat dikuasai oleh VOC. Pertikaian keluarga di Kerajaan Banten menunjukkan
bahwa mudahnya rakyat Banten untuk diadu domba oleh VOC.

Pada tahun 1750, terjadi perlawanan rakyat Banten terhadap Sultan Haji (yang menjadi raja
setelah menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa), atas tindakan Sultan Haji (rajanya) yang
sewenang-wenang terhadap rakyatnya sendiri. Perlawanan rakyat Banten ini dapat dipadamkan
oleh Sultan Haji atas bantuan VOC. Sebagai imbalan jasa, VOC diberi hak untuk memonopoli
perdagangan di seluruh wilayah Banten dan Sumatera Selatan.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Rakyat Makassar

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Di Sulawesi Selatan, perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa
dan Tallo, yang kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makasar. Dilihat dari letak geografisnya,
letak wilayah Kerajaan Makasar sangat strategis dan memiliki kota pelabuhan sebagai pusat
perdagangan di Kawasan Indonesia Timur.
Kerajaan Makassar, dengan didukung oleh pelaut-pelaut ulung, mencapai puncak kejayaannya
pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669. Pada pertengahan abad ke-
17, Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC dalam bidang pelayaran dan
perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk
VOC sehingga VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan.
Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC
diizinkan berdagang secara bebas. Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan
mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu
mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin.

Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan
penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu
berusaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali
pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.

Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654.
Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi
pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut
mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni.
Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu
Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten
Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang
pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil
mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta
melakukan penyerbuan ke Makasar.

Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat
dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak dan
dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.

Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab
kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya dilakukan dalam bentuk
lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap
VOC.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Untung Surapati

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Untung Suropati adalah putera Bali yang menjadi prajurit kompeni di Batavia. Ketika Untung
Suropati mendapat tugas untuk memadamkan perlawanan rakyat Banten, ia berhasil menangkap
Pangeran Purbaya. Meskipun Untung Suropati telah menangkap Pangeran Purbaya, ia tidak tega
untuk membunuh Purbaya sehingga dituduh sebagai pengecut oleh sesama opsir Belanda.

Selanjutnya, antara tahun 1686 sampai 1706, Untung Suropati dan kawan-kawannya menyingkir
ke Mataram dan bekerja sama dengan Sunan Mas atau Amangkurat III untuk melakukan
perlawanan terhadap kompeni Belanda (VOC) dan membangun pertahanan yang berpusat di
Pasuruan (Jawa Timur) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan gelar Aria Wiranegara. Wilayah
kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan, Pasuruan, Probolinggo, Bangil, Malang, dan
Kediri.

Pada tahun 1705, kompeni Belanda secara sepihak mengangkat Pangeran Puger sebagai Sunan
Pakubuwana I untuk menggantikan Amangkurat III atau Sunan Mas. Pada saat Sunan Mas
diturunkan oleh kompeni Belanda, ia bergabung dengan Untung Suropati.
Pada tahun 1706, wilayah pertahanan Untung Suropati diserbu oleh kompeni Belanda. Ketika
pertempuran sengit terjadi, Untung Suropati gugur di Bangil dan Amangkurat III atau Sunan Mas
tertangkap, kemudian diasingkan ke Sri Lanka.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

emoticon-Request

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaAda di Post 5 Gans

Last edited by: Agaz15 2015-11-04T01:14:05+07:00 Multi Quote Quote

#5

profile-picture Agaz15

Kaskus Addict – Join: 02-06-2011, Post: 3,940


20-10-2015 03:40

Inspiratif Perlawanan Sesudah Tahun 1800an

Quote:

Perlawanan Daerah Menentang Dominasi Asing

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kedatangan bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda) yang diikuti dengan jatuhnya bangsa
Indonesia kepada cengkraman bangsa-bangsa tersebut menimbulkan reaksi perlawanan di
berbagai daerah di Nusantara.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Perlawanan Sesudah Tahun 1800

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Tidak banyak perbedaan antara latar belakang serta karakteristik perlawanan terhadap kekuasaan
Barat sebelum tahun 1800 dan setelah tahun 1800. Di bawah ini merupakan rangkuman
pembahasan singkat tentang gambaran peristiwa perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperealisme bangsa asing di Nusantara setelah tahun 1800an
Quote:

Perlawanan Sultan Nuku (Tidore)

