Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat
bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.
Budak yang merupakan barang komoditi menguntungkan bagi orang-orang Eropa dibeli di
pantai-pantai. Tidak banyak orang luar yang mengetahui letak sumber emas yang telah
ditambang di beberapa daerah di Afrika Barat dan Tengah.
Setelah penjelajah Inggris yang bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley
membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika
beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para
pedagang dan petualang atau penjelajah memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19
bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang
mempunyai potensi komersial. Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa
Afrika yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat.
2.1 Sejarah Penemuan Kekayaan Alam Benua Afrika Oleh Bangsa Barat
Perkembangan industri di Eropa pada abad 19 mendorong bangsa-bangsa di Eropa
untuk mencari pangsa pasar dan bahan mentah industri ke luar Eropa. Mereka mengirimkan
penjelajah-penjelajahnya untuk menemukan daerah-daerah baru. Terungkapnya rahasia
kekayaan alam Benua Afrika adalah berkat jasa D. Livingstone dan H.M. Stanley.
D. Livingstone adalah penjelajah Inggris yang ditugaskan oleh London Missionary
Society untuk membuka daerah-daerah perdagangan baru terutama membuka jalan
perdagangan ke Lautan Hindia. Pada tahun 1840 ia memulai tugasnya dan pada tahun 1841
berhasil sampai ke Cape Town Afrika.
Secara bertahap D. Livingstone terus melakukan penjelajahan menelusuri Afrika
sampai akhirnya pada tahun 1871 ia bertemu dengan H.M. Stanley yang ditugaskan
mencarinya. D. Livingstone berhasil menemukan sungan Zambesi, hulu sungai Congo dan
daerah-daerah lainnya. Hasil pengalaman penjelajahan D. Livingstone di Afrika ini ditulis
dalam buku-buku yang berjudul Missionary Travels in South Afrika (1857) dan The Zambesi
and its Tributaries (1865).
Sementara itu H.M. Stanley memulai perjalanannya ke Afrika pada tahun 1871 atas
perintah redaktur harian Amerika Serikat New York Herald yang bernama James Gordon
Bennet untuk mencari D. Livingstone. Ia berhasil menemukan seluruh aliran sungai Congo
sampai ke Lautan Atlantik. Hasil pengalamannya dikisahkan dalam buku-buku yang berjudul
Through The Dark Continent (1878) dan The Congo (1885).
Buku-buku yang ditulis berdasarkan pengalaman D. Livingstone dan H.M. Stanley
tersebut membuka pengetahuan bangsa Barat tentang “benua gelap”. Benua itu ternyata
menyimpan kekayaan alam yang melimpah yang sangat penting bagi perindustrian Barat.
Bangsa Barat mulai berdatangan ke Benua Afrika. Orang Belgia,Jerman dan Italia
bermaksud untuk memperoleh tanah, sedangkan bangsa Barat yang telah memiliki daerah
berusaha untuk memperluasnya.
Dalam pembentukan imperium bangsa Barat di Afrika para pedagang dan
penjelajahlah yang sangat berperan. Semula para pedagang bertujuan mencari keuntungan
dan penjelajah mencari pengetahuan, tetapi setelah sampai di daerah tujuan mereka tinggal di
situ dan menancapkan bendera bangsanya masing-masing, mengklaim daerah tersebut
sebagai daerah kekuasaannya.