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Di Maluku, Belanda menjalankan politik monopoli, ekstirpasi dan campur tangan dalam
penggantian takhta. Pelaksanaan politik ekstirpasi berkaitan dengan politik monopoli. Politik
ekstirpasi adalah politik membinasakan pohon rempah-rempah dan memberikan ganti kerugian
kepada sultan (recognitie pennigen). Akibat dari politik ekstirpasi ini rakyat Maluku sangat
menderita, karena ribuan pohon rempah-rempah rakyat yang dibinasakan, sedangkan sultan
hidup berfoya-foya karena ganti rugi yang diterimanya. Maksud politik ekstirpasi ini adalah
untuk tetap menjaga keseimbangan pohon rempah-rempah tetap dapat dipertahankan di pasaran
Eropa.

Perubahan politik di Eropa menguntungkan bagi Belanda untuk memper-kokoh kekuasaannya di


Maluku. Pada tahun 1648 diadakan perjanjian Munster antara Spanyol dan Belanda. Perjanjian
ini menetapkan, bahwa masing-masing pihak memegang apa yang telah diduduki sebelum
perjanjian ini dan juga masing-masing pihak tidak menyinggung jajahan atau milik pihak lain
atau menyerang, menaklukkan raja-raja dan bangsa yang ada di bawah kekuasaan pihak lain.
Dengan perjanjian Munster ini Belanda mulai memainkan peranannya di kesultanan Tidore.
Gubernur Spanyol di Tidore, d’Eistebar diminta jangan campur tangan dalam peperangan antara
Belanda dengan kesultanan Tidore. Belanda juga berpendapat, bahwa Tidore adalah wilayah
kesultanan Ternate yang berada di bawah kedaulatan Belanda. Permintaan Belanda ini mendapat
sambutan yang baik dari Gubernur d’Eistebar. Belanda mendapat kesimpulan dari sikap
d’Eistebar ini, bahwa Spanyol di Maluku akan dapat dienyahkan. Hal ini terbukti sepuluh tahun
sesudahnya (1664).

Peperangan antara Belanda dan kesultanan Tidore tidak pernah terjadi. Belanda tidak memilh
jalan perang untuk menguasai Tidore. Jalan yang dipilihnya “pecah belah dan kuasai” (devide et
impera). Kesempatan itu terbuka pada tahun 1657, ketika terjadi pergantian tahta karena
wafatnya Sultan Saidi. Seharusnya yang menggantikan Sultan Saidi adalah putera sulungnya,
Kaicil (Pangeran) Goranya. Akibat campur tangan Belanda, bukan Goranya yang menjadi Sultan
Tidore, tetapi adiknya yang bernama Kaicil Golafino menjadi sultan Tidore dengan gelar Sultan
Syaifudin. Dengan kejadian ini Belanda telah dapat menanamkan kekuasaannya di Tidore.
Sebagai upah, Sultan menyetujui dilaksanakannya ekstirpasi terhadap pohon rempah-rempah di
seluruh wilayah kesultanan Tidore.

Kontrak demi kontrak dipaksakan oleh Belanda kepada Sultan Tidore. Kontrak yang paling
menyinggung perasaan sultan-sultan Tidore adalah kontrak tanggal 23 Juni 1733. Kontrak itu
berlatar belakang adanya kerugian di pihak Belanda (kebocoran sistem monopoli). Dalih dari
kerugian itu adalah karena bajak laut. Bajak lautnya adalah rakyat Tidore sendiri atau setidak-
tidaknya Sultan Tidore melindungi bajak laut. Oleh karena itu, kontrak tanggal 23 Juni 1733
memuat janji Sultan Malikul Manan akan menghentikan dan mencegah rakyatnya dari
pembajak-an laut. Selanjutnya ditentukan pula, bahwa sultan akan membayar kerugian bilamana
terjadi pelanggaran.

Kontrak tanggal 23 Juni 1733 terus berlangsung sampai sultan Jamaludin naik takhta pada tahun
1757. Sultan baru ini berputera Kaicil Badiuzaman Garomahongi, yang diangkat menjadi raja
muda Tidore (calon sultan Tidore). Putera kedua ialah Kaicil Syaifudin yang lebih terkenal
dengan Kaicil Nuku. Putera ketiga ialah Kaicil Kamaludin.

Quote:

Wilayah kesultanan Tidore pada masa Sultan Jamaludin meliputi:

1.Pusat kesultanan, yaitu pulau Tidore, pulau Maitara, pulau Mare;

2.Daerah luar, yang terdiri atas:

a.Halmahera Tengah dengan dua jazirah di sebelah Timur;

b.Kepulauan raja Empat: pulau Gebe, Waigeo, Salawati, dan Misool, termasuk pantai barat dan
utara Irian;

c.Seram timur dengan pulau-pulau Seramlaut, Gorong, Watubela, Kai dan Aru, termasuk pantai
Selatan Irian.

Kesultanan Tidore mempunyai wilayah yang amat luas, hampir meliputi seluruh Maluku Utara.
Sultan Jamaludin ternyata sultan Tidore yang kepribadiannya kuat. Ia tidak mudah didikte oleh
Belanda. Permintaan Belanda agar Korakora Hongi Tidore ikut dalam ekspedisi untuk
memusnahkan pohon rempah-rempah dalam wilayah kesultanannya, ditolaknya. Bahkan desakan
Belanda agar kontrak tanggal 23 Juni 1733 dipatuhi, ditolaknya pula.

Kedua putera sultan, Kaicil Badiuzaman Garomahingi dan Kaicil Nuku menentang politik
monopoli dan ekstirpasi Belanda. Gubernur Belanda di Ternate, Hermanus Munnik, berusaha
mendekati kedua putera sultan, tetapi tidak berhasil. Penyelundupan timbul kembali dan Sultan
Jamaludin dituduh melindungi para penyelundup. Sebagai akibatnya, Sultan Jamaludin dan
Kaicil Garomahongi ditangkap oleh Belanda (1779). Sultan bersama keluarganya diangkut ke
Batavia dan diasingkan ke Sailan (1780). Sebagai wakil sultan Tidore diangkat Kaicil Gayjira,
paman Sultan Jamaludin (177) yang sudah lanjut usia. Nuku memprotes penangkapan ayahnya
dan pengangkatan Kaicil Gayjira menjadi wakil sultan Tidore. Protes Nuku sama sekali tidak
diperhatikan oleh Belanda (Gubernur Cornabe). Belanda kemudian mengangkat Patri Alam
putera Kaicil Gayjira menjadi Sultan Tidore yang tetap. Nuku bersama saudaranya, Kaicil
Kamaludin menuntut keadilan.

Quote:

Siasat Nuku dalam melawan Belanda adalah sebagai berikut:

1.Petani, yaitu jazirah timur pulau Halmahera menjadi pusat pertahanan.

2.Membuat dinas pemberitaan dengan tugas untuk menyaring berita yang berasal dari Tidore dan
Ternate. Di samping itu dinas berita ini menyebarkan berita secepat-cepatnya ke daerah-daeah
yang ada di bawah kekuasaan Nuku.

3.Membentuk pasukan spionase yang diselundupkan ke kota Tidore dan Ternate.

4.Politik ekstirpasi Belanda harus dilawan sekuat tenaga untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.

5.Memperkuat korakora hongi untuk menghadapi monopoli Belanda dalam perdagangan


rempah-rempah.

6.Meningkatkan penyelundupan dan mengkoordinasikan bajak laut dengan menetapkan pulau


Gebe sebagai pusatnya.
7.Menjalin kerja sama dengan Inggris untuk kepentingan senjata dan amunisi, dan nakhkoda
Cina untuk keperluan mesiu.

Pertentangan antara Nuku dan Patra Alam yang dibantu Belanda semakin meningkat. Untuk
memperkuat kedudukannya, Nuku kemudian dinobatkan oleh para pengikutnya penjadi sultan
Papua dan Seram dengan gelar Sri Maha Tuan Sultan Muhamad Amirudin Syaifudin Syah Kaicil
Paparangan. Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata Patra Alam tidak dapat memenuhi
harapan Belanda. Ia dipecat dan diganti oleh Kaicil Kamaludin, adik Nuku (1784). Kamaludin,
setelah menjadi sultan Tidore memusuhi kakaknya. Nuku menyadari kenyataan ini, bahwa biang
keladinya adalah Belanda.

Nuku memutus-kan untuk menyerang Tidore pada tanggal 12 April 1797. Dengan menggunakan
30 buah kora-kora akhirnya Nuku dapat mengalahkan Kamaludin. Nuku diangkat menjadi Sultan
Tidore oleh pengikutnya dengan gelar Sri Paduka Maha Tuan Sultan Said’ul Jehad Muhamad el
Mabus Amirudin Syah, Kaicil Paparangan, Sultan Tidore, Papau, Seram, dan daerah-daerah
taklukannya. Gelar Nuku yang panjang itu menunjukkan, bahwa ia menguasai wilayah sangat
luas. Sebelum ia menjadi sultan Tidore, wilayahnya hanya terdiri atas Papua (Irian) dan Seram.
Tetapi sekarang ia menguasai wilayah yang terdiri atas pulau Tidore, pulau Maitara, dan pulau
Mare sebagai pusat kesultanan, kepulauan Raja Empat, Halmahera Tengah, dan Papua (Irian).

Nuku dapat menegakkan ketertiban dan kedamaian di seluruh wilayahnya, berkat kepandaiannya
menjaga keseimbangan kekuasaan di Maluku Utara. Perjuangan Nuku untuk menegakkan
kedaulatannya di Maluku Utara berakhir karena ia wafat.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Pattimura (1817)


Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sebab Terjadinya Perlawanan :

Quote:

1)Kembalinya pemerintah kolonial Belanda di Maluku dari tangan Inggris.

2)Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib yang
sudah dihapusoleh Inggris.

3)Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas sebagai pengganti uang logam yang
sudah berlaku di Maluku,menambah kegelisahan rakyat.

4)Belanda mulai menggerakkan tenaga dari Kepulauan Maluku untuk menjadi tentara Belanda.

Tokoh-Tokoh Perlawanan :

Quote:

Kapiten Pattimura (Thomas Mattulessi),Rhebok,Thomas Pattiwel,Raja Tiow,Lukas


Latumahina,dan Johanes Mattulessi.

Waktu/Tempat Terjadinya

Quote:

Tahun 1817 di Maluku

Jalannya Perlawanan

Quote:
Serangan dimulai pada tanggal 5 Mei 1817 dengan menyerbu Pos Belanda di Porto.Residen Van
Den Berg dapat ditawan namun dilepaskan lagi oleh rakyat Maluku.Rakyat Maluku berhasil
menduduki benteng Duurstede.Belanda terus-menerus menembaki daerah pertahanan Pattimura
dengan meriam,sehingga benteng Duurstede dikosongkan.Benteng diduduki Belanda dan
Belanda meminta bantuan kepada tentara yang berada di Ambon untuk mengadakan serangan
besar-besaran.

Akhir Perlawanan

Quote:

Pattimura dan pemimpin pasukan tertangkap.Pattimura dihukum gantung di depan benteng


Victoria Ambon.Sebelum digantung,Pattimura berkata ”Pattimura-Pattimura tuaboleh
dihancurkan,tetapi sekali waktu kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit.”

Tertangkapnya para pemimpin menyebabkan Maluku melemah dan dapat dikuasai Belanda.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perang Paderi (1821-1837)

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Perang Paderi dilatarbelakangi oleh konflik antara kaum agama dan tokoh-tokoh adat Sumatra
Barat. Pertentangan ini kemudian berkembang menjadi perang saudara. Pada 1819, Belanda
menerima Padang dan daerah sekitarnya dari Inggris.
Pertempuran pertama antara Kaum Paderi dan Belanda terjadi pada April 1821 di daerah Sulit
Air, dekat Danau Singkarak, Solok. Ketika terjadi Perang Diponegoro, pihak Belanda menarik
sebagian besar pasukannya dari Sumatra Barat dan sementara waktu menunda penyerangannya
pada Kaum Paderi.

Pada 25 Oktober 1833, Belanda mengeluarkan maklumat yang disebut Plakat Panjang. Baru
pada 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol tiba di Palupuh untuk berunding. Namun, Belanda
berkhianat dengan menangkap Tuanku Imam Bonjol dan membuangnya ke Cianjur, kemudian
Ambon, dan terakhir ko Lota dekat Manado.

Wafat di usia 92 tahun, dimakamkan di Tomohon, Sulawesi Utara.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perang Diponegoro (1825-1830)

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejak awal abad ke-18 Belanda memperluas daerah kekuasaannya dan berhasil menguasai
sebagian besar wilayah Mataram pada tahun 1812. Pengaruh Belanda mulai menyebar di
kalangan istana dan mengancam kehidupan agama Islam. Sebagai salah seorang pemimpin
negara dan pemuka agama, Pangeran Diponegoro tergerak untuk melakukan perlawanan.

Sebab-sebab umum

Quote:

1) Rakyat menderita akibat pemerasan Belanda dengan menarik pajak.


2) Kaum bangsawan merasa dikurangi haknya, misalnya, tidak boleh menyewakan tanahnya.

3) Adanya campur tangan Belanda di istana, misalnya dalam pengangkatan sultan, mengubah
tata cara istana, sajian sirih dihapus, dan orang Belanda duduk sejajar dengan sultan.

Sebab-sebab Khusus

Quote:

Pembuatan jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin di Tegalrejo dianggap
merupakan penghinaan sehingga Pangeran Diponegoro mengangkat senjata pada tanggal 20 Juli
1825.

Pembantu-pembantu Pangeran Diponegoro adalah Kiai Mojo, Sentot Ali Basa Prawirodirjo, dan
Pangeran Mangkubumi. Pusat pergerakan ialah di Selarong. Sistem yang dipergunakannya
adalah perang gerilya dan perang sabil. Pangeran Diponegoro juga dianggap penyelamat negara
dan seorang pemimpin yang besar sehingga mendapat julukan "Sultan Abdul Hamid Erucokro
Amirulmukmin Syayidin Panotogomo Kalifatulah Tanah Jawa".

Karena kuatnya perlawanan Pangeran Diponegoro belanda sampai membuat sayembara untuk
menangkapnya. Apabila ada yang berhasil menyerahkan Pangeran Diponegoro akan mendapat
uang 20.000 ringgit. Namun, tidak ada yang bersedia.

Akhirnya Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro pada tanggal 28 Maret 1830 dan
dibawa ke Batavia dengan kapal "Pollaz", terus diasingkan ke Manado.

Pada tahun 1834 dipindahkan ke Makassar dan akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1855.
Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

emoticon-Request

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaAda di Post 6 Gans

Last edited by: Agaz15 2015-11-04T01:38:56+07:00 Multi Quote Quote

#6

profile-picture Agaz15

Kaskus Addict – Join: 02-06-2011, Post: 3,940

20-10-2015 03:40

Inspiratif [ LANJUTAN ] Perlawanan Sesudah Tahun 1800an

Quote:
Perang Aceh

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Pahlawan perang Aceh

Quote:

Sultan Mahmudsyah

Muhamad Daudsyah

Panglima Polem

Teuku Cik Di Tiro

Teuku Ibrahim

Teuku Umar

Cut Nyak Dien (Istri Teuku Umar)

Perang tersebut terjadi pada saat kerajaan Aceh masih merdeka. Dalam sebuah Traktat London
tahun 1824, Inggris dan Belanda diberi kebebasan menaklukkan Sumatra termasuk Aceh. Oleh
karena itu, Aceh mencari bantuan ke Turki dan menghubungi kedutaan Italia dan Amerika
Serikat di Singapura, namun usaha itu hanya sia-sia.

Belanda mendahului menyerang Aceh pada tahun 1873 yang dipimpin Mayor Jenderal Kohler
dalam insiden tersebut Belanda berhasil dipukul mundur, bahkan Kohler diketahui tewas. Pada
akhir 1873 Belanda melakukan serangan lagi yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten.

Untuk menghadapi perlawanan pasukan Aceh, Belanda menggunakan teknik Konsentrasi stelsel
(garis pemusatan), yaitu dengan menempatkan tentara-tentara Belanda pada benteng pemusatan.
Namun ternyata Teuku Umar berhasil menyergap benteng-benteng tersebut sehingga sistem
pemusatan dinilai gagal. Akhirnya Belanda menggunakan cara lain, yaitu dengan siasat adu
domba oleh Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya De Acehers yang diterapkan oleh Van Heutsz
dengan membentuk pasukan gerak cepat.

Jenderal Van Heutsz berhasil mendesak perlawan Aceh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan
akhirnya gugur pada tahun 1899, panglima Polim menyerah pada tahun 1903, demikian pula
dengan Sultan Muhamad Daudsyah, sementara Cik Di Tiro sudah meninggal dan Cut Nyak Dien
tertangkap pada tahun 1906 lalu dibuang ke Sumedang. Dia meninggal pada bulan November
1908 dan jenazahnya dimakamkan di Cadas Panneran dekat Sumedang. Pada tahun 1904 perang
Aceh dianggap selesai .

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perlawanan Rakyat Bali

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Meskipun Bali merupakan pulau kecil dengan wilayah yang sempit, tetapi pulau ini memiliki
beberapa kerajaan seperti Kerajaan Buleleng dan Karangasem sehingga pemerintah Belanda
ingin menguasai sebagian wilayah kekuasaan kerajaan Bali.

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali
dipaksa untuk menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tuntuk
kepada pemerintah Belanda. Sikap Belanda yang sewenang-wenang ini mendapat perlawanan
dari rakyat Bali.

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali selalu tidak berhasil karena Bali masih bersifat
konservatif (masih berlaku adat atau tradisi), yaitu hak tawan karang yang dianggap oleh
Belanda sangat merugikan. Pada tahun 1844, kapal Belanda terdampar di Pantai Buleleng dan
dikenakan hukum tawan karang. Pihak Belanda menolak dan menunjukkan sikap tidak terpuji,
yaitu selalu turut campur tangan urusan kerajaan di Bali dengan mengajukan tuntutan dengan isi
sebagai berikut:

Quote:

- Membebaskan Belanda dari hukum Tawan Karang.

- Kerajaan Bali mengakui pemerintahan Hindia Belanda.

- Kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintah Belanda.

- Semua raja di Bali harus tunduk terhadap semua perintah kolonial Belanda.

Semua tuntutan yang diajukan pemerintah Belanda terhadap rakyat Bali ditolak sehingga pada
tahun 1846 Belanda menyerang wilayah Bali Utara dan memaksa Raja Buleleng untuk
menandatangani perjanjian perdamaian yang isinya antara lain sebagai berikut:

Quote:

- Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar.

- Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng.

- Biaya perang harus ditanggung oleh Raja Buleleng


.

Pada tahun 1848, raja-raja di Bali tidak lagi mematuhi kehendak Belanda, bahkan beberapa
kerajaan telah bersiap-siap untuk menghadapi Belanda. Pos-pos pertahanan Belanda di Bali
diserbu dan semua senjata dirampas oleh Gusti Jelantik. Peristiwa ini menimbulkan kemarahan
Belanda dan menuntut agar Gusti Jelantik diserahkan kepada Belanda.

Pada tahun 1849, pasukan Belanda datang dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai seluruh
pantai Buleleng dan menyerbu Benteng Jagaraga. Pasukan Bali melakukan perlawanan habis-
habisan (puputan) tetapi akhirnya Benteng Jagaraga dapat dikuasai oleh Belanda. Sejak
runtuhnya Kerajaan Buleleng, perjuangan rakyat Bali makin lemah. Meskipun demikian,
Kerajaan Karangasem dan Klungkung masih berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Perang Banjarmasin

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kerajaan Sambas merupakan daerah pertama yang berada di bawah pengaruh Belanda semenjak
kontrak dengan VOC yang dibuat oleh Ratu Sapudak (Raja Sambas) pada tanggal 1 Oktober
1609.

Pada tanggal 4 September 1635, Kesultanan Banjar membuat kontrak perdagangan yang pertama
dengan VOC dan VOC akan membantu Banjar menaklukan Paser. Sejak 1636, Banjarmasin
berusaha menjadi pusat mandala bagi kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Kalbar, Kalteng, dan
Kaltim. Hikayat Banjar mencatat adanya pengiriman upeti kepada Sultan Banjarmasin dari
Sambas, Sukadana, Paser, Kutai, Berau, Karasikan (Buranun/Sulu), Sewa Agung (Sawakung),
Bunyut dan negeri-negeri di Batang Lawai. Sukadana (dahulu bernama Tanjungpura) merupakan
induk bagi kerajaan Tayan, Meliau, Sanggau dan Mempawah.

Pada tahun 1638 di Banjarmasin terjadi tragedi pembantaian terhadap orang-orang Belanda dan
Jepang sehingga Belanda mengirim ekspedisi penghukuman dan membuat ancaman terhadap
Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan Kotawaringin dan Kerajaan Sukadana. Tahun 1700 Sukadana
(Matan) mengalami kekalahan dalam perang dengan Landak (vazal Banten). Landak dibantu
Banten dan VOC, sehingga Banten mengklaim Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar)
sebagai wilayah kekuasaannya.

Pada tahun 1904 sebuah kapal dagang Cina terdampar di pantai timur Badung. Kapal tersebut
dirampas oleh penduduk setempat. Cina lalu lapor kepada Belanda. Kerajaan Badung
dipersalahkan oleh Gubernemen dan disuruh membayar denda. Perintah itu ditolak oleh raja
Badung

Tahun 1756 VOC berusaha mendapatkan Lawai, Sintang dan Sanggau dari Banjarmasin. Daerah
awal di Kalimantan yang diklaim milik VOC adalah wilayah sepanjang pantai dari Sukadana
sampai Mempawah yang diberikan oleh Kesultanan Banten pada 26 Maret 1778. VOC sempat
mendirikan pabrik di Sukadana dan Mempawah tetapi 14 tahun kemudian ditinggalkan karena
tidak produktif (Sir Stamford Rafless, The History of Java). Pendirian Kesultanan Pontianak
yang didukung VOC di muara sungai Landak semula diprotes Landak karena merupakan
wilayahnya tetapi akhirnya mengendur karena tekanan VOC.

Pada 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC dan vazal-vazal
Banjarmasin diserahkan kepada VOC meliputi Kaltim, Kalteng, sebagian Kalsel, dan pedalaman
Kalbar, yang ditegaskan lagi dalam perjanjian tahun 1826. Hindia Belanda kemudian
membentuk Karesidenan Sambas dan kemudian disusul pembentukan Karesidenan Pontianak
dengan diangkatnya raja-raja sebagai regent dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Belakangan Karesidenan Sambas dilebur ke dalam Karesidenan Pontianak beserta daerah
pedalaman Kalbar menjadi Karesidenan Borneo Barat.
Tahun 1860 Hindia Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar, kemudian terakhir wilayahnya
menjadi bagian dari Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo.

Tahun 1826 Belanda mengadakan perjanjian dengan Sultan Adam, raja Kerajaan Banjar. Isi
perjanjian ini menyatakan bahwa seluruh wilayah Kalimantan Selatan adalah kekuasaan
Belanda, kecuali Banjarmasin, Martapura, dan Hulu Sungai. Ketika itu daerah ini berada di
wilayah kekuasaan Sultan Adam dari kesultanan Banjar. Selain itu, Belanda berhak menentukan
siapa yang akan menjadi sultan muda, putra mahkota, dan mangkubumi.

Tahun 1857 terjadi perebutan kekuasaan antara Pengeran Tamjid Illah dan Pangeran Hidayat
yang menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan bangsawan Banjar, sehingga Belanda
mengambil alih kekuasaan yang justru menimbulkan kemarahan rakyat. Dipimpin oleh Pangeran
Antasari, tahun 1859 rakyat Banjar menyerang pertahanan Belanda di Martapura dan Pengaron
diikut oleh penyerangan oleh tokoh-tokoh Banjar lainnya. Setelah tawaran perundingan Belanda
ditolak oleh Kerajaan Banjar kemudian Belanda menghapuskan kerajaan Banjar pada bulan Juni
1860. Perlawanan Banjar dimulai lagi pada tahun 1862 setelah Antasari diangkat menjadi
pemimpin tertinggi agama Islam di Banjar, di tahun yang sama Antasari menderita luka-luka dan
akhirnya wafat.

Sejak tahun 1864 para pemimpin Banjar berhasil ditangkap satu persatu sehingga Banjar
sepenuhnya dikuasai oleh Belanda

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Setelah bangsa Belanda berhasil menanamkan kekuasaan perdagangan dan ekonomi di Indonesia
maka pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-
Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan
hak istimewa dari Raja Belanda.

Alasan pendirian VOC adalah adanya persaingan di antara pedagang Belanda sendiri, adanya
ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan usaha di Indonesia, VOC
memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa. Akan tetapi, VOC harus tetap tunduk kepada
pemerintah di Negara Belanda. Adapun tujuan mendirikan VOC adalah menghindari persaingan
dagang antarpenguasa Belanda, mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, dan bersaing
dengan bangsa lain.

Di samping itu, VOC juga melakukan pelayaran Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang
ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan terhadap para pedagang dan
penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan Belanda. Pada saat itu,
produksi rempah-rempah di Maluku meningkat hingga kelebihan produksi. Untuk itu, VOC
mendapat hak eksterpasi, yakni hak untuk menebang tanaman rempah-rempah yang dianggap
kelebihan jumlahnya dengan tujuan untuk menstabilkan harga (harga rempah-rempah tetap
tinggi).

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

VOC juga mendapat hak memungut pajak yang disebut:

a. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban bagi raja pribumi untuk membayar pajak hasil bumi
kepada Belanda;

b. Contingenten, yaitu pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat dengan hasil bumi.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Pengurus VOC awalnya hanya 60 orang, tetapi dianggap terlalu banyak sehingga diadakan
pemilihan pengurus dan hanya tinggal 17 orang yang diambil dari beberapa kota.

Mereka yang terpilih menjadi pengurus disebut Dewan 17 (De Heeren Seventien atau Tuan-Tuan
17) dan ketika VOC banyak urusannya maka Dewan 17 mengangkat Gubernur Jenderal (Raad
van Indie) Pieter Both pada tahun 1610. Ia adalah Gubernur Jenderal VOC yang pertama di
Indonesia. Usaha VOC semakin berkembang pesat (1623) dan berhasil menguasai rempah-
rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre.

Selanjutnya tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu
menggunakan Batigslot Politiek (politik mencari untung, 1602 – 1799) dengan memegang
monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu, VOC menjalankan politik devide et impera, yakni
sistem pemecah belah di antara rakyat Indonesia

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Quote:

Indonesia pada Zaman Penjajahan Belanda I

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Tahun 1807 – 1811, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte,
penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis
Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk
Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi
gubernur jenderal di Indonesia (1808 – 1811).

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat
perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh Daendels sebagai berikut.
a. Membentuk tentara gabungan yang terdiri atas orang-orang Bugis, Makassar, Bali, Madura,
dan Ambon.

b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.

c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.

d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Merak.

e. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km. Pembangunan jalan
ini menyebabkan ribuan orang mati karena kelelahan, siksaan, kelaparan, dan penyakit. Daendels
tidak pernah mau menghiraukan penderitaan rakyat sehingga ia mendapat julukan jenderal
guntur.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya,
tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan,
Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi
rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels
tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.

Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali
menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah sistem tuan tanah di Jawa
yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo.

Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang
karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:
Quote:

Indonesia pada Zaman Penjajahan Belanda II

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Quote:

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Dengan Perjanjian London, Belanda memperoleh kembali jajahannya atas Indonesia. Kemudian
Belanda membentuk Komisaris Jenderal yang akan melaksanakan kembali kekuasaan di
Indonesia yang beranggotakan Elout, Buyskes, dan Van der Capellen. Namun oleh Inggris, ada
wilayah Indonesia yang tidak dikembalikan kepada Belanda, yakni daerah Sumatra dan
sekitarnya.

Pada bulan Maret 1816, Raffles menyerahkan kekuasaannya kepada John Fendall. Setelah itu,
Raffles segera menuju Singapura dan membangun kota Singapura (1819). Singapura dijadikan
pusat pertahanan Inggris sampai Perang Dunia II. Sementara itu, bekas wilayah kekuasaan
Raffles diserahkan oleh John Fendall kepada Komisaris Jenderal pada tanggal 19 Agustus 1816.
Dengan demikian, Indonesia sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan Belanda dan diberi nama
Nederlands Indie (Hindia Belanda).

Kehadiran Belanda kembali ke Indonesia banyak ditentang oleh rakyat dan raja-raja daerah
sebab pada masa lalu kekuasaan raja banyak dikurangi. Belanda juga pernah melaksanakan
monopoli dagang yang merugikan rakyat sehingga menimbulkan rasa antipati rakyat terhadap
Belanda. Kebencian ini lalu menimbulkan gerakan anti penjajahan Belanda seperti perlawanan
Thomas Matulessi, Perang Diponegoro, dan Perang Padri.

Sejarah Lengkap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kebijakan merugikan Penjajahan Belanda:


a. Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)

Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia,
yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti
tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam hal ini, Van den Bosch
mengusulkan adanya sistem tanam paksa.

b. Kolonial Liberal

Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di
Indonesia dengan memberikan kebebasan pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di
Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap
melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah
belah.

Anda mungkin juga menyukai